Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DAN OBESITAS DENGAN

KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI – LAKI USIA DEWASA DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Eden Monalisa Koagow*
*
Fakultas Kesehatan Masyarakat

ABSTRAK
Hipertensi merupakan keadaan medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah.Hipertensi merupakan
suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan gangguan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah sampai ke jaringan tubuh.Kenaikan berat badan (BB) sangat berpengaruh pada
mekanisme timbulnya kejadian hipertensi pada orang yang obes akan tetapi mekanisme terjadinya hal
tersebut belum dipahami secara jelas namun diduga pada orang yang obes terjadi peningkatan volume
plasma dan curah jantung yang akan meningkatkan tekanan darah.Untuk mengetahui hubungan antara
kebiasaan konsumsi alkohol dan obesitas dengan kejadian hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas
Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan.
Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain penelitian case control. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh laki-laki berusia dewasa yang pernah berkunjung dan tercatat di
Puskesmas Modoinding tahun 2013.Sampel dalam penelitian ini adalah laki-laki berusia 30-60 tahun
dan telah didiagnosis menderita hipertensi sebagai kelompok kasus dan tidak menderita hipertensi
sebagai kelompok kontrol dengan perbandingan kasus dan kontrol dari 78 kasus dan 78 kontrol, dengan
total sampel 156 dan melakukan matching umur dan tempat tinggal. Tekanan darah di ukur dengan
mengunakan sphygmomanometer, pengumpulan data obesitas di ukur berdasarkan antropometri
meliputi berat badan dan tinggi badan yang dinyatkan sebagai IMT (Indeks Massa Tubuh). Analisis
dilakukan dengan uji chi square dengan nilai kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi 0,05.
Hasil uji statistik menunjukkan konsumsi alkohol mempunyai hubungan yang bermakna
dengan hipertensi (p=0,001; OR = 3,2 dan 95% CI=2,53-14,22), begitu juga dgn obesitas menunjukan
hubungan yang bermakna dengan hipertensi (p = 0,035; OR = 2,0 dan 95% CI 1,047–3,820).Terdapat
hubungan antara konsumsi alkohol mempunyai dan obesitas kejadian hipertensi.

Kata kunci : Hipertensi, akohol dan obesitas.

ABSTRACT
Hypertension is a medical condition where the blood pressure increses. Weight gain is very influential
on the mechanism of the onset oh hypertension in people who are obese. However, this mechanism is
not clearly understood but is suspected in people who are obese increased plasma volume and cardiac
output will increase blood pressure. The population in this study were male patients aged who came for
treatment at the health center West Modoinding. The population in To determine the relationship
between alcohol consumption and obesity with the incidence of hypertension in the Health Center West
Modoinding Minahasa district.The sample in this research was men aged 30-60 years old which
divided to Group who have been diagnosed suffering hypertension as cases group and do not suffering
hypertension as the control group with comparison of cases and controls of 78 cases and 78 control.
Data processed by using the program with Univariate and bivariat data analysis with Odds Ratio
significance test was 95% on CI.Type of this research is a survey research design with analytic case
control. The sample population in this study were all the men aged who have visited and recorded in
Puskesmas Modoinding in 2013, without matching design. Blood pressure were measured by
syhpnomanometer Chi Square test was used for analyzing data with confidence interval 95% and level
of significance 0.05. Statistical test.Results showed theOR of alcohol consumption = 0,79; 95% Cl =
3.2 and 95% CI = 2.53 to 14.22), as well as with alcohol consumption showed a significant association
with hypertension (p = 0.000; OR = 2.0 and 95% CI 1.86 to 10.28).There is a relationship between
alcohol consumption and obesity with the incidence of hypertension in the Health Center Modoindig
Minahasa district.

Keywords : Alcohol Consumption, Obesity, Hypertension.

