Anda di halaman 1dari 17

TUGAS BIOKIMIA II

GLIKOLISIS DAN SIKLUS ASAM SITRAT

DISUSUN OLEH :
1. SONIA GERINA RUMIRIS K1A016010
2. NADHIA YUDIASWARI K1A016048
3. HESTI NURRIZQI PRATIWI K1A016050
4. AFRIZAL DIAZ AZTIZA K1A016058

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PURWOKERTO
2018
SIKLUS ASAM SITRAT

A. Pendahuluan
Apabila berbicara mengenai glikolisis dan fermentasi etanol berlangsung
tanpa bantuan oksigen dan dilaksanakan oleh jasad sel anaerob, maka pemecahan
senyawaan karbohidrat dengan bantuan oksigen ini dilaksanakan oleh sel aerob.
Perbedaan utama antara glikolisa aerobik dan anaerobik ialah bahwa O2 merupakan
akseptor elektron akhiran pada glikolisis aerobic dan karena itu laktat tidak
terbentuk pada keadaan aerobic (Martoharsono, 1976). Hal yang menuntungkan
secara evolusi dari pernapasan adalah luar biasa, karena dengan syarat-syarat
aerobic diperlukan jumlah bahan bakar yang jauh lebih sedikit untuk menghasilkan
jumlah ATP yang diperlukan (Page, 1981). Siklus asam sitrat atau dalam
literatur lain disebut juga “Siklus Krebs” atau “Lingkaran Trikarboksilat”. Siklus
ini disusun oleh Sir Hans Krebs. Karena penemuan dan penyusunan bagan ini beliau
dianugerahi hadiah Nobel pada tahun 1953 (Martoharsono, 1976). Daur TCA Krebs
dan proses-proses yang ada hubungannya merupakan bagian dari metabolic
intermediet. Hal ini telah diistilahkan sebagai rangkaian jalur reaksi amfibolik,
karena bukan hanya memberikan energy dengan cara pemecahan satuan dua karbon
asetil dari asetil CoA, tetapi juga membuat metabolit intermediet dari daur tersedia
bagi keperluan-keperluan bisintetik. Karena daur Krebs TCA merupakan suatu
lingkaran tertutup jika dikatakan demikian, maka tidak ada sintesis yang bersih di
dalam daur. Oleh karena itu, rangkain jalur reaksi-reaksi yang lain mengisi lagi
intermediet dari daur Krebs TCA untuk mengganti material-material yang diambil
untuk keperluan lain-lain. Sampai berapa jauh daur pusat ini terintegrasikan dengan
rangkaian jalur-jalur reaksi lainnya (Page, 1981).

Gambar 1.1. Siklus Krebs


Sumber : Modul Diklat Berjenjang 2005

Sebelum berlangsung siklus Krebs, asam piruvat (3C) sebagai hasil akhir dari
glikolisis terlebih dahulu diubah menjadi asetil CoA (2C). Selanjutnya, asetil CoA
bereaksi dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi asam sitrat (6C). Asam oksaloasetat
memasuki siklus menjadi berbagai macam zat yang akhirnya kembali menjadi asam
oksalosukinat. Dalam prosesnya, CO2 (1C) dilepaskan. Tiap tahapan, dilepaskan
ATP dan hydrogen. ATP yang dihasilkan langsung digunakan. Sebaliknya, hidrogen
berenergi bergabung dengan penerima hydrogen (akseptor hydrogen), yaitu NAD dan
FAD untuk dibawa ke transport elektron. Dalam tahap ini dilepaskan energi,
sedangkan hydrogen bereaksi dengan oksigen memerlukan oksigen bebas (aerob)
yang berlangsung dalam mitokondria (Suhardi, 2005).

