Anda di halaman 1dari 15

Pertama, mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi

domestik. Kedua, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. Ketiga, membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, yang diberikan ‘tongkat estafet’ oleh Jokowi-JK
pada reshufflejilid II mengatakan, arah kebijakan pembangunan industri nasional telah ditentukan
sesuai RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.

“Pembangunan industri diarahkan pada pengembanganperwilayahan industri di luar pulau Jawa,


penumbuhan populasi industri, serta peningkatan daya saingdan produktivitas. Ini juga untuk
mendorong terwujudnya tiga poin pengembangan industri nasionalpada agenda Nawacita tersebut,”
tegasnya pada acara Pers Briefing 2 Tahun Kerja Nyata Jokowi-JK di Jakarta, Selasa (25/10).

Dalam upaya pengembangan perwilayahan industri di luar pulau Jawa, Kementerian Perindustrian
telah memfasilitasi pembangunan kawasan industri. “Salah satu strategimempercepat penyebaran
dan pemerataan pembangunan industri adalah melalui pembangunan kawasan industri. Hal ini
sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia sentris,” ujar Airlangga.

Hingga tahun 2016, sebanyak 73 kawasan industri telah dibangun di Indonesia. Beberapa kawasan
yang saat ini memiliki progres signifikan dalam pembangunannya, antara lain Kawasan Industri Sei
Mangke di Sumatera Utara yang difokuskan pada pengembangan oleo chemical, Kawasan Industri
Dumai di Riau dan Kawasan Industri Berau di Kalimantan Timur yang dibangun menjadi Palm Oil
Green Economic Zone(POGEZ), serta Kawasan Industri Palu di Sulawesi Tengah untuk
pengembangan industri minyak atsiri.

Selanjutnya, Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah menjadi pusat industri ringan (light industry),
Kawasan Industri Java Integrated Industrial Ports and Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur menjadi
pusat industri berat (heavy industry), dan Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah menjadi
pengembangan industri feronikel.

Selain itu, beberapa industri yang tengah dalam proses penyelesaian pembangunan, di antaranya
pabrik pulp and paper di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, pabrik smelter alumina di Ketapang,
Kalimantan Barat, pabrik gula di Dompu, Nusa Tenggara Barat, serta pabrik semen di Manokwari,
Papua Barat.

Pertumbuhan industri dan investasi

Di samping itu, Menperin mengungkapkan, industri pengolahan non migas mengalami pertumbuhan
sebesar 4,61 persen pada triwulan II tahun 2016 atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
sekitar 4,47 persen. Sedangkan, nilai tambah bruto yang dibukukan industri pengolahan non migas
pada triwulan II-2016 sebesar Rp. 565,90 triliun atau 18,33 persen dari PDB.
“Hal ini kembali mengukuhkan sektor Industri Pengolahan Non Migas sebagai penyumbang nilai
tambah terbesar terhadap PDB,” jelas Airlangga. Jika digabung dengan triwulan sebelumnya, nilai
tambah bruto Industri Pengolahan Non Migas selama Januari-Juni 2016 mencapai Rp. 1.108,81
triliun atau lebih tinggi dibandingkan Januari-Juni 2015 sebesar Rp. 919,95 triliun.

Tiga sub sektor penyumbang nilai tambah bruto terbesar pada triwulan II-2016 adalah Industri
Makanan dan Minuman sebesar Rp. 188,23 triliun atau 6,10 persen terhadap PDB, Industri Alat
Angkutan sebesar Rp. 59,38 triliun atau 1,92 persen terhadap PDB, dan Industri Barang Logam,
Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik sebesar Rp. 59,36 triliun atau 1,92 persen
terhadap PDB.

Sementara itu, Menperin juga menyampaikan, kontribusi ekspor industri pengolahan non migas
periode Januari-September 2016 sebesar 76,5 persen atau tertinggi dibandingkan sektor tambang
12 persen, migas 9 persen, dan pertanian 2,2 persen.

