Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal lebih dari, 38oC) akibat suatu proses ekstra kranial, biasanya
terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun. Setiap kejang kemungkinan dapat
menimbulkan epilepsi dan trauma pada otak, sehingga mencemaskan orang tua.
Kejang merupakan gangguan syaraf yang sering dijumpai pada anak.1-3
Insiden kejang demam 2,2-5% pada anak di bawah usia 5 tahun. 1-3. Anak laki-
laki lebih sering dari pada perempuan dengan perbandingan 1,2–1,6:1.1,2 Saing B
(1999), menemukan
62,2%, kemungkinan kejang demam berulang pada 90 anak yang mengalami
kejang demam sebelum usia 12 tahun, dan 45% pada 100 anak yang mengalami
kejang setelah usia 12 tahun.1 Kejang demam kompleks dan khususnya kejang
demam fokal merupakan prediksi untuk terjadinya epilepsi.6 Sebagian besar
peneliti melaporkan angka kejadian epilepsi kemudian hari sekitar 2 – 5 %.3.
A. MANIFESTASI KLINIK
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung
pada fase demam meliputi:
o Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
Tanda dan gejala
1. Peningkatan denyut jantung
2. Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
3. Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
4. Peningkatan suhu tubuh
5. Pengeluaran keringat berlebih
6. Rambut pada kulit berdiri
7. Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
o Fase 2 ( proses demam)
Tanda dan gejala
1. Proses mengigil lenyap
2. Kulit terasa hangat / panas
3. Merasa tidak panas / dingin
4. Peningkatan nadi
5. Peningkatan rasa haus
6. Dehidrasi
7. Kelemahan
8. Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
9. Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.
o Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala
1. Kulit tampak merah dan hangat
2. Berkeringat
3. Mengigil ringan
4. Kemungkinan mengalami dehidrasi
B. PATOFISIOLOGI
Tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang cukup
ampuh terhadap infeksi dan peningkatan suhu tubuh memberikan suatu
peluang kerja yang optimal untuk sistem pertahanan tubuh. Demam terjadi
karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah
terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme
atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu
infeksi. Pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interkulin-1. di
dalhipotalamus zat ini merangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat
menyebabkan suatu pireksia. Pengaruh pengaturan autonom akan
mengakibatkan terjadinya vasokontriksi perifer sehingga pengeluaran panas
menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi
karena meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga mengakibatkan
penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat penyalurannya ke
permukaan maka rasa demam bertambah.
C. PENYIMPANGAN KDM
Neurotransmiter
KEJANG DEMAM
INTERVENSI ( daignosa 1 )
1. Pantau tanda – tanda vital pasien
2. Anjurkan untuk banyak istirahat
3. Berikan kompres hangat dibeberapa bagian tubuh seperti : ketiak,
lipatan paha dan belakang leher
4. Anjurkan kepada anak untuk banyak minum
5. Berikan antipiretik
6. Berikan selimut pendingin
INTERVENSI (diagnosa 2 )
1. Bina hubungan teraupetik
2. Beri pengetahuan tentang pentignya nutrisi
3. Beri makanan yang bervariasi dan bergizi
4. Beri makanan yang hangat
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
INTERVENSI ( diagnosa 3 )
1. Ganti pakaian anak dengan yang bersih dan nyaman sebelum tidur
2. Menceritakan hal-hal yang lucu
3. Menina bobokan anak
4. Anjurkan agar selalu disamping anak
4. IMPLEMENTASI DAN EVELUASI
IMPLEMENTASI
1. memberikan HE tentang penyakitnya
2. melaukan kompres hangat
3. menganjukan untuk menggunakan pakaian yang tipis
4. mengnjurkan untuk memberian banyak minum
5. mengobservasi tanda-tanda vital
6. melaksanakan advis dari dokter
-paracetamol 4 × ½
EVALUASI
1. Badan tidak teraba panas lagi
2. Tidak terjadi serangan atau kejang
3. pasien dapat menghabiskan porsi makananya
4. Pasien bangun dengan sadar
5. Pasien dapat tidur
DAFTAR PUSTAKA