Anda di halaman 1dari 12

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“MENGEMBANGKAN SOLUSI BISNIS”

Kelompok 4

Disusun Oleh:
1. Bayu Pranoto 1412010128

2. Ivan Fauzi 1412010162

3. Iftitah Talita 1612010137

4. Dinda Oktaviani v 1612010234

5. Vegy Natasya S 1612010236


6. Eka Putri A 1612010241

7. Maulana Elgaf 1612010289


8. Alvian N.K 1612010262
A. Mengembangkan Sistem Bisnis
Pengembangan Sistem Informasi
Ketika pengembangan sistem untuk penyelesaian masalah diterapkan untuk
pengembangan solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini disebut Information
Systems Development (pengembangan sistem informasi) atau Application Development
(pengembangan aplikasi). Bagian ini akan menunjukkan kepada anda bagaimana pendekatan
sistem dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dan sistem e-business yang dapat
memenuhi kebutuhan bisnis perusahan, karyawan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
terhadap perusahaan (stakeholder).

Pendekatan Sistem
System Approach untuk penyelesaian masalah menggunakan orientasi sistem
untukmerumuskan masalah dan peluang dan mengembangkan solusi. Menganalisis masalah dan
memformulasikan solusi melibatkan aktivitas yang saling berhubungan di bawah ini:
1. Kenali dan rumuskan Masalah atau Peluang dengan menggunakan pemikiran sistem.
2. Kembangkan dan evaluasi alternatif solusi sistem.
3. Pilih solusi sistem yang memenuhi persyaratan anda.
4. Desain solusi sistem yang dipilih.
5. Implementasikan dan evaluasi kesuksesan sistem yang telah didesain.

Pemikiran sistem
Menggunakan sistem thinking untuk memahami masalah atau peluang adalah salah satu
aspek paling penting dari pendekatan sistem. Konsultas manajemen dan penulis, Peter senge
menyebutkan pemikiran sistem sebagai The Fifth Dicipline (disiplin kelima). Senge
mengungkapkan bahwa menguasai pemikiran sistem bersamaan dengan disiplin penguasaan diri,
model mental visi bersama, dan pembelajaran tim merupakan hal yang vital untuk pemenuhan
pribadi dan sukses berbisnis di dunia yang selalu berubah. Inti dari disiplin pemikiran sistem
adalah “melihat hutan dan pohon-pohonnya” disituasi apa pun dengan :
 Melihat hubungan internal antarsistem ketimbang mata rantai sebab akibat ketika
sesuatu terjadi
 Melihat proses perubahan antarsistem ketimbang memisahkan “potret”
perubahan, ketika perubahan terjadi.

Siklus Pengembangan Sistem


Menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem informasi dapat
dipandang sebagai proses multilangkah yang disebut Information Systems Development Cycle
(siklus pengembangan sistem informasi), yang juga dikenal sebagai System Development Life
Cycle-SDLC (siklus hidup pengembangan sistem). Gambar berikut mengilustrasikan apa yang
terjadi pada tiap langkah dari proses ini, yang mencakup langkah:
1. Investigasi
2. Analisis
3. Desain
4. Implementasi
5. Pemeliharaan
Akan tetapi, anda harus menyadari bahwa semua aktiviats yang terlibat sangat
berhubungan satu sama lain dan saling terikat. Oleh karena itu, pada prakteknya, beberapa
akivitas pengembangan bisa muncul pada saat yang bersamaan. Jadi bagian yang berbeda dari
proyek pengembangan bisa jadi berada pada tingkat yang berbeda pada siklus pengembangan.

Pembuatan Prototipe
Proses pengembangan sistem sering kali mengambil format, atau mencakup pendekatan
pembuatan prototipe. Prototyping (pembuatan prototipe) adalah pengembangan yang cepat dan
pengujian terhadap model kerja, atau prototipe, dari aplikasi baru dalam proses yang interaktif
dan berulang-ulang yang bisa digunakan oleh ahli SI dan praktisi bisnis. Pembuatan prototipe
membuat proses pengembangan lebih cepat dan lebih mudah, khususnya untuk priyek di mana
persyaratan pemakai akhir sulit dirumuskan. Pembuatan prototipe terkadang disebut juga Rapid
Application Design-RAD (desain aplikasi cepat). Pembuatan prototipe juga membuka proses
pengembangan aplikasi untuk pemakai akhir karena pembuatan prototipe menyederhanakan dan
memepercepat desain sistem. Jadi, pembuatan prototipe telah memeperluas peran pemilik
kepentingan bisnis yang dipengaruhi oleh sistem yang diusulkan, dan memungkinkan untuk
mempercepat proses pengembangan yang lebih tanggap atau disebut juga Agile Systems
Development-ASD.

