Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Sejarah Islam Indonesia
Dosen Pengampu: Agus Permana, M.Ag.
Oleh:
Jawad Mughofar KH
1145010071
Penulis,
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................ 23
B. Saran ............................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Munculnya fenomena aliran sesat tidak terlepas dari problem
psikologis baik para tokoh pelopornya, pengikutnya serta secara
keseluruhan. Problem aliran sesat mengindikasikan adanya anomali nilai-
nilai di masyarakat. Aliran sesat bukan fenomena baru, selain dia
mengambarkan anomali, juga kemungkinan adanya deviasi sosial yaitu
selalu ada komunitas yang abnormal. Baik berada dalam
dalam abnormalitas demografis, abnormalitas sosial, maupun abnormalitas
psikologis.
Sedangkan deviasi dapat bersifat individual, situasional dan
sistemik. Abnormalitas perilaku seseorang tidak dapat diukur hanya
dengan satu kriteria, karena bisa jadi seseorang berkategori normal dalam
pengertian kepribadian tetapi abnormal dalam pengertian sosial dan moral.
Demikian halnya dengan para penganut aliran sesat, akan diperoleh
kriterium kategori yang tidak tegas. Salah satu yang mungkin untuk
menyatakan kesesatan adalah definisi atau batasan ketidaksesatan yang
bersifat formalistik atau diakui sebagai batasan institusional.
Walupun sudah jelas dituangkan dalam Firman Allah SWT: “Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu” (Al-Maidah 5:3).
Merebaknya panji-panji yang bertentangan dengan ensensi ajaran
agama Islam dewasa ini, tentu melahirkan problematika yang serius, yang
patut di diskusikan, mengingat tidak ada perubahan aturan ibadah yang
telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satu pemikiran
manusia yang bertentangan dengan ajaran Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW adalah aliran Salamullah yang ditokohi oleh Lia Eden
atau Lia Aminuddin pada tahun 1995-2008.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat
dibuat perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari aliran sesat?
2. Seperti apa ciri, faktor, sebab dan dampak adanya aliran sesat?
3. Bagaimana latar belakang munculnya aliran Salamullah?
4. Bagaimana Pergerakan Aliran Salamullah Tahun 1995-2008?
5. Apa sebab aliran Salamullah dianggap Sesat?
6. Bagaimana cara menyikapi pelbagai ajaran aliran sesat?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan diatas, tujuan penyusunan makalah ini
adalah untuk:
1. Mengetahui definisi dari aliran sesat
2. Mengetahui ciri, faktor, sebab dan dampak adanya aliran sesat
3. Mengetahui latar belakang munculnya aliran Salamullah
4. Mengetahui Pergerakan Aliran Salamullah Tahun 1995-2008
5. Mengetahui sebab aliran Salamullah dianggap sesat
6. Mengetahui cara menyikapi pelbagai ajaran aliran sesat
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Manfaat Teoritis
Yaitu untuk memberikan informasi tentang bahaya laten akan
adanya aliran sesat yang menjamur di Indonesia dengan harapan
dapat menambah wawasan dan khazanah keilmuan
b. Manfaat Praktis
Yaitu untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sejarah Islam
Indonesia di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati
Bandung.
3
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan suatu metode sejarah. Langkah pertama di tempuh
dengan melakukan berbagai pengumpulan data atau dalam Metodologi
Penilitian Sejarah (MPS) disebut Heuristik. Sumber sejarah yang dapat di
kumpulkan berupa sumber tertulis dan visual. Sumber tersebut dibagi
menjadi dua: Sumber primer yang diperoleh dari berbagai macam buku,
arsip, artikel, berita dll. Sedangkan sumber sekunder di peroleh dari
literatur lain yang dapat mendukung terhadap pokok persoalan.