1
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan keadaan medis Berdasarkan data di puskesmas
dimana terjadi peningkatan tekanan modoinding terdapat 427 kasus, khusunya
darah.Dikatakan hipertensi apabila Tekanan pada laki-laki menurut laporan bulanan
darah normal pada saat istirahat adalah kesakitan tahun 2013, hipertensi merupakan
dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100– penyakit tertinggi kedua setelah
140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) nasopharingitis akuta (common cold).Hal
60–90 mmHg.Tekanan darah tinggi terjadi ini menunjukkan bahwa saat ini masyarakat
bila terus-menerus berada pada 140/90 di wilayah kerja Puskesmas
mmHg atau lebih.(Riskesdas, 2013). Modoinding.(Puskesmas, 2013).
Menurut World Health Berdasarkan uraian di atas, penulis
Organization (WHO) pada tahun 2012 tertarik untuk mengetahui hubungan antara
sedikitnya 839 juta kasus hipertensi, konsumsi alkohol, obesitas dengan kejadian
diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada hipertensi pada laki-laki usia dewasa di
tahun 2025, sekitar 29% orang dewasa wilayah kerja Puskesmas Modoinding
diseluruh dunia menderita hipertensi. Kabupaten Minahasa Selatan.
(Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
METODE
Menular, 2013).
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Di Sulawesi Utara, prevalensi
penelitian observasional analitik dengan
penderita hipertensi lebih tinggi dari
desain Case-Control Study, untuk
prevalensi nasional yaitu sebesar 27,1%
mengetahui hubungan antara konsumsi
(Kemenkes, 2013). Prevalensi hipertensi di
alcohol dan obesitas dengan kejadian
Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada
hipertensi. Penelitian ini dilaksanakan di
umur lebih dari 18 tahun sebesar 25,8% dan
Puskesmas Modoinding, Kabupaten
lebih bahanyak diderita oleh wanita daripada
Minahasa Selatan pada bulan Juni 2014
pria yaitu sebesar 25,8% (Direktorat
hingga Februari 2015, pada pasien laki-laki
Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2013)
berusia dewasa yaitu 30-60 tahun yang
Faktor risiko terjadinya penyakit
terdata dan datang berkunjung di Puskemas
hipertensi yang lain yaituadalah obesitas,
dengan jumlah sampel 156 orang, yang
prevalensi persentase obesitas penduduk
terdiri dari 78 orang kelompok kasus dan 78
dewasa (18 tahun ke atas) yang dinilai
orang kelompok kontrol yang diambil
dengan Indeks Massa Tubuh (IMT).
secara purposive sampling.Memberikan
Prevalensi penduduk obesitas tertinggi
penjelasan mengenai cara dan jalannya
berada di Sulawesi Utara (24.0%),
penelitian. Mahasiswa yang bersedia untuk
(Riskesdas, 2013).
menjadi responden maka menandatangani
formulir persetuju-an informed consent.
1
kontrol Di Wilayah Kerja Puskesmas
HASIL DAN PEMBAHASAN Modoinding
Data yang digunakan merupakan data Kons Kelompok p ^ 95
umsi Kontr Total val %
primer hasil wawancara dan pengukuran Kasus
ue CI
Alko ol
langsung tinggi badan dan berat badan.Data hol N % n % N %
Ya 1
sekunder merupakan hasil data dari 10 5 66 3 38 8 1,6
0 3
2 .7 0 .5 2 0,0 61–
0 ,
penyakit menonjol berdasarkan Surveilans 1
01
2
6,1
Tida 2 33 4 61 7 64
Terpadu Penyakit Berbasis Puskemas di k 0
6 .3 8 .5 4
0
Provinsi Sulut.Analisa data dilakukan
berdasarkan analisis univariat untuk Berdasarkan hasil analisis statistik
mendeskripsikan karakteristik setiap menunjukan bahwa terdapat hubungan
variabel dan analisis bivariate untuk antaraTabel 1. Distribusi Responden
mengetahui gambaran hubungan yang Berdasaran Karakteristik Di Wilayah kerja
bermakna antara variabel dependen. PuskesmasModoinding Kabupaten
Analisis uji statistic dilakukan dengan Minahasa Selatan
bantuan computer menggunakan metode konsumsi Cap tikus dengankejadian
chi square dengan data kemudian disajikan hipertensi (p=0,001), dan hasil
dalam bentuk tabel dan narasi. perhitunganmenggunakan aplikasi yang
sesuai diperoleh OR= 3,200 (CI (95%)
Karakteristik Responden =1,661-6,164) maka dapat dikatakan bahwa
Responden dalam penelitian ini adalah pria konsumsi cap tikus di wilayah kerja
dewasa yang berusia 30-60 tahun yang Puskesmas Modoinding 3,200kali lebih
terdata dan datang berkunjung di Puskemas berisiko menderita hipertensi daripada yang
dengan jumlah sampel 156 orang, yang tidak konsumsi cap tikus mengalami
terdiri dari 78 orang kelompok kasus dan 78 kejadian hipertensi daripada yang tidak
orang kelompok kontrol. mengkonsumsi minuman beralkohol
sebelumnya. Sulawesi Utara (17,4%)
Tabel 2. Hubungan antara Konsumsi
Minuman Cap tikus kelompok kasus dan
prevalensi konsumsi alkohol nasional. alkohol pada Captikus tergantung dimana
Captikus adalah jenis cairan berkadar orang yang memiliki.
alkohol rata-rata 30-40% penyulingan Berdasarkan hasil penelitian OR=
saguer (cairan putih pada kualitas 2,000 (CI (95%) = 1,047-3,820). wilayah
penyulingan semakin bagus sistem kerja Puskesmas Modoinding 2.0 kali lebih
penyulingannya, semakin tinggi pula kadar beresikokebiasaan mengonsumsi alkohol
alkoholnya di Tinggi rendahnya kadar berisiko 2,0 kali lebih besar dibandingkan

