Anda di halaman 1dari 3

4.

3 Hubungan Keindahan dengan Sosial Budaya

Manusia sebagai pencipta sekaligus pelaku dari keindahan maka secara tidak langsung
mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri dimana kreativitas manusia muncul dari
pemikiran-pemikiran dan pandangan manusia mengenai apa yang dilihat dan dirasakannya,
sehingga kreativitas tersebut akan diciptakan dalam sebuah karya yang memiliki nilai estetik
dan juga terciptanya sebuah kebudayaan yang timbul dari kebiasaan unik yang ada dalam
masyarakat.

Kebudayaan merupakan buah dari daya cipta, daya rasa dan daya karsa manusia
sebagai reaksi aktif terhadap segala yang telah di tawarkan oleh dunia empirik bagi
kepentingan hidupnya (Aesitjah,2000). Kebudayaan merupakan aktivitas atau kebiasaan
manusia yang dilakukan secara terus-menerus dan memberikan nilai kebaikkan.

Seni sebagai fitrah kemanusiaan adalah merupakan suatu kelengkapan dari identitas
manusia yang sempurna, seni adalah suatu pernyataan yang bersifat pasti dari suatu
kekuasaan atau kekuasaan yang asasi yang mengalir dan memancar melalui kehidupan
manusia, merupakan pancaran dari kekuatan yang manusiawi atau berciri kemanusiaan
(Aesitjah, 2000).

Seni merupakan kebalikan daripada alam, yaitu hasil dari campurtangan dan
pengolahan budi manusia secara tekun untuk mengubah benda-benda alamiah bagi
kepentingan rohani maupun jasmaninya. John Hospers memberikan perumusan mengenai
seni sebagai lawan dari alam yang bunyinya sebagai berikut:
“In its broadest sense, art includes everything that is made by man, as opposedto the
workings of nature.” ( Dalam arti yang terluas, seni meliputi setiap benda yang dibuat
oleh manusia sebagaimana dilawankan benda-benda dari alam ).
Selanjutnya Hospers menegaskan bahwa buatan manusia (man-made) merupakan ciri pokok
dari setiap karya seni ( Gie, 1996 ).
Keindahan karya seni merupakan ciri-ciri kebalikan dari keindahan alamiah. Keindahan
artistik merupakan esensi dari karya seni. Sesuatu karya buatan manusia boleh dikatakan
hanya menjadi karya seni karna mempunyai nilai estetis. Dan setiap karya seni memang
diciptakan secara otomatis untuk dinikmati nilai estetisnya. Penikmatan itu memang hanya
untuk memperoleh kesenangan, kegairahan, kepuasan dan kelegaan dalam kehidupan
emosional manusia tanpa banyak faktor pertimbangan lainnya yang dapat mengganggu ( Gie,
1996).
Menurut Eric Newton, keindahan pada karya seni bersumber budi manusia terhadap
pola alam semesta. Seniman tidak menciptakan keindahan, ia menangkap hubungan-
hubungan dalam alam dengan emosinya dan kemudian mengungkapkan kembali dalam
bentuk yang diperjelas. Dengan demikian, keindahan itu merupakan suatu hasil dari cinta
manusia pada pola yang berdasarkan pemahamannya terhadap pola alam.
Kebenaran merupakan suatu hal yang menyenangkan karena indah. Sesuatu yang
betul-betul indah merupakan suatu kebenaran bagi yang dapat menikmatinya dan sekaligus
juga seperti hal yang baik, sehingga ingin dinikmati secara terus menerus.
Keindahan adalah seni yang merupakan salah satu unsur eksistensi manusiawi. Seni
bersifat estestis yang tersusun dari sejumlah nilai yang dalam estetika terkenal sebagai
kategori-kategori keindahan atau estetis. Seni sesungguhnya merupakan perintis dari
perkembangan manusia baik secara individual maupun sosial budaya. Menurut filsuf wanita
amerika serikat yang terkenal Susanne Langer menulis bahwa “ Setiap kebudayaan
mengembangkan suatu jenis seni sepasti mengembangkan bahasa. Beberapa kebudayaan
primitif tidak memiliki mitologi atau agama yang nyata, tetapi semuanya memiliki sesuatu
seni-tarian-nyanyian-hiasan(kadang-kadang hanya pada alat-alat atau pada tubuh manusia.
Terutama tarian, tampaknya merupakan seni yang dikembangkan paling tua) (Gie, 1996). Jadi
hal tersebut menunjukkan adanya hubungan keindahan dengan sosial budaya yang berkaitan
dengan seni.
Budaya yang dilestarikan oleh masyarakat menciptakan suatu formulasi yang indah.
Karna terjadi keserasian antara bentuk-bentuk budaya tersebut dengan mengikuti
perkembangan zaman namun tidak menghilangkan unsur-unsur yang sudah ada sejak nenek
moyang terdahulu. Budaya yang sudah menjadi turun-temurun dan selalu diajarkan lagi untuk
menjaga kelestariannya dan tidak lepas untuk ditunjukkan kepada masyarakat sekitar agar
menimbulkan ketertarikkan yang lebih mendalam akan budaya tersebut. Hubungan antara
keindahan dan sosial budaya contohnya adalah seni tari tradisional, pakaian adat tradisional,
serta budaya tradisional lain yang memiliki keindahan baik tersirat maupun dilihat
berdasarkan visualnya. Seni tradisional tersebut yang apabila ditampilkan kepada masyarakat
akan menjadikan ketertarikan besar kepada masyarakat untuk menyaksikan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa adat tradisional tersebut memiliki keindahan yang membuat daya tarik
seseorang bertambah. Karna jika tidak ada unsur keindahannya maka tidak akan
menimbulkan daya tarik seseorang.

Anda mungkin juga menyukai