TINJAUAN KHUSUS
4.3 Bahan yang Digunakan Dalam Pembuatan Balok dan Plat Lantai
4.3.1 Ready mix
Ready Mix adalah suatu adukan beton (campuran semen, agregat halus,
agregat kasar dan air) yang dilakukan di pabrik, kemudian diangkut ke lokasi proyek
dengan menggunakan kendaraan khusus (concrete mixer truck). Beton di dipesan dan
didatangkan dari PT. SHJ. Dalam pengecoran balok dan kolom beton bertulang pada
proyek ini, mutu beton yang dipakai adalah K-300.
Satu buah Concrete Mixer Truck mempunyai kapasitas sebesar 5-7 m3. Untuk
satu buah truck digunakan bahan aditif (admixture) sebanyak 0,3% dari berat semen.
Nilai standar penambahan aditif untuk beton berkisar antara 0,2%-0,35% dari berat
semen. Apabila digunakan lebih dari 0,35% maka daya ikat (setting time) campuran
beton akan semakin panjang dan beton menjadi lama mengering dan mengerasnya.
Penambahan aditif tidak mempengaruhi mutu beton yang diinginkan. Air dan zat
aditif mempunyai sifat tolak-menolak sehingga dengan ditambahkannya aditif
menyebabkan air masuk ke semen lebih lama. Pengadukan atau perputaran mesin
molen truck sekitar 85 Rpm, sehingga campuran beton menjadi rata dan homogen.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Ready Mix adalah :
1. Semua beton Ready Mix disuplai dari perusahaan yang telah mengadakan
kontrak kerja sama (sub kontraktor).
2. Perbandingan berat semen, agregat kasar, agregat halus terus menerus dicatat
di batching plan dengan pertimbangan yang telah dikalibrasi oleh badan yang
berwenang.
3. Penambahan bahan aditif dalam proses pembuatan beton ready mix harus
sesuai dengan petunjuk teknis pabrik yang bersangkutan dan izin tertulis dari
MK/pengawas. Penggunaan bahan tambah tersebut diatas tidak boleh
menyebabkan dikuranginya volume semen dalam adukan.
4. Selang waktu yang diizinkan untuk penambahan air dalam adukan harus
dilaksanakan dibawah pengawasan, baik selama ditempat pembuatan beton
Ready Mix maupun dilapangan, penambahan air untuk meningkatkan slump
beton atau alasan lain tidak diperkenankan kecuali atas pengawasan dan
persetujuan pengawas.
Beton Ready Mix harus dicor pada tempatnya dalam waktu maksimum 3 jam
dihitung mulai truck mixer keluar dari plant sampai kelokasi proyek, lebih dari itu
maka daya lekat beton akan berkurang.
Concrete Mixer Truck, yaitu : truk khusus yang dilengkapi dengan Concrete
Mixer yang fungsinya sama seperti molen. Alat ini digunakan karena besarnya
kapasitas pekerjaan pengecoran srtuktur balok dan pelat lantai yang akan
dilaksanakan, apabila dilakukan dengan tenaga manusia akan memerlukan waktu
yang lama sehingga tidak efesien.
Vibrator adalah alat getar beton. Alat ini digunakan pada saat pengecoran
yang berfungsi untuk menggetarkan campuran beton agar tidak terjadi pemisahan
antar agregat sehingga diperoleh suatu campuran yang padat dan tidak berongga.
Berdasarkan jenisnya Concrete Vibrator terdiri atas :
1. Alat getar cetakan.
2. Concrete Vibrator external.
Fungsi alat ini adalah :
1. Untuk memampatkan adukan beton yang sedang dicor.
2. Untuk mengeluarkan gelembung – gelembung udara yang ada dalam
adukan beton pada saat pengecoran.
Untuk meratakan adukan agar menyebar kesegala arah.
4.4.8 Skaffolding
Scaffolding digunakan sebagai penyangga pada balok dan pelat lantai agar
posisi balok dan pelat lantai tidak mengalami pergeseran dan berada dalam posisi
yang kokoh dan kuat, serta membantu tukang dalam pekerjaan joint.
Gambar 4.8 Scaffolding
Papan nama proyek di pasang di depan lokasi proyek 1 (satu) minggu setelah
kontraktor menerima surat perintah mulai kerja serta di jaga keberadaannya selama
proyek berlangsung.
