Di Susun oleh :
Kelompok
Nama : 1.Ibnul Haq Sabilillah (E1D118053)
2. Halimatusya’diah (E1D118048)
3. Fitriatul Saqinnah (E1D118044)
4. Fifi Juniarti (E1D118039)
Kelas : 1 B Reguler Sore
Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris
A. Pendahuluan
Oleh karena itu, strategis jika pembahasan tentang hakikat manusia ditempatkan
pada seluruh pengkajian tentang pendidikan, dengan harapan menjadi titik tolak bagi
paparan selanjutnya. Untuk mencapai pengetahuan hakikat manusia tersebut maka akan
dikemukakan materi yang meliputi : arti dan wujud sifat hakikat manusia,dimensi
hakikat manusia serta potensi, keunikan, dan dinamikanya, pengembangan dimensi
hakikat manusia dan sosok manusia seutuhnya.
B. Pembahasan
Tugas mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat, jika
pendidik memiliki gambaran yang jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya.
Pemahaman
pendidik terhadap sikap hakikat manusia akan membentuk peta tentang karateristik
manusia. Peta ini akan menjadi landasan serta memberi acuan bagi pendidik dalam
bersikap, menyusun strategi, metode, dan teknik, serta memilih pendekatan dan orientasi
dalam merancang dan melaksanakan komunikasi transaksional didalam interaksi
edukatif. Gambaran yang benar dan jelas tentang manusia itu perlu dimiliki oleh
pendidik adalah karena adanya pengembangan sains dan teknologi yang pesat. Oleh
karena itu, adalah sangat strategis jika pembahasan tentang hakikat manusia ditempatkan
pada bagian pertama dari seluruh pengkajian tentang pendidikan.
Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu
(intergrated) dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Di sebut hakikat manusia
karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimilki oleh manusia dan tidak terdapat pada
hewan.
Sifat Hakikat Manusia
Sebelum kita mengetahui sifat hakikat manusia, terlebih dahulu kita harus
mengetahui apa sebenarnya arti kata manusia. Kata manusia berasal dari bahasa
sansekerta”manu”, dan dalam bahasa latin “mens” yang artinya berfikir, berakal budi
atau homo, yang berarti manusia.
Wujud dari sifat hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh hewan yang dikemukakan oleh
faham eksistensialisme dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep
pendidikan , Prof. Dr. Umar Tirtaraharja dkk , menyatakan :
Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki manusia maka manusia
menyadari bahwa dirinya memiliki ciri kas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan
manusia dapat membedakan dirinya dan membuat jarak dengan orang lain dan
lingkungan di sekitarnya. Yang lebih istimewa lagi manusia dikaruniai kemampuan
membuat jarak diri dengan dirinya sendiri, sehingga manusia dapat melihat kelebihan
yang dimiliki serta kekurangan-kekurangan yang terdapat pada dirinya. Kemampuan
memahami potensi-potensi dirinya seperti ini peserta didik harus mendapat pendidikan
dan perhatian yang serius dari semua pendidik supaya dapat menumbuh kembangkan
kemampuan mengeluarkan potensi-potensi yang ada pada dirinya.
Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan bereksistensi adalah kemampuan manusia menempatkan diri dan
dapat menembus atau menerobos serta mengatasi batas-batas yang membelenggu
dirinya. Sehingga manusia tidak terbelenggu oleh tempat dan waktu. Dengan demikian
manusia dapat menembus ke sana dan ke masa depan.
Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan. Peserta didik diajar agar
belajar dari pengalamannya, mengantisipasi keadaan dan peristiwa, belajar melihat
prospek masa depan dari sesuatu serta mengembangkan imajinasi kreatifnya sejak masa
kanak-kanak.
