Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Seperti tercantum pada PJPT II, dimana pengembangan bidang jasa termasuk pelayanan
infrastruktur dan jasa keuangan diarahkan pada terciptanya jaringan informasi, pelayanan
keuangan yang andal, efisien dan mampu mendukung industrialisasi serta upaya pemerataan.
Didalam sasaran Pelita VI disebutkan pula bahwa pembangunan sektor keuangan ditingkatkan,
diperluas dan diarahkan untuk memperbesar kemampuan sumber dana dalam negeri bagi
pembiayaan pembangunan nasional.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah tersebut, maka dibidang kelembagaan serta
instrumen pasar uang, Bank Indonesia harus memantapkan langkah-langkah kebijakan yang
dapat mendukung berkembangnya jenis-jenis pembiayaan lain kepada dunia usaha selain kredit
perbankan, utamanya surat-surat berharga. Perkembangan ini memang tidak bisa dihindarkan,
sejalan dengan kecenderungan sekurutisasi aset yang akan terus mewarnai industri keuangan
kita, Dalam kaitan ini, pengembangan pasar uang yang lebih luas dan mendalam merupakan
suatu kebutuhan yang sangat penting. Dengan adanya lembaga pemeringkat diharapkan dapat
memberi dukungan yang efektif bagi pengembangan pasar uang di Indonesia sehingga jenis
instrumen yang diperdagangkan akan dapat di lihat kwalitasnya dan semakin beragam tidak
terbatas hanya SBI. Beragamnya instrumen ini akan meningkatkan efisiensi dan pilihan
penanaman dana bagi bank-bank, tetapi juga akan lebih menambah instrumen untuk
pengendalian moneter oleh Bank Indonesia.
Untuk aktivitas pasar modal di Indonesia sendiri telah berlangsung cukup lama yaitu
sejak tahun 1912, dan ketika itu masih dilakukan sepenuhnya oleh penjajahan Belanda. Pada saat
itu, efek yang di perdagangkan ialah saham dan obligasi milik perusahaan dan pemerintahan
Hindia Belanda. Setelah melewati masa kemerdekaan, pemerintahan Indonesia mengambil alih
dan meneruskan kembali perdagangan efek yang telah dirintis oleh pemerintahan Hindia
Belandaitu.Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat
terutama setelah pemerintahan melakukan berbagai regulasi di didang keuangan dan perbankkan
termasuk pasar modal. Para pelaku di pasar modal telah menyadari bahwa perdagangan efek
dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus memberikan konsribusi
yang besar bagi perkembangan perekonomian negara kita
Pasar modal (capital market) adalah lembaga keuangan bukan bank yang mempunyai
kegitan berupa penawaran dan perdagangan efek. Selain itu juga merupakan lembaga profesi
yang berkaitan dengan transaksi jual beli efek dan perusahan publik yang berkaitan dengan
efek.Dengan demikian pasar modal dikenal sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli
modal /dana.
Pasar modal berbeda dengan pasar uang, dimana perbedaan terletak pada jangka waktu
atau jatuh tempo produknya. Pasar uang dikenal sebagai pasar yang menyediakan sarana
peminjaman dana dalam jangka pendek ( jatuh tempo kurang atau sama dengan satu tahun ).
Pasar modal mempunyai jangka waktu panjang, atau lebih dari satu tahun. pasar uang melakukan

kegiatan mengalokasikan dana secara efektif dan efesien dari pihak yang mempunyai dana.
Aktivitas pasar modal di Indonesia telah berlangsung cukup lama yaitu sejak tahun 1912, dan
ketika itu masih dilakukan sepenuhnya oleh penjajahan Belanda. Pada saat itu, efek yang di perdagangkan
ialah saham dan obligasi milik perusahaan dan pemerintahan Hindia Belanda. Setelah melewati masa
kemerdekaan, pemerintahan Indonesia mengambil alih dan meneruskan kembali perdagangan efek yang
telah dirintis oleh pemerintahan Hindia Belanda itu.

Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat terutama
setelah pemerintahan melakukan berbagai regulasi di didang keuangan dan perbankkan termasuk pasar
modal. Para pelaku di pasar modal telah menyadari bahwa perdagangan efek dapat memberikan return
yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus memberikan konsribusi yang besar bagi perkembangan
perekonomian negara kita

Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian nasional, memiliki
peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional. Dukungan sektor swasta
menjadi kekuatan nasional sebagai dinamisator aktivitas perekonomian nasional. Pun demikian, di
Indonesia, ternyata pasar modal masih didominasi oleh pemodal asing. Idealnya, dalam pasar modal perlu
ada keseimbangan antara pemodal asing dengan pemodal lokal.

Pasar modal Indonesia masih dianalogikan dengan arena judi, bukan sebagai sarana investasi. Akibatnya,
hal ini menyebabkan peningkatan fluktuasi dan merugikan investor minoritas.