2
dengan orang yang tidakmempunyai IMT
kebiasaan konsumsibanyak dapat Berat badan (kg)
=
menyebabkan masalah kesehatan (Sudoyo, Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)
2009). Alcohol pada salah satu yang zat
yang dapat yang maka dapat dikatakan Pengukuran dengan menggunakan
bahwa p <0,05infrak miokard, strok, batu IMT erat kaitannya dengan penyakit
kantung empedu dab kemungkinan Hipertensi baik pada laki-laki maupun pada
penyakit. perempuan . Kenaikan berat badan (BB)
Tabel 3. Hubungan obesitas dengan sangat berpengaruh pada mekanisme
kejadian hipertensi pada laki-laki usia timbulnya kejadian hipertensi pada orang
dewas yang obes akan tetapi mekanisme terjadinya
Kelompok p ^ hal tersebut belum dipahami secara jelas
95
va
Hipe Kontr Total % namun diduga pada orang yang obes terjadi
Kasus lu
rtensi ol CI
e peningkatan volume plasma dan curah
n % n % n %
Obes 6 5 1 jantung yang akan meningkatkan tekanan
5 3 9 1,0
itas 6. 0. 0 darah. Berdasarkan laporan dari Swedish
2 0 1 0, 2 47
7 0 0
03 , – Obese Study di ketahui bahwa angka
Tida 5 0 3,8
3 5 1
k 2 4 6 20 kejadian hipertensi pada penderita obes
3. 0. 0
Obes 6 8 5
3 0 0
itas sebesar 13,6%.Menurut laporan Riskesdas
2007 (Riset Kesehatan Dasar 2007).
Berdasarkan hasil penelitian ini,
Resiko terkena hipertensi dengan
menghasilkan nilai probabilitas sebesar
berat badan lebih berpeluang dua sampai
0,035 dengan p < 0,05. Hasil uji hubungan
tiga kali dibandingkan dengan berat badan
ini juga menghasilkan nilai Odds Ratio
yang normal atau kurus.Hal ini sejalan
(OR). Penelitian yang dilakukan di
dengan penelitian yang dilakukan oleh The
Puskesmas Modoinding ini mendapatkan
National Heart, Lung and Blood Institute
hasil responden perhitungan odd ratio (OR)
tahun 2005 menghasilkan data bahwa
menunjukkan bahwa responden obesitas 2.0
pasien dengan tekanan darah tinggi lebih
kali lebih berisiko pada orang yang obesitas
banyak di temukan pada orang yang
mengalami hipertensi daripada yang tidak
obesitas sentral. Banyaknya penumpukan
obesitas. Dan terdapat juga hubungan yang
lemak disekitar abdomen sering berhu-
signifikan antara indeks massa tubuh
bungan signifikan dengan tekanan
dengan lingkar pinggang dengan nilai p
darah.Pengukuran lingkar pinggang
sebesar 0,000 (p<0,01).(Sumakyu, 2014).
merupakan teknik antropometri yang paling
Ketentuan ini berlaku umum untuk
baik untuk menentukan timbunan lemak
laki-laki dan perempuan.Peningkatan
disekitar abdomen atau yang disebut
Indeks Massa Tubuh (IMT)
3
sebagai obesitas sentral. Responden dengan KESIMPULAN
berat badan lebih akan terjadi penumpukan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
jaringan lemak, yang dapat menyebabkan di wilayah kerja Puskesmas Modoinding
peningkatan resistensi pembuluh darah
disimpulkan bahwa:
dalam meningkatkan kerja jantung untuk
1. Laki-laki (case) 30-40 tahun = 32
memompakan darah keseluruh tubuh
(51.6%) dan laki-laki (control) 30-
(Schmieder, 1993). Indeks massa tubuh
tahun = 31 (50%) dan paling rendah
berhubungan erat dengan derajat jaringan
umur ≥ 60 tahun berjumlah 6
lemak (Sugondo, 2009).
Berdasarkan hasil uji statistik responden (3.8%) dan Tempat
meng- gunakan uji korelasi tinggal laki-laki (case) tertinggi
spearmen,menunjukanbahwa ada hubungan pada desa Makaaroyen 13 (21.0%)
yang signifikan antara indeks massa tubuh dan terendah pada desa Sinisir 2
dengan lingkar pinggang dengan nilai p responden (3.2%) kontrol.
sebesar 0,000 (p<0,01) dan angka koefisien 2. Terdapat hubungan antara
korelasi yaitu 0,844.
konsumsi minuman beralkohol
Sihombing (2010) dengan judul
dengan kejadian hipertensi pada
hubungan Perilaku Merokok, Konsumsi
laki – laki di wilayah kerja
Makanan/Minuman, Aktivitas Fisik dengan
Puskesmas Modoinding, Kabupaten
Penyakit Hipertensi pada Responden Obes
Usia Dewasa di Indonesia (p=0,003) 3,4
Minahasa selatan, diman

