Anda di halaman 1dari 13

Maksud dan Tujuan

Maksud

Mengenalkan kepada praktikan tentang metode pengambilan batu inti,deskripsi,serta mampu


mengidentifikasi sampel batuan inti.

Tujuan

Pratikan dapat mengidentifikasi serta mendiskripsi kenampakan pada sampel batuan inti dengan
baik dan benar.

Dasar teori

Pengertian Core adalah sampel atau contoh batuan yang diambil dari bawah permukaan
dengan suatu metode tertentu. Core umumnya diambil pada kedalaman tertentu yang prospektif
oleh perusahaan minyak atau tambang untuk keperluan lebih lanjut. Data Core merupakan data
yang paling baik untuk mengetahui kondisi bawah permukaan, tapi karena panjangnya terbatas,
maka dituntut untuk mengambil data-data yang ada secara maksimal.

Data yang diambil meliputi jenis batuan, tekstur, struktur sedimen dan sifat fisik batuan
itu sendiri. Selain itu juga dapat mengetahui harga porositas, permeabilitas, dan saturasi fluida
yang terkandung dalan batuan tersebut. Tekstur dan struktur batuan sedimen dapat
menggambarkan sejarah transportasi pengendapan, energi pembentukan batuan tersebut,
genesa, arah arus, mekanisme transportasi dan kecepatan sedimen tersebut diendapkan.
Sehingga dari faktor-faktor tersebut dapat ditentukan fasies sedimen dan lingkungan
pengendapannya.

Core dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Conventional core, yaitu Core yang diambil bersamaan dengan proses


pemboran.
b. Sidewall core, yaitu Core yang diambil pada saat melakukan wireline
logging.
Gambar 5. Pengambilan Conventinal Core utuh dalam suatu pemboran

Gambar 6. Pengambilan Side Wall Core dengan menggunakan


Gun

Alasan utama dilakukannya pengambilan data Core di lapangan yaitu:

a. Keperluan startigrafi, dimana perusahaan minyak akan mengambil data formasi


Core pada daerah development well

b. Keperluan analisis ada tidaknya kandungan hidrokarbon pada formasi tersebut,


dimana perusahaan minyak akan mengambil data core pada daerah yang belum
terbukti ada kenampakan hidrokarbonnya. (wild cat atau exploratory)
Adapun tujuan pengambilan data core secara primer adalah untuk mendapatkan data
antara lain:
a. Data detail tentang reservoar (fasies, struktur sedimen, lingkungan
pengendapan, umur, tipe porositas, mineralogi, dll)
b. Data petrofisika dan kualitas batuan, seperti porositas, permeabilitas, saturasi,
tekanan kapiler dll
c. Kalibrasi log
d. Studi Fracture dan Struktur

Sedangkan data sekunder, yaitu:


a. Mengetahui Formation Boundary (batas formasi)
b. Skala besar struktur sedimen
c. Data paleontology
d. Mendapatkan data sampel analisis geokimia yang tidak terkontaminasi
e. Pemetaan bawah permukaan zona prospek
Alat dan Bahan

Alat Bahan

Alat tulis Sampel batuan inti

Loupe Larutan HCL

Komparator butir

Boring deskripsi batuan inti


Data

Data core kedalaman 5131 ft – 5140 ft


Data core kedalaman 5155 ft – 5164 ft
Data core kedalaman 5186 ft – 5195 ft
Analisa data dan Interpretasi

Data core pada kedalaman 5131 ft – 5140 ft

Pada kedalaman ini juga dijumpai litologi Warna putih keabu-abuan, ukuran
butir sedang, tekstur bentuk butir subrounded, sortasi buruk, roundness elongated-
equantkemas terbuka, struktur sedimen flaser, tipe pori interpartikel, tingkat kompaksi
kompak,tipe kontak dengan dibawahnya tidak tegas komposisi: kuarsa 10%,mineral
berukuran lanau-lempung 50%feldspar 30%,litik 10% Nama : Greywacke( Pettijohn , 1987).

Kemudian diatasnya dijumpai fasies batu pasir bergradasi normal dengan litologi yang
dijumpai berupa,Warna putih keabu-abuan, ukuran butir granule,tekstur subrounded,
roundness elongated-equant kemas tertutup, komposisi: kuarsa 70%,mineral silisiklastik
25%litik 5%.Nama : Arkose( Pettijohn , 1987)Warna ukuran butir pasir kasar,tekstur bentuk
coklat butir oblate,roundness sub angular; sphericity medium, kemas terbuka, struktur
sedimen gradasi normal tipe pori interpartikel, tingkat kompaksi kompak,tipe kontak dengan
dibawahnya gradasi komposisi: kuarsa 30%, mineral berukuran pasir 40%feldspar 20%, litik
10% Nama : Subarkose( Pettijohn , 1987).

Lalu fasies yang paling atas berupa fasies batu pasir berfradasi normal dengan struktur
wavy.Litologi yang dijumpai yaitu, Warna abu-abu kecoklatan, ukuran butir pasir kasar-
sedang,bentuk butir elongated-equant, angular-subrounded struktur gradasi normal,kemas
terbuka, tipe pori interpartikel, tingkat kompaksi kompak,komposisi: kuarsa 40%,feldspar
30% litik 10%, mineral berukuran pasir halus 20% Nama : Subarkose( Pettijohn , 1987).
Warna abu-abu, ukuran butir granule-medium, bentuk butir elongated,struktur gradasi normal
wawy, kemas terbuka, tipe pori interpartikel, tingkat kompaksi kompak,komposisi: kuarsa
25%,material silisiklastik 60% litik 15% Nama Batuan : Subarkose ( Pettijohn , 1987)

Interpretasi

Dari hasil deskripsi menunjukan perbedaan litologi dan ukuran butir.Pada kedalaman 5155 ft
– 5164 ft lapisan ini didominasi oleh struktur coarsening upward,hal ini dikarenakan oleh
adanya perbedaan energy pengendapan yang berubah semakin lama semakin mengecil ketika
mengendapkan suatu perlapisan sehingga terbentuk suatu perlapisan bergradasi normal dan
memiliki sortasi yang cukup baik

Dilihat dari hasil deskripasi,sampel pada kedalaman ini dapat berpotensi menjadi
reservoir,karena memiliki porositas dan permeabilitas yang baik karena memiliki
keseragaman yang cukup baik akibat dari pengaruh energy pengendapanya sehingga
mengakibatkan terjadinya pemiahan pada lapisan ini.

Data core pada kedalaman 5155 ft – 5164 ft,

Dari hasil deskripsi core,satuan vertical core dapat dibedakan menjadi 3 fasies.Fasies 1
yang paling muda adalah fasies feldspatic graywace dengan sisipan batu lanau.Pada fasies ini
dicirikan dengan litologi Batuan berwarna abu-abu, ukuran butir (fragmen :pasir
sedang,matriks :pasir sangat halus), memiliki kemas tertutup (grain supported), bentuk butir
subrounded - rounded, memiliki tingkat kebolaan elongate, sortasi baik, struktur sedimen
perlapisan dan gradasi terbalik komposisi fragmen : (kuarsa (10 %),feldspar (40 %),biotit
(10%),litic 20%) dan matriks : (material silisiklastik berukuran pasir halus (20 %)), Nama
batuan : Litharenite (Pettijohn, 1977).Kemudian terdapat juga sispan lanau berwarna abu-
abu,ukuran butir lanau,kemas tertutup,bentuk butir tidak teramati,struktur sedimen perlapisan,
Komposisi material silisiklastik berukuran lanau 100%.Nama batuan:Mudrock (Pettijohn,
1977).

Kemudian faies diatasnya berupa fasies Lithic arenite-Feldspatic arenite.Dengan


dicirkan ltitologinya berupa Batuan berwarna abu-abu, ukuran butir (fragmen :pasir kasar -
sangat kasar dan matriks : material silisiklastik berukuran pasir halus), memiliki kemas
tertutup (grain supported), bentuk butir subrounded - rounded, memiliki tingkat kebolaan
elongate, sortasi baik, struktur sedimen perlapisan dan gradasi terbalik komposisi fragmen :
(kuarsa (10 %), litik (65 %), biotit (5 %) dan feldspar (10 %)) dan matriks : (material
silisiklastik berukuran pasir halus (10 %)), Nama batuan : Litharenite (Pettijohn, 1977). Pada
lapisan ini juga dijumpai sispan lanau berwarna abu-abu,ukuran butir lanau,kemas
tertutup,bentuk butir tidak teramati,struktur sedimen perlapisan, Komposisi material
silisiklastik berukuran lanau 100%.Nama batuan:Mudrock (Pettijohn, 1977).

Interpretasi

Dari hasil deskripsi menunjukan perbedaan litologi dan ukuran butir.Pada kedalaman 5131 ft
– 5140 ft lapisan yang mengindikasi terjadi coarsening upward jika melihat dari ukuran
butirnya.Hal ini dikarenakan oleh adanya perbedaan energy pengendapan yang berubah
menjadi semakin besar sehingga mengendapkan material yang berukuran besar serta banyak
membentuk tekstur gerusan berupa scour.
Dilihat dari distribusi dan ukuran butir,fasies yang dapat menjadi indikasi reservoir
ialah pada fasies litharenite karena bila dibandingan dengan fasies lainya,fasies litharenite
memiliki keseragaman yang cukup baik yakni berukuran pasir sedang-pasir sangat halus.Hal
tersebut mengindikasikan nilai porositas dan permeabilitas yang lebih baik daripada distribusi
ukuran butirnya yang terpaut jauh,contoh pasir sangat kasar- pasir sangat halus.

Data core pada kedalaman 5186 ft – 5195 ft

Pada kedalaman fasies yang berada paling atas berupa, Faies batupasir felspaticwake
dengan sisipan mudrock. Batuan berwarna cokelat, ukuran butir pasir kasar - sedang, roundness
subangular dan sphericity low, prolate, sortasi baik, fabric grain supported, struktur
perlapisan, hasil diagenesa yaitu oksidasi, tipe pori visual interpartikel dan intrapartikel,
kompak, tipe kontak gradasional. Komposisi : Qz: 40%, Feldspar 30%, Lithic 10%, matrix
20%. Nama batuan : Feldspartic wacke (Pettijohn, 1975) Batuan berwarna abu - abu, keputih -
putihan, ukuran butir lanau, roundness dan sphericity, tidak teramati, equant - prolate,sortasi
baik, fabric matrix supported, struktur perlapisan, hasil diagenesa yaitu oksidasi, tipe pori
visual interpartikel dan intrapartikel, kompak, tipe kontak tegas. Komposisi :Q: 8%, matrix
92%. Nama batuan : Mudrock (Pettijohn, 1975)

Kemudian dibawahnya ada fasies lithic arenite dan fasies lithicwake,dengan litologi
berupa: Batuan berwarna cokelat, ukuran butir pasir sedang, roundness angular dan sphericity
low, prolate, sortasi baik, fabric grain supported, struktur gradasi normal dan scouring, hasil
diagenesa yaitu oksidasi dan pelarutan, tipe pori visual interpartikel dan intrapartikel,
kompak, tipe kontak tegas. Komposisi : Qz: 50%, Feldspar 10%, Lithic 30%, matrix 10%.
Nama batuan : lithic arenite (Pettijohn, 1975) Batuan berwarna cokelat, ukuran butir pasir
sedang, roundness angular dan sphericity low, prolate, sortasi baik, fabric grain supported,
struktur perlapisan, hasil diagenesa oksidasi dan pelarutan, tipe pori visual interpartikel dan
intrapartikel, kompak, tipe kontak tegas. Komposisi: Qz: 40%, Feldspar 10%, Lithic 35%,
matrix 20%. Nama batuan : lithic wake (Pettijohn, 1975)