Proses Pembuatan Prototipe


Pembuatan prototipe dapat digunakan untuk aplikasi besar dan aplikasi kecil. Umumnya,
sistem bisnis besar masih perlu menggunakan pendekatan pengembangan sistem tradisional,
tetapi sebagian sistem tersebut sering kali dapat dibuatkan prototipenya. Prototipe aplikasi bisnis
yang diperlukan oleh pemakai akhir dikembangkan secara cepat dengan menggunakan berbagai
alat software pengembangan aplikasi. Kemudian sistem prototipe tersebut diperbaiki berkali-kali
hingga dapat diterima. Sebagaimana diilustrasikan padagambar berikut, pembuatan prototipe
merupakan proses yang interaktif dan berulang-ulang, yang menggabungkan langkah-langkah
siklus pengembangan sistem tradisional. Pemakai akhir yang cukup berpengalaman dengan alat
pengembangan aplikasi dapat membuat prototipe sendiri. Atau, anda bisa bekerja sama dengan
ahli SI untuk mengembangkan sistem prototipe dalam rangkaian sesi interaktif. Anda bisa
mengembangkan, menguji dan memperbaiki prototipe laporan manajemen, layar entri data, atau
tampilan output.
Biasanya sebuah prototipe dimodifikasi beberapa kali sebelum pemakai akhir
menyatakan bahwa prototipe tersebut dapat diterima. Modul program yang tidak dihasilkan oleh
software pengembangan aplikasi bisa dikodekan oleh programer dengan menggunakan bahasa
pemrograman konvensional. Versi akhir sistem aplikasi kemudian diserahkan kepada pemakai
akhir untuk keperluan operasional. Gambar berikut menyebutkan proses pengembangan sistem
berbasis prototipe untuk aplikasi bisnis.
Contoh pengembangan prototipe
Tim. Beberapa pemakai akhir dan pengembang SI membentuk tim untuk
mengembangkan aplikasi bisnis
Skematis. Desain skematis prototipe awal dikembangkan
Prototipe. Skematis diubah menjadi prototipe tunjuk-dan-klik sederhana, dengan
menggunakan alat pembuat prototipe
Peresentasi. Beberapa koneksi rutin dan layar disajikan ke pemakai
Tanggapan (feedback). Setelah tim menerima anggapan dari pemakai, prototipe diulangi
Konsultasi. Konsulasi dilakukan dengan konsultan TI untuk mengidentifikasi perbaikan
potensial dan keseuaian dengan standar yang ada
Penyelesaian. Prototipe dikoverensi menjadi aplikasi akhir.
Penerimaan. Para pemakai meninjau dan menerima sistem bisnis yang baru.
Instalasi. Sofware bisnis yang baru diinstal pada server jaringan.

Memulai Proses Pengembangan Sistem


Langkah pertama dalam proses pengembangan sistem adalah System Investigation Stage
(tahap investigasi sistem). Tahap ini dapa melibatkan pertimbangan proposal yang dihasilkan
dari proses bisnis/TI. Tahap investigasi juga termasuk studi awal solusi sistem informasi yang
diusulkan untuk memenuhi prioritas bisnis perusahaan dan peluang seperti yang diidentifikasikan
dalam proses perencanaan.

