Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JURUSAN FARMASI
DISUSUN OLEH :
NAMA/NIM :
ALDI
NU’MAN RAYYAN SYARIFUDDIN
SRI KARTINI
ST. HATIJAH
ST. RAHMAH SYAM
ST.AISYAH
RESKI MUH.PRIMA
USWATUN KHASANAH
KELOMPOK : B2.3
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
memiliki panjang garis pantai mencapai ratusan kilometer. Hal ini yang
Kita sering memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk kita jadikan sebagai
masih belum dapat diseimbangkan dengan kondisi alam saat ini. Pemanfaatannya
pun belum di optimalkan secara utuh. Selain itu sumberdaya yang ada hanya
pendek saja. ()
seluruh zat dari bahan tersebut atau dapat mengambil beberapa zat yang
dibutuhkannya saja dari suatu bahan. Untuk dapat mengambil atau memperoleh
zat tersebut dapat dilakukan dengan berbagai proses, salah satunya yaitu ekstraksi
dan memanfaatkan sebuah sumberdaya alam yang ada sehingga dapat digunakan
dihasilkan akan dimanfaatkan untuk melihat ada tidaknya potensi untuk dijadikan
sebuah obat..
1. Maksud percobaan
2. Tujuan percobaan
C. PRINSIP PERCOBAAN
suatu pelarutdimana zat terlarut (solut) atau bahan yang dipisahkan terdistribusi
TINJAUAN PUSTAKA
A. URAIAN TANAMAN
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Piperales
Famili : Piperacea
Genus : Piperomia
Batang tanaman gamal ada yang tunggal atau bercabang, tetapi jarang
tumbuh tegak, diameter pangkal batang kira-kira 5 -30 cm, kulit batang
berwarna cokelat keabu-abuan dengan alur-alur kecil pada batang yang sudah
tua. Batang dan cabang mempunyai bercak putih dengan lentisel kecil.
(Nursaptia purwa,2015)
3. Kandungan kimia
perkebunan, di tanah lembab dan di tempat teduh sekitar rumah yang biasanya
menggerombol (Irsyad,2013).
Tanaman daun kaca-kaca ( Piperomia pellucida) memiliki berbagai
safonin, dan tanin. Pada bagian batang daun kaca-kaca Piperomia pellucida)
mengandung alkaloid, tanin, flavonoid & steroid. Pada akar daun kaca-kaca
jenis minyak yang banyak terdapat pada herba kac-kaca. Syarotol merupakan
protein , karbohidrat & lemak. Mineral yang ditemukan dalam herba kaca-kaca
Erukainure,2011)
4. Kegunaan
sebagai obat sakit kepala, demam, sakit perut, abses, bisul, dan gangguan ginjal
campuran berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak
sejmlah gugus yang diinginkan dan mungkin merupakan gugs pengganggu dalam
dua jenis, yaitu padat-cair dan cair-cair. Zat yang diekstraksi dalam ekstraksi
padat-cair yaitu berbentuk padatan. Sedangkan pada ekstraksi cai-cair, zat yang
diekstraksi merupakan bentuk cairan. Ekstraksi cair-cair inilah yang biasa disebut
didih pelarut tersebut, selama waktu dan sejumlah pelarut tertentu dengan adanya
pendingin balik (kondensor). Pada umumnya dilakukan tiga sampai lima kali
padatan yang memiliki tekstur kasar dan tahan terhadap pemanasan lansung dapat
diekstrak dengan metode ini. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan pelarut
mempunyai sifat fisika dan kimia yang hampir sama. Kromotografi mempunyai
arti yang sangat penting dalam labolatorium untuk mengisolasi atau memisahkan
sangat berbeda seperti senyawa organik alam dan senyawa organik sintesis,
kompleks organik dan anorganik dalam waktu singkat menggunakan alat yang
tidak terlalu mahal. Metode ini kepekaannya cukup tinggi dengan jumlah cuplikan
kertas adalah dapat digunakan pereaksi asam sulfat pekat yang bersifat korosif,
angka Rf yaitu :
Jarak titik pusat bercak dari titik awal
Rf = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙
c. Kemurnian pelarut
d. Kejenuhan chamber
sebagai berikut :
fosfowolframat.
wagner.