Pasar modal (capital market) adalah lembaga keuangan bukan bank yang mempunyai kegitan
berupa penawaran dan perdagangan efek. Selain itu juga merupakan lembaga profesi yang berkaitan
dengan transaksi jual beli efek dan perusahan publik yang berkaitan dengan efek. Dengan demikian pasar
modal dikenal sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli modal / dana.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan judul makalah ini “Pasar Modal” terkait dengan pengertian, peranan, fungsi, serta
perkembangannya di Indonesia. Berkaitan dengan judul tersebut maka masalahnya dapat dirumuskan
sebagai berikut :

1.1. Sejarah pasar modal

1.2. Ruang lingkup pasar modal

1.3. Peranan serta fungsi dari pasar modal

1.4. Perkembangan pasar modal

1.5. Mengenal Saham dan Obligasi

1.3 TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi nilai Mata Kuliah Bank Lembaga

Keuangan dan untuk dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca mengenai Pasar

Modal. Selain itu dapat pula dijadikan sebagai referensi bacaan bagi para mahasiswa.

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH PASAR MODAL

Kegiatan jual beli saham dan obligasi sebenarnya telah dimulai pada abad XIX. Pada tanggal 14
Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa di Batavia. Bursa ini merupakan
bursa tertua keempat di Asia, setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo. Bursa yang dinamakan Vereniging
voor de Effectenhandel, memperjualbelikan saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yang
beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat saham
perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek
perusahaan Belanda lainnya (Rusdin, Pasar Modal, Bandung; Alfabeta,2006,hal4).

Minat masyarakat terhadap pasar modal mendorong didirikannya bursa di kota Surabaya (11 Juni
1925) dan Semarang (1 Agustus 1925). Perkembangan pasar modal pada saat itu, terlihat dari nilai efek
yang mencapai NIF 1,4 milyar, pun demikian perkembangan pasar modal ini mengalami penyurutan
akibat Perang Dunia II. Akibatnya, pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijakan untuk memusatkan
perdagangan efeknya di Batavia dan menutup bursa efek di Semarang dan Surabaya. Pada tanggal 17 Mei
1940, secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup.

Di masa kemerdekaan, pada tahun 1950, pemerintah mengeluarkan obligasi Republik Indonesia,
yang menandakan mulai aktifnya Pasar Modal Indonesia. Pada tanggal 31 Juni 1952, Bursa Efek di
Jakarta dibuka kembali. Penyelenggaraan tersebut kemudian diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan
Uang dan Efek-efeknya (PPUE). Namun pada tahun 1958, terjadi kelesuan dan kemunduran perdagangan
di Bursa, akibat konfrontasi pemerintah dengan Belanda. Pemerintah di masa Orde Baru, berusaha untuk
mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang Rupiah. Pemerintah melakukan persiapan
khusus untuk membentuk pasar modal. Pada tahun 1976, pemerintah membentuk Bapepam (Badan
Pembina Pasar Modal) dan PT Danareksa.

Hal tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah untuk membentuk Pasar Uang dan Pasar
Modal. Pada tanggal 10 Agustus 1977, berdasarkan Keppres RI No 52/ 1976, pasar modal diaktifkan
kembali. Perkembangan pasar modal selama tahun 1977–1987, mengalami kelesuan. Pada tahun 1987-
1988, pemerintah menerbitkan paket-paket deregulasi. Paket deregulasi ini adalah: Paket Desember 1987
(Pakdes 87), Paket Desember 1988 (Pakto 88), dan Paket Desember 1988 (Pakdes 88). Penerbitan paket
deregulasi ini menandai liberalisasi ekonomi Indonesia. Dampak dari adanya ketiga kebijakan tersebut,
pasar modal Indonesia menjadi aktif hingga sekarang.

1. PEMBAHASAAN
A. PENGERTIAN PASAR UANG

Pasar uang secara universial didefinisikan sebagai pasar yang memperjual belikan mata
uang negara-negara yang berlaku di dunia. Pasar ini disebut juga sebagai pasar valuta asing /
valas / Foreign Exchange / Forex. Resiko yang ada pada pasar ini relatif besar dibandingkan
dengan jenis investasi lainnya, namun demikian keuntungan yang mungkin diperoleh juga relatif
besar. Contoh adalah transaksi forex di BEJ, BES, agen forex, di internet, dan lain-lain.

B. JENIS-JENIS INSTRUMEN PASAR UANG

1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)


SBI adalah surat berharga yang diterbitkan oleh BI sebagai pengakuan hutang yang berjangka
waktu pendek dan diperjual belikan dengan diskonto
2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah surat berharga yang diperjualbelikan secara diskonto dengan BI atau lembaga
lainnya yang ditunjuk sebagai pelaksanannya.
3. Sertifikat Deposito
Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka dimana bukti simpananya dapat diperjual belikan.
4.Call Money
Call Money adalah pinjaman singkat antar bank yang sewaktu-waktu dapat ditarik dengan jangka
waktu berkisar antara 1 hari s/d 1 minggu.
5.Commercial Paper
Commercial Paper adalah surat utang tanpa jaminan dengan jangka waktu 2 hari s/d 270 hari.
6. Repurchase Agreement
Repurchase Agreement adalah penjualan suatu surat berharga disertai komitmen dari penjual
bahwa penjual akan membeli kembali surat berharga tersebut pada waktu dan harga tertentu.
Pengertian Pasar Uang (Money Market) adalah pasar dengan instrumen financial jangka pendek,
umumnya yang diperjualbelikan berkualitas tinggi. Jangka waktu instrumen pasar uang biasanya
jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit
jangka pendek.
Kebutuhan Adanya Pasar Uang
Alasan kenapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem perekonomian adalah banyaknya perusahaan
serta individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai antara inflows dan outflows. Misalnya,
perusahaan melakukan penagihan dari klien pada periode tertentu dan pada waktu yang lain ia
harus mengeluarkan uang untuk menutupi biaya operasionalnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut (perusahaan pada saat kasnya mengalami defisit), maka
perusahaan tersebut sementara dapat memasuki pasar uang sebagai peminjam dengan mencari
lembaga keuangan atau pihak lain yang memiliki surplus (kelebihan) dana. Selanjutnya, pada
saat perusahaan tersebut mengalami surplus dana, maka perusahaan tersebut menjadi kreditor
dalam pasar uang untuk memperoleh pendapatan daripada membiarkan danaya tak terpakai atau
idle.