Bahkan, sebesar 43 persen total nilai investasi di Indonesia berasal dari sektor industri.
Nilai penanaman modal asing (PMA) di sektor industri pada tahun 2014 mencapai USD 13,01 miliar
dan tahun 2015 sebesar USD 11,76 miliar. Sedangkan, periode Januari-Juni tahun 2016 sebesar
USD 9,32 miliar.

Kemudian, nilai penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor industri pada tahun
2014 mencapai Rp 59,03 triliun dan tahun 2015 sebesar Rp. 89,04 triliun atau tumbuh sebesar
50,84 persen. Sedangkan, periode Januari-Juni tahun 2016 sebesar Rp 50,70 triliun.

Lebih lanjut, Menperin memaparkan perkembanganindustri menengah dan besar yang


meliputi sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (ILMATE), industri kimia,
tekstil, dan aneka(IKTA), serta sektor industri agro.

Pada periode 2014-2016, Airlangga mengungkapkan, di sektor ILMATE tumbuh sebanyak 633 unit
baik baru maupun perluasan. Total nilai investasinya sebesar Rp 75,15 triliun dari PMA dan
PMDN. “Sedangkan, penyerapan tenaga kerja di sektor ini mencapai 86 ribu orang,” ujarnya.

Di sektor IKTA, penumbuhan industrinya pada periode 2015-2016 sebanyak 890 unit baik baru
maupun perluasan. Sedangkan, total nilai investasinya sebesar Rp 235,50 triliun (PMA dan
PMDN) dan penyerapan tenaga kerjanya sebanyak 378 ribu orang.

“Di sektor industri agro, periode 2014-2016, tumbuh sebanyak 66 unit baik baru maupun
perluasan. Total nilai investasinya sebesar Rp 72,41 triliun dari PMA dan PMDN.Sedangkan,
penyerapan tenaga kerjanya sebanyak 22 ribu orang,” papar Airlangga.
Khusus investasi industri smelting, Menperin merinci, hingga saat ini jumlah investor telah mencapai
23 perusahaan dengan total nilai investasi sebesar USD 12,2 miliar yang menjalankan sebanyak 25
proyek di 17 Kabupaten/Kota yang tersebar di sembilan provinsi. “Ke-25 proyek tersebut meliputi
smelting untuk sponge iron, pig iron, slab, katoda tembaga, alumina, feronikel, stainless steel slab,
dan nickel pig iron,” sebutnya.

Di sisi lain, untuk sektor industri kecil dan menengah (IKM), Kemenerin telah memfasilitasi
pembinaan sebanyak 1.993 sentra IKM pada periode 2015-2016. Sentra IKM tersebut meliputi
sektor pangan, sandang, kimia dan bahan bangunan, kerajinan dan aneka, furnitur, serta sektor
logam, mesin, elektronika, dan alat angkut.

Pada periodeyang sama, juga telah dibina sebanyak 12.687 calon wirausaha
baru.“Sedangkan, jumlah unit usaha IKM pada tahun 2015 mengalami peningkatandibandingkan
tahun 2014 sebesar 4,70 persen menjadi sebanyak 3.688.522 unit,” tutur Airlangga.

Pendidikan vokasi industri

Airlangga menambahkan, pihaknya tengah memfokuskan pengembangan pendidikan vokasi industri


berbasis kompetensi serta memiliki keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara dunia
pendidikan dengan dunia kerja. “Langkah ini juga ditujukan untuk mengurangi pengangguran,”
ujarnya.

Saat ini, Kemenperin memiliki 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 8 Politeknik (D3 dan D4), 1
Akademi Komunitas (D1 dan D2), serta 7 Balai Diklat Industri yang telah menyelenggarakan
pendidikan vokasi di bidang industri. “Penyerapan tenaga kerja melalui program pendidikan SMK
dan D1 hingga D4yang bekerjasama dengan asosiasi, kawasan dan perusahaan industri, telah
menghasilkan total tenaga kerja sebanyak 12.111 orang sejak tahun 2014-2016,” ungkapnya.

Selain itu, kata Menperin, pihaknya juga telah


menjalankan pelatihan industri berbasiskompetensi melalui Sistem 3 in 1, yakni pelatihan, sertifikasi,
dan penempatan kerja. Program ini telah menghasilkan total tenaga kerja pada periode 2014-2016
sebanyak 37.334 orang dan telah terserap di dunia industri.

