Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam merawat pasien Nefrotik Syndrom sangat diperlukan penerapan teori

berdasarkan apa yang telah diperoleh di pendidikan karena itu merupakan suatu acuan

dalam memberikan asuhan keperawatan. Pendekatan yang digunakan dalam merawat

pasien Nefrotik Syndrom adalah pendekatan proses keperawatan yang tediri dari

pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan implementasi dan evaluasi.

Pengkajian yang dilakukan pada pasien Nefrotik Syndrom yaitu dengan

menelusuri faktor penyebab timbulnya penyakit serta manifestasi klinik yang timbul pada

pasien. Tahap pengkajian ini dilakukan berdasarkan pstofisiologi penyakit, dalam

melakukan pengkajian ternyata ada kesenjangan antara teori dan praktek dimana

manifestasi klinik yang terdapat pada teori tidak semuanya muncul pada kasus. Pada saat

dilakukan pengkajian hanya terdapat beberapa manifestasi klinik pada Tn. Y.K yaitu:

eodema anasaka,

Perumusan diagnosa keperawatan sangatlah muda karena terdapat data-data

yang lengkap namun masih juga terdapat kesenjangan dimana berdasarkan teori Dorothy

J. Brundage (1992) dan Marilyn E. Doengoes (1999) menjelaskan 8 diagnosa sedangkan

yang muncul pada Tn. Y.K hanya 6 diagnosa keperawatan karena diagnosa lainnya tidak

didukung oleh data-data yang ditemukan.

Perencanaan yang ditentukan pada pasien Nefrotik Syndrom mengacu pada

teori yang telah diperoleh namun dalam perencanaan yang telah ada dimodifikasi sesuai

dengan keadaan pasien dan memudahkan dalam pelaksanaan. Pada implementasi tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek dimana pada kasus Tn. Y.K hampir

semua rencana intervensi diimplementsikan dengan baik.

Evaluasi yang dilakukan pada psien Nefrotik Syndrom terus berlanjut dari

waktu ke waktu berdasarkan tujuan khusus yang telah dibuat. Evaluasi yang dilakuikan

pada Tn. Y.K ternyata berlanjut setiap hari dan sangat diharapkan dapat berubah sesuai

tujuan tindakan keperawatan yaitu memandirikan pasien. Oleh karena itu penerapan teori

Nefrotik syndrome sangat diperlukan karena merupakan dasar dalam melakukan asuhan

keperawatan terhadap kasus Nefrotik Syndrom.

B. SARAN

1. Bagi Mahasiswa

Agar lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan

asuhan keperawatan pada pasien dengan Syndrome Nefrotik agar tidak terjadi

komplikasi yang lebih buruk.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Agar dapat meningkatkan perannya dalam memberikan asuhan keperawatan dan

pendidikan kesehatan tentang penyakit Syndrom Nefrotik bagi masyarakat.


RUJUKAN

Brunner and
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan
No Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
keperawatan Goal Objektif
1. Gangguan Pasien akan Dalam waktu 3x24 1. Ukur tanda-tanda 1. Mengidentifkasi 13 Desember 2006 13 Desember
keseimbangan mempertaha jam setelah tindakan vital dan oedema. hipervolemik. jam: 07.15. 2006 jam 14.00
b.d nkan klien mengatakan 2. Monitor in put 2. Mencegah terjadinya  M S:Pasien
kekurangan keseimbang badan tidak: dan out put cairan in put cairan yang berlebihan engkaji tanda- mengatakan
protein dalam an cairan - Bengkak dengan ketat dan sehingga menambah tanda vital dan badan masih
plasma akibat yang normal - Oedema membuat daftar penimbunan cairan dalam oedema. bengkak.
peningkatan selama - Albuninuri balance cairan. tubuh. Jam 09.00 O: Oedema + 4
permeabilitas dalam - Proteinuria 3. Berikan obat sesuai  M BB: 59 kg, Lp:
glomerus perawatan. - Berat badan 3. Berikan obat therapy terutama diuretika. embuat balance 89 cm.
ideal 44 kg. sesuai program therapy cairan. A: Masalah
- Albumin 3,5 terutama diuretika. 4. Rendah garam dapat  M kelebihan
-5,2 g/l. 4. Anjurkan untuk membantu mengurangi emonitor in put volume cairan
makan-makanan retensi cairan dan tinggi dan out put cairan tubuh belum
rendah garam dan protein dapat membantu dengan ketat. teratasi.
tinggi protein. mengoreksi kekurangan  M P: Pertahankan
dalam plasma. enganjurkan dan ulangi
5. Albumin mengoreksi untuk makan intervensi
5. Layani kekurangan protein plasma. makanan rendah 1,2,3,4.
pemberian albumin garam dan tinggi
paranteral sesuai protein.
program therapy. 6. Menentukan berat Jam 12.00
6. Timbang berat badan ideal.  M
badan tiap hari. emberikan obat
infeksi sesuai
program therapy
(lasik 1 ampl,
kulsikur 1
ampl/IV).

Anda mungkin juga menyukai