Mekanisme Pasar Uang


Pasar Uang berbeda dengan Pasar Modal yang tradingnya dilakukan melalui Bursa atau Stock
Exchange, Pasar Uang sifatnya abstrak, tidak ada tempat khusus seperti halnya dengan Pasar
Modal, transaksi pada Pasar Uang dilakukan secara OTC (Over The Counter Market), dilakukan
oleh setiap peserta (partisipan) melalui Desk atau Dealing Room masing-masing peserta.

C.FUNGSI PASAR UANG

1. Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek


2. Sebagai penghimpun danas berupa surat-surat berharga jangka pendek
3. Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan untul melakukan investasi
4. Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka pendek kepada
perusahaan di indonesia

Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan untuk mendapatkan
sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan demikian pasar
uang merupakan sarana alternatif khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-
perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta lainnya, baik dalam memenuhi kebutuhan dana
jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan
likuiditasnya.

Pasar uang juga merupakan sarana pengendali moneter (secara tidak langsung) oleh otoritas
moneter dalam melaksanakan operasi terbuka, karena di Indonesia pelaksanaan operasi pasar
terbuka oleh Bank Sentral yaitu BankIndonesia dilakukan melalui pasar uang dengan Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) sebagai instrumennya.

PESERTA PASAR UANG

1. Lembaga keuangan
2. Perusahaan besar
3. Lembaga pemerintah, dan
4. Individu-individu
TUJUAN PASAR UANG
Dari pihak yang membutuhkan dana :1. Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek
2. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas
3. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja
4. Sedang mengalami kalah keliring

Dari pihak yang menanamkan dana :


1. Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu
2. Membantu pihak-pihak yang mengalami kesulitan keuangan
3. Spekulasi

JENIS-JENIS RISIKO INVESTASI DALAM PASAR UANG

1. Risiko pasar (interest-rate risk)


2. Risiko reinvestment
3. Risiko gagal bayar
4. Risiko inflasi
5. Risiko valuta (currency or exchange rate risk)
6. Risiko politik
7. Marketability atau Liquidity risk

Jenis-jenis Resiko Investasi di Pasar Keuangan

1. Resiko Pasar (interest rate risk), yaitu resiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat
berharga (dan tingkat bunga naik) mengakibatkan investor mengalami capital loss.

2. Resiko Reinvestment, yaitu resiko terhadap penghasilan-penghasilan suatu aset finansial yang
harus di re-invest dalam aset yang berpendapatan rendah (resiko yang memaksa investor
menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi
yang berpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga.

3. Resiko Gagal Bayar (default risk atau credit risk), yaitu resiko yang terjadi akibat peminjam
(debitur) tidak mampu memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan.

4. Resiko Inflasi (resiko daya beli atau purchasing power risk). Untuk menghadapi hal tersebut
kreditur biasanya berusaha mengimbangi proyeksi inflasi dengan mengenakan tingkat bunga
yang lebih tinggi.

5. Resiko Valuta (currency risk atau exchange rate risk).

6. Resiko Politik, ini berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan ketentuan perundangan
yang berakibat turunnya pendapatan yang diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan
terjadi kerugian total dari modal yang diinvestasikan.

7. Marketability atau Liquidity Risk, ini dapat terjadi apabila instrument pasar uang yang
dimiliki sulit untuk dijual kembali sebelum jatuh tempo. Sulitnya menjual kembali surat berharga
tersebut memberi resiko untuk tidak dapat mencairkan kembali instrument pasar uang dalam
bentuk uang tunai pada saat membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo.

INSTRUMEN PASAR UANG

1. Interbank call money


2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
3. Sertifikat Deposito

4. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)


5. Banker’s Acceptance
6. Commercial Paper
7. Treasury Bills
8. Repuchase Agreement

1. Call Money (Interbank Call Money Market)


Call Money adalah penempatan atau peminjaman dana jangka pendek (dalam hitungan hari)
antar bank.
Call Money merupakan instrument bank dalam mengatasi kekurangan atau kelebihan dana
jangka pendek yang bersifat sementara.

2. Sertfikat Bank Indonesia (SBI)


SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan utang berjangka waktu pendek.

Tujuan bank Indonesia mengeluarkan SBI untuk mengurangi peredaran uang di dalam
masyarakat.

