Anda di halaman 1dari 5

KANDUNGAN NUTRISI JENIS & DOSIS PAKAN IKAN

Di Susun Oleh :

Nama : Hendrik F Huby


NIM : 1634243013
Jurusan : Perikanan
Prongram Studi : Budidaya Perairan

Pada budidaya ikan, pakan merupakan komponen penting yang memerlukan banyak
biaya untuk pengadaanya. Pakan berpengaruh langsung terhadap laju pertumbuhan ikan yang
di budidayakan.

1. Kandungan Nutrisi Pakan Ikan


Pakan yang berkualitas mengandung nutrisi lengkap dan seimbang. Pakan ikan harus
mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup dan
memenuhi syarat kebutuhan ikan.

a. Protein.
Protein adalah senyawa organik kompleks yang tersusun atas banyak asam amino.
Protein dapat berasal dari tumbuhan maupun hewan. Protein dari tumbuhan / nabati biasanya
lebih sulit dicerna ikan karena terbungkus selulosa. Kandungan asam amino pada protein
nabati kurang lengkap sehingga perlu ditambah dengan protein hewani. Protein merupakan
unsur yang paling penting dalam pakan. Fungsi utama protein dalam metabolisme ikan
adalah berperan sebagai pembangun jaringan tubuh, mengganti jaringan tubuh yang rusak,
berperan dalam reproduksi, komponen utama penyusun enzim dan hormon, dan berperan
dalam proses metabolisme dalam tubuh ikan. Ikan golongan karnivora membutuhkan protein
lebih besar dibanding ikan herbivora dan omnivora. Kandungan protein optimum pakan ikan
adalah 25-35 %.

b. Lemak.
Lemak berfungsi sebagai sumber energi. Dalam formulasi pakan, lemak bisa membantu
daya apung ikan di permukaan air. kandungan lemak pada pakan yang baik adalah 4-16 %.
Lemak yang berlebih pada pakan tidak baik bagi kesehatan ikan karena pakan menjadi
mudah teroksidasi sehingga baunya menjadi tidak enak.

c. Karbohidrat.
Karbohidrat menjadi sumber energi bagi ikan, bisa dimanfaatkan secara langsung
menjadi energi. Bahan yang mengadung karbohidrat antara lain jagung, dedak, tapioka, dan
sagu. Kebutuhan ikan akan karbohidrat dipengaruhi oleh jenis ikan. Ikan herbivora seperti
Gurami, Tawes, Nilem membutuhkan karbohidrat lebih besar dibanding jenis omnivora dan
karnivora. Ikan jenis herbivora mempunyai daya cerna karbohidrat yang lebih tinggi.
Kebutuhan karbohidrat pada ikan herbivora adalah antara 30-40 %, Omnivora 25-35 %, dan
karnivora 15-20 %.

1
d. Vitamin.
Vitamin merupakan senyawa esensial yang hanya bisa dipenuhi dari luar tubuh ikan, dan
diperlukan dalam jumlah sedikit. Vitamin bisa ditambahkan pada pakan karena tubuh ikan
tidak bisa memproduksi. Ikan yang makan pakan alami akan dapat memperoleh semua unsur
nutrisi, termasuk vitamin yang berasal dari makanan alami.

e. Mineral.
Mineral dibutuhkan ikan dalam jumlah sedikit namun sangat penting. Mineral berfungsi
dalam proses metabolisme dan pembentukan jaringan. Mineral dibagi menjadi du,
yaitu makromineral seperti Kalsium (Ca), Belerang (S), Phospor (P), Klorida (Cl), Natrium
(Na), Kalium (K), dan Magnesium (Mg). Sedangkan mikromineral adalah Seng (Zn),
Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo), Krom (Cr), Fluor (F), dan Lodium (I).
Mineral Fe, Cu dan Cr berperan dalam fungsi pernafasan, sedangkan mineral Ca, P, F dan
Mg berperan dalam fungsi pembentukan struktur tulang, gigi, dan sisik.

2. Jenis Pakan Ikan


Jenis pakan ikan dibedakan menjadi pakan alami, pakan buatan sendiri, pelet organik (pelor),
hasil fermentasi, dan pakan formula dari pabrik.

a. Pakan Alami Ikan.


Pakan alami adalah pakan yang berada di perairan, yaitu dari golongan hewan maupun
tumbuhan. Pakan alami dari golongan hewan antara lain cacing oligacaeta, zooplankton,
telur dan larva serangga, mollusca, anak katak, kepiting dan ikan kecil, udang-udangan kecil
(crustacea). Pakan alami adalah fitoplankton, alga, Hydrilla verticillata, paku air, ki ambang,
lumut-lumutan, keladi, senthe, serta daun-daunan yang lunak.
Saat ikan masih berupa larva, pakan alami memegang peran penting karena sistem
pencernaan ikan belum sempurna. Pada kegiatan pendederan bibit ikan, pakan alami
diberikan dalam keadaan hidup sehingga tidak mengotori kolam. Jenis pakan alami yang
sering dijumpai dan dibudidayakan antara lain, yaitu :
1. Chlorella Diameter 5 mikron, berbentuk bulat, berwarna hijau, kandungan
protein 30 %, Lemak 15 %, abu 15 %.
2. Brachionus Diameter 60-80 mikron, bentul piala, warna putih, kandungan air
7,88 %, protein 42,5 %, lemak 6,34 %, abu 2,18 %.
3. Artemia Stadia nauplius, panjang 100-200 mikron, bentuk berumbai, warna
kuning, kandungan air 81,9 %, protein 55 %, lemak 18,9 %, abu 7,2 %. Stadia
dewasa, panjang 300-500 mikron, bentuk berumbai, warna kuning, kandungan protein
62,78, lemak 18,9.
4. Cacing Rambut Panjang 10-30 mm, bentuk benang bersegmen, warna merah
darah, kandungan air 97,19 %, protein 56,6 %, lemak 2,89 %, abu 4,94 %.
5. Moina Panjang 0,9-1,8 mm, bentuk bulat, warna merah darah, kandungan air
90,5 %, protein 37,38 %, lemak 13,29 %, abu 11 %.

2
6. Daphnia Panjang 3-4 cm, bentuk lonjong, warna merah, kandungan air 94,78
%, protein 42,65 %, lemak 8 %, serat 2,58 %, abu 4 %.
7. Larva Chironomus Panjang 10-15 mm, bentuk panjang bersegmen, warna
merah, kandungan air 87,06 %, protein 56,6 %, lemak 2,86%, abu 4,94 %.

b. Pakan Buatan Sendiri.


Pakan ikan bisa dibuat sendiri dari berbagai bahan bernialai protein tinggi. Bahan-bahan itu
dibuat sebagai adonan yang kemudian dibentuk sebagai pelet dengan bantuan mesin.
Untuk membuat ransum sendiri, faktor yang harus diperhatikan adalah nilai gizi,
terutama protein, dari setiap bahan pakan yang digunakan. Bahan pakan juga harus
memenuhi syarat, yaitu :
1. Bahan pakan harus digemari ikan.
2. bahan pakan memenuhi nilai gizi untuk kebutuhan pertumbuhan, ketahanan
tubuh, dan reproduksi.
3. bahan pakan mudah didapat dan harganya tidak mahal.
4. bahan pakan dapat memenuhi standar pertumbuhan dan produksi.
Bahan pakan hewani yang mengandung protein tinggi antara lain tepung ikan (Kandungan
protein : 61,85 %), tepung rebon (59,4 %), Tepung kepala udang (53,74 %), Tepung tulang
(25,54 %), tepung bekicot (54,29 %), Tepung teri (63,71 %), dan tepung daging (57,8 %).
Bahan pakan nabati yang mengandung protein tinggi adalah tepung kedelai (Kandungan
protein : 46,36 %), ampas tahu (23,55 %), bungkil kedelai (44,4 %), bungkil kacang tanah
(47,9 %), dedak halus (13,6 %).
Urutan kegiatan untuk memproduksi pakan adalah sebagai berikut:
1. Menemukan formula kebutuhan gizi sesuai jenis ikan yang diusahakan.
2. Melakukan seleksi dan memilih bahan baku yang akan digunakan agar
formulasi sesuai dengan kebutuhan dan tepat.
3. Menyiapkan bahan baku dengan pengeringan, menghilangkan bagian yang
bisa beracun dan menggilingnya sampai halus sehingga menjadi homogen.
4. Bahan baku ditimbang sesuai dengan komposisi masing-masing.
5. Melakukan pencampuran bahan baku.
6. Pencetakan pellet sesuai dengan bukaan mulut dan jenis ikan yang
dibudidayakan.
7. Melakukan pengukusan (steaming) agar pelet lebih stabil dalam air dan
sekaligus untuk membunuh bakteri.
8. Melakukan pengeringan dan pendinginan. Pengeringan dilakukan dengan
pemanasan pada suhu 60 °C selama 4 jam. Sedangkan pendinginan dilakukan pada
suhu kamar.
9. Pakan siap untuk dikemas dan disimpan (Packaging and storage). Bahan untuk
mengemas dipilih dari kantong kedap air. Penyimpanan dilakukan pada ruangan yang
bersih, tidak lembab, sirkulasi udara bagus, dan diberi alas kayu.

