(ARDS)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
ANNISA M
NOPI IRHAMNI
PADANG
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kita bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna memenuhi
tugas dari dosen mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat1.
Kami tau makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari Bapak/Ibu selaku dosen pembimbing kami, karena
kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah menjadi benar.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan brmancaat bagi kita. Akhir
kata kami ucapkan terimakasih.
Penulis
i
Daftar Isi
Daftar isi.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Perbedaan sindrom klinis tentang berbagai etiologi tampak sebagai manifestasi patogenesis
umum tanpa menghiraukan factor penyebab.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Acut Respiratory Distress syndrome?
2. Apa Etiologi dari ARDS?
3. Bagaimana patofiologi ARDS?
4. Apa saja manifestasi klinis dari ARDS?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari ARDS?
6. Apa saja penatalaksanaan dari ARDS?
7. Apa ASKEP dari ARDS?
1.3.TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa/i dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan serta untuk
pegangan dalam memberikan bimbingan dan asuhan keperawatan pada klien dengan ARDS
serta Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gawat darurat.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan dan tentang ARDS
b. Agar mahasiswa memahami konsep dari ARDS
c. Agar mahasiswa mampu membuat Asuhan Keperawatan pada penderita ARDS
d. Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan nya di dalam kehidupan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN
Gagal nafas akut /ARDS adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk
mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan
pH yang adekuat disebabkan oleh masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan Martin T,
1997)
Gagal nafas akut/ARDS terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida
dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsi oksigen dan pembentukan karbon
dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50
mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg
(hiperkapnia). (Brunner & Sudarth, 2001)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ARDS ( Gagal nafas Akut )
merupakan ketidakmampuan atau kegagalan sitem pernapasan oksigen dalam darah sehingga
pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru - paru tidak dapat memelihara laju
konsumsi oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam sel –sel tubuh.sehingga tegangan
oksigen berkurang dan akan peningkatan karbondioksida akan menjadi lebih besar.
2.2.ETIOLOGI
1. Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang
menngendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla) sehingga
pernafasan lambat dan dangkal
3
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi paru.
Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit pleura atau trauma
dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.
Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari hidung
dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi pernapasan.
Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin meyebabkan
gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya
adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar.
2.3.PATOFISIOLOGI
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik dimana
masing masing mempunyai pengertian yang berbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas
yang timbul pada pasien yang parunya normal secara struktural maupun fungsional sebelum
awitan penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan
penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru. Pasien mengalami
toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk secara bertahap. Pada gagal
nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi
penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan
memberi bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul
kelelahan. Kapasitasvital adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
4
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi
obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak di
bawah batang otak (pons dan medulla).
Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis,
meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan pusat pernafasan.
Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal. Pada periode postoperatif dengan anestesi
bisa terjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat agen menekan pernafasan dengan efek
yang dikeluarkan atau dengan meningkatkan efek dari analgetik opiood. Pneumonia atau
dengan penyakit paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas akut.
2.4.MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis utama pada kasus ARDS :
1. Peningkatan jumlah pernapasan(Hiperventilasi)
2. Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
3. Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
4. Penurunan kesadaran mental
5. Takikardi, takipnea
6. Dispnea dengan kesulitan bernafas
7. Terdapat retraksi interkosta
8. Sianosis
9. Hipoksemia
10. Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing
11. Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur
2.5.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan fungsi ventilasi
2. Pemeriksaan status oksigen
3. Pemeriksaan status asam-basa
4. Arteri gas darah (AGD) menunjukkan penyimpangan dari nilai normal pada PaO2,
PaCO2, dan pH dari pasien normal; atau PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 lebih dari 50
mmHg, dan pH < 7,35.
5. Oksimetri nadi untuk mendeteksi penurunan SaO2
5
6. Hitung darah lengkap, serum elektrolit, urinalisis dan kultur (darah, sputum) untuk
menentukan penyebab utama dari kondisi pasien.
7. Sinar-X dada dapat menunjukkan penyakit yang mendasarinya.
8. EKG, mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan, disritmia.
9. Pemeriksaan hasil Analisa Gas Darah :
10. Pemeriksaan Rontgent Dada :
2.6.PENATALAKSANAAN
Tujuan utama pengobatan adalah untuk memperbaiki masalah ancama kehidupan dengan
segera, antara lain :
1. Terapi Oksigen
Oksigen adalah obat dengan sifat terapeutik yang penting dan secara potensial
mempunyai efek samping toksik. Pasien tanpa riwayat penyakit paru-paru tampak toleran
dengan oksigen 100% selama 24-72 jam tanpa abnormalitas fisiologi yang signifikan.
2. Ventilasi Mekanik
Aspek penting perawatan ARDS adalah ventilasi mekanis. Terapi modalitas ini
bertujuan untuk memmberikan dukungan ventilasi sampai integritas membrane alveolakapiler
kembali membaik.
3. Positif End Expiratory Breathing (PEEB)
Ventilasi dan oksigen adekuat diberikan melaui volume ventilator dengan tekanan dan
kemmampuan aliran yang tinggi, di mana PEEB dapat ditambahkan. PEEB di pertahankan
dalam alveoli melalui siklus pernapasan untuk mencegah alveoli kolaps pada akhir ekspirasi.
4. Memastikan volume cairan yang adekuat
Dukungan nutrisi yang adekuat sangatlah penting dalam mengobati pasien ARDS,
sebab pasien dengan ARDS membutuhkan 35 sampai 45 kkal/kg sehari untuk memenuhi
kebutuhan normal.
5. Terapi Farmakologi
Penggunaan kortikosteroid dalam pengobatan ARDS adalah controversial, pada
kenyataanya banyak yang percaya bahwa penggunaan kortikosteroid dapat memperberat
penyimpangan dalam fungsi paru dan terjadinya superinfeksi. Akhirnya kotrikosteroid tidak
lagi di gunakan.
6. Pemeliharaan Jalan Napas
Selang endotrakheal di sediakan tidak hanya sebagai jalan napas, tetapi juga berarti
melindungi jalan napas, memberikan dukungan ventilasi kontinu dan memberikan kosentrasi
6
oksigen terus-menerus. Pemeliharaan jalan napas meliputi : mengetahui waktu penghisapan,
tehnik penghisapan, dan pemonitoran konstan terhadap jalan napas bagian atas.
7. Pencegahan Infeksi
Perhatian penting terhadap sekresi pada saluran pernapasan bagian atas dan bawah
serta pencegahan infeksi melalui tehnik penghisapan yang telah di lakukan di rumah sakit.
8. Dukungan nutrisi
Malnutrisi relative merupakan masalah umum pada pasien dengan masaalah kritis.
Nutrisi parenteral total atau pemberian makanan melalui selang dapat memperbaiki malnutrisi
dan memmungkinkan pasien untuk menghindari gagal napas sehubungan dengan nutrisi
buruk pada otot inspirasi.
2.7.ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Pengkajian primer
1. Airway : Mengenali adanya sumbatan jalan napas
Peningkatan sekresi pernapasan
Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
Jalan napas adanya sputum, secret, lendir, darah, dan benda asing,
Jalan napas bersih atau tidak
2. Breathing
Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.
Frekuensi pernapasan : cepat
Sesak napas atau tidak
Kedalaman Pernapasan
Retraksi atau tarikan dinding dada atau tidak
Reflek batuk ada atau tidak
Penggunaan otot Bantu pernapasan
Penggunaan alat Bantu pernapasan ada atau tidak
Irama pernapasan : teratur atau tidak
Bunyi napas Normal atau tidak
3. Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
7
Sakit kepala
Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
Papiledema
Penurunan haluaran urine
4. Disability
Keadaan umum : GCS, kesadaran, nyeri atau tidak
adanya trauma atau tidak pada thorax
Riwayat penyakit dahulu / sekarang
Riwayat pengobatan
Obat-obatan / Drugs
b. Pemeriksaan fisik
1. Mata
Konjungtiva pucat (karena anemia)
Konjungtiva sianosis (karena hipoksia)
Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)
2. Kulit
Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
Sianosis secara umum (hipoksemia)
Penurunan turgor (dehidrasi)
Edema periorbital
5. Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung
8
6. Vena leher : Adanya distensi/bendungan
7. Dada
Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan, dispnea, atau
obstruksi jalan pernafasan)
Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dengan kanan
Tactil fremitus, thrill, (getaran pada dada karena udara/suara melewati saluran /rongga
pernafasan)
8. Pola pernafasan
Pernafasan normal (eupnea)
Pernafasan cepat (tacypnea)
Pernafasan lambat (bradypnea)
c.Rencana Keperawatan
9
pelan,dalam,berp
utar dan batuk
Auskultasi suara
nafas
-Terapi Oksigen
Bersihkan mulut
dan hidung dan
sekresi trakea
Batasi aktivitas
merokok
Berikan oksigen
tambahan
Monitor aliran
oksigen
Monitor posisi
perangkat
-Pngaturan posisi
Tempatkan
paisen ditempat
tidur
Berikan matras
yang lembut
Dorong pasien
terlibat dalm
pengaturan
posisi
Dorong latihan
ROM aktif dan
pasif
Tinggikan
kepala dari
tempat tidur
10
2 Gangguan pertukaran gas Respon penyapihan -Monitor pernafasan
berhubungan dengan ventilasi mekanik Monitor
ketidakseimbangan vntilasi Kriteria Hasil: kecepatan, irama
perfusi Tingkat dan kedalaman
Batasan karakteristik: pernafasan nfas
Dyspnea spontan Monitor suara
Gas darah arteri Saturasi oksigen nafas tabahan
abnormal Kesulitan Monitor pola
Hipoksia bernafas sendiri nafas
Hipoksemia Volume tidal Monitor saturasi
Sianosis kegelisahan oksigen
Pasang sensor
pemantauan
oksigen
-Manajemen asam basa
Pertahankan
kepatenan jalan
nafas
Posisikan klien
mendapatkan
ventilasi yang
adekuat
Monitor gas
darah arteri
Monitor
konnsumsi
oksigen
Monitor status
hemodinamik
-Manajemen syok
Monitor tanda-
tanda vital
Ambil gas darah
11
arteri dan
oksigenasi
jaringan
Monitor
timbulnya gejala
gagal nafas
Monitor EkG
sesuai kebutuhan
Monitor tekanan
oksimetri
3 Disfungsi respons Respon penyapihan -Penyapihan ventilator
penyapihan ventilator ventilasi mekanik mekanik
berhubungan dengan Batasan karakteristik: Monitor klien
riwayat kegagalan berulang Tingkat dari infeksi
dalam upaya penyapihan pernafasan sebelum
Batasan karakteristik: spontan penyapihan
Ketidaknyamanan Irama Suction jalan
bernafas pernafasan nafas bila
Merasa perlu spontan diperlukan
meningkatkn oksigen Kedalaman Monitor gejala
Peningkatan fokus pernafasan kelelahan otot
pada pernafasan spontan pernafasan
Sedikit peningkatan Suara nafas Gunakan teknik
pernafasan dari niai tambahan relaksasi yang
dasar Gerakan dinding sesuai
dada asimetris Bantu klien
membedakan
pernafasan
spontan dan
mekanik
-Ekstubasi endotrakeal
Posisikan pasien
untuk
12
memaksimalkan
penggunaan otot
ventilator
Monitor distress
pernafasan
Monitor tanda-
tanda vital
Observasi tanda
sumbatan jalan
nafas
-Manajemen jalan nafas
buatan
Monitor adanya
keluhan nyeri
Melakukan
penyedotan
endotrakeal jika
diperlukan
Lakukan
pemeriksaan foto
torax
Monitor suara
ronki,crackles
dijalan nafas
Monitor
penurunan
ekspirasi dan
peningkatan
tekanan inspirasi
13
BAB III
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
ARDS adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas
berat, hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru biasanya terjadi pada orang
yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau non-
pulmonal ( Hudak, 1997 ).
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik dimana
masing masing mempunyai pengertian yang berbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas
yang timbul pada pasien yang parunya normal secara struktural maupun fungsional sebelum
awitan penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan
penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru. Pasien mengalami
toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk secara bertahap. Pada gagal
nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
Adapun manifestasi klinis yang terjadi pada klien ARDS yaitu sesak nafas,sianosis,
hipoksemia,hipoksia jaringan,takipnea,bradipnea,adanya suara nafas tambahan seperti ronki
dll.
4.2. SARAN
Kami sebagai penulis makalah ini berharap sekali kepada pembaca bahwa kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu kami berharap kritik dan saran atau masukan kepada kami selaku pembuat makalah
agar dapat lebih baik lagi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15