Kedua, penulis melakukan suatu kritik internal dan eksternal
terhadap sumber yang terkumpul berkaitan dengan otensitas dan
kreadibilitasnya. Ketiga, setelah data yang diperoleh menjadi objektif serta
dapat di pertanggungjawabkan sebagai hasil dari proses kritik. Selanjutnya
dilakukan proses interpretasi data dengan cara menghubungkan data yang
diperoleh dengan rujukan literatur ataupun logika yang berkesinambungan
dengan data yang ada. Keempat, dilakukan suatu penulisan sejarah atau
historiografi guna langkah akhir yang dilakukan sebagai sarana informasi
kepada khalayak masyarakat sekitar.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Definisi Pergerakan
a. Pengertian Pergerakan
Pergerakan atau Social Movement adalah aktivitas sosial berupa
gerakan sejenis tindakan sekelompok yang merupakan kelompok
informal yang berbentuk organisasi, berjumlah besar atau individu
yang secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik
dengan melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan sebuah
perubahan sosial.
Istilah "social movement" diperkenalkan pada 1848 oleh sosiolog
Jerman Lorenz von Stein pada bukunya Socialist and Communist
Movements since the Third French Revolution (1848) dimana ia
memperkenalkan istilah "social movement" pada diskusi akademis.
Charles Tily mendefinisikan social movement sebagai rangkaian
tindakan yang berkelanjutan, menunjukkan dan menyampaikan kepada
masyarakat awam untuk membuat klaim bersama terhadap kelompok
lainnya. Menurut Tilly, social movement merupakan kendaraan utama
bagi masyarakat awam untuk berpartisipasi pada kegiatan politik
publik.
Sidney Tarrow mendefinisikan social movement sebagai tantangan
bersama (untuk elit politik, penguasa, atau kelompok kebudayaan
tertentu) oleh orang-orang dengan tujuan bersama dan solidaritas
dengan interaksi yang terus-menerus terhadap lawan politik mereka. Ia
secara spesifik memisahkan social movement dengan partai politik dan
kelompok pembelaan
Beberapa proses utama bergantung dibalik sejarah social
movement. Urbanisasi mendorong pemukiman yang lebih besar,
dimana orang-orang dengan tujuan yang sama dapat bertemu satu
sama lain, berkumpul dan berorganisasi. Hal ini mendorong interaksi
4
5
b. Jenis-Jenis Pergerakan
Para Sosiolog membedakan gerakan sosial berasaskan lingkupnya,
yaitu:
a. Gerakan Reformasi
Gerakan yang didedikasikan untuk mengubah beberapa norma,
biasanya hukum. Contoh gerakan semacam ini akan mencakup
seperti, serikat buruh dengan tujuan untuk meningkatkan hak-hak
pekerja, gerakan hijau yang menganjurkan serangkaian hukum
ekologi, atau sebuah gerakan pengenalan baik yang mendukung
7
atau yang menolak adanya, hukuman mati atau hak untuk dapat
melakukan aborsi. Dalam beberapa gerakan reformasi
memungkinkan adanya penganjuran perubahan tehadap norma-
norma moral misalkan, mengutuk pornografi atau proliferasi dari
beberapa agama. Sifat gerakan semacam itu tidak hanya terkait
dengan masalah tetapi juga dengan metode yang dipergunakan,
dari kemungkinan ada penggunaan metode yang sikap reformis
non-radikal yang akan digunakan untuk pencapaian akhir tujuan,
seperti dalam kasus aborsi agar dapat tercipta adanya pembuatan
hukum perundangan-undangan.
b. Gerakan Radikal
Gerakan yang didedikasikan untuk adanya perubahan
segera terhadap sistem nilai dengan melakukan perubahan-
perubahan secara substansi dan mendasar, tidak seperti gerakan
reformasi, Contohnya termasuk Gerakan Hak Sipil Amerika yang
penuh menuntut hak-hak sipil dan persamaan di bawah hukum
untuk semua orang Amerika (gerakan ini luas dan mencakup
hampir seluruh unsur-unsur radikal dan reformis), terlepas dari ras,
yang di Polandia dikenal dengan nama Solidaritas /(Solidarność)
gerakan yang menuntut transformasi dari sebuah tata nilai politik
Stalinisme menuju kepada tata nilai sistim poltik sistem ekonomi
atau ke dalam tata nilai sistim poltik demokrasi atau di Afrika
Selatan disebut gerakan penhuni gubuk Abahlali baseMjondolo
yang menuntut dimasukkannya para penghuni gubuk secara penuh
ke dalam penghunian kehidupan kota.
PEMABAHASAN
12
13
Nyi Roro Kidul, di Pantai Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Para
dukun dan tukang santet juga diperangi karena dianggap musyrik.