2. Pembuatan Beugel/Sengkang
Untuk balok induk dan balok anak, pembuatan begel atau sengkang
dilakukan setelah besi tulangan 10 telah selesai di potong.
Pemasangan kayu balok dan multiplek dilokasi yang sudah ditentukan dalam
gambar rencana sebagai batas ketinggian pengecoran dan sebagai penutup
tempat pemasangan pipa pvc untuk saluran air agar tidak terkena saat
pengecoran.
Gambar 4.34 Multiplek Lantai Kamar Mandi
Sumber : Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
Nilai slump beton dapat dicari dengan cara menghitung penurunan benda uji
terhadap puncak kerucut Abrams dalam 3 sisi bagiannya (H1, H2, H3). Lalu ambil
nilai rata – rata dari penurunan yang terjadi.
𝐻1 + 𝐻2 + 𝐻3
𝑆𝑙𝑢𝑚𝑝 =
3
Keterangan :
Slump (cm)
No. Uraian
Max Min
Dinding, plat pondasi
1 12,5 6,5
telapak bertulang
Pondasi telapak tidak
2 bertulang, kaison, dan 9 2,5
struktur di bawah tanah
Plat lantai, balok, kolom,
3 15 7,5
dan dinding
Kuat tekan beton adalah muatan maximum yang dapat dipikul dari persatuan
luas. Kuat tekan beton harus direncanakan dengan baik sesuai dengan gaya yang akan
bekerja pada konstruksi.
Tabel 4.2 Perbandingan Kuat Tekan Beton Terhadap Berbagai Benda Uji
Perbandingan kekuatan
Benda uji
beton
Kubus 15 x 15 x 15 1
Kubus 20 x 20 x 20 0,95
Pada proyek Pembangunan Rumah Sakit Daerah Pekanbaru ini, jenis benda uji
kuat tekan beton yang digunakan oleh Laboratorium PT. SHJ dan Laboratorium Uji
Bahan Universitas Riau adalah benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 15 cm x 15
cm, tinggi 15 cm dan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm,
tinggi 30 cm.
Gambar 4.43 Benda Uji Kuat Tekan
Untuk pengujian kuat tekan pada beton dilakukan setelah umur beton 7 hari, 14
hari dan 28 hari. Pengujian kuat tekan beton mengacu pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3 Perbandingan Kuat Tekan Beton pada Berbagai Umur
Semen
0,4 0,65 0,88 0,95 1 1,2 1,35
Portland Biasa
Semen
Portland yang
0,55 0,75 0,9 0,95 1 1,15 1,2
berkekuatan
awal tinggi
Sumber : google searching
Pemeriksaan uji kuat tekan pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Daerah
Pekanbaru dilakukan pada tanggal 20 Mei 2015 dan 12 Oktober 2015. Kesimpulan
dari hasil pemeriksaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Hasil Pemeriksaan Uji Kuat Tekan Beton dalam Usia 28 Hari untuk K-
300
Sampel Kuat
Luas
Tanggal Ukuran Tekan
Tekan
Pemeriksaan Jumlah Kode Sampel (cm) rata-rata
(cm²)
(kg/cm²)
12 Oktober
11 K-300 15×30 176.6 329,13545
2015
Sumber : Laboratorium Teknologi Bahan Teknik Sipil Universitas Riau dan PT.
SEMANGAT HASRAT JAYA (SHJ)
Dapat dilihat dari data diatas bahwa pemeriksaan sudah memenuhi standar
dimana nilai kuat tekan rata-rata benda uji lebih besar dari nilai mutu beton K-300.
Salah satu aspek keberhasilan dalam suatu proyek adalah apabila proyek tersebut
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Untuk mencapai hal
tersebut, upaya yang harus dilakukan adalah dengan pengendalian dan pengontrolan
waktu pelaksanaan.
Tahapan waktu pelaksanaan proyek dibuat dengan skala waktu tiap minggu.
Pada tiap minggu tercantum jumlah persentase bobot pekerjaan baik untuk mingguan
maupun untuk komulatif pekerjaan dari awal. Selanjutnya pihak kontraktor
mengajukan rencana pelaksanaan pekerjaan tersebut pada owner. Time Schedule
yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan serta tolak ukur atau standar
perencana dalam hal pengendalian waktu.
4.9 Evaluasi
4.9.1 Kendala-kendala Yang Ada Dilapangan