Kelompok 4
Disusun Oleh:
1. Bayu Pranoto 1412010128
Pendekatan Sistem
System Approach untuk penyelesaian masalah menggunakan orientasi sistem
untukmerumuskan masalah dan peluang dan mengembangkan solusi. Menganalisis masalah dan
memformulasikan solusi melibatkan aktivitas yang saling berhubungan di bawah ini:
1. Kenali dan rumuskan Masalah atau Peluang dengan menggunakan pemikiran sistem.
2. Kembangkan dan evaluasi alternatif solusi sistem.
3. Pilih solusi sistem yang memenuhi persyaratan anda.
4. Desain solusi sistem yang dipilih.
5. Implementasikan dan evaluasi kesuksesan sistem yang telah didesain.
Pemikiran sistem
Menggunakan sistem thinking untuk memahami masalah atau peluang adalah salah satu
aspek paling penting dari pendekatan sistem. Konsultas manajemen dan penulis, Peter senge
menyebutkan pemikiran sistem sebagai The Fifth Dicipline (disiplin kelima). Senge
mengungkapkan bahwa menguasai pemikiran sistem bersamaan dengan disiplin penguasaan diri,
model mental visi bersama, dan pembelajaran tim merupakan hal yang vital untuk pemenuhan
pribadi dan sukses berbisnis di dunia yang selalu berubah. Inti dari disiplin pemikiran sistem
adalah “melihat hutan dan pohon-pohonnya” disituasi apa pun dengan :
Melihat hubungan internal antarsistem ketimbang mata rantai sebab akibat ketika
sesuatu terjadi
Melihat proses perubahan antarsistem ketimbang memisahkan “potret”
perubahan, ketika perubahan terjadi.
Pembuatan Prototipe
Proses pengembangan sistem sering kali mengambil format, atau mencakup pendekatan
pembuatan prototipe. Prototyping (pembuatan prototipe) adalah pengembangan yang cepat dan
pengujian terhadap model kerja, atau prototipe, dari aplikasi baru dalam proses yang interaktif
dan berulang-ulang yang bisa digunakan oleh ahli SI dan praktisi bisnis. Pembuatan prototipe
membuat proses pengembangan lebih cepat dan lebih mudah, khususnya untuk priyek di mana
persyaratan pemakai akhir sulit dirumuskan. Pembuatan prototipe terkadang disebut juga Rapid
Application Design-RAD (desain aplikasi cepat). Pembuatan prototipe juga membuka proses
pengembangan aplikasi untuk pemakai akhir karena pembuatan prototipe menyederhanakan dan
memepercepat desain sistem. Jadi, pembuatan prototipe telah memeperluas peran pemilik
kepentingan bisnis yang dipengaruhi oleh sistem yang diusulkan, dan memungkinkan untuk
mempercepat proses pengembangan yang lebih tanggap atau disebut juga Agile Systems
Development-ASD.
Studi Kelayakan
Feasibility Study (studi kelayakan) adalah studi awal untuk merumuskan informasi yang
dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat, dan kelayakan proyek
yang diusulkan. Setelah itu tim praktisi bisnis dan ahli SI akan menyajikan temuan dari studi ini
dalam laporan tertulis yang mencakup spesifikasi awal dan rencana pengembangan untuk
aplikasi bisnis yang diusulkan. Jika pihak manajemen perusahaan menyetujui rekomendasi studi
kelayakan ini, maka proses pengembangan bisa dilanjutkan. Jadi, tujuan diadakan studi
kelayakan adalah untuk mengevaluasi solusi sistem alternatif dan mengusulkan aplikasi bisnis
yang paling layak dan paling diinginkan untuk dikembangkan. Kelayakan usulan sistem bisnis
dapat dievaluasi dala empat kategori besar.
