Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aloysius Oktavianus Kusuma

Nim : 1507.14201.383

Kasus
Ny R 76 thn agama Islam suku jawa pekerjaan ibu rumah tanggga masuk rumah
sakit dengan diagnose Hemiparese kiri e.c. stroke infark system karotis kanan. Riwayat kes
sekarang: klien mengalami penurunan kesadaran sejak masuk ke rumah sakit, klien
mengalami hemiparese kiri sehingga mengalami kelemahan otot pada alat gerak sebelah
kiri. Alat gerak sebelah kanan terlihat aktif, klien terpasang infuse, NGT, DC dan mayo serta
terpasang NRM (oksigen lt). riwayat kejadian sejak 3 jam SMRS klien ditemukan pingsan
pada pukul 04.0 pagi. Tidak ada kejang, tidak ada mual muntah, dipanggil dan digoyang
tidak bangun. Lalu klien dibawa ke RSHS. 1 hari SMRS klien mengeluh batuk, pusing dan
demam, lalu klien berobat ke puskesmas sukajadi dan diberi obat amoxilin dan parasetamol.
Saat berobat TD kien 160/110 mmHg, klien tidak pernah mengalami stroke, klien memiliki
riwayat hipertensi, asam urat, dan penyakit jantung. Menurut keluarganya suami ny R
memilki riwayat hipertensi, tapi tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sama seperti klien.
Pada saat pemeriksaan fisik ditemukan: Kesadaran menurun GCS (E2 V1 M4)
tampak lemah dan sakit berat, TD 150/100mmHg, HR 98x/mnt, RR 28 x/mnt,S 36oC.
breathing: reflex batuk (+) adanya peningkatan sputum, sesak (-), ronchi (+). Blood: bunyi
jantung murni regular, s1, s2 normal, CRT <2 dtk. Brain: tampak lemah sering tertidur, tidak
dapat bicara, ekspresi apatis, tubuh bagian kiri lemah bagian kanan aktif. Saraf knanial
reflex pupil (+), bulat isokor, kesulitan membuka mulut, pemeriksaan saraf lannya tidak
dapat dikaji. Kekuatan otot: 4/0/4/0. Boel: tidak ada munth BAB 1-2 x/hr lembek kuning
pekat, bising usus 10x/mnt, terpasang NGT. Bone: kulit pucat dan kering, tidak ada tanda
dekubitus.

A. Penatalaksaan
Untuk mencegah terjadinya peningkatan berat badan di masa mendatang
perlu dilakukan pendidikan kesehatan sejak dini pada anak-ana dengan tujuan
mencegah terjadi obesitas sebagai salah satu faktor risiko terjadinya stroke di masa
mendatang.
B. Diagnosa.
1. Resiko peningkatan TIK berhubungan dengan penambahan isi otak sekunder
terhadap perdarahan otak .
2. Intoleransi aktifitas (ADL) berhubungan dengan kehilangan kesadaran,kelumpuhan.
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan dan kelumpuhan.
C. Intervensi.
 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak mengalami
peningkatan tekanan intra kranial .
 Kriteria hasil :
 Tidak terdapat tanda peningkatan tekanan intra kranial :
 Peningkatan tekanan darah.
 Nadi melebar.
 Pernafasan cheyne stokes
 Muntah projectile.
 Sakit kepala hebat.
Pencegahan TIK meningkat di laksanakan.
 Intervensi.
1. Pantau tanda dan gejala peningkatan TIK
 tekanan darah
 nadi
 GCS
 Respirasi
 Keluhan sakit kepala hebat
 Muntah projectile
 Pupil unilateral.
 Rasional :
Deteksi dini peningkatan TIK untuk melakukan tindakan lebih lanjut.
2. Tinggikan kepala tempat tidur 15-30 derajat kecuali ada kontra indikasi.
Hindari mengubah posisi dengan cepat.
 Rasional :
Meninggikan kepala dapat membantu drainage vena untuk
mengurangi kongesti vena.
3. Hindari hal-hal berikut :
Masase karotid Fleksi leher atau rotasi > 45 derajat. Rangsangan anal
dengan jari(boleh tapi dengan hati-hati ) hindari mengedan, fleksi ekstrem
panggul
 Rasional :
Masase karotid memperlambat frekuensi jantung dan mengurangi
sirkulasi sistemik yang diikuti peningkatan sirkulasi secara tiba-tiba.
Fleksi atau rotasi ekstrem leher mengganggu cairan cerebrospinal dan
drainage vena dari rongga intra kranial. dan lutut. Aktifitas ini
menimbulkan manuver valsalva yang merusak aliran balik vena dengan
kontriksi vena jugularis dan peningkatan TIK.
4. Konsul dokter untuk mendapatkan pelunak feces jika di perlukan.
 Rasional :
Mencegah konstipasi dan mengedan yang menimbulkan manuver
valsalva.
5. Pertahankan lingkungan tenang, sunyi dan pencahayaan redup.
 Rasional :
Meningkatkan istirahat dan menurunkan rangsangan membantu
menurunkan TIK.
6. Berikan obat-obatan sesuai dengan pesanan:
 Anti hipertensi.
 Anti koagulan.
 Terapi intra vena pengganti cairan dan elektrolit.
 Pelunak feces.
 Anti tukak.
 Roborantia.
 Analgetika.
 Vasodilator perifer.
 Rasional :
 Menurunkan tekanan darah.
 Mencegah terjadinya trombus.
 Mencegah defisit cairan.
 Mencegah obstipasi.
 Mencegah stres ulcer.
 Meningkatkan daya tahan tubuh.
 Mengurangi nyeri.
 Memperbaiki sirkulasi darah otak.

Anda mungkin juga menyukai