Studi Kelayakan
Feasibility Study (studi kelayakan) adalah studi awal untuk merumuskan informasi yang
dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat, dan kelayakan proyek
yang diusulkan. Setelah itu tim praktisi bisnis dan ahli SI akan menyajikan temuan dari studi ini
dalam laporan tertulis yang mencakup spesifikasi awal dan rencana pengembangan untuk
aplikasi bisnis yang diusulkan. Jika pihak manajemen perusahaan menyetujui rekomendasi studi
kelayakan ini, maka proses pengembangan bisa dilanjutkan. Jadi, tujuan diadakan studi
kelayakan adalah untuk mengevaluasi solusi sistem alternatif dan mengusulkan aplikasi bisnis
yang paling layak dan paling diinginkan untuk dikembangkan. Kelayakan usulan sistem bisnis
dapat dievaluasi dala empat kategori besar.
Tujuan Utama Rencana Kegiatan

Proposal TI untuk Kasus Bisnis Perencanaan utuk


Memenuhi untuk Investasi Pengembangan
Prioritas Bisnis Proyek Aplikasi dan
Strategis e-Business Implementasi
Tanggapan Tanggapan
Kelayakan organisasional Kelayakan ekonomi
 Seberapa baik sistem yang  Penghematan biaya
diusulkan mendukung prioritas  Peningkatan pendapatan
bisnis perusahaan  Pengurangan investasi yang
diperlukan
 Peningkatan keuntungan
Kelayakan teknis Kelayakan operasional
 Kemampuan, keandalan, dan  Penerimaan karyawan, pelanggan, dan
ketersediaan hardware, software, pemasok
dan jaringan  Dukungan manajemen
 Persyaratan pemerintah dan
persyaratan lainnya

Organizational Feasibility (kelayakan organisasional) berfokus pada sebaik apakah


dukungan sistem yang diusulkan terhadap prioritas bisnis strategis organisasi. Economic
Feasibility (kelayakan ekonomi) berhubungan dengan apakah penghematan biaya, peningkatan
pendapatan, peningkatan keuntungan, pengurangan investasi yang diperlukan, dan manfaat lain
yang diharapkan akan melebihi biaya pengembangan dan biaya operasional sistem yang
diusulkan. Sebagai contoh, jika usulan sistem sumebr daya manusia tidak bisa menutupi biaya
pengembangannya, maka usulan itu tidak akan disetujui,kecuali dimandatkan oleh peraturan
pemerintah atau pertimbangan bisnis strategi. Yang terakhir adalah Operational Feasibility
(kelayakan operasional) adalah kemauan dan kemampuan manajemen, karyawan, pelanggan,
pemasok, dan pihak lain yang mengoperasikan, menggunakan, dan mendukung sistem yang
diusulkan.

Kelayakan Organisasional Kelayakan Ekonomi


 Seberapa baik sistem e-commerce  Penghematan biaya tenaga kerja
yang diusulkan dengan rencana  Peningkatan pendapatan penjualan
perusahaan untuk mengembangkan  Pengurangan investasi persediaan
sistem keuangan, pemasaran, dan  Peningkatan keuntungan
penjualan berbasis Web
Kelayakan Teknis Kelayakan Operasional
 Kemampuan, keandalan, dan  Penerimaan karyawan
ketersediaan hardware, software, dan  Dukungan manajemen
layanan manahemen  Penerimaan pelanggan dan pemasok

Benefit Analysis (analisis manfaat). Analisis manfaat biasanya termasuk dalam studi
kelayakan. Jika biaya dan manfaat bisa dihitung, hal ini disebut berwujud (tangible), jika tidak
bisa dihitung disebut tak berwujud (intangible). Contoh biaya yang berwujud adalah biaya
hardware dan software, gaji karyawan dan biaya lain yang dapat dihitung dan dibutuhkan untuk
mengembangkan dan menerpkan solusi SI. Intangible Cost (biaya tak berwujud) adalah biaya
yang sulit diukur; biaya itu termasuk hilangnya niat baik pelanggan atau moral karyawan yang
disebabkan oleh kekeliruan dan gangguan instalasi sistem baru.
Tangible Benefit (manfaat berwujud) adalah hasil yang diharapkan; seperti penurunab
biaya gaji yang disebabkan oleh berkurangnya personel atau penurunan biaya persediaan yang
disebabkan oleh berkurangnya persediaan. Intangible Benefit (manfaat tak berwujud) lebih sulit
diperkirakan. Manfaat tak berwujud misalnya pelayanan pelanggan yang lebih baik atau lebih
cepat serta lebih akuratnya informasi untuk manajemen.

Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan studi mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan oleh
pemakai akhir yang menghasilkan Functional Requirement (persyaratan fungsiona) yang
digunakan sebagai dasar untuk desain sistem informasi baru. Analisis sistem secara tradisional
melibatkan studi yang rinci mengenai:
- Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pemakai akhir seperti anda sendiri.
- Aktivitas, sumber daya, dan produk dari satu atau lebih sistem informasi yang saat ini
digunakan.
- Kemampuan sistem informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan informasi
anda, dan pemilik kepentingan bisnis lainnya yang mungkin menggunakan sistem ini.

Analisis Organisasional
Organizational Analysis (analisis organisasional) merupakan langkah pertama yang
penting dilakukan dalam analisis sistem. Karena itulah anggota tim pengembangan harus
mengetahui tentang organisasinya, struktur manajemen, orang-orangnya, aktivitas bisnis, sistem
lingkungan yang terkait, dan sistem informasi terbaru. Anggota tim harus mengetahui informasi
ini secara lebih rinci untuk unit bisnis tertentu atau kelompok kerja pemakai akhir yang akan
terpengaruh oleh sistem informasi yang baru atau diusulkan lebih baik. Karena itulah pemakai
akhir bisnis sering kali diikutsertakan dalam tim pengembangan sistem.

Analisis Sistem yang Ada


Sebelum mendesain sistem baru, perlu mempelajari sistem yang akan diingatkan atau
diganti. Anda perlu menganalisis bagaimana sistem ini menggunakan hardware, software,
jaringan, dan sumber daya untuk mengubah sumberdata, seperti data transaksi ke produk
informasi, seperti laporan dan tampilan. Kedua, harus mendokumentasikan bagaimana aktivitas
sistem informasi input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan pengendalian dilaksanakan.
Misalnya, mungkin mengevaluasi format, waktu, volume, dan kualitas aktivitas input dan output.
Aktivitas interface pemakai sangat vital untuk mengefektifkan interaksi antara pemakai akhir dan
sistem berbasis komputer. Kemudian, pada tahap desai sistem, anda bisa menspesifikasikan
sumber daya, produk, dan aktivitas apa yang harus mendukung interface pemakai di dalam
sistem yang sedang di desain.

Analisis Persyaratan Fungsional


Langkah analisis sistem ini adalah salah satu dari yang paling sulit. Anda mungkin perlu
bekerja sebagai tim dengan analis SI dan pemakai akhir lainnya menentukan kebutuhan jenis
informasi yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas bisnis, bagaimana formatnya, volume, dan
frekuensinya serta waktu responnya. Kedua, anda harus mencoba menentukan kemampuan
pemrosesan informasi yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas sistem, seperti input, output,
penyimpanan, pengendalian untuk memenuhi kebutuhan informasi ini. Tujuan utama adalah
menentukan apa yang harus dilakukan, bukan bagaimana melakukannya. Yang terakhir, harus
mencoba mengembangkan Functional Requirement (persyaratan fungsional). Persyaratan
fungsional merupakan persyaratan informasi pemakai akhir yang tidak beraitan dengan
hardware, sorftware, jaringan, data, dan sumber data manusia yang saat ini digunakan oleh
pemakai akhir atau akan digunakan dalam sistem yang baru. Hal ini harus ditentukan dalam
tahap desain.
Desain Sistem
System Analysis (analisis sistem) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan oleh sistem
untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. System Design (desain sistem) menentukan
bagaimana sistem akan memenuhi tuuan tersebut. Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang
menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi persyaratan fungsional yang dikembangkan
dalam proses analisis sistem.

Desain Sistem

Desain Interface Desain Data Desain Proses


Pemakai

 Desain Layar, Bentuk,  Desain Struktur  Desain Program dan


Laporan, dan Dialog Elemen Data Prosedur

Cara yang berguna untuk melihat desain sistem diilustrasikan dalam Gambra berikut.
Konsep ini berfokus pada tiga produk utama, atau deliverables yang harus dihasilkan dari tahap
desain. Dalam kerangka kerja ini, desain sistem terdiri dari tiga aktivitas; interface pemakai,
data, dan desain proses. Hal ini menghasilka spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode
interface pemakai, struktur database, serta pemrosesan dan prosedur pengendalian.

Pengembangan Pemakai Akhir


Dalam siklus pengembangan sistem tradisional, anda berperan sebagai pemakai akhir
bisnis, mirip seperti pelanggan atau klien. Biasanya, anda meinta sistem baru atau sistem yang
lebih baik, menjawab pertanyaan tentang kebutuhan informasi spesifik Anda dan masalah
pemrosesan informasi, dan menyediakan informasi mengenai sistem bisnis anda yang ada saat
ini. Praktisi SI bekerja dengan anda untuk menganalisis masalah anda dan menyarankan solusi
alternatif. Saat anda menyetujui elternatif terbaik, maka alternatif, maka alternatif itu didesain
dan duterapkan. Di sini anda mungkin terlibat lagi dalam proses desain prototipe atau menjadi
tim pengimplentasikan bersama dengan para ahli SI.
Akan tetapi, pada End User Development (pengembangan pemakai akhir), praktisi SI
memainkan peran sebagai konsultan, sementar anda melakukan pengembangan aplikasi anda
sendiri. Kadang-kadang staf dari konsultan pemakai siap membantu Anda dan pemakai akhir
lainnya dalam usaha pengembangan aplikasi anda. Bantuan ini mungkin termasuk pelatihan
penggunaan paket aplikasi; pemilihan hardware dan softare; dampingan untuk mendapat akses
ke database organisasi; dan, tentu saja, dampingan dalam menganalisis, mendesain, dan
mengimplementasikan aplikasi bisnis TI yang anda butuhkan.

B. Mengimplementasikan Sistem Bisnis


Mengimplementasikan Sistem Baru
Gambar berikut mengilustrasikan bahwa tahap System Implementation (implementasi
sistem) melibatkan pemerolehan hardware, dan software, pengembangan softare, pengujian
program danprosedur, konversi sumber data, dan ebrbagai alternatif konversi. Hal ini juga
melibatkan pendidikan dan pelatihn pemakai akhir dan para ahli yang akan menjalankan sistem
yang baru tersebut.

Aktivitas
Implementasi

Konversi
Pembelian - Paralel
Hardware, Pengembangan Pelatihan
atau Modifikasi Konversi Data - Percontohan
Software, dan Pemakai Akhir (pilot)
layanan Software
- Bertahap
- Langsung

Aktivitas Implementasi Intranet Bulan Bulan Bulan Bulan


1 2 3 4
Dapatkan dan instal software dan hardware serve
Latih administrator
Dapatkan dan instal software browser
Dapatkan dan instal software publikasi
Latih karyawan untuk menggunakan software
publikasi
Konversi manual tunjangan dan tambahkan revisi
Buat tutorial berbasis Web untuk internet
Adakan pertemuan

Implementasi dapat menjadi proses yang sulit dan memerlukan banyak waktu. Akan
tetapi, hal ini vital dalam memastikan kesuksesan sistem yang baru dikembangkan, karena
meskipun sistem tersebut didesain dengan baik, sistem tersebut akan gagal jika tidak
diimplementasikan dengan baik. Oleh sebab itu, proses implementasi biasanya memerlukan
usaha Project Management dari para manajer unit bisnis. Mereka harus mendukung rencana
proyek yang mencakup tanggung jawab kerja, jadwal tahap-tahap utama dari pengembangan,
dan anggaran keuangan. Hal ini pentinguntuk memastikan bahwa proyek diselesaikan tepat
waktu dan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan, sambil tetap memenuhi tujuan desain.
Mengelola Perubahan Organisasional
Implementasi strategi bisnis/TI yang baru memerlukan pengelolaan pengaruh perubahan
utama dalam dimensi organisasi kunci seperti proses bisnis, struktur organisasi, peran manajerial,
penugasan kerja karyawan, dan hubungan di antara pemilik kepentingan yang muncul dari
penyebaran sistem informasi bisnis yang baru. Gambar berikut menekankan jenis-jenis dan
luasnya tantangan yang dilaporkan oleh 100 perusahaan yang mengembangkan dan
mengimplemenatsikan portal informasi perusahaand an sistem ERP yang baru.