B. Proses dan Tahapan Siklus Krebs


1) Pembentukan sitrat.
Pembentukan sitrat oleh sitrat sintetase, juga dikenal sebagai enzim penyebab
kondensasi sitrat atau oksalo asetat liase. Selain itu, juga sebagai pengatur yang
mengawasi laju daur TCA Krebs. Berikut reaksi yang terjadi:

2) Pembentukan Isositrat
Selanjutnya, Pembentukan isositrat enzim akonitase yang mengkatalisasikan
hidrasi revesible dari anion asam trikarboksilat tak jenuh disebut cis-akonitat, yang
menghasilkan sitrat atau isositrat tergantung pada stereokimia dari hidrasi cis-akonitat
dalam bekerjanya daur yang normal, akonitase mengkatalisasikan pengubahan
keseluruhan dari sitrat menjadi isositrat. Berikut reaksi yang terjadi:
3) Oksidasi Isositrat menjadi α-ketoglutarat
Ada dua bentuk isositrat dehidrogenase, bentuk pertama memerlukan NAD+ dan
yang lain memerlukan NADP+. Reaksi ini merupakan tahap pembatasan laju dari daur
TCA Krebs dan mengendalikan laju keseluruhan pernafasan. NAD+ isositrat
dehidrogease merupakan enzim pengatur yang di aktifkan oleh ADP dan NAD+ dan
dihalang-halangi oleh ATP dan NADH.
Enzim katabolic NAD+ berhenti apabila ATP tinggi dengan demikian Asetil CoA
juga tinggi. Isositrat yang dioksidasi oleh isositrat dehidrogenase NADP+
menghasilkan NADPH, yang diperlukan untuk pengubahan Asetil CoA menjadi
asam-asam lemak dan keperluan-keperluan biosintesa yang lain. Berikut siklus yang
terjadi:

Reaksi dengan enzim mana pun menghasilkan a-ketoglutarat, selanjutnya


dapat dipecah dalam daur TCA Krebs atau dapat masuk ke dalam metabolisme asam
amino dengan perubahan menjadi Glutamat :
4) Oksidasi α-ketoglutarat menjadi suksinil Ko-A

Pembentukan suksinat dekarbisilasi osidatif dari a-ketoglutarat identik


dengan oksidasi piruvat oleh piruvat dehidrogenase. Seharusnya tidaklah
mengherankan bahwa enzim a-ketoglutamat dehidrogenase dalam struktur dan
sifat-sifat nya sama dengan piruvat dehidrogenase multienzim komplek yang
sebelumnya telah dibicarakan. Seperti halnya dngan bentuk-bentuk komplek
piruvat Asetil CoA, proses ini a-ketoglutamat dehigrogenase menuju ke
pembentukan suksinil CoA

5) Mengubah suksinil Koa-A menjadi Suksinat


Suksinil Ko-A dapat berubah menjaadi suksinat dalam melanjutkan daur
TCA Krebs atau dapat bekerja sebagai suatu pelopor biosintetik dari asam lemak
dan biosintesa heme (Porfirin).
Ikatan tioester pada suksinil CoA mempunyai energi bebas hidrolisa lebih
tinggi dibanding dengan ATP :

Selnya menyimpan perubahan energy ini dengan cara menggabungkan


pembentukan suksinat dengan reaksi fosforilasasi yang dikatalisasikan oleh enzim
suksinil tiokinase.
Penghasilan dari suatu molekul ATP per pembentukan suksinat
merupakan satu-satunya tempat di dalam daur TCA Krebs, di tempat ini ATP
secara langsung dihasilkan. Proses ini disebut fosforilasi tingkat substrat.
Intermediat yang difosforisasikan, hasilnya adalah guanosin trifisfat (GTP) yang
sama dengan ATP kecuali, guanine berbasa purin yang ada di dalam struktur GTP
dan bukannya adenin

Guanosin trifosfat dengan cepat melakukan fosforilasi ADP dengan


adanya enzim nukleosida difosfat kinase
6) Oksidasi Suksinat menjadi fumarat

Dehidrogenase suksinat. Sulsinat dehidrogenase merupakan satu-satunya


dehidrogenasi dalam daur TCA Krebs yang memerlukan FAD dan sangat erat
berhubungan dengan unsur-unsur rantai pemafasan dari enzim di dlam membrane
mitokondria.

