BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kepribadian, pedagogik,
profesional, dan sosial. Farida Sarimaya (2008:17-22) menjelaskan keempat jenis kompetensi
guru beserta sub-kompetensi dan indikator esensial adalah kompetensi kepribadian, kompetensi
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
dengan bidang studi memiliki indikator esensial; memahami materi ajar yang ada di kurikulum
sekolah, memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi atau keheren dengan
materi ajar; memahami konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep keilmuan
wacana yang publik di Indonesia, dalam arti dibicarakan secara luas oleh berbagai
kalangan baik yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan urusan
pendidikan. Namun demikian, bukan berarti bahwa permasalahan ini tidak pernah
membawa nama pendidikan telah dilakukan oleh pihak pemerintah, walau sampai saat
ini kita belum melihat hasil dari usaha tersebut. Apabila kita melihat dari sudut pandang
2
nasional atau alias yang umum-umum saja jadi marilah kita lihat apa yang dilakukan
oleh pemerintah. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah biasanya bersifat konstitusional
demi mendapatkan lulusan dari sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara global,
semisalkan dengan menetapkan angka batas minimal kelulusan UAN dengan nilai
sebesar 4,00 dengan tidak digabung dengan poin pada ujian praktek ditambah lagi tanpa
ujian praktek. Pada hal ini bukannya kita menemukan pemerintah berusaha untuk
Apabila kita amati dengan seksama, apa sebenarnya yang menjadi inti permasalahan
pada dunia pendidikan, mungkin jauh lebih sulit dari menggantang asap. Berbagai hal
dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan dunia
pendidikan di Indonesia. Namun demikian, yang jelas-jelas dapat kita temukan sebagai
suatu kecacatan ialah proses belajar mengajar konvensional yang mengandalkan tatap
muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan,
bagaimanapun merupakan sasaran empuk yang paling mudah menjadi sasaran bagi
Ketidakefektifan adalah kata yang paling cocok untuk sistem ini, sebab seiring dengan
perkembangan zaman, pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan instan, namun
institut yang masih menggunakan sistem tradisional ini mengajar dengan sangat lambat
dan tidak seiring dengan perkembangan IT. Sistem konvensional ini seharusnya sudah
jaman. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang bersifat komplek. Dikatakan demikian
karena mengajar adalah suatu upaya yang disengaja untuk memberi kemungkinan bagi
3
para siswa agar dapat mengalami proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah di
rumuskan.
ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. Hingga seorang
memahami betul tentang filosofi proses mengajar dan belajar itu sendiri.
Proses belajar di kelas memang belum sesuai dengan apa yang diharapkan dalam
manual, atau memanfaatkan waktu belajar yang efektif dan efisien serta membuat setiap
anak didik aktif belajar. Untuk itu agar proses belajar mengajar di dalam kelas dapat
dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, dan akurat yang nantinya akan sangat
lagi, terjadi lompatan yang sulit diprediksi sebelumnya. Hal ini menandakan informasi
telah menjadi konsumsi khalayak yang tidak bisa dilewati. Sebab jika kita melewati
informasi dan teknologi yang membawa sejumlah peristiwa itu, kita pasti ketinggalan.
Hal ini berarti kita ditinggal oleh perkembangan dunia yang mengglobal.
(KBM) tidak maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan pada tahun ajaran 2009-2010
semester II (Dua) didapatkan data sebagai berikut: dari 12 orang guru yang ada di SDN
Sindangsari 02 33% atau 4 orang guru sudah bisa menggunakan IT dalam pembelajaran
Teknologi komunikasi dan informasi pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu
yang merupakan terapan dari komunikasi dengan memadukan teori psikologi dan
Di dalam kompetensi sosial juga terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki
oleh guru diantaranya kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Secara ringkas kompetensi sosial guru dapat digambarkan
sebagai berikut: (1) Berkomunikasi lisan dan tulisan, (2) Menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi secara fungsional, (3) Bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan (4)
B. Perumusan Masalah
Rumusan dalam tindakan sekolah ini dibuat dengan pengumpulan data sebagai berikut
diantaranya :
5
teknologi informasi dan komunikasi pada proses pembelajaran melalui pelatihan kerja
kelompok di sekolah?
C. Tujuan Penelitian
Agar terarahnya penelitian ini maka saya menyusun tujuan penelitian sebagai berikut :
kemampuan dan eterampilan guru dalam menggunakan teknologi/ media komputer pada
pembelajaran?
kelompok di sekolah?
3. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatakan kemampuan dan keterampilan guru dalam
kelompok di sekolah?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2). Untuk menambah wawasan penulis tentang penggunaan Teknologi Logi /media komputer
dalam pembelajaran .
6
3). Dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait sehingga dapat meningakatkan
pendidikan.
2. Bagi Guru
1). Dapat menambah pengetahuan yang baru dan menyesuaikan dengan kemajuan jaman
2). Dapat mengajarkan kepada anak didik tentang Teknologi komputer dan penggunaannya.
3). Dapat meningkatkan minat untuk melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan
profesionalisme.
3. Bagi Sekolah
E. Pemecahan Masalah
guru - guru yang dikhususkan pada bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi.
teratasi, penulis melaksanakan kegiatan dalam 2 siklus. Siklus pertama yaitu penelitian
tentang kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung selama ini di Sekolah Dasar
Adapun untuk mengatasi permasalahan yang ditemui pada siklus kedua, yaitu
kurangnya sarana atau fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi. Maka didalam
Komunikasi sederhana, yang sudah tidak asing lagi atau sudah lumrah digunakan oleh
khalayak ramai.
F. Hipotesis