Disusun Oleh :
Fariyani Araffia
Kelas :
X IPS 4
Sejarah
Demografi
Populasi kawasan ini tahun 2011 adalah 7,07 juta jiwa, dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 0,6% per tahun selama 5 tahun terakhir. Penduduk
dari Tiongkok daratan tidak memiliki hak untuk menetap di Hong Kong atau
bepergian dengan bebas ke sini. Meski begitu, imigran dari Tiongkok, jumlahnya
sekitar 45.000 per tahun, adalah kontributor terbesar terhadap pertambahan
populasi. Angka harapan hidup di Hong Kong adalah 79.16 tahun untuk pria dan
84.79 tahun untuk wanita per 2009, menjadikannya salah satu yang tertinggi di
dunia.
Bahasa resmi Hong Kong secara de facto adalah Kanton, bahasa Mandarin
dari provinsi Guangdong. Bahasa Inggris juga merupakan bahasa utama, menurut
sensus 1996 diperkirakan dipakai oleh 3,1% penduduk sebagai penutur sehari-hari
dan 34,9% sebagai bahasa kedua. Tanda bertuliskan Mandarin dan Inggris umum
di semua kawasan. Semenjak 1997, imigran dari Tiongkok dan interaksi yang
lebih besar dengan negara tersebut mendorong berkembangnya
bahasa Mandarin di Hong Kong.
Hong Kong menikmati kebebasan beragama yang tinggi yang dijamin oleh
Hukum Dasar. Agama utama di Hong Kong adalah Buddha, Taoisme dan
Konfusianisme; diperkirakan ada sekitar 1,5 juta pemeluk Buddha dan
Tao. Pemeluk Kristen berjumlah 833.000 orang, sekitar 11.7% dari total
populasi; Protestan jumlahnya lebih banyak daripada Katolik dengan
perbandingan sekitar 4:3, meski ada beberapa komunitas Kristen lain
seperti Saksi-Saksi Yehuwa. Ada juga pemeluk Sikh, Muslim,
Yahudi, Hindu dan Bahá'í.
Budaya/ Kesenian
Hong Kong sering disebut sebagai tempat di mana "timur bertemu dengan
barat", merefleksikan campuran kebudayaan asal Tiongkok dengan dipengaruhi
barat ketika menjadi koloni Inggris. Konsep feng shui dianggap sangat penting,
dengan proyek konstruksi mahal umumnya merekrut konsultan yang ahli di
bidangnya. Objek lainnya seperti kaca Ba gua masih digunakan untuk menolak
roh jahat, dan bangunan-bangunan juga tidak pernah menyediakan lantai
berapapun yang ada angka 4 di dalamnya, karena kesamaannya dengan kata
"mati" dalam bahasa Kanton. Campuran timur dan barat juga mempengaruhi
masakan Hong Kong, seperti dim sum, hot pot, dan restoran cepat
saji berdampingan dengan adimasakan.