Pada reaksi ini enzim dihalang-halangi oleh zat-zat seperti malobnat dan
oksaloasetat, yang dalam strukturnya.

7) Hidrasi Fumarat menjadi Malat


Pembentukan L-malat hidrasi stereospesifik dari ikatan rangkap dan dua
karbon karbon pada fumarat menghasilkan anion asan a- hidroksi dikarboksilat
yaitu L-malat. Enzim yang bekerja sebagai katalisator dalam reaksi ini adalah
fumarase, yang stereospesifik bagi pembentukan L-malat :

8) Oksidasi Malat Menjadi Oksaloasetat

Dehidrogenasi L-malat. Reaksi ini merupakan oksidasi dar suatu gugus


fungsional alcohol sekunder untuk menghasilkan sebuah fungsi keton (lihat
apendiks B ), dank arena itu sama dengan reaksi yang dikatalisasikan oleh laktat
dehidrogenase (LDH).
Dengan terbentuknya oksaloasetat, maka daur TCA Krebs selesai. Daur
yang selanjutnya hanya memerlukan persediaan Asetil CoA ; suatu tingkat
keadaan yang cukup dari masing-masing intermediate daur ; aktivasi dari enzim-
enzim pengatur dari daur ; dan oksigen hanya bertindak sebagai akseptor terakhir
terhadap electron bagi koenzim yang direduksi dan diproduksi di dalam daur.
Hasil bersih dari satu putaran dari daur Krebs yaitu:
1 ATP dari fosforilasi tingkat substrat
3 NADH dari dehidrogenasi berikatan NAD
1 FADH2 dari dehidrogenasi berikan FAD

C. Daur TCA Krebs

Substrat-substrat dari daur TCA Krebs mempunyai laju pembalikan yang


tinggi. Itu berarti bahwa material secara tetap terambil dari daur TCA Krebs untuk
keperluan-keperluan biosintetik dan kemudian diisi kembali. Hal ini adalah
esensial karena daur TCA Krebs ada di dalam dirinya sendiri, tidak menghasilkan
material baru. Hanya menyediakan cara untuk pemecahan molekul-molekul asetat
secara berturutan dalam bentuk Asetil CoA. Istilah anoplerosis merujuk kepada
proses-proses yang dimaksudkann untuk mengisi kembali daur TCA Krebs
seluruhnya. Jadi jelaslah bahwa penambahan satu dari suatu intermediate cukup
untuk mengisi daur secara keselurahan. Ada dua reaksi anaplerotik utama :
1. Piruvat karboksilase. Piruvat dan oksaloasetat dapat saling diubah oleh
bekerjanya enzim yang memerlukan biotin yaitu piruvat karboksilase :

Reaksi ini dirangsang oleh Asetil CoA, yaitu suatu activator alosterik untuk
piruvat karboksilase. Jadi tinngkat tinggi Asetil CoA yang merangsang enzim ini,
memperbesar cara-cara untuk memanfaatkan Asetil CoA.

2. Enzim malat. jika piruvat karboksilase merupakan enzim anaplerotik primer


di dalam limpa dan jaringan ginjal, maka enzim malat penting dalam jantung dan
otot kerangka. Di sini piruvat dikarboksilasikan dan reduksi menjadi bentuk L-
malat
Sebagai tambahan pada kedua reaksi di atas maka fosfoenol piruvat dapat
didefosforilasikan dan dikarboksilasikan secara revesibel dengan membentuk
oksaloasetat. Rekasi-reaksi ini tidak hanya penting bagi amplerosa, tetapi dalam
arah sebaliknya adalah penting dalam glukonogenase.