Akibatnya, menurut Sumardiono, Lia kerap terkena serangan
santet. Untuk mengatasinya, seluruh tubuh Lia terpaksa ditarik banyak
jamaahnya secara serentak, sehingga badannya melayang di udara.
Pada 24 Juni 2000, Lia menyatakan Salamullah sebagai agama
baru. Ajaran pokoknya tetap meyakini Nabi Muhammad sebagai nabi
terakhir. Tak ada nabi baru setelah Muhammad. Menurut ajaran itu, yang
ada adalah kebangkitan kembali Nabi Isa, Imam Mahdi, dan roh orang-
orang suci. Adapun kitab sucinya, yang masih terus disempurnakan,
adalah Al-Hira. Tapi, sejauh itu, para jamaah Salamullah masih
menjalankan shalat sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad. (Taufik
Alawie, 2008)
Pernyataan Lia yang menjadikan Salamullah sebagai agama baru
sempat membuat masyarakat terutama muslim, terkejut. Namun, selang
satu tahun kemudian kejutan lebih besar menggema manakala Lia
menggelar ritual penyucian api, 22 April 2001, di Vila Bukit Zaitun,
Puncak-Bogor. Lia dan jamaahnya bertelanjang bulat menembus kobaran
api, setelah seluruh bulu dan rambut di tubuh mereka digunduli. Mereka
yakin, ritual itu merupakan hisab (perhitungan Allah) untuk membersihkan
diri dari segala dosa.
Kali itu, Salamullah bukan cuma menuai hujatan, juga tindakan
anarkis. Vila Bukit Zaitun, tempat ritual bakar-bakaran itu berlangsung,
dirusak warga sekitar. Warga tak terima kehadiran Salamullah yang dinilai
sesat oleh warga meski Salamullah menegaskan sama sekali tak
menyebarkan ajarannya pada penduduk selain jamaahnya. Beruntung,
sebelum perusakan itu, sebagian besar jamaah Salamullah “turun ke kota”,
kembali ke Jakarta. Tak ada korban jiwa dalam anarki tersebut.
Setelah menganut spiritual perenial, Salamullah melakukan
Lawatan Tauhid selama 34 hari, 27 Juli-awal September lalu, ke tempat-
tempat kemusyrikan di Jawa dan Bali. Perjalanan ini terkait dengan inti
18
Kristus, dan Kwan Im, dewi pembawa rahmat yang dipercaya orang
Kong Hu Cu, akan muncul kembali di dunia.
Sejak 2003, kelompok Salamullah ini memegang kepercayaan
bahwa setiap agama adalah benar. Kelompok yang diketuai Lia Eden
ini yang kemudian berubah nama yang kini dikenal sebagai Kaum
Eden.
PENUTUP
A. Simpulan
Aliran sesat bukan semata masalah kesesatan berpikir, tetapi juga
masalah psikologis individu dan masyarakat secara keseluruhan. Dinamika
kehidupan yang berat, kekacauan sistem sosial dan ketidakpastian nilai-
nilai yang ditawarkan oleh kapitalisme dan liberalisme menyebabkan
orang-orang dengan kecenderungan psikiatrik menempuh kehidupan yang
sesat dan menyesatkan tanpa disadarinya. Meskipun kasus-kasus demikian
jarang menjadi ranah para psikolog dan psikiater tetapi fakta menunjukkan
bahwa problem psikologis dengan gejala psikiater delusi, halusinasi dan
mimpi aneh menjadi bagian yang perlu dicermati secara ilmiah terutama
pada para pemimpin aliran dan gerakan.
Hal ini penting agar dapat melakukan deteksi dini akan adanya
keanehan perilaku. Apalagi bila informasi (dakwah) yang disajikan kurang
sistematis, memberi solusi dan menyehatkan jiwa akan semakin mudah
terbentuknya komunitas atau gerakan kesesatan dengan variasi yang tidak
pernah berhenti. Lebih parah lagi apabila kesesatan dibiarkan sejak awal
dan menunggu menguat menjadi komunitas besar, maka kesesatan akan
dipahami sebagai keniscayaan kebenaran. Sudah saatnya dakwah dikelola
dengan lebih membumi dan menjadi solusi bagi persoalan hidup serta
ketersediaan sistem sosial yang mampu mencegah kesesatan semakin
mendapat ruang.
Seperti aliran sesat Salamullah merupakan aliran sesat yang berisi
tentang risalah penghapusan agama-agama di Indonesia. Risalah tersebut
diterima oleh Lia Eden dari Malaikat Jibril yang bernama Habib al- Huda.
Tak hanya itu saja, Dirinya pun pernah mengaku sebagai Tuhan pada
tahun 1974. Yang pada akhirnya 18 Agustus 1998 ia memaklumatkan diri
sebagai Imam Mahdi dan mengumumkan anaknya, Ahmad Mukti sebagai
reinkarnasi dari Isa al- Masih.
23
24
B. Saran
Sebagaimana dicontohkan pula oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau berdoa: Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbii ‘alaa
diinik. Artinya: “Ya Allah, Dzat Yang Membolak-balikan Hati,
tetapkanlah hatiku pada agama-Mu”. (HR. Muslim). Terakhir, penulis
menasehati diri sendiri dan kaum muslimin sekalian agar membudayakan
sikap saling menasehati dalam kebaikan. Karena Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, Agama adalah nasehat” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Maka tulisan ini adalah bentuk nasehat di balik sebuah harapan
besar agar kaum muslimin sekalian terhindar dari jalan-jalan kesesatan dan
bersatu di jalan kebenaran. Sehingga jika pembaca menemukan ciri-ciri
aliran sesat sebagaimana telah disebutkan, kewajiban pertama adalah
menasehati. Bukan menyesat-nyesatkan, mencaci-maki, melakukan aksi
anarkis apalagi memvonis kafir. Sebab, terjerumus dalam jalan kesesatan
belum tentu kafir. Dan juga kami mengharap melalui masukan dari rekan-
rekan sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Apologetics Index. 2006. Lia treads a hazardous path from dried flower
arrangement to Eden. [online]. (www.religionnewsblog.com diakses tanggal
05 Oktober 2016)
Anonim. 2015. Pengertian dan Teori Gerakan Sosial Menurut Ahli dan Contoh.
[online]. (http://www.ilmupsikologi.com/2015/10/pengertian-teori-gerakan-
sosial-menurut-ahli-dan-contoh.html diakses tanggal 08 Desember 2016)
Ar, Eka Hendry. 2009. Memahami Aliran Sesat di Indonesia: Tinjauan Sosiologi.
[online]
(http://caireumediasipontianak.com/main.php?op=infirmasi&subinformasi
=1&mode=detail&id=23&lang=id diakses tanggal 10 Oktober 2016)
Diputra, Rizka. 2016. Ini Aliran Sesat yang Sempat Bikin Heboh Indonesia.
[online]. (http://news.okezone.com/read/2016/01/12/337/1286031/ini-aliran-
sesat-yang-sempat-bikin-heboh-indonesia diakses tanggal 06 Oktober 2016)
Evan. Begini. 2015. Begiini Perjalanan Metamorfosa Lia Eden. [online].
(http://tempo.co/read/news/2015/06/078672566/begini-perjalanan-
metamorfosa-lia-eden diakses tanggal 11 Oktober 2016)
Firaq, Dirasatul. 2007. Kajian tentang Aliran Aliran Sesat Dalam Islam.Tim Ulin
Nuha Ma’had Aly An Nur. Surakarta: Pustaka Arafah.
Priliawito, Eko. 2008. Lia Eden dan Pengikutnya Ditangkap Polisi. [online].
(http://news.viva.co.id/news/read/15622-lia_eden_dan
pengikutnya_ditangkap_polisi diakses tanggal 13 Oktober 2016)
Purnama, Yulian. 2009. Aliran Sesat, Kenali dan Hindari (Buletin At-Tauhid).
[online]. (http://buletinmmuslim.or.id/manhaj/aliran-sesat-jauhi-dan-
hindari diakses tanggal 09 Oktober 2016)
Sairozi, Muslimin. 2015. Tafsiran Aliran Sesat Salamullah. [online].
(http://sairozimuslimin.blogspot.co.id/2015/03/tafsiran-aliran-sesat-
salamullah.html diakses tanggal 07 Oktober 2016)