9 ml air, panaskan diatas penangas air selama 2 menit , dinginkan dan saring.
Pindahkan 3 tetes filtrat pada kaca arloji , tambahkan 2 tetes Bouchardat. Jika
pada kedua percobaan tidak terjadi endapan, maka serbuk tidak mengandung
alkaloid.
kuning yang larut dalam metanol dan dengan Bouchardat terbentuk endapan
uapkan filtrat diatas penangas air , larutkan sisa dalam sedikit asam kloirda 2 N.
METODE PERCOBAAN
1. Alat-alat yang digunakan : gelas ukur , gelas piala, kaki tiga dan bunzen,
B. CARA KERJA
1. Pembuatan Simplisia
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Sampel yang telah menjadi
begitu seterusnya hingga 3 kali menggati pelarut . Setelah itu, pelarut dan
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ekstrak sampel diambil
sedikit, kemudian dimasukkan ke dalam vial sebagai ekstrak metanol. Setelah itu,
sampel larut, dimasukkan ke dalam corong pisah lalu ditambahkan dengan eter,
terlihat terpisah antara aquadest dan eter.Setelah itu diambil lapisan eter,
dimasukkan ke dalam vial sebagai ekstrak eter. Bagian lapisan air kemudian
Setelah ekstrak metanol, ekstrak eter, dan ekstrak N-butanol siap. Maka
lempeng, dibaca dengan sinar ultraviolet. Setelah itu, diamati, apakah bercak
A. HASIL PENGAMATAN
NILAI Rf
(16 : 6 : 1) 0,76 -
0,44 -
0,06 -
N-butanol 0,9 -
0,78 -
(10 : 2 : 1 ) 0,74 -
0,7 -
0,64 -
0,6 -
0,38 -
0,08 -
N-Butanol 0,86 -
0,84 -
0,78 -
0,43 -
0,86 -
0,84 -
0,68 -
0,52 -
0,37 -
0,21 -
0,05 -
Eter 0,9 -
0,78 -
0,62 -
0,54 -
0,42 -
0,36 -
0,06 -
0,76 -
0,70 -
0,64 -
0,49 -
0,31 -
0,15 -
0,05 -
Eter 0,92 -
0,86 -
0,74 -
0,68
0,62 -
0,45 -
0,71 -
0,13 -
0,03 -
B. PEMBAHASAN-
merupakan bahan alam, dimana ektraksi memiliki prinsip umum yaitu difusi dan
osmosis.
karena metanol termasuk ke dalam pelarut semi polar, sehingga sebagai pelarut
diharapkan dapat menarik zat-zat aktif bersifat polar maupun non polar. Metanol
digunakan sebagai cairan penyari karena lebih selektif, kapang dan khamir sulit
tumbuhdalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, dan metanol dapat
bercampur dengan air pada segala perbandingan, serta panas yang diperlukan
untuk pemekatan lebih rendah. Metanol dapat memperbaiki stabilitas bahan obat
kerja enzim.
Hal ini disebabkan karena adanya gugus kromofor pada senyawa itu yaitu gugus
yang mengabsorbsi pada daerah ultraviolet dan daerah sinar tampak. Adanya
florosensi sehingga bila dikenai sinar UV lempeng akan berflorosensi dan noda
akan tampak lebih gelap. Sedangkan pada lampu UV 366 nm yang berflorosensi
adalah senyawa yang terkena sinar UV dan dapat ditangkap oleh mata,
umumnya warna noda yang teramati pada pada lampu UV 366 nm adalah warna
ungu, sebab warna ungu merupakan warna yang memiliki panjang gelombang
terlihat pertama kali. Penampakan noda juga dapat dilihat dengan cara
penyemprotan H2SO4 10%. Penampakan noda ini disebabkan karena gugus OH
adalah 10% karena jika terlalu pekat maka dapat berbahaya bagi kita. Selain itu
yaitu 18,82 %. Semakin besar nilai % rendamen, maka semakin besar pula
Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak
sama, nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut kurang polat dan berinteraksi
identifikasi nilai Rf memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat
dikatakan memiliki karakteristik yang sama atau mirip. Se dangkan, bila nilai
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
melakukan praktikum.
2. Sebaiknya dalam praktikum semua anggota kelompok ikut bekerja agar semua
anggota dapat mengetahui, dan juga perlunya keterampilan dan ketelitian saat
praktikum dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
a. CHCl3-MeOH-H2O (16 : 6 : 1)
16
- CHCl3= 23 𝑥100=69,56 ml
6
- MeOH = 23 𝑥100=26,08 ml
1
- H2O = 23 𝑥100=4,34 ml
b. EtOAc-EOH-H2O (10 : 2 : 1 )
10
- EtOAc = 13 𝑥100= 76,92 ml
2
- EOH= 13 𝑥100=15,38 ml
1
- H2O = 𝑥100=7,69 ml
13
c. Benzen-EtOAc (9 : 1)
9
- Benzen = 10 𝑥100= 90 ml
1
- EtOAc = 10 𝑥100=10 ml
d. Heksan-EtOAc (9 : 1)
9
- Heksan = 10 𝑥100= 90 ml
1
- EtOAc = 10 𝑥100=10 ml
B. Menghitung Nilai Rf
a. CHCl3-MeOH-H2O (16 : 6 : 1)
4,8
- Rf = = 0,96 cm
5
3.8
- Rf = = 0,76 cm
5
2.2
- Rf = = 0,44 cm
5
0,3
- Rf = = 0,06 cm
5
b. EtOAc-EOH-H2O (10 : 2 : 1 )
4,8
- Rf = = 0,96 cm
5
3,7
- Rf = = 0,74 cm
5
3,5
- Rf = = 0,7 cm
5
3,2
- Rf = = 0,64 cm
5
3
- Rf = 5 = 0,6 cm
1.9
- Rf = = 0,38 cm
5
0,4
- Rf = = 0,08 cm
5
c. Benzen-EtOAc (9 : 1)
4,8
- Rf = 5,1 = 0,94 cm
4,3
- Rf = 5,1 = 0,84 cm
3,5
- Rf = 5,1 = 0,68 cm
2,7
- Rf = 5,1 = 0,52 cm
1,9
- Rf = 5,1 = 0,37 cm
1,1
- Rf = 5,1 = 0,21 cm
0,3
- Rf = 5,1 = 0,05 cm
d. Heksan-EtOAc (9 : 1)
4.8
- Rf = 5,1 = 0,94 cm
3,9
- Rf = 5,1 = 0,76 cm
3,6
- Rf = 5,1 = 0,70 cm
3,3
- Rf = = 0,64 cm
5,1
2,5
- Rf = 5,1 = 0,49 cm
1,6
- Rf = 5,1 = 0,31 cm
0,8
- Rf = 5,1 = 0,15 cm
0,3
- Rf = 5,1 = 0,05 cm
a. Benzen-EtOAc (9 : 1)
4.5
- Rf = = 0,9 cm
5
3,9
- Rf = = 0,78 cm
5
3,1
- Rf = 5
= 0,62 cm
2,7
- Rf = = 0,54 cm
5
2,1
- Rf = = 0,42 cm
5
1,8
- Rf = = 0,36 cm
5
0,3
- Rf = = 0,06 cm
5
b. Heksan-EtOAc (9 : 1)
4,7
- Rf = 5,1 = 0,92 cm
4,4
- Rf = 5,1 = 0,86 cm
4,8
- Rf = 5,1 = 0,74 cm
3,8
- Rf = 5,1 = 0,68 cm
3,5
- Rf = = 0,62 cm
5,1
2,3
- Rf = 5,1 = 0,45 cm
1,6
- Rf = 5,1 = 0,71 cm
0,7
- Rf = 5,1 = 0,13 cm
0,2
- Rf = 5,1 = 0,03 cm
a. CHCl3-MeOH-H2O (16 : 6 : 1)
4,5
- Rf = = 0,9 cm
5
3,9
- Rf = = 0,78 cm
5
-
b. EtOAc-EOH-H2O (10 : 2 : 1 )
4,0
- Rf = 4,6 = 0,86 cm
3,9
- Rf = 4,6 = 0,0,84 cm
2
- Rf = 4,6 = 0,43 cm
0,5
- Rf = = 0,06 cm
4,6
SKEMA KERJA
Pembuatan simplisia
Kemudian ekstrak
dikentalkan dengan
menggunakan
penangas air
Isolasi dan identifikasi dengan menggunakan metode KLT