Selama tahun 2015-2019, lanjut Menperin, akan dibangun 8 Politeknik atau Akademi Komunitas
berbasis kompetensi dan link and match dengan industri yang mengadopsi konsep pendidikan dual
system dari Jerman melalui sistem blok waktu, yaitu dalam satu semester dua bulan teori dan
praktek di kampus dan tiga bulan praktek kerja di perusahaan industri.

“Pada tahun 2015, kami telah membangun Akademi Komunitas Industri TPT Surakarta dan tahun
2016 telah dibangun Politeknik Industri Logam di Morowali,” sebut Airlangga. Selanjutnya,
ditargetkan pada tahun 2017 akan dibangun Politeknik Industri Furniture di Semarang dan Akademi
Komunitas Industri Logam di Bantaeng. Sedangkan, target tahun 2018 akan dibangun Politeknik
Industri Kelapa Sawit di Sei Mangkei dan Politeknik Industri Petrokimia di Teluk Bintuni. “Pada tahun
2019 akan dibangun Akademi Komunitas Industri Karet di Landak dan Politeknik Industri Baja di
Batu Licin,” tambahnya.
\

Jakarta - Making Indonesia 4.0 mencerminkan kesungguhan negara sedang


beradaptasi dengan ragam perubahan besar pada era revolusi industri keempat
(Industri 4.0) sekarang ini. Kewajiban negara pula untuk menyiapkan generasi milenial
menjadi angkatan kerja yang kompetitif dan produktif sepanjang era Industri 4.0 itu.

Indonesia sudah menapaki era Industri 4.0, yang antara lain ditandai dengan serba
digitalisasi dan otomasi. Namun, belum semua elemen masyarakat menyadari
konsekuensi logis atau dampak dari perubahan-perubahan yang ditimbulkannya.
Bahkan, fakta-fakta perubahan itu masih sering diperdebatkan. Misalnya, banyaknya
toko konvensional di pusat belanja (mall) yang tutup sering dipolitisasi dengan
argumentasi bahwa kecenderungan itu disebabkan oleh menurunnya daya beli
masyarakat. Padahal, toko-toko konvensional memang mulai menghadapi masalah
serius atau minim pengunjung karena sebagian masyarakat perkotaan lebih memilih
sistem belanja online. Dari beli baju, sepatu, dan buku hingga beli makanan semuanya
dengan pola belanja online.

Masih ada beberapa contoh tentang dampak dari adaptasi era Industri 4.0. Misalnya,
karena faktor e-banking dan pesatnya perkembangan sistem pembayaran, 30 persen
pos pekerjaan pada setiap bank diprediksi akan hilang dalam beberapa tahun
mendatang. Maka, akhir-akhir ini pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor perbankan
pun tak terhindarkan. Lalu, berlakunya ketentuan e-money untuk bayar tol pun punya
dampak terhadap pekerja yang selama ini melayani pembayaran tunai di semua pintu
jalan tol.
Industri surat kabar pun mengalami penurunan skala bisnis yang cukup signifikan,
karena tak bisa bisa menghindari dampak dari pesatnya pertumbuhan media online.
Beberapa ilustrasi ini menggambarkan perubahan yang muncul akibat digitalisasi dan
otomasi dalam era Industri 4.0 sekarang ini. Perubahan-perubahan besar menjadi tak
terhindarkan ketika dunia harus bertransformasi mengikuti perubahan zaman.

Revolusi Industri Pertama ditandai dengan mekanisasi produksi menggunakan tenaga


air dan uap. Lalu, produksi massal menjadi sebuah kemungkinan yang terbuka berkat
adanya tenaga listrik pada Revolusi Industri Kedua. Sektor industri kemudian bisa
mewujudkan otomatisasi produksi pada Revolusi Industri Ketiga karena dukungan
industri elektronik dan teknologi informasi. Semua perubahan itu mendorong manusia
beradaptasi, karena pada akhirnya akan mengubah perilaku, cara bekerja hingga
tuntutan keterampilan.

