PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1. Pengantar
Manusia merupakan makhluk individu, sosial, susila dan religius. Sebagai makhluk
individu, mereka telah dikaruniani potensi yang berbeda dengan individu lain. Artinya setiap
individu memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, semangat dan daya tahan yang berbeda.
Setiap individu mempunyai dorongan untuk mandiri, meskipun disisi lain pada diri individu
terdapat rasa tidak berdaya sehingga memerlukan bimbingan dari orang lain. Untuk dapat
menolong diri sendiri, individu perlu mendapatkan bimbingan dari orang lain. Untuk dapat
menolong dirinya sendiri, individu perlu mendapatkan pengalaman dimana pegembangan
konsep, prinsip, inisiatif, kreativitas, tanggung jawab, dan keterampilannya.
Sebagai makhluk sosial, sejak lahir manusia sudah dikaruniai potensi sosialitas,
artinya setiap individu mempunyai kemungkinan untuk dapat bergaul, yang didalamnya ada
kesediaan untuk memberi dan menerima. Manusia tidak dapat mencapai apa yang
diinginkannya seorang diri. Kehadiran manusia lain dihadapannya bukan daja untuk
mencapai tujuan hidupnya, tetapi juga merupakan sarana untuk pertumbuhan dan
perkembangan kepribadiannya. Sebagai makhluk susila diharapkan manusia dapat
menghayati norma-nirma dan nilai-nilai dalam kehidupan.
Manusia apat menetapkan tingkah laku mana yang baik dan bersifat susila serta
bertingkah laku mana yang tidak baik dan tidak bersifat susila. Setiap masyarakat
mempunyai norma dan nilai. Penghayatan dan perwujudan norma, nilai, dan kaidah-kaidah
sosial adalah sangat penting dalam rangka menciptakan ketertiban dan stabilitas kehidupan
masyarakat. Penghayatan atas norma dan nilaitersebut hanya mungkin dilakukan oleh
individu dalam hubungannya dengan kehadirannya bersama orang lain. Sebagai makhluk
religius merupakan kebutuhan manusia. Manusia memerlukan agama demi untuk
keselamatan hidupnya. Untuk itu ia dituntut untuk dapat menhayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya dengan sebaik-baiknya.
Manusia hidup salah satunya untuk membentuk perdaban sehingga membuat dunia
menjadi lebih baik. Seharusnya hidup tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi
mengkontribusikan segenap potensi yang dimilikinya untuk menjadikan alam beserta isinya
debagai objek yang menjadi ladang aktivitas dan membangun perdaban. Antara kebudayaan
dan perdaban mempunyai hubungan yang sangat erat. Peradaban menunjuk pada hasil
kebudayaan yang bernilai tinggi dan maju.
Perdaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan
oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan,
seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Manusia merupakan makhluk yang beradab
sehingga mampu menghasilkan peradaban. Disamping itu, manusia sebagai makhluk sosial
juga mampu menciptakan masyarakat yang beradab.
Istilah perdaban sering juga dipakai untuk menyebutkan suatu kebudayaan yang
mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni rupa dan sistem kenegaraan serta
masyarakat kota yang maju dan kompleks. Bila istilah kebudayaan berasal dari kata culture,
istilah peradaban dalam Bahasa Inggris disebut civilization. Istilah peradaban yang sering
dipakai menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan
mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan,
luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah
memiliki peradaban yang tinggi.
Peradaban sering dipakai untuk hasil kebudayaan seperti kesenian, ilmu pengetahuan
dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu, kepandaian menulis, kesenian
dan susastra, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Peradaban menunjuk pada hasil kebudayaan yang bernilai tinggi dan maju. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa setiap masyrakat atau bangsa dimana pun selalu berkebudayaan,
tetapi tidak semuanya telah memiliki peradaban. Peradaban merupakan tahap tertentu dari
kebudayaan masyrakat tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan
oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.
Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat
tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai
tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau
mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf
tinggi, yaitu: peradaban.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut yang dicirikan
oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan,
seni, teknologi dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno
tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (pyramid, obelisk, spinx)
yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan serta gambar yang memperlihatkan budaya.
Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno yang juga menampakkan tingkat ilmu
pengetahuan dan teknologi tinggi dalam tulisan yang menjadi ciri budaya setempat.
Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai tinggi,
seperti Candi Borobudur, Prambanan dan lain-lain.
Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman
perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tulis perunggu dan
tradisi tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal
tulisan), namun telah mengenal teknologi terbatas dan sederhana yaitu pada upaya
pemenuhan peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang
sudah mulai menetap, Di Indonesia, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad
sebelum masehi. Mereka menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan berburu,
bercocok tanam, peralatan rumah tangga dan lain-lain, tetapi tidak semua masyrakat dapat
membuat peralatan itu.
Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat
peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian. Beberapa
contoh alat dari perunggu adalah kayak corong, neraka, bejana perunggu. Alat-alat ini
ditemukan diberbagai daerah di Indonesia. Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan
berkembang setelah datangnya pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan
dari budaya Hindu Budha membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia yaitu
memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis).
Salah satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam
prasasti yang ditemukan sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa Sansekerta.
Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang
kesussastraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban
bangsa Indonesia terutama dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang
dengan masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk
pengaruh agama Krristen Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat
akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi.
Dengan dasar pengertian diatas maka secara garis besar istilah modern mencakup
pengertian sebagai berikut.
a) Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya
tarat penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
b) Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup
dalam masyarakat.
a) Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun
masyarakat.
b) Sistem administrasi negar yang baik,yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
c) Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu
lembaga atau badan tertentu.
d) Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan
cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
e) Tingkat organisasi yang tinggi yang disatu pihak berarti disiplin,sedangkan di lain
pihak berate pengurangan kemerdekaan.
Modernisasi dan pembangunan
Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terencana melalui
berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat.Berbagai teori tentang pembangunan telah banyak dikeluarkan oleh ahli sosial
barat,salah satunya yang juga dianut oleh bangsa Indonesia dalam program
pembangunannya adalah teori modernisasi.Modernisasi merupakan tanggapan ilmuan social
barat terhadap tantangan yang dihadapi oleh negara dunia kedua setelah berakhirnya perang
dunia II.
Modernisasi menjadi sebuah model pembangunan yang berkembang dengan pesat
seiring keberhasilan negara dunia kedua.Negara dunia ketiga juga tidak luput oleh sentuhan
modernisasi ala barat tersebut.berbagai program bantuan dari Negara maju untuk Negara
dunia berkembang dengan mengatasnamakan social dan kemanusiaan semakin meningkat
jumlahnya.Namun demikian kegagalan pembangunan ala modernisasi dinegara dunia
ketiga menjadi sebuah pertanyaan serius untuk dijawab.Beberapa ilmuan social dengan
gencar menyerang modernisasi atas kegaagalannya ini,modernisasi dianggap tidak ubahnya
sebagai bentuk kolonialisme gaya baru,bahkan Dube (1988) menyebutnya seolah musang
berbulu domba.
Dube berpendapat bahwa terdapat tiga asumsi dasar konsepmodernisasi yaitu
ketiadaan semnagat pembangunan harus dilakukan melalui pemecahan masalah
kemanusiaan dan pemenuhan standart kehidupan yang layak, modernisasi membutuhkan
usaha keras dari individu dan kerjasama dalam kelompok, kemampuan kerjasama dalam
kelompok sangat dibutuhkan untuk menjalankan organisasi modern yang sangat kompleks
dan rganisasi kompleks membutuhkan perubahan kepribadian (sikap mental) serta
perubahan pada stuktur sosial dan tata nilai. Tujuan akhir dari modernisasi menurut Schoorl
dan Dube adalah terwujudnya masyarakat modern yang dicirikaan oleh komplesitas
organisai serta perubahan fungsi dan struktur masyarakat. Secara lebih jelas Schoorl
menyajikan proses pertumbuhan stuktur sosial yang dimulai dari proses perbesaran skala
melalui integrasi. Proses ini kemudia dilanjutkan dengan diferensiasi hingga pembentukan
stratifikasi dan hirarki.
Sifat terpenting dari modernisasi adalah rasionalitas. Kemampuan berpikir secara
rasional sangat dituntut dalam proses modernisasi. Kemampuan berpikir secara rasional
menjadi sangat penting dalam menjelaskan berbagai gejala sosial yang ada. Rasional
menjadi dasar karakter pada hubungan antar individu dan pandangan msyarakat terhadap
masa depan yang mereka idam-idamkan. Masyarakat plural merupakan masyarakat yang
telah mengalami perubahan struktur dan stratifikasi sosial.
Lerner dalam Dube (1988) menyatakan bahwa kepribadian modern dicirikan oleh:
1. Empati : kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
2. Mobilitas : kemampuan untuk melakukan genk sosial atau dengan kata lain
kemampuan beradaptasi. Pada masyarakat modern sangat memungkinkan terdapat
perubahan status dan peran atau peran ganda. Sistem stratifikasi yang terbuka sangat
memungkinkan individu untuk berpindah status.