kali menunjukkan bahwa obesitas dengan masyarakat yang mengkonsumsi


kejadian hipertensi. minuman beralkohol mempunyai
Berdasarkan teori seseorang yang peluang menderita hipertensi 2 kali
gemuk lebihMakin besar massa tubuh, lebih besar daripada orang yang
makin banyak darah yang dibutuhkan untuk tidak mengkonsumsi minuman
memasok oksigen dan makanan ke jaringan beralkohol.
tubuh. Ini berarti volume darah yang
3. Terdapat hubungan antara obesitas
beredar melalui pembuluh darah menjadi
dengan kejadian hipertensi pada laki
meningkat sehingga memberi tekanan lebih
- laki di wilayah kerja Puskesmas
besar pada dinding arteri. Seseorang yang
Modoinding, Kabupaten Minahasa
gemuk lebih mudah terkena hipertensi.
selatan, Sehingga orang yang
(Purwati, 2005).
obesitas berisiko 3.2 kali mengalami
hipertensi daripada orang yang tidak
obesitas.

4
DAFTAR PUSTAKA Lansia Di Kota Tomohon. Jurnal
Adib, M. 2011. Pengetahuan Praktis GiziKlinik
Ragam Penyakit Mematikan yang Komaling, J., Suba, B., & Wongkar, D.
Paling Sering Menyerang 2013. Hubungan Mengkonsumsi
Kita.Jogjakarta: Batu Biru Alkohol Dengan Kejadian
Departemen Kesehatan R.I. 2013. Riset Hipertensi Pada Laki-laki Di Desa
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tompaso Baru II Kecamatan
Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Tompaso Baru Kabupaten
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Minahasa Selatan.Ejurnal
Menular. 2013. Pedoman keperawatan (e-Kp) 1(1) pp. 1-7.
TeknisSchmieder, RE, Messerli,FH. Available from: <
Does influence early target organ http://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
damage p/jkp/article/viewFile/2194/1752>
inhypertensivepatientscirculation.19 [diakses pada tanggal 18 April
93;87:1482 2014]
Heart Foundation. 2009. Guide to Sudoyo, A. Setiohadi, B. Idrus, A. K,
Management Of Hypertension Marcellus dan Setiati, S. 2009.
2008Assessing and Managing Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Ed
Raised National Heart Foundat. 1. Jakarta: Pusat Penerbitan
Joewana, S. 2005. Gangguan Mental dan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Prilaku Akibat Penggunaan Zat FK, UI
Psikoaktif. Jakarta: EGC Sugondo S. Obesitas. Dalam:Sudoyo A,
Malonda, N. 2012.Pola Makan Dan Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
Konsumsi Alkohol Sebagai M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu
FaktorIndonesia.UGM.Yogyakarta. penyakit dalam Jilid 3, Edisi
Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 5.2009. Hal 1977-1980
Volume 8, Nomor 8, Hal 202-212. Puskesmas Modoinding. 2013. Profil
Puskesmas Modoinding. Kabupaten
[diakses padatanggal 14 Maret
Minahasa Selatan.
2014].Risiko Hipertensi Pada

Anda mungkin juga menyukai