Era Industri 4.0 akan terus menghadirkan banyak perubahan yang tak bisa dibendung.
Karena itu, ada urgensinya jika negara perlu berupaya maksimal dan lebih gencar
memberi pemahaman kepada semua elemen masyarakat tentang hakikat era Industri
4.0 dengan segala konsekuensi logisnya. Langkah ini penting karena belum banyak
yang berminat memahami Industri 4.0. Masyarakat memang sudah melakoni beberapa
perubahan itu, tetapi kepedulian pada tantangan di era digitalisasi dan otomasi
sekarang ini pun terbilang minim.

Maka, negara harus mengambil inisiatif mendorong semua elemen masyarakat lebih
peduli era Industri 4.0. Dengan memberi pemahaman yang lebih utuh dan mendalam,
masyarakat dengan sendirinya akan terdorong untuk bersiap menghadapi sekaligus
merespons perubahan-perubahan dimaksud. Pun menjadi sangat penting adalah
mendorong sektor pendidikan nasional --dari pendidikan dasar hingga pendidikan
tinggi-- menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan tantangan dan kebutuhan pada era
sekarang ini. Kurikulum yang membuka akses bagi generasi milenial mendapatkan ilmu
dan pelatihan untuk menjadi pekerja yang kompetitif dan produktif.

Dalam konteks industri dan produksi, Industri 4.0 dipahami sebagai komputerisasi
pabrik, atau otomasi dan rekonsiliasi data guna mewujudkan pabrik yang cerdas (smart
factories). Terstruktur dalam pabrik cerdas ini adalah robot atau cyber physical
system (sistem siber-fisik), Internet untuk Segala (IoT), komputasi awan (cloud), dan
komputasi kognitif. Semuanya serba digital. Sistem siber-fisik mengawasi proses fisik,
menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak
terpusat. Kemudian, melalui IoT, sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama
satu sama lain dan dengan manusia secara bersamaan. Lewat cloud, disediakan
layanan internal dan lintas organisasi, yang dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam
rantai nilai manufaktur.

Kompetensi SDM

Untuk merespons perubahan pada era Industri 4.0, pemerintah telah bersiap dengan
merancang peta jalan (road map) berjudul Making Indonesia 4.0, sebagai strategi
Indonesia memasuki era digital saat ini. Making Indonesia 4.0 menetapkan arah yang
jelas bagi masa depan industri nasional. Negara berketetapan untuk fokus pada
pengembangan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan, serta
menjalankan 10 inisiatif nasional untuk memperkuat struktur perindustrian Indonesia,
termasuk inisiatif mempersiapkan tenaga kerja yang andal serta keterampilan khusus
untuk penguasaan teknologi terkini.

Belum lama ini, Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah
mengelompokkan lima industri utama yang disiapkan untuk Revolusi Industri 4.0. "Lima
industri yang jadi fokus implementasi Industri 4.0 di Indonesia yaitu industri makanan
dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia," kata Presiden saat membuka
Indonesia Industrial Summit 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) pada pekan
pertama April 2018.

Menurut Presiden, kelima industri tersebut ditetapkan menjadi tulang punggung guna
meningkatkan daya saing. Lima sektor tersebut juga dinilai Presiden akan menyumbang
penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru berbasis teknologi.
Memang, era Industri 4.0 sudah menghadirkan pabrik cerdas karena kecerdasan
buatan atau artificial intelligence (AI). Namun, peluang bagi tercipta dan tersedianya
lapangan kerja baru tetap terbuka.

Persiapan negara berlanjut dengan gagasan pembangunan infrastruktur digital. Saat


ini, Kementerian Perindustrian bersama Kemenkominfo serta PT Telekomunikasi
Indonesia (Telkom) sedang melakukan mappingpenerapan teknologi 5G di sejumlah
kawasan industri. Sebab, sektor industri butuh konektivitas serta interaksi melalui
teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi dan dapat dimanfaatkan di seluruh
rantai nilai manufaktur demi efisiensi dan peningkatan kualitas produk.

Sedangkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sudah mengemukakan


keyakinannya bahwa Indonesia berpeluang besar menjadi pemain kunci di Asia dalam
implementasi Industri 4.0. Ada dua potensi nyata yang melandasi keyakinan itu, yakni
pasar yang besar dan ketrampilan. Dua potensi ini mampu mendukung pengembangan
era digital.
Sebab, dewasa ini jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta orang.
Dan, ketrampilan generasi milenial bisa terekam pada semua perguruan tinggi atau
universitas di Indonesia. Airlangga pun memastikan bahwa generasi milenial akan
memainkan peran penting. Sedikitnya 49,5 persen pengguna internet berusia 19-34
tahun. Mereka berinteraksi atau melek teknologi berkat telepon pintar (smartphone).

Potensi nyata yang digambarkan Menteri Airlangga itu harus ditingkatkan dan
dipertajam. Sebab, dalam fungsinya sebagai pekerja, generasi milenial dituntut untuk
meningkatkan kapasitas. Tak cukup hanya dengan penguasaan teknologi, tetapi harus
dilengkapi penguasaan sejumlah bahasa asing agar bisa komunikatif pada tingkat
global. Peningkatan kapasitas pekerja milenial itu bisa diwujudkan melalui pelatihan,
kursus dan sertifikasi. Industri dan institusi pendidikan pun harus peduli pada isu
tentang peningkatan kapasitas pekerja di era Industri 4.0 ini.

Seperti diketahui, Kementerian Perindustrian sedang giat-giatnya mendorong


peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia agar menguasai
teknologi digital. Salah satu cara yang dipilih adalah program vokasi SMK dan industri,
serta memacu politeknik melalui program skill for competitiveness. Akan menjadi sangat
ideal jika program peningkatan kompetensi SDM itu bisa masuk dalam kurikulum
pendidikan sejak pendidikan dasar untuk menyiapkan generasi milenial yang kompetitif
dan produktif.

Salah satu yang menjadi target keduanya yaitu mendorong land reform dan program kepemilikan
tanah seluas 9 juta hektare (ha), program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang
disubsidi serta jaminan sosial untuk seluruh rakyat di 2019.

Peningkatan akses penduduk miskin pada pendidikan formal dan pelatihan ketrampilan yang gratis
melalui upaya penurunan tingkat kemiskinan menjadi 5 persen-6 persen pada 2019.

Tak hanya itu, pemerintahan di bawah kepemimpinan Jokowi dan JK juga berencana membangun
infrastruktur jalan baru sepanjang 2.000 kilometer (km) dan memperbaiki jalan di Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Fokus lainnya membangun 10 pelabuhan baru, mendirikan 10 bandara baru serta membangun 10
kawasan industri baru berikut pengembangan untuk hunian buruh.

Keberadaan pasar tradisional juga menjadi sorotan Jokowi-JK. Rencananya sebanyak 5.000 pasar
tradisional akan dibangun di seluruh Indonesia. Kemudian demi melancarkan investasi dan layanan
satu atap untuk investasi akan diciptakan.

Efisiensi perizinan bisnis menjadi maksimal 15 hari, meluncurkan insentif kebijakan fiskal dan non-
fiskal untuk mendorong investasi sektor hulu dan menengah. BUMN akan menjadi agen
pembangunan, mendirikan secara khusus Bank Pembangunan dan Infrastruktur.

Lengkapnya, berikut sejumlah program Jokowi-JK di bidang ekonomi seperti dirangkum


Liputan6.com, Senin (20/10/2014):

1 dari 6 halaman

Kedaulatan Pangan

Kedaulatan Pangan

1. Memperbaiki irigasi rusak dan jaringan irigasi di tiga juta ha sawah.

2. Mencetak sejuta hektare lahan sawah baru di luar Jawa.

3. Pendirian Bank Petani serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

4. Mendirikan gudang dengan fasilitas pengolahan pasca panen di tiap sentra produksi.

5. Pemulihan kualitas kesuburan lahan yang air irigasinya tercemar oleh limbah industri dan rumah
tangga

6. Penghentian konversi lahan produktif.


2 dari 6 halaman

Kemandirian Energi

Kemandirian Energi

1. Meningkatkan produksi minyak bumi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang
melalui:
- Memperpanjang usia sumur-sumur produksi dan tingkatkan produksi lewat teknologi Enhanced
Oil Recovery (EOR).
- Memberikan kemudahan administrasi yang sering menghambat dalam kegiatan investasi.
- Menyusun tata kelola migas yang efektif dan efisien, dan revisi Undang-undang (UU) Migas.

2. Mengurangi subsidi BBM dan sediakan energi murah dengan cara yaitu:
- Konversi BBM ke gas, perkiraan pengalihan 30 persen transportasi ke gas akan mengurangi
subsidi BBM Rp 60 triliun dan menekan harga energi 20 persen.
- Mengalihkan konsumsi BBM ke biofuel.

3. Mengembangkan energi baru terbarukan dengan cara seperti:


- Pengembangan strategi jangka panjang dengan mengubah sistim harga beli energi terbarukan
sehingga sesuai dengan nilai keekonomian.
- Membentuk badan usaha khusus seperti BULOG yang tugasnya memperkuat industri biofuel dan
menjamin terjadinya perdagangan biofuel yang efisien.

4. Atasi kelangkaan listrik, mengurangi biaya produksi listrik, mengeliminasi subsidi listrik, dan
meningkatkan rasio elektrifikasi sampai 100 persen.

5. Membangun infrastruktur migas seperti membangun kilang minyak dan SPBG, storage, pipa
transmisi, dan kapal tanker agar menekan impor juga agar energi yang diproduksi di dalam negeri
dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan domestik.

6. Memberikan insentif kepada swasta untuk mendorong partisipasinya dalam pembangunan


infrastruktur energi nasional.
7. Penguasaan sumber daya alam melalui:
- Peningkatan jumlah pengusaha tambang nasional harus semakin banyak.
- Masyarakat lokal/ sekitar tambang harus memperoleh manfaat langsung dari pengelolaan
tambang di wilayah mereka.
- Harus terdapat penguatan koordinasi pengelolaan pertambangan di bawah Menko, atas dasar
prinsip keberpihakan, efisiensi dan efektifitas.
- Porsi penerimaan negara dari hasil tambang secara bertahap harus meningkat.
- Kebijakan hilirisasi harus segera dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan impor dan
meningkatkan ekspor hasil tambang yang sudah diolah.
- Pengurangan secara drastis konflik antara masyarakat lokal dan perusahaan tambang.
- Membangun regulasi yang mewajibkan CSR dan/ atau saham yang diperuntukkan untuk
masyarakat lokal/ sekitar tambang, penguatan kapasitas pengusaha nasional (termasuk penambang
rakyat) dalam pengelolaan sumber tarnbang yang berkelanjutan.
- Perlu diberikan insentif fiskal dan non fiskal bagi investor khususnya investor nasional yang mau
mengembangkan industri pengolahan bahan tambang di dalam negeri.

- Renegosiasi pengelolaan sumber tambang berbasiskan keuntungan yang setara (i.e. equal profit
sharing) antara pemerintah dan korporasi baik domestik maupun asing harus dirancang sebagai
bagian dari penguatan kapasitas.

3 dari 6 halaman

Sektor Keuangan

Sektor Keuangan

1. Penguatan keuangan berbasis nasional melalui:

a. Menggunakan instrumen-instrumen regulasi antara lain pembatasan penjualan saham bank


nasional kepada asing, pengaturan yang lebih ketat
untuk menghidarkan konglomerasi tumpang tindih antara sektor keuangan
dengan sektor riil dalam hal kepemilikan bank.
b. Instrumen politik dan diplomasi. Azas resiprokal perbankan Indonesia harus segera
diimplementasikan untuk negara-negara yang memiliki bank di Indonesia. Dukungan kepada
perbankan nasional untuk mengembangkan sayapnya ke luar
negeri terutama di ASEAN.

c. Menggunakan instrumen standarisasi keuangan yang jelas.

d. Menggunakan instrumen penguatan kelembagaan. Pengembangan sistem informasi dan


administrasi yang membuat micro finance menjadi bankable. Micro finance terutama dikembangkan
untuk membiayai kegiatan produktif dan bukan konsumtif.

2. Evaluasi kinerja kenaikan penerimaan pajak seiring dengan kenaikan potensinya (seperti
pertumbuhan PDB).

3. Merancang ulang lembaga pemungutan pajak berikut peningkatan kuantitas dan kualitas aparatur
perpajakan.

4. Melakukan desain ulang arsitektur fiskal lndonesia.

5. Peningkatan realisasi penggunaan anggaran untuk pembangunan infrastruktur pengelolaan


pendidikan, kesehatan, dan perumahan.

6. Pemberian insentif bagi lembaga dan daerah yang memiliki penyerapan anggaran yang tinggi
dalam mendukung prioritas pembangiman dan kebocorannya rendah.

7. Pengurangan utang negara secara bertahap sehingga rasio utang terhadap PDB mengecil.

8. Utang baru hanya ditujukan untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang produktif dalam
rangka meningkatlmultiplier tinggi di masa yang akan datang (seperti pembangunan infrastruktur,
pengembangan pendidikan dan kesehatan).

4 dari 6 halaman

Perkuat Infrastruktur
Perkuat Infrastruktur dan Transportasi

1. Pengembangan sistem transportasi umum massal terintegrasi yang berimbang baik di lautan,
udara maupun darat.

2. Pemerintah membentuk bank pembangunan/infrastruktur dan meningkat pembangunan


infrastruktur.

3. Kebijakan transportasi yang berpihak pada transportasi massal yang aman, nyaman, merata dan
efisien.

4. Perencanaan transportasi yang berkelanjutan jangka menengah hingga jangka panjang.

5. Peningkatan kapasitas jalan melalui pelebaran jalan dalam kota, dari pusat kota menuju kota
satelit, antar kota dan jalan tol.

6. Membangun 10 pelabuhan dan 10 bandara baru dan merenovasi yang lama. Membangun 10
kawasan industri baru berikut pengembangan untuk hunian buruhnya. Membangun pasar
tradisional sebanyak 5.000 pasar tradisional di seluruh Indonesia dan memodernisasi.

7. Peningkatan kapasitas jalan melalui penambahan jalan baru dalam kota, dari pusat kota menuju
kota satelit, antar kota (suburbs), dan jalan tol.

8. Pembangunan monorel atau underground yang menghubungkan bandara dengan pusat kota,
pelabuhan dengan pusat kota, lingkar dalam kota dan lingkar luar kota dengan lingkar dalam kota.

9. Peningkatan ketebalan jalan guna menahan beban bobot barang yang lebih besar.

10. Pembangunan rel kereta api baru untuk menghubungkan antar kotadan perlunya kebijakan
transportasi KA perkotaan sbg alternatif terhadap moda transportasi darat massal.

11. Meningkatkan jumlah kapal penumpang dan barang.

12. Modernisasi material handling di pelabuhan.

13. Memperpanjang landasan pada bandara perintis atau bandara kecil.

14. Membangun bandara utama khusus barang.

15. Mengembangkan rute regional.


16. Meningkatkan pelayaran perintis antar pulau.

17. Menambah rute perintis angkutan udara.

18. Pemerintah pusat dan daerah memprioritaskan pembangunan infrastruktur transportasi yang
terintegrasi yang didukung oleh Bank Pembangunan/ infrastruktur.

19. Kebijakan yang mendorong partisipasi industri otomotif di dalam negeri untuk mendukung
pembangunan sistem transportasi umum massal dan infrastruktur transportasi (seperti bagian dari
CSR).

20. Pengembangan industri perkapalan di dalam negeri untuk menyediakan sarana transportasi laut
yang aman, efsien dan nyaman.

21. Pengembangan kapasitas dan kapabilitas perusahaan jasa kapal laut di lndonesia.

22. Pengembangan rute kapal laut yang menghubungkan seluruh kepulauan di Indonesia secara
efsien termasuk pulau-pulau terisolasi.