Karakteristik SBI:
o Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).
o Berjangka waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan.
o Penerbitan dan perdagangan dilakukan dengan sistem diskonto.
o Diterbitkan tanpa warkat, artinya SBI diterbitkan tanpa adanya fisik SBI itu sendiri dan bukti
kepemilikan bagi pemegang hanya berupa pencatatan elektronis.
o Dapat dipindahtangankan (negotiable).

SBI sebagai instrumen kebijaksanaan operasi pasar terbuka, terutama untuk tujuan kontraksi
moneter. SBI yang ditebitkan dan diperdagangkan dengan sistem lelang, pada dasarnya
penggunaannya sama dengan penggunaan T-Bills di pasar uang Amerika Serikat. Melalui
penggunaan SBI tersebut, BI dapat secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat bunga di
pasar uang dengan cara mengumumkan Stop Out Rate (SOR).

SOR adalah tingkat suku bunga yang diterima oleh BI atas penawaran tingkat bunga dari peserta
lelang. Selanjutnya, SOR tersebut akan dapat dipakai sebagai indikator bagi tingkat suku bunga
transaksi di pasar uang pada umumnya.

SOR merupakan kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan penjualan SBI secara lelang
kepada Bank atau Lembaga Keuangan atau melalui Broker, dengan tujuan:

- Untuk mengendalikan baik volume uang beredar maupun tingkat bunga melalui target volume
yang diinginkan dan tingkat bunga dalam suatu batas tertentu.
- Dengan menyerahkan tingkat bunga pada Prime Dealer untuk jumlah 60%, maka tingkat bunga
menjadi wajar.

Pola pembelian SBI:


o Pembelian melalui Pasar Perdana (langsung ke BI)
o Pembelian melalui Pasar Sekunder
o Pembelian melalui Broker

Sebelum jatuh tempo SBI boleh diperjualbelikan, baik oleh Bank, LKBB, maupun masyarakat
atau dunia usaha setiap saat melalui pasar sekunder. Untuk itu Security House (perantara) akan
membeli atau menjual SBI setiap hari dengan tingkat diskonto yang berlaku di pasar. Untuk
memperlancar perdagangan SBI ini Bank Sentral Indonesia menunjukkan beberapa market dan
broker yang terdiri dari Bank-bank Umum sebagai lembaga penunjang dalam perdagangan SBI.
Market maker disini bertindak sebagai penggerak pasar sekunder.

Dalam hal ini market maker bertindak sebagai dealer yang berkewajiban sbb:

Membuat dan mengumumkan quotation.

Secara aktif mengajukan penawaran dan permintaan SBI di pasar sekunder. Membeli dan
menjual SBI dari dan kepada pihak yang mencari dan menawarkan SBI di pasar sekunder.
Pembelian dan penjualan SBI dapat dilakukan baik secara outright maupun repo.

(Transaksi outright adalah transaksi jual beli SBI atas dasar sisa jangka waktu SBI yang
bersangkutan, tidak ada kewajiban bagi penjual untuk membeli kembali sebelum jatuh tempo;
sedangkan transaksi repo adalah transaksi dengan perjanjian bahwa penjual wajib membeli
kembali SBI yang bersangkutan sesuai jangka waktu yang dijanjikan).

3. Sertifikat Deposito
Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu
jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka
yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan.

Ciri pokok yang membedakannya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat
dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh temponya melalui lembaga
- lembaga keuangan lainnya.

4. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)


Surat - surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara diskonto dengan
Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI.
Ditinjau dari jenis transaksi dan warkatnya, SBPU dapat dibedakan sbb:
a. Surat Sanggup (aksep/promes), dapat berupa:
Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari bank untuk
membiayai kegiatan tertentu. Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman
antar bank.
b. Surat wesel, dapat berupa:
Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka transaksi
tertentu. Penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank. Surat wesel yang ditarik oleh nasabah
bank dan diaksep oleh bank dalam rangka pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.

Mekanisme perdagangan SBPU adalah dunia usaha atau masyarakat yang merupakan nasabah
berbentuk badan usaha maupun perorangan meneluarkan surat aksep atau wesel (sebagai surat
utang) untuk mendapatkan dana dari Bank atau LKBB (Lembaga Keuangan bukan Bank).
Kemudian SBPU dijualbelikan oleh Bank dan LKBB melalui security house (perantara) maupun
melalui pasar sekunder, yaitu diperjualbelikan antara lembaga-lembaga keuangan itu sendiri
serta dunia usaha atau masyarakat. SBPU ini melalui security house juga bisa dijualbelikan ke
Bank Sentral Indonesia.

Tujuannya untuk meningkatkan likuiditas Bank Umum dan menekan laju inflasi.

5. Banker's Acceptence
Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada eksportir atau
importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing.
Bank Accetance adalah surat berharga yang timbul karena suatu pihak memiliki tagihan kepada
pihak lain. Oleh karena pihak yang memiliki uang tersebut memerlukan dana dalam waktu
singkat maka tagihan tersebut dapat dijual dengan mendapatkan jaminan pembayaran dari bank.
Biasanya terdapat pada transaksi ekspor/impor yang dilakukan dengan sarana letter of credit
(L/C).
Pihak penjual (eksportir) di luar negeri atau atas bank pembeli di luar negeri atau atas bank
pembeli di luar negeri (opening bank) menurut syarat L/C; pada draft tercantum jumlah uang dan
tanggal pembayaran. Bank penarik draft sebagai bank penerima fasilitas sedangkan bank yang
mengaksep draft (accepting bank) sebagai bank pemberi fasilitas bank pemberi fasilitas Bank
Acceptance.

Jangka waktu Bank acceptance berkirsar antara 1 sampai 6 bulan. Bunga sekuritas didapatkan
dengan sistem diskonto dimana bunganya dibayarkan dimuka berupa diskon terhadap nilai
nominalnya .

Banker’s Acceptance (BA)

BA adalah time draft (wesel berjangka) yang ditarik oleh seorang eksportir atau importir atas
suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing. Apabila bank
menyetujui wesel tersebut, bank akan menstempel dengan kata ”accepted” di atas wesel tersebut
dan memprosesnya.

Dengan demikian bank yang menerima dan memproses tersebut memiliki suatu janji atau
jaminan tak bersyarat untuk membayar sebesar nilai nominal aksep tersebut pada saat jatuh
tempo. Hal tersebut berarti bank yang bersangkutan menjamin eksportir dan investor dalam pasar
uang internasional dari kemungkinan adanya gagal bayar (default).
Jangka waktu akseptasi biasanya berkisar 30 sampai 270 hari, namun umumnya 90 hari. Aksep
ini merupakan instrumen pasar uang yang berkualitas tinggi. Akseptasi bank sangat aktif
diperdagangkan antar lembaga-lembaga keuangan, perusahaan industri, dealer surat-surat
berharga sebagai investasi yang berkualitas tinggi dan sangat mudah diuangkan.
Aksep digunakan dalam perdagangan ekspor impor karena banyak eksportir yang tidak pasti dan
tidak yakin betul terhadap credit standing importir yang dikirimi barang. Eksportir sangat
tergantung paa pembiayaan akseptasi oleh bank domestik atau suatu bank asing.

memiliki keahlian dalam menilai resiko kredit dan menyebarkan resiko tersebut dalam berbagai
pinjaman. Ketiga pihak dalam transaksi tersebut yaitu eksportir, importir dan bank penerbit,
mendapatkan keuntungan dari metode pembiayaan perdagangan internasional ini sebagai
berikut:

- Eksportir dapat menerima uangnya segera tanpa penundaan.


- Importir dapat menunda pembayarannya sesuai dengan jangka waktu credit line yang
disepakati dengan bank.
- Bank penerbit yang memegang Banker’s Acceptance (didiskonto dari eksportir) merupakan
instrumen keuangan yang sangat likuid yang dapat dijual sebelum jatuh tempo melalui dealer
bila membutuhkan likuiditas.
6. Commercial Paper
Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh
dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang.

Commercial Paper (CP) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta/BUMN.
CP adalah surat janji untuk membayar kembali jumlah hutang yang diterima pada suatu tanggal
tertentu. Bunga CP juga didapatkan dengan menggunakan diskonto Berbeda dengan Bank
Acceptance atauipun Sertifikat Deposito, pelunasan CP tidak dijamin oleh bank maupun suatu
hak kebendaan (Unsecured Promisory Notes).

Commercial Paper pada dasarnya merupakan promes yang tidak disertai dengan jaminan
(unsequred promissory notes), diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka
pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang. Penerbit berjanji akan membayar

sejumlah tertentu uang pada saat jatuh tempo. Penerbit CP adalah perusahaan yang mempunyai
kredibilitas tinggi.

Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dari beberapa hari sampai 270 hari.

Penjualan CP dilakukan umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa diantaranya


menggunakan bunga sebagaimana halnya dengan kredit.

Dalam pelaksanaannya seringkali CP diterbitkan dengan backup fasilitas credit line dari bank
yang jumlahnya mendekati atau sama dengan nilai CP yang diterbitkan. Dalam
perkembangannya di beberapa negara, CP diterbitkan dengan dukungan aset perusahaan lainnya,
misalnya piutang, dsb. Bahkan perkembangan terakhir CP diterbitkan dengan bank garansi atau
jaminan dari perusahaan induknya. Namun kasus ini terjadi bila investor tertentu meminta
jaminan dari nilai CP yang dibeli dalam jumlah besar.

Penerbitan CP dapat dilakukan secara langsung kepada investor maupun secara tidak langsung
dengan menggunakan jasa perantara.
Kelebihan CP bagi penerbit dan investor antara lain sbb:

Bagi Penerbit:
a. Tingkat bunga CP lebih rendah daripada prime rate, yaitu tingkat bunga kredit yang dikenakan
perbankan kepada nasabah utamanya, sehingga biaya dana akan menjadi lebih murah.
b. Tidak perlu menyediakan jaminan.
c. Penerbitannya relatif lebih mudah karena pada prinsipnya hanya melibatkan penerbit dan
investor.
d. Jangka waktu jatuh temponya lebih fleksibel, dapat diperpanjang atas persetujuan investor.

Bagi Investor:
a. CP menawarkan penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan misalnya Sertifikat Deposito,
Treasury Bills.
b. Dapat dijual kembali (didiskontokan) tanpa perlu menunggu jatuh temponya.
c. Tingkat keamanannya relatif tinggi karena penerbit CP umumnya perusahaan dengan rating
yang tinggi.

