Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pedagogik

Disusun Oleh :

1. Angelina diyah Pitaloka (130641077)


2. Sri yuniasih (130641006)
3. Yuliana ayuningsih (130641052)
4. Yuniah (130641064)

Kelas : SD-13 A.2


Kelompok : 9

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
selalu tecurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya
serta kami selaku umatnya. Semoga kita mampu meneladani beliau sebagai manusia yang
berguna.

Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pedagogik dengan judul “Pendidikan Sebagai Suatu Sistem”. Makalah ini membahas
tentangPengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem,Unsur-Unsur Suatu Sistem
Pendidikan, sertaKomponen-Komponen Pendidikan.

Makalah ini tentu tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Sati, M.Pd selaku Dosen Pengampu
mata kuliah Pedagogik dan semua pihak yang telah membantu memberikan saran serta
masukan untuk menyempurnakan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah
kami menjadi lebih baik dan berguna di masa yang akan datang.

Cirebon, Mei 2014

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………….......... ... i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. .. ii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………… … 1

A. Latar Belakang ..…………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ..…………………………………………. 1

C. Tujuan ……………………….……………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN ...……………….............................................. 2

A. Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem ……..……… 2

B. Unsur-Unsur Suatu Sistem Pendidikan ..…………………… 7

C. Komponen-Komponen Pendidikan…………………………. 8

BAB III PENUTUP ………………………………………………………. 12

A. Kesimpulan…………………………………………………. 12

B. Saran……………………………………………………….. 12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 13

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan kesatuan dari bermacam-macam


komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam mempengaruhi
perkembangan peserta didik menuju kedewasaannya.

Di dalam kehidupan sehari-hari, dewasa ini pendidikan telah dipandang sebagai suatu
fungsi yang melekat dengan kehidupan sehari-hari, dewasa ini pendidikan telah dipandang
sebagai suatu fungsi yang melekat dengan kehidupan itu sendiri.

Memperoleh pendidikan sudah merupakan suatu keharusan dan kebutuhan dalam


kehidupan pribadi, masyarakat dan bangs. Pendidikan telah dipandang sebagai suatu
investasi dalam pembangunan sumber daya manusia yang amat diperlukan dalam
pembangunan sosial dan ekonomi. Pendidikan makin banyak memerlukan berbagai keahlian
profesional dalam manajemennya sertamemerlukan berbagai kehlian yang bersifat
interdisipliner dalam memecahkan masalahnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah


sebagai berikut:

1. Apa pengertian Pendidikan Sebagai Suatusistem ?

2. Apa saja Unsur-unsur Suatu Sistem pendidikan ?

3. Apa saja Komponen-komponen pendidikan ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem.

2. Mengetahui Unsur-unsur Suatu Sistem Pendidikan.


3. Mengetahui Komponen-Komponen Pendidikan.

BAB I I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

Pendidikan atau pedagogik memiliki beberapa pengertian. Pendidikan (pedagogik)


secara etimologis adalah berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “PAIS”, artinya anak,
dan “AGAIN”, diartikan membimbing. Jadi sederhananya adalah bimbingan yang diberikan
kepada anak.

Sedangkan secara Definitif pendidikan (pedagogiek) adalah suatu kegiatan bimbingan


yang dilakukan secara sadar ataupun secara sengaja yang dilakukan orang dewasa kepada
orang yang belum dewasa (baca : anak) sehingga timbul hubungan antara keduanya yang
bertujuan untuk mendewasakannya.

Sedangkan sistem secara etimologis berasal dari bahasa yunani “systema” yang berarti
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan
suatu keseluruhan.

Menurut Zahara Idris(1987) Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen-
komponen atau elemen-elemen atau unsusr-unsur sebagai sumber yang
mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak secara acak yang salaing membantu
untuk mencapi suatu hasil (Product). Contoh tubuh manusia merupakan satu jaringan daging,
otak, urat-urat, dll, yang komponennya mempunyai fungsi masing-masing yang satu
dengan yang lain, satu sama lain saling berkaitan sehingga mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Seorang pakar sosiologi, Bachtiar (1988) mengemukakan bahwa sistem adalah


sejumlah satuan yang berhubungan satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu kesatuan yang biasanya berusaha mencapai tujuan tertentu. Pada bagian
yang sama Bachtiar menambahkan bahwa sistem adalah seperangkat ide atau gagasan,
asas, metode, dan prosedur yang disajikan sebagai suatu tatanan yang teratur.

Pada dasarnya sistem hanya terdiri atas dua jenis, yaitu sistem tertutup dan siste
terbuka. Sistem tertutup di dalam proses kerjanya tidak dipengaruhi lingkungan luar,
sedangkan sistem terbuka di dalam proses kegiatannya memperoleh masukan dari luar
lingkungannya. Pada sistem terbuka tejadi sistem yang dinamis, yaitu sistem dipengaruhioleh
sistem yang berada di luarnya.

Suatu sistem didalamnya mengandung hal-hal sebagai berikut :


1. Adanaya suatu kesatuan organis.

2. Adanya komponen-komponen yang membentuk kesatuan organis.

3. Adanya hubungan keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang lainnya.

4. Adanya gerak atau dinamika.

5. Adanya tujuan yang ingin dicapai.

Sistem merupakan suatu hal yang aktif, bergerak, menuju ke arah tertentu. Maka perlu
disadari bahwa sistem itu terdapat suatu konsep dasar dan cita-cita. Sebaai suatu gerak untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, secara terus-menerus suatu sistem pendidikan akan selalu
bersifat dinamis kontekstual dan untuk itu suatu sistem pendidkan haruslah terbuka terhadap
tuntutan kualitas( tingkat baik buruknya sesuatu ).