Kata hati
Kata hati juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati,
pelita hati dan sebagainya. Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang
yang baik atau benar dan yang buruk atau salah bagi manusia sebagai manusia. Untuk
melihat alternatif mana yang terbaik perlu didukung oleh kecerdasan akal budi. Orang
yang memiliki kecerdasan akal budi disebut tajam kata hatinya. Kata hati yang tumpul
agar menjadi kata hati yang tajam harus ada usaha melalui pendidikan kata hati yaitu
dengan melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosi. Tujuannya agar orang memiliki
keberanian berbuat yang didasari oleh kata hati yang tajam, sehingga mampu
menganalisis serta membedakan mana yang baik atau benar dan buruk atau salah bagi
manusia sebagai manusia
Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan maka
yang dimaksud moral adalah perbuatan itu sendiri. Moral dan kata hati masih ada
jarak antara keduanya. Artinya orang yang mempunyai kata hati yang tajam belum
tentu moralnya baik. Untuk mengetahui jarak tersebut harus ada aspek kemauan untuk
berbuat .
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa moral yang singkron dengan kata
hati yang tajam merupakan moral yang baik. Sebaliknya perbuatan yang tidak singkron
dengan kata hatinya merupakan moral yang buruk atau rendah.
Tanggung jawab
Sifat tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari
perbuatan yang menuntut jawab yang telah dilakukannya. Wujud bertanggung jawab
bermacam-macam. Ada bertanggung jawab kepada dirinya sendiri bentuk tuntutannya
adalah penyesalan yang mendalam. Tanggung jawab kepada masyarakat bentuk
tuntutannya adalah sanksi-sanksi sosial seperti cemoohan masyarakat, hukuman
penjara dan lain-lain. Tanggung jawab kepada tuhan bentuk tuntutannya adalah
perasaan berdosa dan terkutuk.
Rasa kebebasan
Rasa kebebasan adalah tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi sesuai dengan
tuntutan kodrat manusia. Artinya bebas berbuat apa saja sepanjang tidak bertentangan
dengan tuntutan kodrat manusia. Jadi kebebasan atau kemerdekaan dalam arti yang
sebenarnya memang berlangsung dalam keterikatan.
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul karena manusia itu sebagai
makhluk sosial, yang satu ada hanya karena adanya yang lain. Tidak ada hak tanpa
kewajiban. Kewajiban ada karena ada pihak lain yang harus dipenuhi haknya.
Pada pembahasan telah diuraikan sifat hakikat manusia. Pada bagian ini sifat hakikat
tersebut akan di bahas lagi dimensi-dimensinya atau di tilik dari sisi lain. Ada empat
macam dimensi yang akan di bahas, yaitu
Dimensi keindividualan
Dimensi kesosialan
Dimensi kesusilaan
Dimensi keberagamaan
Dimensi Keindividualan
Dimensi kesosialan
Setiap anak dikaruniai kemungkinan untuk bergaul. Artinya, setiap orang dapat saling
berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya terkandung untuk saling memberi dan
menerima.
Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampat lebih jelas pada dorongan untuk
bergaul. Dengan adanya dorogan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu dengan
sesamanya.
Dimensi kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi.
Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat yang
pantas jika di dalam yang pantas atau sopan itu misalnya terkandung kejahatan
terselubung. Karena itu maka pengertian yang lebih. Dalam bahasa ilmiah sering
digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu, etiket (persoalan
kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Kesusilaan diartikan
mencakup etika dan etiket.
Persoaalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai. Pada hakikatnya
manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta
melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu adalah mahluk susila.
Dimensi Keberagamaan
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua factor,
yaitu kulaitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas
pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.
Selanjutnya pengembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaitu, wujud dan
arahnya.
Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualan,
kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan, antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Pengembangan aspek jasmaniah dan rohaniah dikatakan utuh jika keduanya mendapat
pelayanan secara seimbang. Pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan,
kesusilaan dan keberagaman dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapat
layanan dengan baik, tidak terjadi pengabaian terhadap salah satunya. Pengembangan
domain kognitif, afektif dan psikomotor dikatakan utuh jika ketiga-tiganya mendapat
pelayanan yang berimbang.
Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam
proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk
ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi
keindividualan ataupun domain afektif didominasi oleh pengembangan dimensi
keindividualan ataupun domain afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif.
Demikian pula secara vertical ada domain tingkah laku terabaikan penanganannya.
Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan
tidak mantap. Pengembangan semacam ini merupakan pengembangan yang patologis.
Manusia seutuhnya berarti adalah sosok manusia yang tidak parsial, fragmental. Apalagi
split personality. Utuh artinya adalah lengkap, meliputi semua hal yang ada pada diri
manusia. Manusia menuntut terpenuhinya kebutuhan jasmani, rohani, akal, fisik dan
psikisnya. Berdasarkan pikiran dimikian dapat diuraikan konsepsi manusia seutuhnya ini
secara mendasar yakni mencakup pengertian sebagai berikut:
2.Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar nilai yang
menghayati dan yakin akan cita-cita dan tujuan hidupnya.
Kenyataan seperti itu menjadikan manusia yang utuh sebagaimana yang dicita-citakan
semakin sulit dipenuhi. Pendidikan berjalan secara terpragmentasi atau terpilah-pilah,
mengedepankan sebagian dan mengabaikan bagian lainnya. Akibatnya, manusia utuh
sebagaimana yang dicita-citakan menjadi tidak jelas kapan akan berhasil diraih. Oleh
karena itu, perlu kiranya dipikirkan secara saksama dan mendalam untuk mendapatkan
konsep pendidikan yang dipandang lebih ideal un tuk menyongsong masa depan bangsa
yang lebih baik dan maju.
Menyoal dunia pendidikan, khususnya pendidikan yang membangun jati diri manusia
seutuhnya, kiranya tidak akan berhenti. Berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar,
diskusi, lokakarya dan semiloka terus dilakukan guna mencari sebuah model pendidikan
yang dianggap dapat membebaskan manusia dari sikap ketergantungan terhadap benda,
pendidikan yang dapat membebaskan manusia dari pendewaan terhadap dunia, dan atau
model pendidikan yang dapat mencetak manusia yang utuh, yakni manusia yang
manusiawi, manusia memiliki nilai-nilai kemanusiaan.
Pendidikan manusia seutuhnya, pada dasarnya merupakan tujuan yang hedak dicapai
dalam konsep Value Education atau General Education yakni:
1) manusia yang memiliki wawasan menyeluruh tentang segala aspek kehidupan, serta
2) memiliki kepribadian yang utuh. Istilah menyeluruh dan utuh merupakan dua
terminologi yang memerlukan isi dan bentuk yang disesuaikan dengan konteks sosial
budaya dan keyakinan suatu bangsa yang dalam bahasa lain pendidikan yang dapat
melahirkan: a) pribadi yang dapat bertaqarrub kepada Allah dengan benar, dan b)
layak hidup sebagai manusia.
Untuk dapat menghasilkan manusia yang utuh, diperlukan suri tauadan bersama antar
keluarga, masyarakat, dan guru di sekolah sebagai wakil pemerintah. Patut diingat
bahwa pembentukan jati diri manusia utuh berada pada tataran afeksi, dan
pembelajarannya dunia afeksi hanya akan berhasil apabila dilakukan melalui metode
pelakonan, pembiasaan, dan suri tauladan dari orang dewasa.
C. Penutup
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia dan segenap
dimensinya hanya dimilki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri-ciri yang
khas tersebut membedakan secara prinsipiil dunia hewan dari dunia manusia
Adanya hakikat tersebut memberikan tempat kedudukan pada manusia sedemikian rupa
sehingga derajatnya lebih tinggi dari pada hewan dan sekaligus mengusai hewan
Salah satu hakikat yang istimewa ialah adanya kemampuan menghayati kebahagian pada
manusia
Semua sifat hakikat manusia dapat dan harus ditumbuh kembangkan melalui pendidikan
Berkat pendidikan maka sifat hakikat manusia dapat ditumbuhkembangkan secara
selaras dan berimbang sehingga menjadi manusia yang utuh.
Saran
1.Kepada semua pihak yang berkepentingan dunia pendidikan wajib berpegang teguh
kepada nilai-nilai kependidikan dalam mengemban tugas dan tanggung jawab
kesehariannya
http://macro bio student ummy solok_ makalah pengantar pendidikan“hakikat manusia dan
pengembangannya”.html