Kelemahan CP dilihat dari kepentingan investor dan penerbit antara lain:


Bagi investor, CP merupakan instrumen yang tidak disertai dengan jaminan. Kemungkinan
penerbit melakukan rekayasa laporan keuangan untuk memperlihatkan keadaan likuiditas dan
kemampuan perolehan labanya.
Bagi perusahaan penerbit, CP merupakan sumber dana jangka pendek sehingga perusahaan
kurang leluasa untuk dijadikan sebagai modal investasi.

7. Treasury Bills (T-Bills)

T-Bills merupakan instrument utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Sentral atas
unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah
ditetapkan.

Instrumen ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang.
Instrumen yg sangat aman karena diterbitkan oleh pemerintah atau biasanya oleh Bank Sentral.
Oleh karena itu instrumen ini sangat mudah diperjualbelikan dan disukai oleh perusahaan-
perusahaan, terutama oleh lembaga-lembaga keuangan untuk dijadikan sebagai cadangan
likuiditas sekuner yg memberikan hasil.
T-Bills (istilah umum digunakan di dunia internasional) kalau di Indonesia adalah SBI (Sertifikat
Bank Indonesia).

8. Repurchase Agreement

Transaksijual odi surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli
kcmbali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah
ditetapkan lebih dahulu
Repurchase Agreement dan Reverse Repo.

Repo adalah suatu perjanjian antara penjual & pembeli atas efek-efek dimana penjual berjanji
untuk membeli kembali efek-efek yang dimaksud pada harga yang disepakati bersama dan pada
jangka waktu yang telah ditentukan.
Reverse repo adalah merupakan kebalikan daripada Repurchase Agreement yaitu membeli
kembali efek-efek dan investor berjanji untuk membeli efek-efek dan investor berjanji untuk
membeli efek-efek yang dimaksud pada harga yang telah disepakati pada jangka waktu yang
telah ditentukan.
Sasaran dari transaksi repo adalah instansi yang memiliki excess dana antara lain: Bank
Pemerintah & Bank Swasta, Lembaga keuangan Bukan Bank (Asuransi dan Dana Pensiun) serta
perusahaan lain yang memiliki dana berlebih.

Repurchase Agreement (Repo)

Repo adalah transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual
akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual; tersebut pada tanggal dan dengan harga
yang telah ditetapkan lebih dahulu.

Surat-surat berharga yang biasanya dijadikan sebagai instrumen dalam transaksi Repo adalah
surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara diskonto, misalnya SBI, SBPU, CD, CP
dan T-bills
Indicator pasar uang
Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak mengamati
perkembangan pasar uang, Indikator pasar uang meliputi:

1. Suku bunga Pasar Uang Antar Bank


Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam
dana dalam bentuk rupiah dan dolar
2. Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank
Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk rupiah dan dolar
3. JIBOR (Jakarta Interbank Offered Rate)
Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi pinjam meminjam antar bank
4. Suku bunga deposito Rupiah (%/Th)
Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya dalam bentuk
Rupiah dan Dolar
5. Nilai Tukar Rupiah (Kurs)
Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya

Suku bunga kredit


Tingkat bunga kredit yang dikenakan bank atau lembaga keuangan lainnya kepada para
kreditor
6. Inflasi
Kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus suatu waktu
tertentu
7. Indeks Harga Konsumen (IHK)
Angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli
konsumen dalam suatu periode tertentu.
8. Sertifikat Bank Indonesi (SBI)
Instrumen investasi jangka pendek yang bebas resiko
 Sistem Kurs Tetap atau Stabil (Fixed Exchange Rate System)
Menetapkan sistem moneter internasional dengan ketentuan pokok :
1. Sistem moneter internasional berdasar kepada standar emas
2. Sistem nilai tukar antara negara anggota IMF harus tetap stabil
3. Kurs nilai tukar hanya boleh berfluktuasi antara 1 sampai 2,5% diatas atau dibawah kurs
resmi
4. Setiap negara anggota IMF dilarang menggunakan kebijakan devaluasi
• Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate System)
Merupakan sistem kurs mengambang yang ditetapkan melalui mekanisme kekuatan
permintaan dan penawaran pada bursa valas. Sistem kurs ini terbagi atas :
1. Freely floating rate atau clean float atau system kurs mengambang murni, yaitu
penentuan kurs dibursa valas terjadi tanpa campur tangan pemerintah
2. Managed float atau dirty float atau sistem mengambang terkendali, yaitu penentuan
kurs valas dimana pemerintah ikut campur tangan dalam mempengaruhi permintaan dan
penawaran valas melalui berbagai kebijakan dibidang moneter, fiskal, dan perdagangan
luar negeri.
3. Sistem Kurs Terkait (pegged exchange rate system)
Merupakan nilai tukar mata uang suatu negara dikaitkan dengan nilai tukar mata uang
negara lain. Misalnya seperti dibeberapa negara Afrika yang mengaitkan nilai mata uangnya
dengan mata uang Prancis.
Pasar Valuta Asing
Valas adalah mata uang asing yang digunakan untuk melakukan transaksi ekonomi
internasional, yang biasanya ada catatan kurs resmi pada Bank Sentral. Mata uang yang sering
digunakan sebagai alat pembayaran umumnya Hard Currency yang berasal dari negara negara
maju seperti USD, JPY, DEM, GBF, dan lain sebagainya. Soft Currency biasanya berasal dari
negara negara yang sedang berkembang seperti Rupiah-Indonesia, Peso-Filipina, Bayh-Thailand,
dan Rupee-India.

B.pasar modal
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek.[1] Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para
investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi,
tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal
bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi
pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan
lainnya.
Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce Lliyd, 1976), adalah meningkatkan dan
menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan "kriteria pasarnya" secara efisien yang akan
menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.

Struktur Pasar Modal di Indonesia tertinggi berada pada menteri Keuangan menunjuk Bapepam
merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan
pengawasan sehari-hari pasar modal dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar
modal yang teratur, wajar, efisien serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal.
Pelaku

Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung
dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut
Emiten.
Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa
(disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini
biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :
Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan
bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.
Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada
pemegang saham baru.
Investor
Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi
(disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya
melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan,
prospek usaha emiten dan analisis lainnya.

Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :


Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang
dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.
Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar
pengusahaan (menguasai) perusahaan.
Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham
yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.
Lembaga Penunjang.
Fungsi lembaga penunjang antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal,
sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan pasar modal.
Penjamin emisi (underwriter).
Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat
memperoleh dana yang diinginkan emiten.[rujukan?]
Perantara perdagangan efek (broker/ pialang).
Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli
(investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi:
Memberikan informasi tentang emiten
Melakukan penjualan efek kepada investor
Perdagangan efek (dealer)
Berfungsi sebagai:
Pedagang dalam jual beli efek
Sebagai perantara dalam jual beli efek
Penanggung (guarantor).
Lembaga penengah antara pemberi kepercayaan dengan penerima kepercayaan. Lembaga yang
dipercaya oleh investor sebelum menanamkan dananya.
Wali amanat (trustee).
Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan wali
amanat meliputi:
Menilai kekayaan emiten
Menganalisis kemampuan emiten
Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten
Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten
Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi
Bertindak sebagai agen pembayaran
Perusahaan surat berharga (securities company).

Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan
perusahaan surat berharga antara lain :[rujukan?]
Sebagai pedagang efek
Penjamin emisi
Perantara perdagangan efek
Pengelola dana
Perusahaan pengelola dana (investment company).
Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor,
terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.
Kantor administrasi efek.
Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar
administrasinya.
Membantu emiten dalam rangka emisi
Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investor
Membantu menyusun daftar pemegang saham
Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham
Membuat laporan-laporan yang diperlukan

Fungsi

Secara umum, fungsi pasar modal adalah sebagai berikut:[4]


Sebagai sarana penambah modal bagi usaha

Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal. Saham-saham
ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-perusahaan lain, lembaga, atau oleh
pemerintah.
Sebagai sarana pemerataan pendapatan

Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan memberikan deviden (bagian
dari keuntungan perusahaan) kepada para pembelinya (pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan
saham melalui pasar modal dapat dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan.
Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi

Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka produktivitas
perusahaan akan meningkat.
Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja

Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain yang
berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.
Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara

Setiap deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan pajak oleh
pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini akan meningkatkan pendapatan
negara.
Sebagai indikator perekonomian negara

Aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal yang semakin meningkat (padat)
memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan berjalan dengan baik. Begitu pula
sebaliknya.

Manfaat Bagi emiten

Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:[5]


jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana/perusahaan
solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil

Bagi investor

Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:[5]
nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin
pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain
memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang
mengambang bagi pemenang obligasi
dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi risiko

Lembaga dan Struktur Pasar Modal Indonesia

Pasar Modal di Indonesia terdiri atas lembaga-lembaga sebagai berikut:


Badan Pengawas Pasar Modal
Bursa efek, saat ini ada dua: Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya namun sejak akhir
2007 Bursa Efek Surabaya melebur ke Bursa Efek Jakarta sehingga menjadi Bursa Efek
Indonesia
Perusahaan efek
Lembaga Kliring dan Penjaminan, saat ini dilakukan oleh PT. Kliring Penjaminan Efek
Indonesia (PT. KPEI)
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, saat ini dilakukan oleh PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesia (PT. KSEI)
Penawaran Umum atau tender offer adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten
(perusahaan) untuk menjual Efek tersebut kepada masyarakat.

1. Proses Penawaran Umum


• Pasar Perdana
• Penawaran Efek oleh Sindikasi Penjamin Emisi Dan Agen
• Penjualan
• Penjatahan
• Penyerahan Efek

2. Pasar Sekunder
• Emiten mencatatkan sahamnya di Bursa
• Perdagangan Efek di Bursa

Perbedaan Pasar Perdana dan Pasar Sekunder :


1. Pasar Perdana
• Harga saham tetap
• Tidak dikenakan komisi
• Hanya untuk pembelian saham
• Pemesanan dilakukan melalui Agen Penjual
• Jangka waktu terbatas

2. Pasar Sekunder
• Harga berfluktuasi sesuai kekuatan pasar
• Dibebankan komisi untuk pembelian maupun penjualan
• Pemesanan dilakukan melalui Anggota Bursa
• Jangka waktu tidak terbatas

Ada dua jenis pasar di Pasar Modal :