3. Partisipasi : masyarakat modern sangat berbeda dengan masyarakat tradisional yang
kurang memperhatikan partisipasi individunya. Pada masyarakat tradisional individu
cenderung pasif pada keseluruhan proses sosial, sebaliknya pada masyarakat modern
keaktifan individu sangat diperlukan sehingga dapat memunculkan gagasan baru
dalam pengambilan keputusan.
Schoorl dan Dube keduanya sama-sama mengulas masalah modernisasi menunjukan
ada perbedaan pandangan. Schoorl cenderung optimis melihat modernisasi sebagai bentuk
teori pembangunan bagi negara dunia ketiga, sebaliknya Schoorl bahkan menawarkan
modernisasi disegala bidang sebagai sebuah kewajiban negara berkembang apabila ingin
menjadi negara maju, tidak terkecuali modernisasi pedesaan.
Modernisasi yang lahir di Barat akan cenderung ke arah Westernisasi, memiliki
tekanan yang kuat meskipun unsur-unsur tertentu dalam kebudayaan arat dalam
kebudayaannya (Schoorl. 1988). Schoorl membela modernisasi karena dengan gamblang
menyatakan modernisasi lebih baik dari sekedar westernisasi. Dube memberikan peryataan
yang tegas bahkan cenderung memojokan modernisasi dengan mengungkapkan berbagai
kelemahan modernisasi, antara lain keterlibatan negara berkembang diabaikan, konsep
persamaan hak dan keasilan sosial tidak menjadi sesuatu yang penting untuk dibicarakan.
Lebih lanjut Dube menjelaskan kelemahan modernisasi antara lain:
1. Modernisasi yang mendasarkan pada penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
pada organisasi moder tidak dapat diikuti oleh semua negara.
2. Tidak adanya indikator sosial pada modernisasi.
3. Keterlibatan negara berkembang diabaikan, konsep persamaan hak dan keadilan sosial
anata negara maju dan berkembang tidak menjadi sesuatu yang penting untuk
dibicarakan.
4. Modernisasi yang mendasarkan pada penggunaan iptek organisasi modern tidak dapat
diikuti oleh semua negara.
5. Tidak adanya indikator sosial pada modernisasi.
6. Keberhasilan negara barat dalam melakukan modernisasi disebabkan oleh kekuasaan
kolonial yang mereka miliki sehingga mampu mengeruh SDA dengan mudah dari
negara berkembang dengan murah dan mudah.
Keberhasilan negara barat dalam melakukan modernisasi disebabkan oleh kekuasaan
kolonial yang mereka miliki sehingga mampu mengeruk sumberdaya alam dari negara
berkembang dengan murah dan mudah. Modernisasi tidak ubahnya seperti dari kolonialisme
gaya baru dengan negara maju modernisasi juga memberikan berbagai masukan untuk
memperaiki modernisasi. Pendekatan-pendekatan yang digunakan lebih memanusiakan
manusia.
BAB III
3.1. Kesimpulan
Perdaban adalah bentuk budaya paling tinggi dari suatu kelompok masyarakat yang
dibedakan secara nyata dari makhluk lainnya. Perdaban mencerminkan kualitas kehidupan
manusia dalam masyarakat. Peradaban mencerminkan kualitas kehidupan manusia dalam
msyarakat. Peradaban berbeda dengan kebudayaan, kebudayaan pada hakikatnya adalah
cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupya. Kemampuan cipta (akal)
manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Hasil atau produk kebudayaan manusia ini yang
menghasilkan peradaban. Peradaban menunjukan pada hasil kebudayaan yang bernilai
tinggi dan maju. Perdaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan
bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut,
yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu
pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa setiap masyarakat atau bangsa dimana pun selalu berkebudayaan, tetapi tidak
semuanya telah memiliki peradaban. Perdaban merupakan tahap tertentu yang dicirikan oleh
tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan spiritualitas yang telah maju.
Peradaban berkaitan dengan perubahan sosial dan modernisasi. Didalam perdaban
melekat konsep-konsep perubahan ke arah yang lebih baik. Didalam perdaban pula terdapat
nilai yang tinggi dan nilai yang tinggi tercermin dari penggunaan akal budi. Dalam
penggunaan akal budi tersebut bersinanggung dengan modernisasi. Modernisasi
menyangkut penggunaan akal budi yang tinggi dan bukan perilaku kebarat-baratan.
Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan
yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang
modern.
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto, Achmad. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Unit Pelaksaan Teknis UPT MUK
Universitas Negeri Jakarta.