GLIKOLISIS
A. Pengertian
Glikolisis: proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat atau penguraian
glukosa menjadi piruvat . Proses ini terjadi di dalam sitoplasma. Glikolisis terbagi
menjadi dua, yaitu glikolisis aerob dan anaerob
1. Glikolisis anaerob yaitu proses penguraian karbohidrat menjadi laktat
melalui piruvat tanpa melibatkan oksigen.
2. Glikolisis aerob yaitu penguraian karbohidrat menjadi asam piruvat
yang melibatkan oksigen.

B. Tahap-Tahap Glikolisis

Gambar B.1 Reaksi Glikolisis secara keseluruhan


(Sumber: (Wirahadikusumah, 1985)
Dibawah ini akan dijelaskan proses glikolisis secara bertahap:
1. Pengaktifan D-Glukosa
Reaksi pertamanya adalah pemasukan satu gugus fosfat kedalam molekulel
glukosa menghasilkan glukosa 6-fosfat. Reaksinya yaitu:

Gambar B.2. Reaksi perubahan glukosa menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis oleh
enzim glukokinase (reaksi fosforilasi) dan enzim glukosa 6-fosfatase (reaksi
defosforilasi).

Reaksi ini dikatalisis oleh glukokinase yang memerlukan ion Mg2+ sebagai
kofaktornya. Sedangkan gugus fosfat dan energi yang diperlukannya didapat dari
penguraian ATP menjadi ADP.
Reaksi kebalikannya (reaksi tahap akhir pembentukan glukosa, dalam
proses metabolisme yang disebut glukoneogenesis) dikatalisis oleh enzim yang
berbeda, yaitu glukosa 6-fosfatase. Pada reaksi ini tidak terbentuk ATP dari ADP
melainkan terjadi pelepasan gugus fosfat dari glukosa 6-fosfat menghasilkan
glukosa.

2. Isomerisasi Glukosa 6-fosfat

Reaksi tahap ini merupakan isomerisasi glukosa 6-fosfat menjadi fruktosa


6-fosfat, dikatalisis oleh fosfoheksoisomerase yang juga mengkatalisis reaksi
kebalikannya. Dalam reaksi ini tidak terjadi penguraian maupun pembentukan
ATP.

Gambar B.3 Reaksi enzim fosfoglukoisomerase

3. Pemasukan gugus fosfat dari ATP


Reaksi tahap ketiga adalah pemasukan gugus fosfat dari ATP, dikatalisis oleh
fosfofruktokinase dengan ion Mg2+ sebagai kofaktor menghasilkan fruktosa 1,6-difosfat
Gambar B.4 Reaksi enzim fosfofruktokinase

Reaksi dikatalisis oleh enzim yang lain, yaitu fruktosadifosfatase yang tidak
dikaitkan dengan sintesis ATP dari ADP melainkan hidrolisis pelepasan satu gugus
fosfat dari fruktosa 1,6-difosfat

4. Pemecahan senyawa karbohidrat


Reaksi tahap keempat merupakan pemecahan senyawa karbohidrat beratom
enam menjadi dua senyawa beratom tiga, gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton
fosfat. Reaksi ini dikatalisis oleh aldolase yang juga bekerja untuk reaksi
kebalikannya.

Gambar.B.5. Reaksi enzim aldolase dan triosafosfat isomerase

5. Reaksi isomerisasi bolak-balik


Selanjutnya terjadi reaksi isomerisasi bolak-balik antara kedua senyawa
beratom tiga ini dikatalisis oleh triosafosfat isomerase. Dalam keadaan normal
dihidroksiaseton fosfat diubah seluruhnya menjadi gliseraldehida 3-fosfat
sehingga kemungkinan hilangnya setengah dari energi molekul glukosa dapat
dicegah. Dapat dikatakan disini, pemecahan satu molekul fruktosa 1,6 difosfat
menghasilkan dua molekul gliseraldehida 3-fosfat.

6. Perubahan gliseraldehida 3-fosfat menjadi asam 1,3-difosfogliserat


Reaksi tahap ini merupakan perubahan gliseraldehida 3-fosfat menjadi
asam 1,3-difosfogliserat, yang melibatkan reaksi pemasukan satu gugus fosfat
dari asam fosfat (bukan dari ATP), dan oksidasi molekul aldehida menghasilkan
molekul asam karboksilat .

Gambar B.6. Reaksi enzim gliseraldehida fosfat dehydrogenase

Reaksi oksidasi ini dikatalisis oleh gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase


dan dirangkaikan dengan reaksi reduksi pembentukan NADH (bentuk reduksi dan
nikotinamid adenin dinukleotida) dari NAD+ (bentuk oksidasinya).

Gambar.B.7 Reaksi perubahan bentuk oksidasi (NAD+) ke bentuk reduksi


(NADH) nikotinamid adenin dinukleotida.
Telah diketahui oksidasi satu molekul NADH dalam proses fosforilasi
bersifat oksidasi melalui rantai pengangkutan elektron (rantai pernafasan)
menghasilkan tiga molekul ATP . Oleh karena itu reaksi tahap kelima ini dapat
diartikan sebagai reaksi yang menghasilkan 3 molekul ATP untuk tiap satu
molekul asam 1,3 difosfogliserat yang terbentuk dari satu molekul gliseraldehida
3-fosfat.
Satu dari dua buah ikatan antara asam fosfat dengan asam gliserat dalam
molekul asam 1,3 difosfogliserat adalh suatu ikatan anhidrida yang dalam proses
pemecahannya menghasilkan energi untuk pembentukan ATP dari ADP dan Pi.
Reaksi tahap kelima dalam urutan tahap glikolisi merupakan reaksi pertama yang
menghasilkan energi. Tahap reaksi sebelumnya memrlukan energi dan gugus
fosfat dari penguraian ATP menjadi ADP.

7. Reaksi enzim fosfogliserat kinase

Reaksi tahap enam ini dikatalisis oleh fosfogliserat kinase (dengan ion
magnesium sebagai kofaktor), menghasilkan asam 3-fosfogliserat.

Gambar B.8 Reaksi enzim fosfogliserat kinase

8. Reaksi tahp ketujuh adalah isomerisasi asam gliserat 3-fosfat menjadi asam
gliserat 2-fosfat, dikatalisis oleh fosfogliserat mutase.
9. Enzim enolase melepaskan satu molekul H2O dari asam gliserat 2-fosfat
menghasilkan asam fosfoenol piruvat. Kedua enzim ini memerlukan adanya ion
magnesium atau ion mangan sebagai kofaktor.

Gambar B.9 Reaksi pembentukan fosfoenol piruvat dari 3-P- gliserat

10. Reaksi pembentukan piruvat dari fosfoenol piruvat.

Reaksi tahap akhir glikolisis adalah pembentukan asam piruvat


dari asam fosfoenolpiruvat melalui senyawa antara asam enolpiruvat.
Gambar B.10 Reaksi pembentukan piruvat dari fosfoenol piruvat.

Dalam reaksi yang dikatalisi oleh piruvat kinase ini ( dengan ion
magnesium sebagai kofaktor) gugus fosfat yang dilepaskan oleh fosfoenolpiruvat
dipakai untuk mensintesis ATP dari ADP . Perubahan enolpiruvat ke asam piruvat
terjadi secara spontan.
IV. PERTANYAAN DAN JAWABAN
A. PILIHAN GANDA
1. Katabolisme karbohidrat mengalami beberpa tahap, diantaranya transfer
elektron yang terjadi dalam . . .
A. Ribosom B. Sitoplasma
C. Mitokondria D. Badan Golgi
2. Pada pemecahan glikogen menjadi glukosa disebut . . .
A. Anabolisme B. Katabolisme
C. Metabolisme D. Absoerbsi
3. Asam piruvat merupakan produk dari . . . dalam proses respirasi sel.
A. Fotosintesis B. Kemosintesis
C. Transport elektron D. Glikolisis
4. Reaksi-reaksi pada glikolisis terjadi dalam . . .
A. Sitoplasma B. Mitokondria
C. Badan Golgi D. Mitokondria
5. Satu molkeul asetyl Co-A dalam peristiwa siklus krebs akan diubah
menjadi . . .
A. 2 CO2, 6 NADH, 2 FADH, 2 ATP
B. 2 CO2, 3 NADH, 1 FADH, 2 ATP
C. CO2, 2 NADH, 2 FADH, 2 ATP
D. 4 CO2, 6 NADH, 2 FADH, 2 ATP
6. Tahapan katabolisme glukosa atau respirasi sel adalah . . .
A. Glikolisis, transport elektron, dan siklus krebs
B. Transfer elektron, glikolisis, dan siklus krebs
C. Glikolisis, siklus krebs, dan transport elektron
D. Siklus krebs, glikolisis, dan transport elektron
7. Respirasi aerob terjadi melalui beberapa tahap sebelum memasuki siklus
krebs, asam piruvat terlebih dahulu membentuk . . .
A. Asetyl Co-A B. Suksinil Co-A
C. Koenzim A D. Asam oksaloasetat
8.Dari seluruh reaksi respirasi aerob dihasilkan . . . ATP.
A. 28 B. 38 C. 18 D. 34
9. Dimanakah tempat terjadi glikolisis . . .
A. Matriks mitokondria B. Krista mitokondria
C. Sitoplasma D. Nukleus
10. Pada glikolisis, glukosa-6-fosfat mengalami perubahan struktur menjadi .
..
A. Fruktosa-6-fosfat B. Fruktosa-1,6-fosfat
C. Fosfogliseraldehida D. 1,3-difosfogliserat

B. PERTANYAAN SEBAB AKIBAT


PETUNJUK: Soal terdiri dari 3bagian, yaitu PERNYATAAN, KATA
SEBAB, dan ALASAN yan disusun berurutan.
Pilihlah:
A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan
hubungan sebab akibat.
B. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak
menunjukkan hubungan sebab akibat.
C. Jika pernyataan benar dan alasan salah.
D. Jika pernyataan salah dan alasan benar.
E. Jika pernyataan dan alasan keduanya salah.

1. ATP yang dihasilkan dalam glikolisis akan digunakan untuk berbagai


proses yang membutuhkan energi.
SEBAB
ATP merupakan molekul penyimpan energi. (A)
2. ATP adalah senyawa fosfat berenergi tinggi.
SEBAB
Reaksi ini mempunyai fungsi menyimpan energy yang dihasilkan oleh
proses dekarboksilasi oksidatif dalam bentuk ATP. (B)
3. Piruvat dioksidasi menjadi CO2, H2O, dan energi melalui Siklus asam
sitrat.
SEBAB
Suatu sel atau jaringan kelebihan energi. (C)
4. Dalam siklus Krebs terjadi pemecahan senyawa karbohidrat.
SEBAB
Reaksi berjalan secara Anaerob asam piruvat akan diubah menjadi asam
laktat. (D)
5. Dalam katabolisme karbohidrat disakarida akan masuk melalui siklus
Krebs.
SEBAB
Siklus Krebs menghasilkan energi dalam bentuk Oksigen. (D)
DAFTAR PUSTAKA
Bowdoin college, 1981, principles of biological chemistry, Erlangga
Martoharsono, Soeharsono, 1976, Biokimia Jilid 2, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Page, David S., diterjemahkan oleh R. Soendoro, 1981, Principal Biological
Chemistry, Erlangga, Jakarta.
Suhardi, Deddy, 2005, Metabolisme Organisme, Departemen Pendidikan
Nasional.
Wirahadikusumah, Muhamad, 1985, Biokimia Metabolisme Energi, Karbohidrat
dan Lipid, ITB Press, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai