Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang membahas makalah tentang’’RESPON ORANGTUA TERHADAP BAYI
BARU LAHIR’’ ini dengan baik. ini di pergunakan untuk memenuhi mata kuliah
KPNB.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeurangan
dan kelemahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
menjadi lebih bermafaat untuk para mahasiswa pada umumnya dan untuk teman
sejawat kebidanan pada khususnya.

Padang, 19 Juli 2018


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….…… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………...…. 3
1.1.Latar Belakang…………………………………………………………………………..3
1.2.Rumusan Masalah………………………………………………………………………3
1.3. Tujuan……………………………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………..………………….4

2.1. Bouding Attachment………………………………………….…………………………4


2.2. Respon Ayah dan Keluarga……………………………………………………………………………………………………….8

2.3.Sibling Rivalry………………………………………………………………………...10

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………………… 15

3.1.Kesimpulan………………………………………………………………………………15
3.2. Saran…………………………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….. …16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Orang tua merupakan seseorang yang mempunyai tanggung jawab
besar dalam mempersiapkan seorang anak yang berkualitas. Menjadi
orangtua adalah suatu anugerah yang tiada duanya, namun untuk menjadi
orangtua yang tidaklah mudah. Memerlukan banyak pengalaman dan juga
harus mempelajari banyak ilmu pengetahuan dalam mengasuh anak yang
telah diberikan oleh sang Maha Pencipta, agar kualitas hidup dan masa
depan anak menjadi lebih baik. Untuk menjadi orang tua, para calon
orangtua wajib mempersiapkan diri mereka masing-masing dalam menerima
kehadiran sang buah hati ke dunia.
Reaksi orangtua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-
beda. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi
maupun pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya
masalah pada jumlah anak, keadaan ekonomi, dan lain-lain. Respon yang
mereka perlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang positif dan ada juga yang
negative.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. apa pengertian dari bonding Attachmenth?
2. jelaskan bagaimana respon ayah dan keluarga terhadap bayi baru lahir?
3. jelaskan pengertian dari Sibling Rivalry?
4. jelaskan pentingnya pengaruh orangtua terhadap perkembangan BBL?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengertian bonding Attachmenth dan sibling rivalry
2) Untuk mengetahui bagaimana respon ayah dan keluarga terhadap BBL
BAB 11
PEMBAHASAN

2. 1 BOUNDING ATTACHMENT
Bounding Attachment adalah hubungan antara bayi dengan
lingkungan di sekitarnya, bisa dengan ibu, ayah, dan saudara-saudaranya.
Bounding attachment pertama kali yang dilakukan oleh seorang bayi yang
baru lahir ialah dengan ibunya.
Pada saat proses pelahiran selesai, proses yang baru dimulai sama
pentingnya untuk masa depan keluarga. Sebagai awalan ketika ibu mulai
merasa bias terbuka terhadap bayi baru lahirnya dan bayi berada dalam
periode reaktivitas pertamanya, hal ini merupakan pengalaman baru yang
paling berharga untuk proses bonding. Klaus dan kennel menekankan
pentingnya periode sensitive setelah proses kelahiran. Gagasan mengenai
periode sensitif dapat dilihat pada perilaku awal orang tua yang menemui
bayi baru lahir mereka, ketika tiba-tiba atau dengan lembut orang tua
mengeksplorasi tubuh bayi baru lahir, mengubah intonasi dan ritme suara
mereka menjadi lembut, serta mengambil posisi moka dengan muka yang
berhadapan dengan anak mereka.

1) Pengertian Bounding Attachment menurut para ahli:


Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik
fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi
setelah lahir.
Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara
orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara
individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik
yang akrab.
Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk
mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera
setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik
sepanjang waktu.
Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua
dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara
individu.
Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-
orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses
yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun
ikatan; attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan
kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang
dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu
dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post
partum.

2) menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang


dapat
diperoleh dari kontak dini :
1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
2. Reflek menghisap dilakukan dini
3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua & anak
 Body warmth (kehangatan tubuh)
 Waktu pemberian kasih saying
 Stimulasi hormonal
3) Prinsip-Prinsip & Upaya Meningkatakan Bonding Attachment
a. Menit pertama jam pertama
b. Sentuhan orang tua pertama kali
c. Adanya ikatan yang baik & sistematisTerlibat proses persalinan
e. Persiapan PNC sebelumnya
f. Adaptasi
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam
memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu,
serta memberi rasa nyaman.
h. Fasilitas untuk kontak lebih lama
i. Penekanan pada hal-hal positif
j. Perawat maternitas khusus (bidan)
k. Libatkan anggota keluarga lainnya
l. Informasi bertahap mengenai bonding attachment

4) keuntungan dan hambatan bouding attachment antara lain sbb:


 keuntungan :
- Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan
sikap social
- Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
 Hambatan :
- Kurangnya support system
- Ibu dengan resiko
- Bayi dengan resiko
- Kehadiran bayi yang tidak diinginkan
Perkembangan tingkah laku anak yang terhambat
- Tingkah laku stereotipe
- Sosial abnormal
- Kemunduran motorik, kognitif, verbal- Bersikap apatis

5) Tahap-Tahap Bounding Attachment


 Perkenalan (acquaintance)
melakukan kontak mata, menyentuh, erbicara, dan mengeksplorasi
segera setelah mengenal bayinya.

 Bounding (keterikatan)

 Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu


lain.

6) Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan.
Elemen-Elemen Bounding Attachment
 Sentuhan
Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua
dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir
dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.

 Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan
kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu
untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan
kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell,
1982).

 Suara
Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga
penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.

 Aroma
Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter,
Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk
membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
 Entrainment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan
orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada
suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama
ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan
menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.

 Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan
ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah
membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses
ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan
memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk
belajar.

 Kontak dini
Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa
kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan
orang tua–anak.

2.2 Respon Ayah dan Keluarga


Melibatkan ayah atau anggota keluarga dekat lain dalam periode ini dapat
meningkatkan kegembiraan keluarga. Namun, pembatasan kunjungan hanya oleh
keluarga dan teman dekat selama periode ini juga dapat menjadi factor dalam
mempertahankan kontak ibu dengan bayinya.
Reaksi orangtua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal ini
dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun pengalaman.
Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak,
keadaan ekonomi, dan lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru
lahir, ada yang positif dan ada juga yang negatif.
1. Respon Positif:
 Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia.
 Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan
baik.
 Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi.
 Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi.
2. Respon Negatif
 bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai
keinginan.
 Kurang berbahagia karena kegagalan KB.
 Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa
kurang mendapat perhatian.
 Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau
kekhawatiran dalam membina keluarga karena kecemasan dalam biaya
hidupnya.
 Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak lahir cacat.
 Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga
menimbulkan rasa malu dan aib bagi keluarga.

Perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang antara orang tua
terhadap bayi baru lahir, terbagi menjadi:
a. Perilaku Memfasilitasi
1. Menatap, mencari ciri khas anak.
2. Kontak mata.
3. Memberikan perhatian.
4. Menganggap anak sebagai individu yang unik.
5. Menganggap anak sebagai anggota keluarga.
6. Memberikan senyuman.
7. Berbicara/bernyanyi.
8. Menunjukkan kebanggaan pada anak.
9. Mengajak anak pada acara keluarga.
10. Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak.
11. Bereaksi positif terhadap perilaku anak.

b. Perilaku Penghambat
1. Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, menghindar, menolak
untuk menyentuh anak.
2. Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak
memberikan nama pada anak.
3. Menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai.
4. Tidak menggenggam jarinya.
5. Terburu-buru dalam menyusui.
6. Menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.
Respon orang tua terhadap bayinya dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
a. Faktor Internal
Yang termasuk faktor internal antara lain genetika, kebudayaan yang mereka
praktekkan dan menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai,
kehamilan sebelumnya, pengalaman yang terkait, pengidentifikasian yang telah
mereka lakukan selama kehamilan (mengidentifikasikan diri mereka sendiri
sebagai orang tua, keinginan menjadi orang tua yang telah diimpikan dan efek
pelatihan selama kehamilan.

b. Faktor Eksternal
Yang termasuk faktor eksternal antara lain perhatian yang diterima selama
kehamilan, melahirkan dan postpartum, sikap dan perilaku pengunjung dan apakah
bayinya terpisah dari orang tua selama satu jam pertama dan hari-hari dalam
kehidupannya.
Kondisi yang Mempengaruhi Sikap Orang Tua Terhadap Bayi, seperti:
1. Kurang kasih sayang.
2. Persaingan tugas orang tua.
3. Pengalaman melahirkan.
4. Kondisi fisik ibu setelah melahirkan.
5. Cemas tentang biaya.
6. Kelainan pada bayi.
7. Penyesuaian diri bayi pascanatal.
8. Tangisan bayi.
9. Kebencian orang tua pada perawatan, privasi dan biaya pengeluaran.
10. Gelisah tentang kenormalan bayi.
11. Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi.
12. Penyakit psikologis atau penyalahgunaan alkohol dan kekerasan pada anak.