Kemudian dibawahnya lagi dijumpai fasies lithic wake bergradasi terbalik,dengan


litologi yang dijumpai: Batuan berwarna cokelat, ukuran butir kerikil - pasir sedang,
roundness subangular dan sphericity low, prolate, sortasi baik, fabric grain supported, struktur
gradasi terbalik,hasil diagenesa yaitu oksidasi dan pelarutan, tipe pori visual interpartikel dan
intrapartikel, kompak, tipe kontak gradasional Komposisi: Qz: 20%, Feldspar 15%, Lithic
30%, matrix 35%. Nama batuan : lithic wacke (Pettijohn, 1975)
Dibawahnya lagi dijumpai fasies perlapisan lithic wake dan lithic arenite, dengan
diskripsi Batuan berwarna cokelat, ukuran butir pasir sedang - sangat halus, roundness
subangular dan sphericity low, prolateequant, sortasi baik, fabric grain supported, struktur
gradasi terbalik,hasil diagenesa yaitu oksidasi dan pelarutan, tipe pori visual interpartikel dan
intrapartikel, kompak, tipe kontak tegas. Komposisi: Qz: 30%, Feldspar 5%, Lithic 50%,
matrix 15%. Nama batuan : lithic wacke (Pettijohn, 1975).Batuan berwarna cokelat, ukuran
butir pasir sangat kasar, roundness angular dan sphericity low, prolate, sortasi baik, fabric
grain supported, struktur gradasi terbalik,hasil diagenesa yaitu oksidasi dan pelarutan, tipe
pori visual interpartikel dan intrapartikel, kompak, tipe kontak tegas. Komposisi: Qz:
90%,Lithic 5%, matrix 5%. Nama batuan : quartz arenite (Pettijohn, 1975)

Dan yang terakhor atau fasies paling bawah berupa perlapisan mudrock berstruktur
lentikuler. Batuan berwarna abu - abu, keputih - putihan, ukuran butir lanau, roundness dan
sphericity, tidak teramati, sortasi baik, fabric matrix supported, struktur lenticuler, hasil
diagenesa yaitu oksidasi, tipe pori visual interpartikel dan intrapartikel, kompak, tipe kontak
tegas. Komposisi :Q: 5%, matrix 95%. Nama batuan : Mudrock (Pettijohn, 1975)

Dari hasil deskripsi menunjukan perbedaan litologi dan ukuran butir.Pada kedalaman 5186 ft
– 5195 ft pada lapisan ini juga menunjukan lapisan yang mengindikasi terjadi coarsening
upward jika melihat dari ukuran butirnya serta banyak dijumpai juga tekstur gerusan berupa
scour.

Dilihat dari distribusi dan ukuran butir,fasies yang dapat menjadi indikasi reservoir
ialah pada fasies litharenite karena bila dibandingan dengan fasies lainya,fasies litharenite
memiliki keseragaman yang cukup baik yakni berukuran pasir sedang-pasir sangat halus.Hal
tersebut mengindikasikan nilai porositas dan permeabilitas yang lebih baik daripada distribusi
ukuran butirnya yang terpaut jauh,contoh pasir sangat kasar- pasir sangat halus.

Salain itu pada kedalaman 5195 ft terdapat perlapisan yang telah mengindikasikan
adanya penjajaran mineral,hal tersebut menunjukan telah terjadi metamorfisme regional pada
kedalaman tersebut yang kemudian mengubah batuan sedimen menjadi meta sedimen.
Perbandingan

Pada kedalaman 5131 ft – 5140 ft memiliki kemungkinan terbaik menjadi


reservoir,dikarenakan memiliki indikasi permeabilitas dan porositas yang cukup baik pada
batuan litharenite. Hal ini dikarenakan pada kedalaman ini distribusi dari ukuran butirnya
tidak terlalu terlampau jauh sehingga sehingga memiliki kemungkinan nilai positas dan
permeabilitas paling bagus diantara yang lainya. yang kemudian memiliki sisisipan
mudstone.Keberadaan batuan berbutir halus inilah yang nantinya dapat menjadi caprock
diatas reservoir.

Kesimpulan

 Dari ketiga core pada kedalaman yang berbeda menunjukan litologi yang hampir sama
yakni litharenit-feldspaticarenite.
 Pada kedalaman 5195 ft telah mengindikasi adanya metamorfisme regional yang
ditunjuan dengan adanya penjajaran mineral.
 Pada kedalaman 5131 ft – 5140 ft memiliki kemungkinan terbesar untuk menjadi
reservoir daripada kedalaman yang lainya.
Daftar Pustaka

American Petroleum Institute.1998.Recomended Practice for Core Analysis.Second


edition.Washington:API Publishing service.

Husain,Jamal Rauf.Sultan.2012.ANALISIS CUTTING BOR DAN RESISTIVITY BATUAN


UNTUK PENENTUAN LETAK PIPA SARINGAN PADA SUMUR BOR DI DAERAH
KAMPUS UNHAS TAMALANREA KOTA MAKASAR.Makasar:Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Hasanudin.
Tim ASISTEN GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI.2018.PANDUAN PRAKTIKUM
GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI.Yogyakarta:Departemen Teknik Geologi Fakultas
Teknik Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai