T dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Mobilitas
Fisik pada Pasien Stroke di Kelurahan Suka
Maju Kecamatan Medan Johor
Oleh
ii
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini yang berjudul : “Asuhan Keperawatan pada Ny. T
dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Mobilitas Fisik pada
Pasien Stroke di Kelurahan Suka Maju Kecamatan Medan Johor”. Karya Tulis
Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di
Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
Selama proses penulisan hingga penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tentunya
tidak lepas dari segala macam kendala yang harus dihadapi. Namun berkat
rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya serta bimbingan dan dorongan dari
orangtua saya dan berbagai pihak, sehingga kendala-kendala tersebut dapat
penulis hadapi sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh
karena itu, dalam kesempatan berbahagia ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB, selaku Wakil
Dekan II Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp. M.Kep., Sp. Mat, selaku Wakil Dekan
III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program
Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
6. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Sekretaris Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
ii
iii
iv
A. Latar Belakang
Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern
saat ini. Dewasa ini, semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir
diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang mendadak dapat
mengakibatkan kematian , kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif
maupun usia lanjut. (Junaidi, 2011).
Data WHO (2013) menunjukkan bahwa 63% penyebab kematian di seluruh
dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular yaitu stroke atau setara dengan
kematian 36 juta jiwa per tahun. Stroke juga merupakan penyebab kematian tertinggi
dari seluruh PTM (Penyakit Tidak Menular) setelah penyakit kardiovaskuler dan
kanker, serta menyebabkan terjadinya kecacatan termasuk kecacatan permanen.
World Stroke Organization (2011) menyatakan bahwa terdapat 15 juta orang terkena
stroke setiap tahunnya dan setiap 6 detik meninggal karena stroke. Sedangkan jumlah
penderita penyakit stroke di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan (Nakes) diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang (7,0 %) sedangkan
berdasarkan diagnosis Nakes/gejala diperkirakan sebanyak 2.137.941 orang
(12,1‰). Berdasarkan diagnosis Nakes maupun diagnosis/gejala, Provinsi Jawa
Barat memiliki estimasi jumlah penderita terbanyak yaitu sebanyak 238.001 orang
(7,4‰) dan 533.895 orang (16,6‰), sedangkan Provinsi Sumatera Utara menjadi
peringkat ke-4 terbanyak yaitu sebanyak 92.078 orang (10, 3%) dan 151.080
orang (16, 9%). Medan merupakan salah satu Kota di Indonesia yang juga
mengalami peningkatan prevalensi penyakit stroke. Pernyataan diatas didukung
dengan data survey yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dalam profil kesehatan Indonesia (2013) menunjukkan di Kota Medan
terdapat peningkatan prevalensi penyakit stroke dari 7 per 1000 penduduk pada
tahun 2007 menjadi 10 per 1000 penduduk ditahun 2013.
Kondisi yang dapat terjadi pada pasien stroke beragam, seperti kelumpuhan
anggota gerak, bibir tidak simetris, bicara pelo atau apasia (tidak dapat berbicara),
nyeri kepala, penurun kesadaran, gangguan rasa, kelumpuhan bahkan sampai
dengan kematian. Kehilangan fungsi tubuh akibat penyakit stroke mengakibatkan
10
11
h. Perubahan Psikologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya
gangguan mobilitas dan immobilitas, antara lain perubahan perilaku,
peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-lain.
2. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status
kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya
sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus
adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan
dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry, 2005).
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan
tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan
data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar
tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan
12
13
14
15
16
17
18
1. Pengkajian
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. T
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 54 tahun
Status perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. STM
Tanggal Pengkajian : Minggu /11-06-2017
Diagnosa Medis : Stroke
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sudah mengalami stroke selama ±2 tahun yang
menyebabkan hemiplegia. Klien mengeluh sulit menggerakkan
tubuhnya khususnya bagian ekstremitas atas dan bawah bagian sinistra
sulit untuk digerakkan secara normal atau seperti biasanya.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative / palliative
1. Apa penyebabnya :
Klien mengatakan ada riwayat hipertensi sejak usia 46 tahun,
sakit kepala dan klien pernah terjatuh pada saat memasak. Tekanan
darah 220/150 mmHg pada saat terjadinya stroke.
19
20
21
A. Keadann umum
Kesadaran komposmentis,klien tampak lemah, klien dapat
berjalan dengan cara menghentakkan kakinya saat bejalan, dan
berdiri dengan posisi tidak anatomi.
B. Tanda-tanda vital
1. Suhu tubuh : 36ºC
2. Tekanan darah : 180/120 mmHg
3. Nadi : 80x/i
4. Pernafasan : 22x/i
5. TB : 157 cm
6. BB : 50 Kg
22
23
24
25
26
27
A. BAB
1. Pola BAB : BAB klien lancar , 1x per
hari.
2. Karater fases : Lunak
3. Riwayat perdarahan : Tidak memiliki riwayat
perdarahan.
4. BAB terakhir : 11 Juni 2017
5. Diare : Tidak ada diare.
6. Penggunaan laktasif : Tidak ada.
B. BAK
1. Pola BAK :
4-5 x sehari.
2. Karakter urine :
Kuning keruh.
3. Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK :
Tidak ada.
4. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih :
Tidak ada.
5. Penggunaan diuretik :
Tidak ada.
6. Upaya mengatasi masalah :
Tidak ada.
28
2.Analisa Data
29
3. Rumusan Masalah
A. Masalah keperawatan :
1. Gangguan mobilitas fisik
2. Harga diri rendah situasional
B. Diagnosa keperawatan (prioritas) :
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
kekuatan otot ditandai dengan TD : 180/120 mmHg, HR : 80
x/i, RR : 22 x/i, T : 36°C, tingkat mobilitas = 2 (memerlukan
bantuan/pengawasan orang lain), kekuatan otot kaki dan tangan
yaitu skala = 3 (gerakan yang normal melawan gravitasi), sulit
berjalan, postur tubuh tampak tidak anatomi saat berdiri dan
klien tampak sulit membolak-balikan posisi tubuh.
2. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan
proses pikir ditandai dengan klien mengatakan penyakitnya
tidak sembuh-sembuh, klien mengatakan dirinya tidak berguna,
dan klien mengatakan dirinya jelek karena tangannya bengkok.
30
31
32
5. Implementasi
33
34
membukanya
Klien mengatakan
kembali, meluruskan
tangannya masih
lengan kiri kearah
kaku.
kedepan dan
menggerakkan O:
lengan kearah kiri - Tingkat
dan mengangkat mobilitas
lengan kiri kearah ekstremitas
atas membentuk atas dan
sudut 180° dan bawah bagian
mengembalikan sinistra = 2
posisi lengan seperti dan Skala
semula. kekuatan otot
Meluruskan lengan =3
kiri kearah kedepan - Tingkat
dan menggerakkan mobilitas
lengan kearah kiri ekstremitas
dan menekukkan atas dan bawah
lengan membentuk bagian dextra
sudut 90° dan 60° = 0, dan skala
dan mengembalikan kekuatan otot
posisi lengan seperti =5
semula. - Postur tubuh
5. Menginstruksikan klien tampak masih
untuk mempertahankan tidak anatomi saat
kesejajaran tubuh dengan berdiri.
cara berdiri dengan - TD :180/120
35
P : Intervensi
dilanjutkan.
36
6. Evaluasi
37
A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari kasus masalah stroke baik dari tinjauan secara
teori maupun pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga Ny. T terkhusus
bagi Ny. T maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam pengkajian Ny. T mengalami stroke hemoragik, pada saat
pengkajian Ny. T mengatakan mempunyai riwayat hipertensi, sulit
berjalan, bentuk tubuh tidak normal saat berdiri, sulit membolak-
balikan posisi tubuh sehingga kebutuhan untuk beraktivitas sebagian
dibantu keluarga dan hal tersebut membuat klien merasa dirinya tidak
berguna dengan kondisi yang dialaminya sekarang.
2. Sesuai dengan data yang didapatkan saat pengkajian , didapatkan 2
diagnosa keperawatan, yaitu :
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot ditandai dengan TD : 180/120 mmHg, HR : 80 x/i, RR : 22 x/i,
T : 36°C, tingkat mobilitas = 2 (memerlukan bantuan/pengawasan
orang lain), kekuatan otot kaki dan tangan yaitu skala = 3 (gerakan
yang normal melaan gravitasi), sulit berjalan, postur tubuh tampak
tidak anatomi saat berdiri dan klien tampak sulit membolak-balikan
posisi tubuh.
2. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan proses
pikir ditandai dengan klien mengatakan penyakitya tidak sembuh-
sembuh, klien mengatakan dirinya tidak berguna, dan klien
mengatakan dirinya jelek karena tangannya bengkok.
3. Intervensi ditegakkan berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi
sekaligus memperhatikan kondisi Ny. T serta kesangguapan keluarga
dalam bekerjasama.
4. Asuahan keperawatan yang diberikan merupakan implementasi dari
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Pelaksanaan sangat
bergantung pada sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh perawat.
38
39
40
Mubarak, W.I. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta : EGC.
Potter, & Perry. (2006). Buku Ajar Funda Mental Keperawatan: Proses, Konsep,
dan Praktik, Edisi : 4. Jakarta : EGC.
Wilkinson, J.M & Ahern, N.C. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan :
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi : 9.
Jakarta : EGC.
41
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari I
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
42
2. 19.00 1. Memantau S:
pernyataan klien Ny. T mengatakan
tentang harga diri. bosan karena tidak
2. Memberikan tau mau melakukan
motivasi kepada apa.
klien. O:
3. Mengajak klien Ny. T tampak
melakukan kegiatan sedang menonton tv
yang dapat Ny. T tampak
dilakukannya. tersenyum.
Seperti : menonton A:
tv. Masalah sebagian
4. Memberikan pujian teratasi
terhadap tindakan P:
positif yang Intervensi
dilakukan klien. dilanjutkan
43
44
45
46
disisi tubuhnya.
b. Letakkan satu tangan perawat
di atas siku pasien dan
pegang tangan pasien dengan
tangan lainnya.
c. Angkat lengan pasien pada
posisi semula.
47
48
Cara : Cara :
49
50