Tujuan Utama Rencana Kegiatan
Benefit Analysis (analisis manfaat). Analisis manfaat biasanya termasuk dalam studi
kelayakan. Jika biaya dan manfaat bisa dihitung, hal ini disebut berwujud (tangible), jika tidak
bisa dihitung disebut tak berwujud (intangible). Contoh biaya yang berwujud adalah biaya
hardware dan software, gaji karyawan dan biaya lain yang dapat dihitung dan dibutuhkan untuk
mengembangkan dan menerpkan solusi SI. Intangible Cost (biaya tak berwujud) adalah biaya
yang sulit diukur; biaya itu termasuk hilangnya niat baik pelanggan atau moral karyawan yang
disebabkan oleh kekeliruan dan gangguan instalasi sistem baru.
Tangible Benefit (manfaat berwujud) adalah hasil yang diharapkan; seperti penurunab
biaya gaji yang disebabkan oleh berkurangnya personel atau penurunan biaya persediaan yang
disebabkan oleh berkurangnya persediaan. Intangible Benefit (manfaat tak berwujud) lebih sulit
diperkirakan. Manfaat tak berwujud misalnya pelayanan pelanggan yang lebih baik atau lebih
cepat serta lebih akuratnya informasi untuk manajemen.
Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan studi mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan oleh
pemakai akhir yang menghasilkan Functional Requirement (persyaratan fungsiona) yang
digunakan sebagai dasar untuk desain sistem informasi baru. Analisis sistem secara tradisional
melibatkan studi yang rinci mengenai:
- Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pemakai akhir seperti anda sendiri.
- Aktivitas, sumber daya, dan produk dari satu atau lebih sistem informasi yang saat ini
digunakan.
- Kemampuan sistem informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan informasi
anda, dan pemilik kepentingan bisnis lainnya yang mungkin menggunakan sistem ini.
Analisis Organisasional
Organizational Analysis (analisis organisasional) merupakan langkah pertama yang
penting dilakukan dalam analisis sistem. Karena itulah anggota tim pengembangan harus
mengetahui tentang organisasinya, struktur manajemen, orang-orangnya, aktivitas bisnis, sistem
lingkungan yang terkait, dan sistem informasi terbaru. Anggota tim harus mengetahui informasi
ini secara lebih rinci untuk unit bisnis tertentu atau kelompok kerja pemakai akhir yang akan
terpengaruh oleh sistem informasi yang baru atau diusulkan lebih baik. Karena itulah pemakai
akhir bisnis sering kali diikutsertakan dalam tim pengembangan sistem.
Desain Sistem
Cara yang berguna untuk melihat desain sistem diilustrasikan dalam Gambra berikut.
Konsep ini berfokus pada tiga produk utama, atau deliverables yang harus dihasilkan dari tahap
desain. Dalam kerangka kerja ini, desain sistem terdiri dari tiga aktivitas; interface pemakai,
data, dan desain proses. Hal ini menghasilka spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode
interface pemakai, struktur database, serta pemrosesan dan prosedur pengendalian.
Aktivitas
Implementasi
Konversi
Pembelian - Paralel
Hardware, Pengembangan Pelatihan
atau Modifikasi Konversi Data - Percontohan
Software, dan Pemakai Akhir (pilot)
layanan Software
- Bertahap
- Langsung
Implementasi dapat menjadi proses yang sulit dan memerlukan banyak waktu. Akan
tetapi, hal ini vital dalam memastikan kesuksesan sistem yang baru dikembangkan, karena
meskipun sistem tersebut didesain dengan baik, sistem tersebut akan gagal jika tidak
diimplementasikan dengan baik. Oleh sebab itu, proses implementasi biasanya memerlukan
usaha Project Management dari para manajer unit bisnis. Mereka harus mendukung rencana
proyek yang mencakup tanggung jawab kerja, jadwal tahap-tahap utama dari pengembangan,
dan anggaran keuangan. Hal ini pentinguntuk memastikan bahwa proyek diselesaikan tepat
waktu dan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan, sambil tetap memenuhi tujuan desain.