1. Pasar Perdana (Primary Market/Penawaran Umum/Initial Public Offering(IPO))
2. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Mekanisme

Penawaran Umum (Go Public)

Secara tahap awal, perusahaan harus melakukan penawaran umum. Penawaran Umum (go
public) merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan dana dari
masyarakat pemodal dengan cara menjual saham atau obligasi. Penawaran umum dilakukan oleh
emiten untuk menjual efek kepada publik sehingga masyarakat dari berbagai lapisan membeli
dan turut memegang saham atas perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan melakukan go
public, perusahaan mendapat berbagai keuntungan antara lain sebagai berikut:
Mendapatkan dana yang cukup besar bagi pengembangan usaha dan memperbaiki struktur
modal, karena dana tersebut diterima langsung tanpa melalui berbagai tahapan (termin)
Dengan kepemilikan saham yang tersebar di masyarakat, perusahaan dituntut untuk melakukan
kegiatan usahanya dengan transparan dan profesional sehingga memacu perusahaan tersebut
untuk berkembang.
Membuka kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan investasi dengan jalan kepemilikan
saham.
Lebih dikenal oleh masyarakat sehingga secara tidak langsung aktivitas promosi turut berjalan.

Berikut merupakan tahapan yang harus dilakukan perusahaan dalam proses penawaran umum go
public.Tahap persiapan

Perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) untuk membentuk kesepakatan di antara para pemegang saham dalam rangka
penawaran umum saham. Setelah sepakat, emiten menentukan penjamin emisi serta lembaga dan
penunjang pasar yang meliputi lembaga-lembaga berikut ini.Penjamin emisi (under writer),
merupakan pihak yang membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Tugasnya antara lain,
menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan prospektus, dan memberikan
penjaminan atas penerbitan.

Akuntan publik (auditor independen), merupakan pihak yang bertugas melakukan audit dan
pemeriksaan laporan keuangan calon emiten.
Penilai, yaitu pihak yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan
tingkat kelayakannya.
Konsultan hukum (legal opinion) membantu dan memberikan pendapat dari sisi hukum.
Notaris bertugas membuat angka-angka perubahan anggaran dasar, akta-akta perjanjian, dan
notulensi rapat.

Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pada tahapan inilah emiten menawarkan sahamnya kepada masyarakat investor melalui agen-
agen penjual yang telah ditunjuk. Dalam tahapan ini keinginan investor untuk memiliki saham
terkadang tidak terpenuhi. Misalnya, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 150 juta
lembar saham, sementara investor berminat untuk sejumlah 250 juta lembar saham. Investor
yang belum mendapatkan saham dapat membelinya di pasar sekunder setelah saham dicatatkan
di bursa efek.

Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal

Persamaan Pasar uang dan pasar modal :


1. Sama-sama bagian dari pasar finansial (pasar pendanaan) karena pasar uang sendiri, muncul karena
bank membutuhkan likuiditas, kemudian menjual instrumen pasar uang ke bank lain. Baik bank
konvensional atau bank syariah. Sedangkan pasar modal, adanya penjualan saham, obligasi dan lain-lain.
2. Menjalankan funsi yang sama yaitu menjembatani pihak surplus dan defisit yang memiliki banyak
peluang investasi.
3. Produk pasar uang dan produk pasar modal relatif sama berupa surat berharga.

Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal :


1. Produk Pasar uang bersifat jangka pendek <270 hari dengan produk utama sertifikat deposito,
tabungan, SBI, dan commercial Paper. Pasar modal bersifat jangka panjang dengan produk obligasi,
reksa dana dan saham.
2. Otoritas tertinggi pasar uang adalah BI, sedangkan Pasar Modal adalah Departemen Keuangan.
3. Pasar Modal ada pasar sekundernya, sedangkan pasar uang tidak selal ada.
4. Pasar uang ada diantara bank, sedangkan pasar modal terjadi di bursa efek.
5. Pasar modal memiliki produk turunan opsi, warrant, dan right, sedangkan pasar uang hanya memiliki
turunan produk reksa dana.
6. Produk kedua pasar berbeda dalam hal return dan resikonya, Pasar uang resiko nya rendah dengan
return yang rendah, sedangkan pasar modal resikonya tinggi dengan return yang tinggi pula.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk mengingkatkan
kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan. Dana segar yang ada di pasar
modal berasal dari masyarakat yang disebut juga sebagai investor. Para investor melakukan
berbagai tehnik analisis dalam menentukan investasi di mana semakin tinggi kemungkinan suatu
perusahaan menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula
permintaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.

Pada pasar modal pelakunya dapat berupa perseorangan maupun organisasi / perusahaan.
Bentuk yang paling umum dalam investasi pasar modal adalah saham dan obligasi. Saham dan
obligasi dapat berubah-ubah nilainya karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Saat ini pasar
modal di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta atau yang disingkat BEJ dan Bursa Efek Surabaya
atau yang disingkat BES. Pelaku pasar modal ialah emiten, investor dan lembaga penunjang.
Pasar Modal memiliki peran yang sangat penting di dalam perekonomian Indonesia. Pasar modal
mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal
menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.

Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari
penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan
untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasiperusahaannya. Di
dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender
tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil.

3.2 USUL DAN SARAN


Makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu masukan serta saran dari
para pembaca sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai