Anda di halaman 1dari 4

Perlu diketahui arahbiliyyah (nusantara) tidak luput dari dakwah rasulullah SAW,

saat sahabat diutusnya Ja'far bin Abu Thalib pada 624 (rasul wafat 632m).

Nusantara memilik corak tasawwuf yang berpengaruh didunia, ditandai oleh pemikiran
Hamzah Fansuri tentang Wujudiyah pada pertengahan abad 17M.

Oleh sebab itu, penulis mengajak pembaca untuk mengenali ulama' indonesia yang
keilmuannya sudah mumpuni, dan membaca karya kitabnya.

Tanpa mengurangi rasa rendah hati, saya sebagai penulis yang cinta akan ilmu
pengetahuan sadar akan kelemahan sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu penulis niatkan menulis risalah ini dikhususkan untuk penulis pribadi,
sebagai pengingat. Dan penulis merasa senang jika tulisan ini juga menjadi bahagian
dari referensi pembaca.

"Jika ada ulama yang hanya mengerti fiqh tanpa tasawuf, maka ia masih kering, atau
sebaliknya jika ada ulama yang hanya mengerti tasawuf tanpa fiqh ini juga belum
sempurna keulamaanya". Jadi fiqh dan tasawuf ibarat dua mata iman yang saling
menajamkan.
~KH. Mukhtarullah pada buku Jejak Sang Guru.

�Barang siapa bertasawuf tanpa fiqih, maka dia zindiq. Barang siapa berfiqih tanpa
bertasawuf, maka dia telah fasiq. Dan barang siapa yang berfiqih dan bertasawuf,
maka dia telah sampai pada hakikat.�
(Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, juz 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam
Abul Hasan).

Dan tidak diragukan lagi bahwa pengetahuan (al-'ilm) itu adalah bagian dari
hubungan dan sifat yang paling mulia; menyandarkan dan menghubungkan pengetahuan
itu kepada al-Haq hanya terjadi pada level yang paling mulia, paling sempurna, dan
paling tinggi.
(Ibrahim Kurani - Terjemah Teks Ithaf Al Dhaki - hal 75).

Berdasarkan riwayat Al-Qathfi dan Al-Mas�udi�yang kemudian dianalisis Nicholson�dan


Abd Al-Qadir dalam falsafah Al-sufiah fi Al-Islam; Al-Misri berhasil
mernperkenaikan corak baru tentang ma�rifat dalam bidang sufisme Islam. Pertama, �a
membedakan antara ma�rifat sufiah dengan ma�rifat aqliyah. Ma�rifat yang pertama
menggunakan pendekatan qalb yang biasa digunakan para sufi, sedangkan ma�rifat yang
kedua menggunakan pendekatan akal yang biasa digunakan para teolog.

Berikut kitab referensi bacaan yang memuat tentang fiqh dan tasawuf.
-Sairussalikin - Abdussamad alfalimbani
-Puasa pada umat dulu dan sekarang - Sumono
-Terjemah teks ithaf al dhaki - ibrahim kurani
-Aqidah ahlusunnah wal jama'ah, penjelasan sifat 50 - KH. Idrus Ramli

-Fiqh Ibadah
-Fiqh Muammalah
-Fiqh Munakkahat
-Fiqh Jinayah
*Kitab Al Umm
*Ushul fiqh

Perlu diketahui arahbiliyyah (nusantara) tidak luput dari dakwah rasulullah SAW,
saat sahabat diutusnya Ja'far bin Abu Thalib pada 624 (rasul wafat 632m).

Nusantara memilik corak tasawwuf yang berpengaruh didunia, ditandai oleh pemikiran
Hamzah Fansuri tentang Wujudiyah pada pertengahan abad 17M.

Oleh sebab itu, penulis mengajak pembaca untuk mengenali ulama' indonesia yang
keilmuannya sudah mumpuni, dan membaca karya kitabnya.

Tanpa mengurangi rasa rendah hati, saya sebagai penulis yang cinta akan ilmu
pengetahuan sadar akan kelemahan sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu penulis niatkan menulis risalah ini dikhususkan untuk penulis pribadi,
sebagai pengingat. Dan penulis merasa senang jika tulisan ini juga menjadi bahagian
dari referensi pembaca.