Mengelola Perubahan Organisasional
Implementasi strategi bisnis/TI yang baru memerlukan pengelolaan pengaruh perubahan
utama dalam dimensi organisasi kunci seperti proses bisnis, struktur organisasi, peran manajerial,
penugasan kerja karyawan, dan hubungan di antara pemilik kepentingan yang muncul dari
penyebaran sistem informasi bisnis yang baru. Gambar berikut menekankan jenis-jenis dan
luasnya tantangan yang dilaporkan oleh 100 perusahaan yang mengembangkan dan
mengimplemenatsikan portal informasi perusahaand an sistem ERP yang baru.
Manajemen Perubahan
Orang adalah fokus utama dari Change Management organisasi. Ini mencakup aktivitas
seperti pengembangan cara yang inovatif untuk mengukur, memotivasi, dan memberi
penghargaan atas kinerja.
Libatkan orang sebanyak mungkin dalam perencanaan bisnis/TI dan
pengembangan aplikasi.
Buat perubahan konstan menjadi bagian yang diharapkan dari budaya.
Sales
Resistensi pemakai akhir
untuk berbagi pengetahuan
3% Ketidakmatangan teknologi
9%
Pemeliharaan SI
Setelah sistem diimplementasikan secara penuh dan digunakandalam operasional bisnis,
fungsi pemeliharaan dimulai. System Maintenance (pemeliharaan sistem) adalah pengawasan,
evaluasi, dan modifikasi sistem bisnis operasional untuk menghasilkan perbaikan yang lebih
diinginkan 18atau perlu. Mislanya, implementasi sistem yang baru biasanya menghasilkan
fenomena yang disebut Learning Curve (kurva belajar). Personel yang mengoperasikan dan
menggunakan sistem ini akan membuat kesalahan karena mereka tidak terbiasa
menggunakannya. Meskipun kesalahan seperti ini biasanya hilang setelah memperoleh
pengalaman dengan sistem yang baru, hal ini menunjukkan hal-hal yang harus diperbaiki oleh
sistem tersebut. Pemeliharaan juga perlu untuk kegagalan dan masalah lainnya yang muncul
selama operasional sistem. Pemakai akhir dan personel sistem informasi kemudian melakukan
fungsi pemecahan masalah untuk menentukan penyebab dan solusi atas masalah-masalah
tersebut. Aktivitas pemeliharaan mencakup Postimplementation Review (tinjuan
pascaimplementasi) untuk memastikan bahwa sistem yang baru diimplementasikan memenuhi
tujuan bisnis yang ditetapkan. Kesalahan dalam pengembangan atau tinjauan berkala atau audit
sistem untuk memastikan bahwa sistem berjalan dengan benar dan memenuhi tujuannya. Audit
ini merupakan tambahan dari pengawasan terus menerus terhadap sistem untuk melihat masalah
potensial atau perubahan yang diperlukan.
Pemeliharaan juga mencakup modifikasi terhadap sistem yang telah dibentuk karena
perubahan dalam organisasi bisnis atau lingkungan bisnis. Misalnya, peraturan pajak yang baru,
penyusunan ulang organisasi perusahaan, dan inisiatif e-business dan e-commerce yang baru
dapat memerlukan perubahan besar terhadap sistem bisnis yang ada saat ini.
Kesimpulan
Perkembangan teknologi informasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan
sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras
dan perangkat lunak komputer; sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan sistem
telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan akan tenaga yang
berbasis teknologi informasi masih terus meningkat. Hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis
pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang teknologi informasi di berbagai bidang serta
jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi informasi masih sedikit, jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk Indonesia. Keberadaan bisnis yang tersebar di banyak tempat dengan
berbagai ragam perangkat keras dan lunak mulai menyadari tentang betapa pentingnya untuk
mempercayakan dukungan bagi keberhasilan pengolahan data komputernya kepada satu sumber
yang dapat dipercaya.