Tantangan Portal Intranet Perusahaan Tantangan Perencanaan Sumber Daya


Perusahaan
 Keamanan, keamanan, keamanan  Mengubag budayaMembuat pemakai
 Mendefinisikan cakupan dan tujuan akhir mempercayainya
portal  Menjadwalkan/merencanakan
 Menemukan waktu dan uang  Meintegrasikan data/sistem warisan
 Memastikan konsistensi kualitas  Membuat manajemen
data mempercayainya
 Meminta karyawan  Mengatasi berbagai situs
menggunakannya internasional/ ganda dan mitra
 Mengatur data  Mengubah budaya/pola pikir
 Menemukan keahlian teknis

Manajemen Perubahan
Orang adalah fokus utama dari Change Management organisasi. Ini mencakup aktivitas
seperti pengembangan cara yang inovatif untuk mengukur, memotivasi, dan memberi
penghargaan atas kinerja.
 Libatkan orang sebanyak mungkin dalam perencanaan bisnis/TI dan
pengembangan aplikasi.
 Buat perubahan konstan menjadi bagian yang diharapkan dari budaya.
Sales
Resistensi pemakai akhir
untuk berbagi pengetahuan
3% Ketidakmatangan teknologi
9%

15% Ketidakmatangan insutri


manajemen pengetahuan
53%
Biaya
20%
Kurangnya kebutuhan

 Beritahukan ke setiap orang sebanyak mungkin mengenai segala sesuatu sesering


mungkin, sebaiknya secara pribadi.
 Berikan insentif keuangan dan pengakuan.
 Bekerjalah di dalam budaya perusahan, bukan di sekitarnya.

Pemeliharaan SI
Setelah sistem diimplementasikan secara penuh dan digunakandalam operasional bisnis,
fungsi pemeliharaan dimulai. System Maintenance (pemeliharaan sistem) adalah pengawasan,
evaluasi, dan modifikasi sistem bisnis operasional untuk menghasilkan perbaikan yang lebih
diinginkan 18atau perlu. Mislanya, implementasi sistem yang baru biasanya menghasilkan
fenomena yang disebut Learning Curve (kurva belajar). Personel yang mengoperasikan dan
menggunakan sistem ini akan membuat kesalahan karena mereka tidak terbiasa
menggunakannya. Meskipun kesalahan seperti ini biasanya hilang setelah memperoleh
pengalaman dengan sistem yang baru, hal ini menunjukkan hal-hal yang harus diperbaiki oleh
sistem tersebut. Pemeliharaan juga perlu untuk kegagalan dan masalah lainnya yang muncul
selama operasional sistem. Pemakai akhir dan personel sistem informasi kemudian melakukan
fungsi pemecahan masalah untuk menentukan penyebab dan solusi atas masalah-masalah
tersebut. Aktivitas pemeliharaan mencakup Postimplementation Review (tinjuan
pascaimplementasi) untuk memastikan bahwa sistem yang baru diimplementasikan memenuhi
tujuan bisnis yang ditetapkan. Kesalahan dalam pengembangan atau tinjauan berkala atau audit
sistem untuk memastikan bahwa sistem berjalan dengan benar dan memenuhi tujuannya. Audit
ini merupakan tambahan dari pengawasan terus menerus terhadap sistem untuk melihat masalah
potensial atau perubahan yang diperlukan.
Pemeliharaan juga mencakup modifikasi terhadap sistem yang telah dibentuk karena
perubahan dalam organisasi bisnis atau lingkungan bisnis. Misalnya, peraturan pajak yang baru,
penyusunan ulang organisasi perusahaan, dan inisiatif e-business dan e-commerce yang baru
dapat memerlukan perubahan besar terhadap sistem bisnis yang ada saat ini.

Mengelola Perubahan Organisasional


Implementasi strategi bisnis/TI yang baru memerlukan pengelolaan pengaruh perubahan
utama dalam dimensi organisasi kunci seperti proses bisnis, struktur organisasi, peran manajerial,
penugasan kerja karyawan, dan hubungan di antara pemilik kepentingan yang muncul dari
penyebaran sistem informasi bisnis yang baru. Gambar berikut menekankan jenis-jenis dan
luasnya tantangan yang dilaporkan oleh 100 perusahaan yang mengembangkan dan
mengimplemenatsikan portal informasi perusahaand an sistem ERP yang baru.

Tantangan Implementasi dalam pengembangan sistem informasi


Sebuah program aplikasi yang baik tidak hanya menterjemahkan proses manual ke dalam
system dalam bentuk medianya tetapi meliputi proses yang terdapat didalamnya dengan
memberikan kemudahan bagi penggunanya dan tentu saja memberikan nilai tambah bagi
perkembangan suatu organisasi. Perubahan proses akan mengubah SOP (Standard Operasional
Procedure) yang sudah ada, dan tentu saja akan melibatkan orang-orang yang ada didalamnya.
Tantangan dalam implementasi pengembangan system informasi adalah orang-orang yang
terlibat dalam pengembangan system informasi yaitu departemen operasional sebagai end-user
dan IT sebagai pengembang dan tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang
membuat definisi goal yang akan dicapai. Jika system yang akan di-implementasikan adalah
system informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi
keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak eksternal.
Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut biasanya adalah sebagai berikut :
1. Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu
proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari, dan pada tahap analisa developer juga tidak
mengetahui benar-benar proses bisnis yang berlangsung atau juga karena standard dari
developer yang kurang dalam membuat program sehingga program yang dihasilkan adalah
program yang baik dari kacamata developer bukan dari kedua belah pihak. Karena ketidak
tahuan pengguna maka masalah ini bisa diabaikan dimana pengguna juga tidak keberatan
dengan program yang diberikan untuk digunakan.
2. Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang ada dalam system dan
bisnis proses, sehingga pada tahap implementasi jika ada bagian dari proses bisnis yang
belum di cover oleh system dan kemudian dibuatkan fungsi baru yang ternyata menimbulkan
masalah, dan penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru seperti melakukan tambal
sulam yang berakibat pada benang kusut akan membuat suatu aplikasi yang tidak dapat di
andalkan. Dan aplikasi hanya dibuat sebagai program untuk melakukan entry data.
3. Dalam implementasi system terintegrasi, dimana pengguna tidak dapat menjadikan
implementasi sebagai prioritas pertama, dimana pengguna yang sudah disibukkan dengan
kegiatan operasional akan berpura-pura menyetujui, menjalankan dan mengikutinya tetapi
pada kenyataannya semuanya tidak berjalan sesuai dengan harapan. Akan membutuhkan
CETL yang lama jika dijadikan sebagai resource untuk aplikasi BI.
Operasional adalah departemen yang secara langsung memberikan kontribusi nilai terhadap
suatu organisasi; mencetak penjualan, memberikan pelayanan kepada pelanggan dan lain
sebagainya, sedangkan IT adalah departemen support untuk operasional. Walaupun ada
beberapa ahli yang mengatakan implementasi ERP lebih sulit dibandingkan membangun
pabrik baru atau memasarkan produk baru, saya tidak bisa membayangkan jika operasional
bekerja tanpa dibantu dengan system, dan jika IT memaksakan implementasi tanpa
mempertimbangkan asumsi dan ketergantungan dalam proses bisnis maka bukannya
menambah nilai tetapi hanya menjadi beban bagi operasional dan berimbas mengurangi nilai
organisasi.
Jika kedua belah pihak tidak terjalin kerjasama yang baik maka akan menciptakan
kondisi deadlock, dimana user tidak dapat menjelaskan kebutuhannya, dan UATtidak ada atau
terkesan dipaksakan sehingga data pada aplikasi tidak sesuai dan tidak bisa diandalkan. Dengan
demikian kepemimpinan manajemen sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan ini. Dan
perlu diketahui bersama, teknologi hanya bersifat membantu bukan menggantikan karena seperti
anda ketahui ‘there is no brain and heart inside’ sehingga pengembangan system informasi
bersifat kontinyu, dan mungkin akan ada asumsi dan ketergantungan yang tidak dapat
diterjemahkan kedalam system dan ini semua tentang people power untuk kehidupan yang lebih
baik.

Kesimpulan
Perkembangan teknologi informasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan
sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras
dan perangkat lunak komputer; sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan sistem
telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan akan tenaga yang
berbasis teknologi informasi masih terus meningkat. Hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis
pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang teknologi informasi di berbagai bidang serta
jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi informasi masih sedikit, jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk Indonesia. Keberadaan bisnis yang tersebar di banyak tempat dengan
berbagai ragam perangkat keras dan lunak mulai menyadari tentang betapa pentingnya untuk
mempercayakan dukungan bagi keberhasilan pengolahan data komputernya kepada satu sumber
yang dapat dipercaya.

Anda mungkin juga menyukai