"Jika ada ulama yang hanya mengerti fiqh tanpa tasawuf, maka ia masih kering, atau
sebaliknya jika ada ulama yang hanya mengerti tasawuf tanpa fiqh ini juga belum
sempurna keulamaanya". Jadi fiqh dan tasawuf ibarat dua mata iman yang saling
menajamkan.
~KH. Mukhtarullah pada buku Jejak Sang Guru.

�Barang siapa bertasawuf tanpa fiqih, maka dia zindiq. Barang siapa berfiqih tanpa
bertasawuf, maka dia telah fasiq. Dan barang siapa yang berfiqih dan bertasawuf,
maka dia telah sampai pada hakikat.�
(Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, juz 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam
Abul Hasan).

Dan tidak diragukan lagi bahwa pengetahuan (al-'ilm) itu adalah bagian dari
hubungan dan sifat yang paling mulia; menyandarkan dan menghubungkan pengetahuan
itu kepada al-Haq hanya terjadi pada level yang paling mulia, paling sempurna, dan
paling tinggi.
(Ibrahim Kurani - Terjemah Teks Ithaf Al Dhaki - hal 75).

Berdasarkan riwayat Al-Qathfi dan Al-Mas�udi�yang kemudian dianalisis Nicholson�dan


Abd Al-Qadir dalam falsafah Al-sufiah fi Al-Islam; Al-Misri berhasil
mernperkenaikan corak baru tentang ma�rifat dalam bidang sufisme Islam. Pertama, �a
membedakan antara ma�rifat sufiah dengan ma�rifat aqliyah. Ma�rifat yang pertama
menggunakan pendekatan qalb yang biasa digunakan para sufi, sedangkan ma�rifat yang
kedua menggunakan pendekatan akal yang biasa digunakan para teolog.

Berikut kitab referensi bacaan yang memuat tentang fiqh dan tasawuf.
-Sairussalikin - Abdussamad alfalimbani
-Puasa pada umat dulu dan sekarang - Sumono
-Terjemah teks ithaf al dhaki - ibrahim kurani
-Aqidah ahlusunnah wal jama'ah, penjelasan sifat 50 - KH. Idrus Ramli

-Fiqh Ibadah
-Fiqh Muammalah
-Fiqh Munakkahat
-Fiqh Jinayah
*Kitab Al Umm
*Ushul fiqh

Perlu diketahui arahbiliyyah (nusantara) tidak luput dari dakwah rasulullah SAW,
saat sahabat diutusnya Ja'far bin Abu Thalib pada 624 (rasul wafat 632m).

Nusantara memilik corak tasawwuf yang berpengaruh didunia, ditandai oleh pemikiran
Hamzah Fansuri tentang Wujudiyah pada pertengahan abad 17M.

Oleh sebab itu, penulis mengajak pembaca untuk mengenali ulama' indonesia yang
keilmuannya sudah mumpuni, dan membaca karya kitabnya.
Tanpa mengurangi rasa rendah hati, saya sebagai penulis yang cinta akan ilmu
pengetahuan sadar akan kelemahan sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu penulis niatkan menulis risalah ini dikhususkan untuk penulis pribadi,
sebagai pengingat. Dan penulis merasa senang jika tulisan ini juga menjadi bahagian
dari referensi pembaca.

"Jika ada ulama yang hanya mengerti fiqh tanpa tasawuf, maka ia masih kering, atau
sebaliknya jika ada ulama yang hanya mengerti tasawuf tanpa fiqh ini juga belum
sempurna keulamaanya". Jadi fiqh dan tasawuf ibarat dua mata iman yang saling
menajamkan.
~KH. Mukhtarullah pada buku Jejak Sang Guru.

�Barang siapa bertasawuf tanpa fiqih, maka dia zindiq. Barang siapa berfiqih tanpa
bertasawuf, maka dia telah fasiq. Dan barang siapa yang berfiqih dan bertasawuf,
maka dia telah sampai pada hakikat.�
(Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, juz 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam
Abul Hasan).

Dan tidak diragukan lagi bahwa pengetahuan (al-'ilm) itu adalah bagian dari
hubungan dan sifat yang paling mulia; menyandarkan dan menghubungkan pengetahuan
itu kepada al-Haq hanya terjadi pada level yang paling mulia, paling sempurna, dan
paling tinggi.
(Ibrahim Kurani - Terjemah Teks Ithaf Al Dhaki - hal 75).