Upaya pendidikan merupakan aktifitas yang kompleks, yang melibatkan sejumlah


komponen pendidikan yang saling berinterkasi satu sama lain. Apabila upaya pendidikan
hendak dilakukan secara terencanadan teratur, maka berbagai komponen dan saling
hubungannya perlu dikenali, dikaji, dan dikembangkan sehingga mekanisme kerja komponen-
komponen itu secara menyeluruh dan terpadu akan dapat membuahkan hasil yang optimal.
Oleh karena itu, pengkajian tentang upaya pendidikan sebagai suatu sistem mempunyai arti
yang penting.

1. Pengertian Pendidikan

a. Pendidikan secara umum merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan
dalam pendidikan.

b. Dalam kajian yuridis formal, makna pendidikan seperti tersurat dalam UU nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diungkapkan sebagai
berikut:"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

c. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula


"pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur sasaran
pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur, Kurikulum dan peralatan
atau fasilitas".
2. Pengertian Sistem

Beberapa definisi sitem menurut ahli:

a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu
himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10)

b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-


sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)

c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan


dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang
Amirin, 1992:11)

d. Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-
elemen atau unsusr-unsur sebagai sumber yang mempunyai hubungan fungsional
yang teratur, tidak secara acak yang salaing membantu untuk mencapi suatu hasil
(Product). Contoh tubuh manusia merupakan satu jaringan daging, otak, urat-urat,
dll yang komponen mempunyai fungsi masing-masing yang satu dengan yang lain
satu sama lain saling berkaitan sehingga mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. (Menurut Zahara Idris,1987)

Banyak definisi yang digunakan untuk menjelaskan arti kata”sistem” diatas,


maka disimpulkan diataranya sebagai berikut:

a. Sistem adalah suatu kebetulan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir,suatu


himpunan atau panduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.

b. Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-


sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.

c. Sistem merupakan suatu himpunan komponen atau subsistem yang


terorganisasikan dna berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.

Ciri-ciri umum dari sistem yaitu sebagai berikut:

a. Sistem merupakan suatu kesatuan yang berstruktur

b. Kesatuan terdiri dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh.


c. Masing-masing komponen memiliki fungsi tertentu dan secara bersama-sama
melaksanakan fungsi struktur,yaitu mencapai tujuan sistem.

d. kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan

3. Tujuan Pendidikan Sebagai Sistem

Pendidikan sebagai suatu sistem dapat ditinjau dari dua hal:

1. Sistem pendidikan secara mikro

Pendidikan secara mikro lebih menekankan pada unsur pendidik dan peserta
didik. Polanya lebih merupakan sebagai upaya mencerdaskan peserta didik melalui
proses interaksi dan komunikasi, yaitu ada pesan (message) yang akan disampaikan
dalam bentuk bahan belajar. Kemudian fungsi pendidik lebih merupakan sebagai
pengirim pesan (senders) melalui kegiatan pembelajaran di kelas ataupun di luar
kelas.

2. Sistem pendidikan secara makro

Dalam kajian makro, sistem pendidikan menyangkut berbagai hal atau komponen
yang lebih luas lagi, yaitu terdiri dari :

a) Input (masukan)

berupa sistem nilai dan pengetahuan, sumber daya manusia, masukan


instrumental berupa kurikulum, silabus dsb, masukan sarana termasuk di
dalamnya fasilitas dan sarana pendidikan yang harus disiapkan.

b) Proses

yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar atau
proses pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam komponen proses
ini termsuk di dalamnya telaah kegiatan belajar dengan segala dinamika dan
unsur yang mempengaruhinya, serta telaah kegiatan pembelajaranyang
dilakukan pendidikdalam kerangka memberikan kemudahan kepada peserta didik
untuk terjadinya proses pembelajaran.
c) Keluaran (output)

yaitu hasil yang diperoleh pendidikan bukan hanya terbentuknya pribadi


lulusan/peserta didik yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai
dengan yang diharapkan dalam tujuan yang ingin dicapai. Namun juga keluaran
penddikan mencakup segala hal yang dihsilkan oleh garapan pendidikan berupa
: kemampuan peserta didik (human behavior), produk jasa (services) dalam
pendidikan seperti hasil penelitian, produk barang berupa karya intelektual
ataupun karya yang sifatnya fisik material.

4. Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.

Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian


jenjang pendidikan yang telah baku, misalnya SD,SMP,SMA, dan PT. Pendidikan
nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke
masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase pendidikan yang berada di samping
pendidikan formal dan nonformal.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya


hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan
dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya manusia sangat
bergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.

B. Unsur-Unsur Suatu Sistem Pendidikan

Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:

1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).

2. Orang yang membimbing (pendidik)

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)


5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)

6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)

7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

Penjelasan:

1. Peserta Didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan
demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin
diakui keberadaannya.

Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan
yang unik.

b. Individu yang sedang berkembang.

c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.

d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.


2. Orang yang membimbing (pendidik)

Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu
lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan
masyarakat.

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan
pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal
ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat
pendidikan.

4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)

Pendidik mengarahkan kepada peserta didik apa-apa yang akan diberikan sesuai dengan bakat
peserta didik sehingga diahrapkan peserta didik mampu menerapkan keahliannya.

5. Materi Pendidikan
Materi pendidikan diantaranya adalah cakupan materi input yang diperoleh peseta didik dari pendidi
dan lingkungannnya.

6. Alat dan Metode

Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja
untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat
efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.

7. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)

Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai