Urinalsis Bab I
Urinalsis Bab I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tujuan
1. Menganalisis urin secara makroskopik dan mikroskopik dengan menggunakan
carik celup
2. Menginterpretasikan hasil pengamatan dan menghubungkan kondisi patologi
klinik.
B. Landasan Teori
Urinalisis merupakan pemeriksaan laboratorium klinik berupa pengamatan
makroskopik dan penilaian terhadap penampakan umum dan mikroskopis. Urinalisis
merupakan uji laboratorium yang paling sering dilakukan, dengan alasan sampel urin
mudah diperoleh dan pada situasi klinis tertentu dapat memberi informasi yang sangat
bermanfaat, sehingga dapat memberikan indikator-indikator suatu penyakit. Urinalisis
juga digunakan sebagai pemeriksaan penapisan untuk status kesehatan umum, dengan
syarat pengambilan specimen urin harus dilakukan dengan benar.
Urinalisis dapat dilakukan dengan cara konvensioal/manual atau
menggunakan carik celup yang dibantu dengan mikroskopis untuk melihat adanya
unsur-unsur organik dan anorganik, bahkan mikroskopis juga sudah dapat
diidentifikasi dengan instrumen.
1. Volume
Volume urin normal orang dewasa 800 – 1600 ml/24 jam tergantung dari
pemasukan cairan, penguapan, dsb. Volume urin siang hari biasanya 3 – 4 kali
volume urin malam hari.
2. Bakteri
Biasanya kekeruhannya merata, bakteri dapat dilihat dalam sedimen dengan
pewarnaan gram.
3. Darah
Menyebabkan urin merah keruh, pada sediaan sedimen ditemukan eritrosit.
4. Ph
Urin normal mempunyai ph antara 4,7 – 7,5 dengan rata – rata 6,0.
5. Berat Jenis
Urin normal mrmpunyai berat jenis:
Urin sewaktu : 1,002 – 1,030
Urin 24 jam : 1,015 – 1,025
Cara pemeriksaannya:
Bila berat jenis urin ini melebihi 1,020, berarti faal ginjal sangat baik
Bila berat jenis urin kurang dari 1,020, ada beberapa kemungkinan :
Ada gangguan faal ginjal akibat penyakit primer dari ginjal (Glomerulo
nefritis)
Ada oedema yang dikeluarkan pada malam hari, misalnya pada
penderita dekompensasio jantung.