23. Revitalisasi pelabuhan laut yang sudah ada, terutama pengembangan Tanjung Priok, Tanjung
Perak dan Bitung sebagain Hub Port berkelas intemasional,
Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar dan Sorong.

24. Membangun dryport.

25. Mendorong peran pemerintah daerah dan BUMD dalam pengembangan transportasi laut dan
sungai.

26. Penindakan hukum terhadap kapal-kapal asing yang melayani perairan nusantara.

27. Penurunan biaya logistik 5% per tahun dengan mengembangkan sistem transportasi umum
massal terintegrasi yang berimbang baik di lautan, udara maupun darat.

28. Membangun infrastruktur ekonomi: Jalan, Jembatan, Pasar, saluran irigasi, pelabuhan, bandara,
jalur kereta api, kawasan industri dan pembangkit Pembangunan rel KA (rel ganda) antar kota di
Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

29. Pembangunan terminal-terminal baru untuk bongkar muat terutama di daerah terpencil dan tak
lupa menggunakan sungai dan laut-terutama di bagian Timur lndonesia.
30. Pembangunan akses jalan dan jalur transportasi air untuk 183 kabupaten tertinggal hingga 2024.

31. Pelebaran jalan dan penambahan jalan baru sepanjang 2.000 km.

32. Menyediakan dana ganti rugi lahan untuk pelebaran dan penambahan jalan.

33. Pangsa moda transportasi kereta api perkotaan naik menjadi 10 persen.

34. Pangsa moda transportasi KA antar kota naik menjadi 10 persen.

35. Bertambahnya kapal domestik.

36. Peningkatan jumlah pelabuhan container sebanyak 10 unit.

37. Pembaharuan metode pemindahan barang dari kapal ke darat dan sebaliknya.

38. Penambahan kapal pandu.

39. Tersedianya satu bandara utama barang di setiap koridor ekonomi.

40. Penambahan 76 rute perintis yang dilayani.

41. Pengurangan penggunaan kendaraan pribadi sebesar 30 persen.

Industri

1. Pengembangan industri manufaktur untuk pengolahan sumber daya alam yang selama ini
diekspor dalam bentuk bahan mentah.

2. Pengurangan kandungan impor dalam industri manufaktur Indonesia secara bertahap.

3. Pengembangan 5-7 sentra industri baru koridor luar jawa.

4. Proteksi HAKI

5. Promosi produk manufaktur nasional dan pengembangan industri kecil dan menengah serta
koperasi
6. Untuk meningkat antara industri dan perguruan tinggi dalam kerjasama R&D pengetahuan dan
teknologi yang dapat diaplikasikan untuk memperkuat daya saing industri manufaktur nasional.

7. Pemerintah memberikan fasilitas fiskal dan non-fiskal untuk mempromosikan HAKI nasional di
pasar global.

5 dari 6 halaman

Pariwisata

Pariwisata

Membangun karakter dan potensi pariwisata melalui:

1. Pengembangan kawasan pariwisata berbasis pada segitiga emas (golden triangle) pariwisata di
titik strategis kawasan Indonesia untuk membangun intersullar tourism dan budaya lokal seperti
kawasan bunaken-wakatobi-raja ampat.

2. Memfasilitasi promosi dan keterlibatan rakyat dalam pendidikan kebudayaan, pengelolaan lokasi
dan dukungan kebijakan untuk memfasilitasi pengembangan ekonomi kreatif berbasis pada eco-
tourism.

3.Fasilitasi pengembangan infrastruktur pariwisata sebagai daya ungkit pembangunan nasional baik
berupa akses transportasi, infrastruktur pengembangan budaya lokal, maupun akses informasi dan
komunikasi yang terintegrasi dengan potensi ekonomi lokal.

4. Pemerintah merancang kebijakan anggaran pembangunan untuk peningkatan sektor pariwisata


dengan target output kemampuan untuk mendatangkan jumlah wisatawan asing sejumlah 20 juta
sampai dengan 2019 dan target outcome menggerakkan sektor ekonomi lokal dan nasional.

(Ndw)

Anda mungkin juga menyukai