PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam
pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan
tenaga kerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan. Disisi lain
kegiatan industri dalam proses produksinya selalu disertai faktor-faktor yang
mengandung resiko bahaya dengan terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat
kerja.
Setiap ancaman terhadap keselamatan dan kesehatan kerja harus dicegah. Karena
ancaman seperti itu akan membawa kerugian baik material, moril maupun waktu
terutama terhadap kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya. Lebih-lebih perlu
disadari bahwa pencegahan terhadap bahaya tersebut jauh lebih baik dari pada
menunggu sampai kecelakaan terjadi yang biasanya memerlukan biaya yang lebih
besar untuk penanganan dan pemberian kompensasinya.
1
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja jenis klasifikasi kecelakaan kerja pada pabrik tekstil di kelaten ?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-
luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo,
patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
3
Penyebab Kecelakaan Kerja
2. Pengaturan Udara
Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,
berdebu, dan berbau tidak enak).
Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3. Pengaturan Penerangan
Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
4
B. Analisis kasus
Klaten Nasib apes menimpa Listiyana Kurniawati (19), seorang buruh disebuah
pabrik tekstil di Pedan, Klaten. Ia tewas setelah lehernya tergilas mesin saat bekerja,
Senin (12/11).
Korban yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan suami istri,
Sukur (40) dan Listiyorini Hanifah (40), warga Dukuh Ngawonggo, Desa Ngawonggo,
Kecamatan Ceper, Klaten tersebut baru tiga bulan bekerja setelah lulus MAN.
Kapolsek Pedan, AKP Kamiran mewakili Kapolres Klaten, AKBP Kalingga Rendra
Raharja, menolak memberikan keterangan kepada wartawan mengenai kejadian
tersebut. Ia mengaku penanganan sudah diambil alih oleh Polres Klaten. Silahkan
tanya ke polres saja sana, katanya singkat.
5
di Pedan, Klaten tersebut berangkat bekerja pada sift malam sekitar pukul 23.00
WIB.
Selang beberapa jam kemudian, atau sekitar pukul 03.00 WIB, korban mematikan
mesin karena ingin membetulkan benang yang putus pada mesin tersebut. Namun
setelah benang tersambung, korban bergegas untuk menyalakan kembali mesin
tenun yang dioperasikanna itu.
Namun nahas, korban tidak menyadari saat mesin tersebut menyala, ternyata kain
kerudung yang dikenakannya masuk ke dalam mesin. Akibatnya, kain kerudungnya
ikut tertarik ke dalam mesin dan menjerat leher korban hingga nyawanya tidak
tertolong.
Terpisah, Kabid Tenaga Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Dinsosnakertrans) Klaten, Giyanta, mengatakan baik terjadi kecelakaan atau tidak,
setiap perusahaan harus mengadakan evaluasi terkait keselamatan atau kecelakaan
kerja. Tujuannya tak lain agar kecelakaan tidak terjadi dan menimpa para pekerja.
2. FAKTOR PENYEBAB :
Ketidak waspadaan dan rasa ingin terburu-buru menjadi sebab utama dari
kecelakaan kerjaa ini.
6
Perlu adanya gambar, tulisan-tulisan atau larangan meletakkan benda
apapun di dekat mesin tenun dan memastikan tidak ada suatu benda yang
tersangkut dalam mesin tersebut.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecelakaan Akibat Kerja yaitu sebuah kejadian yang tidak diduga dan tidak
dikehendaki, dimana kejadian tersebut dapat terjadi ketika berangkat ke/dari
tempat kerja atau ketika di tempat kerja dan kejadian tersebut menimbulkan
kerugian harta benda maupun korban jiwa. Kecelakaan Akibat Kerja dapat
disebabkan oleh faktor sistem manajemen, manusia, teknologi, dan lain-lain. Di
Indonesia terdapat cukup banyak Undang-Undang yang membahas tentang
Kecelakaan Kerja ini, beberapa diantaranya yaitu UU No. 1 Tahun 1970, Peraturan
Menteri Nomor Per.01/MEN/1981, Peraturan Menteri Nomor Per.03/MEN/1998,
dan Keputusan Menteri Nomor Kep.333/MEN/1989.
Tenaga kerja di Indonesia terlindungi oleh payung PT. Jamsostek, yang menyediakan
jaminan perlindungan dari segi sosial dan ekonomi. Walaupun sudah dilindungi oleh
PT. Jamsostek, tenaga kerja tetap harus menjaga dirinya sendiri dan mencegah
kecelakaan kerja terjadi dengan cara, misalnya mengikuti pelatihan K3,
8
memperhatikan kondisi lingkungan kerja dan menjaganya tetap aman terkendali,
dan menggunakan APD yang terstandarisasi.
B. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit
dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu
perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola
secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat. “
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB KITA BERSAMA
“
DAFTAR PUSTAKA
1. http://ardisukma.blogspot.co.id/2013/07/makalah-kesehatan-dan-
keselamatan-kerja.htm
2. http://www.solopos.com/2012/11/12/buruh-tewas-kain-kerudung-
tersambar-mesin-347129
9
LAMPIRAN KASUS
“Berdasarkan keterangan yang kami terima, kira-kira pukul 03.00 WIB Listiyana
diketahui duduk terdiam di dekat mesin. Ketika itu dahi Listiyana tersandar di mesin
dan kerudung yang digunakan terjerat pada mesin. Tapi lebih jelasnya silakan
menemui saudaranya yang mengurus ke kepolisian,” ujar salah seorang kerabatnya
yang enggan disebut namanya
10
Ditanya apakah saat terjadi kecelakaan korban yang mengalami luka di jidat dan
leher dalam kondisi mengantuk, dia membantah. Sebab berdasar keterangan dari
teman-teman korban, ketika itu dia sedang makan camilan.
Sementara itu orangtua korban yakni Sukur, 40, dan istrinya Listiyorini Hanifah, 40,
hingga kemarin sore belum bisa dikonfirmasi. Karena keluarga yang sedang
dirundung duka itu sedang rapat keluarga.
Secara terpisah salah seorang Satpam KP, Sriyadi ketika hendak dikonfirmasi terkait
kecelakaan yang menimpa salah satu karyawannya membenarkannya. Namun dia
mempersilakan menemui atasannya yang berwenang yang sedang melayat ke
rumah korban.
“Tadi pejabat yang berwenang memberi keterangan soal ini [kecelakaan] sedang
melayat dan sampai sekarang belum kembali lagi ke pabrik. Kalau ingin keterangan
yang lebih komplet silakan menunggu,” terang Sriyadi.
Sedangkan Kapolsek Pedan, AKP Kamiran mewakili Kapolres Klaten, AKBP Kalingga
Rendra Raharja yang dinkonfirmasi soal kasus tersebut, mempersilakan menanyakan
ke Polres Klaten. Sebab insiden itu ditangani petugas dari Polres Klaten.
Pada bagian lain salah seorang Kadus Ngawonggo, Ali Ngimron menjelaskan dia
mendapat kabar kecelakaan tetangganya kira-kira pukul 06.00 WIB.
11