2.3 Sibling Rivalry


Kehadiran anggota keluarga baru (bayi) dalam keluarga dapat menimbulkan
situasi krisis terutama pada saudara-saudaranya, sehingga perlu dipersiapkan.
1. Pengertian Sibling Rivalry
Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling
bentuk kecil) anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu
perempuan. Disebut juga sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling
rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih,
afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan
pengakuan atau suatu yang lebih.
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara
laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang
mempunyai dua anak atau lebih.Sibling rivalry atau perselisihan yang terjadi pada
anak-anak tersebut adalah hal yang biasa bagi anak-anak usia antara 5-11 tahun.
Bahkan kurang dari 5 tahun pun sudah sangat mudah terjadi sibling rivalry itu.
Istilah ahli psikologi hubungan antar anak-anak seusia seperti itu bersifat
ambivalent dengan love hate relationship.
2. Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:
 Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka,
sehingga ingin menunjukkan pada saudara mereka.
 Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau
mendengarkan dari orang tua mereka.
 Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh
kedatangan anggota keluarga baru/ bayi.
 Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat
mempengaruhi proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
 Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai
pertengkaran.
 Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau
memulai permainan dengan saudara mereka.
 Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
 Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang
berlebihan dalam keluarga adalah normal.
 Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan
anggota keluarga.
 Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
 Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.
 Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi
pada mereka.
3. Mengatasi Sibling Rivalry
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry,
sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:
 Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
 Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
 Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
 Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu
sama lain.
 Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa
terjadi.
 Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan
perhatian dari satu sama lain.
 Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
 Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
 Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan
mereka sendiri.
 Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda
akan kekerasan fisik.
 Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak,
bukan untuk anak-anak.
 Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan
satu sama lain.
 Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.

4. Penerimaan atau respons ibu terhadap bayi baru lahir


Reksi wanita berbeda-beda segera setelah melahirkan. Beberapa orang merasa letih
dan hanya ingin tidur, beberapa lainnya merasa sangat sadar dan tidak bisa tidur.
Kedua jenis reaksi ini sangat normal. Hanya ingin dibairkan seorang diri dan tidir
setelah persalinan usai adalah reaksi yang sangat normal dan tidak membuat
seorang ibu menjadi ibu yang buruk. Di sisi lain, jika seorang ibu tidak dapat tidur
dan ingin menghabiskan waktu dengan memandang bayi, itu juga lebih baik.
Selama hari-hari pertama melahirkan, sebagian besar ibu secara total merasakan
bahwa semua perhatiannya terserap kepada kebutuhan bayi dan meninggalkan
bayinya hanya dalam waktu singkat. Seorang ibu menghabiskan waktu untuk
menganggumi bayinya, baik saat bayinya bangun maupun tidur. Ibu yang dulunya
takut dan merasa tidak yakin, kini dengan cepat berubah menjadi sosok ibu yang
mengetahui semua atribut khusus dan isyarat dari bayinya yang baru lahir serta
mulai memberi respons yang sesuai.
5. Kondisi yang mempengaruhi sikap orang tua terhadap bayi
1. kurang kasih sayang
2. persaingan tugas sebagai orang tua
3. pengalaman melahirkan
4. kondisi fisik ibu setelah melahirkan semas tentang biaya
5. cemas tentang biaya
6. kelainan pada bayi
7. penyesuaian diri bayi pascanatal
8. tangisan bayi
9. kebencian orang tua pada perawatan, privasi, dan biaya pengeluaran
10. gelisah tentang kenormalan bayi
11. gelisah tentang kelangsungan hidup bayi
12. penyakit psikologis atau penyalahgunaan alcohol dan kekerasan pada anak

6. depresi pasca melahirkan yang memengaruhi respons ibu terhadap bayi


delatan puluh lima persen wanita mengalami gangguan mood atau suasana hati
setelah melahirkan yang dapat memengaruhi banyak hal, terutama respons atau
penerimaan terhadap bayi baru lahir. Sebagian besar dari mereka mengalami apa
yang disebut baby blues, sedangkan kurang lebih 10-15% mengalami depresi pasca
persalinan atau yang dikenal dengan istilah postpartum depresión.
1. baby blues atau postpartum blues hádala statu gangguan psikologis sementara
yang ditandai dengan memuncaknya emosi pada minggu pertama setelah
melahirkan.
2. postpartum depresión berhubungan dengan depresi yang dialami wanita selama
kehamilan, single parent, konsumsi rokok dan/atau obat-obat terlarang selama
masa kehamilan, muntah-muntah Herat, tenderita statu penyakit selama kehamilan,
kelainan psikologis dan sebagainya.
7. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi faktor risiko ádalah sebagai
berikut
 pemberian dukungan dari pasangan, keluarga, lingkungan, maupun
profesional selama kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan dapat
mencegah depresi serta mempercepat proses penyembuhan.
 Mencari tahu tentang gangguan psikologis uyang mungkin terjadi pada
ibu hamil dan ibu yang baru saja melahirkan, sehingga jika terjadigejala
dapat di kenali dan ditangani segera.
 Konsumsi makanan sehat, istirahat cukup, dan olahraga minimal 15
menit per hari dapat menjaga suasana hati tetap baik.
 Mencagah pengambilan keputusan yang berat salama kehamilan
 Mempersiapkan diri secara mental dengan membaca buku artikel tentang
kehamilan dan persalinan, serta mendengarkan pengalaman wanita lain
yang pernah melahirkan dapat membantu mengurangi ketakutan.
 Menyiapkan seseorang untuk membantu keperluan sehari-hari (memasak
, membersihkan rumah, belanja, dan lain-lain).
 Jika berisiko tinggi mengalami gangguan psikologis, jalani pengobatan
profilaksis dan terapi psikologis selama kehamilan untuk mencegah atau
menghilangkan depresi.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Bounding attachment adalah sentuhan awal /kontak kulit antara ibu dan bayi
pada menit –menit pertama sampai beberapa jam sejak kelahiran bayi .dalam hal
ini ,kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kemban anak menjadi
optimal.
Masa transisi mengkaji keluarga dan menemukan bahwa orang tua berfokus
pada penyediaan lingkungan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pengasuhan
anak-anak. Mengingat bahwa komitmen yang diberikan seumur hidup memiliki
makna bagi para orang tua, adaptasi diri yang sukses sejak dini terhadap peran
menjadi orang tua ini merupakan hal yang sangat penting.
Disamping peran ibu yang sangat penting dalam keluarga, peran ayah pun juga
penting dalam mengasuh dan merawat bayi. Sebaiknya ayah dan ibu dalam
membina keluarga saling mendukung karena faktor saling dukung merupakan
faktor yang sangat berpengaruh dalam membina keluarga. Melibatkan kehadiran
ayah dalam mengasuh anak tidak kalah pentingnya dengan kehadiran ibu
Bidan dapat membantu memberi dukungan dan persiapan untuk menjadikan suami
dan istri menjadi “ayah” dan “ibu”.
Sibling rivalry adalah rasa persaingan saudara kandung terhadap kelahiran
adiknya. Biasanya,hal tersebut terjadi pada anak dengan usia toddler ( pada anak 2-
3 tahun ) yang juga dikenal dengan usiaerlaku nakal pada anak.

3.2. SARAN

1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
respon orang tua terhadap bayi baru lahir
2. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam membuat sebuah makalah dengan
tema atau judul yang sama dengan lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

Henderson, Christine. “Buku Ajar Konsep Kebidanan”. Jakarta : EGC. 2005


Sulistiawati, Ary. “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas”. Yogyakarta :Andi. 2009
MAKALAH
“RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR”

KELOMPOK 2B
1. Finia Utami
2. Siti Rohani
3. Dewi Gita riyanto
4. Melisa yulian
5. Retni Utari
6. Wulan indriani

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG


2017/2018

Anda mungkin juga menyukai