Berdasarkan riwayat Al-Qathfi dan Al-Mas�udi�yang kemudian dianalisis Nicholson�dan


Abd Al-Qadir dalam falsafah Al-sufiah fi Al-Islam; Al-Misri berhasil
mernperkenaikan corak baru tentang ma�rifat dalam bidang sufisme Islam. Pertama, �a
membedakan antara ma�rifat sufiah dengan ma�rifat aqliyah. Ma�rifat yang pertama
menggunakan pendekatan qalb yang biasa digunakan para sufi, sedangkan ma�rifat yang
kedua menggunakan pendekatan akal yang biasa digunakan para teolog.

Berikut kitab referensi bacaan yang memuat tentang fiqh dan tasawuf.
-Sairussalikin - Abdussamad alfalimbani
-Puasa pada umat dulu dan sekarang - Sumono
-Terjemah teks ithaf al dhaki - ibrahim kurani
-Aqidah ahlusunnah wal jama'ah, penjelasan sifat 50 - KH. Idrus Ramli

-Fiqh Ibadah
-Fiqh Muammalah
-Fiqh Munakkahat
-Fiqh Jinayah
*Kitab Al Umm
*Ushul fiqh

Perlu diketahui arahbiliyyah (nusantara) tidak luput dari dakwah rasulullah SAW,
saat sahabat diutusnya Ja'far bin Abu Thalib pada 624 (rasul wafat 632m).

Nusantara memilik corak tasawwuf yang berpengaruh didunia, ditandai oleh pemikiran
Hamzah Fansuri tentang Wujudiyah pada pertengahan abad 17M.

Oleh sebab itu, penulis mengajak pembaca untuk mengenali ulama' indonesia yang
keilmuannya sudah mumpuni, dan membaca karya kitabnya.

Tanpa mengurangi rasa rendah hati, saya sebagai penulis yang cinta akan ilmu
pengetahuan sadar akan kelemahan sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu penulis niatkan menulis risalah ini dikhususkan untuk penulis pribadi,
sebagai pengingat. Dan penulis merasa senang jika tulisan ini juga menjadi bahagian
dari referensi pembaca.

"Jika ada ulama yang hanya mengerti fiqh tanpa tasawuf, maka ia masih kering, atau
sebaliknya jika ada ulama yang hanya mengerti tasawuf tanpa fiqh ini juga belum
sempurna keulamaanya". Jadi fiqh dan tasawuf ibarat dua mata iman yang saling
menajamkan.
~KH. Mukhtarullah pada buku Jejak Sang Guru.

�Barang siapa bertasawuf tanpa fiqih, maka dia zindiq. Barang siapa berfiqih tanpa
bertasawuf, maka dia telah fasiq. Dan barang siapa yang berfiqih dan bertasawuf,
maka dia telah sampai pada hakikat.�
(Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, juz 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam
Abul Hasan).

Dan tidak diragukan lagi bahwa pengetahuan (al-'ilm) itu adalah bagian dari
hubungan dan sifat yang paling mulia; menyandarkan dan menghubungkan pengetahuan
itu kepada al-Haq hanya terjadi pada level yang paling mulia, paling sempurna, dan
paling tinggi.
(Ibrahim Kurani - Terjemah Teks Ithaf Al Dhaki - hal 75).

Berdasarkan riwayat Al-Qathfi dan Al-Mas�udi�yang kemudian dianalisis Nicholson�dan


Abd Al-Qadir dalam falsafah Al-sufiah fi Al-Islam; Al-Misri berhasil
mernperkenaikan corak baru tentang ma�rifat dalam bidang sufisme Islam. Pertama, �a
membedakan antara ma�rifat sufiah dengan ma�rifat aqliyah. Ma�rifat yang pertama
menggunakan pendekatan qalb yang biasa digunakan para sufi, sedangkan ma�rifat yang
kedua menggunakan pendekatan akal yang biasa digunakan para teolog.

Berikut kitab referensi bacaan yang memuat tentang fiqh dan tasawuf.
-Sairussalikin - Abdussamad alfalimbani
-Puasa pada umat dulu dan sekarang - Sumono
-Terjemah teks ithaf al dhaki - ibrahim kurani
-Aqidah ahlusunnah wal jama'ah, penjelasan sifat 50 - KH. Idrus Ramli

-Fiqh Ibadah
-Fiqh Muammalah
-Fiqh Munakkahat
-Fiqh Jinayah
*Kitab Al Umm
*Ushul fiqh

Anda mungkin juga menyukai