3
proses produksi pelet

c. Pelet Organik Hasil Fermentasi Di beberapa daerah sering dijumpai komunitas


agribisnis ikan yang memproduksi pelet organik (pelor) untuk keperluan komunitas.
Pelet organik (Pelor) adalah ramuan dari :
1. Dua bagian konsentrat.
2. Bagian jagung.
3. Lima bagian katul.
4. Tujuh bagian tepung hijauan (campuran daun berbagai macam tanaman).
5. Vitamin C dan B kompleks.

Semua bahan tersebut diaduk hingga rata dan diberi bioaktivator lokal. Setelah
dicampur rata dengan bioaktivator, adonan difermentasi kemudian dibuat pelet dengan mesin.
Untuk mengeringkannya, pelet kemudian dijemur bila cuaca cerah. Bila mendung maka
pengeringn dilakukan dengan menggunakan oven.

Menurut penuturan petani, ikan bersisik yang semula membutuhkan waktu 6 bulan
untuk mencapai ukuran konsumsi, dengan menggunakan pelet organik (pelor), USIA
PEMELIHARAAN BISA LEBIH SINGKAT, YAITU 4 BULAN. Ikan yang diberi pelet
organik (PelOr) mengalami pertumbuhan lebih cepat, mortalitas berkurang, dan mempunyai
cita rasas yang lebih lezat.

c. Pakan Formula Pabrik.


Pakan pabrik merupakan pakan yang di formulakan oleh ahli pakan ikan dengan
memperhatikan kualitas dan kandungan nutrisi. Sayangnya harga pakan formula pabrik lebih
tinggi. Pakan formula pabrik biasanya sudah dibedakan untuk ikan golongan tertentu,
misalnya golongan ikan herbivora, omnivora dan golongan karnivora. Masing-masing jenis

4
ikan memang memiliki kebutuhan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin yang
berbeda.
Pakan ikan buatan pabrik juga sudah disesuaikan dengan umur ikan, yaitu crumble
untuk pakan ikan yang masih kecil, butiran untuk ikan ukuran sedang, pelet kecil untuk ikan
yang lebih besar, dan pelet besar untuk ikan yang siap panen.

3. Jumlah / Dosis Pemberian Pakan


Pemberian pakan, selain harus memperhatikan mutu pakan, juga harus memperhatikan
jumlah pakan yang diberikan dalam satu hari. Jumlah pakan yang diberikan berpengaruh
terhadap pertumbuhan ikan. Bila apakan yang diberikan kurang dari yang dibutuhkan maka
akan menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat. Pada ikan karnivora, kekurangan
pakan dapat menyebabkan ikan menjadi kanibal. Namun jika berlebihan maka akan terjadi
penumpukan sisa pakan yang mengakibatkan menurunkan kualitas air yang sangat
membahayakan kehidupan ikan. Sisa pakan yang menumpuk didasar kolam menyebabkan
meningkatnya kadar amoniak, nitrit dan pirite. Selain itu, pemberian pakan yang berlebihan
juga merupakan pemborosan.
Jumlah pakan yang diberikan perhari berkisar antara 3-5 % berat biomassa ikan. Ikan
dengan berat 50 gram/ekor, jumlah pakan yang diberikan 5% dari biomassa ikan. Sedangkan
ikan dengan berat lebih dari 50 gram, jumlah pakan yang diberikan 3% dari biomassa ikan.

Ada dua metode penghitungan kebutuhan pakan ikan :


a. Cara pertama, berdasar total biomassa aktual, dengan data MBW (Mean Body
Weight) dan populasi ikan. Sebagai contoh : saat awal, dalam suatu kolam ditebarkan 5.000
ekor dengan MBW 50 gr. Biomassa ikan adalah 250 kg. Jumlah pakan yang diberikan dalam
1 hari adalah 250 kg x 5 % = 12,5 kg. Pakan sejumlah ini dibagi untuk 4 kali pemberian. Jadi
untuk sekali pemberian adalah 12,5 / 4 = 3,125 kg. Setelah tiga minggu, misalnya bobot
MBW menjadi 95 gr/ekor, dengan populasi 4.900 ekor, berat ikan menjadi 465,5 kg. Jumlah
pemberian perhari 465,5 x 5 % = 23 kg.
Pemberian pakan per hari 2 minggu menjelang panen dikurangi menjadi 2-3 %. Untuk
menghitung pakan dengan metode ini dilakukan sampling berat ikan rata-rata (MBW), dan
penghitungan populasi ikan.

b. Cara Kedua, dengan menambah pakan secara berkala sesuai umur ikan. Dasar
penghitungannya adalah kepadatan tebar. Contoh : untuk padat tebar 5000 ekor dalam satu
kolam, pada umur 1 - 2 minggu, pakan perhari adalah 10-17 kg. Pada minggu 3-4 jumlah
pakan dinaikkan menjadi 17-25 kg/hari. Disamping itu, jumlah pakan yang diberikan juga
harus memperhatikan nafsu makan ikan pada hari itu.

Anda mungkin juga menyukai