Bahan Journal Nasional PII Frisa
Bahan Journal Nasional PII Frisa
frisayu gihermawan@gmail.com
Abstract
Peralatan kesehatan ialah salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan. Kondisi maupun fungsi peralatan
kesehatan harus baik dan dapat mendukung pelayanan kesehatan tersebut. Puskesmas Ciledug Kota
Tangerang menjadi lokasi sasaran kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan PKM ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang benar tentang inspeksi dan pemeliharaan preventif yang
selanjutnya disebut Inspection and Preventive Maintenance (IPM) pada peralatan kesehatan sehingga
dapat diaplikasikan oleh operator/pengguna pada pelayanan kesehatan setingkat Puskesmas dengan
membangun budaya peduli di tingkat pengguna/operator melalui peningkatan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, perubahan sikap dan perilaku yang lebih berorientasi pada kebiasaan
(rutinitas). Kegiatan IPM ini juga menyasar pada aspek penunjang dari peralatan kesehatan. Sistem
Operasional Procedur (SOP) merupakan aspek yang juga menunjang kegiatan IPM. Kegiatan PKM ini
diawali dengan kegiatan ceramah pada tingkat pengguna/operator, Tanya jawab oleh partisipan,
diskusi dan monitoring langsung. Penyusunan SOP Keselamatan Kerja Listrik yang dilakukan bersama
dengan pihak Puskesmas merupakan hasil akhir dari kegiatan PKM. Agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik, Puskesmas harus memiliki SOP untuk setiap aspek penunjang, seperti
Intensitas Cahaya, Tingkat Kebisingan dan lain sebagainya.
Keywords: Pengabdian Kepada Masyarakat, Sistem Operasi Prosedur, Peralatan Kesehatan, Puskesmas
Ciledug
Latar Belakang
Puskesmas merupakan sebuah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
danmemberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok yang wajib diselenggarakan oleh
Pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Puskesmas dengan
tujuannya yaitu mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi- tingginya.
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota [1]. Secara umum, puskesmas harus memberikan pelayanan
preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan
perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat
memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Puskesmas biasanya
memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu,
pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes).
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan saran teknis dari
kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. [2]Kota Tangerang mempunyai 32
Puskesmas. Pelayanan puskesmas semakin tinggi karena melayani program BPJS
sehingga penggunaan alat kesehatan semakin banyak, oleh karena itu diperlukan tanaga
pemeliharaan untuk melakukan pemeliharaan preventif melalui intervensi pelatihan
pembuatan program pemeliharaan dan pelaksanaannya. Manfaat yang didapatkan adalah
adanya tenaga terlatih, yang dapat melakukan program pemeliharaan secara berkala.
Gambar 1. Lokasi Puskesmas Ciledug, Kota Tangerang
Metodologi
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan di Puskesmas Ciledug
kota Tangerang, maka dilakukan pelatihan Uji Fisik alat kesehatan dengan metode
yang digunakan yakni Metode ceramah, yaitu digunakan untuk memaparkan materi
yang telah disusun oleh Tim Pelaksana. Metode Tanya Jawab, yaitu digunakan untuk
merespon sejauh mana tingkat pemahaman peserta sosialisasi terhadap yang telah
disampaikan oleh Tim Pelaksana. Metode diskusi, yaitu pemateri dan peserta melakukan
dialog yang membahas masalah seputar inspeksi dan pemeliharaan peralatan medik dan
keselamatan kerja serta penggunaan peralatan medik yang aman. Metode Simulasi dan
Praktek, yaitu digunakan untuk memperlihatkan pengoperasian dan pemeliharaan
peralatan medik yang aman. Serta dilakukan monitor tindak lanjut penyeliaan dengan
metode melaksanakan Uji Kinerja dan penyerahan SOP keselamatan listrik alat
kesehatan. Uji Kinerja dikenal dengan istilah uji kuantitatif/monitoring output/ verifikasi
dengan sampel untuk beberapa alat yang dipakai di puskesmas Ciledug
kota Tangerang. Adapun Diagram Alir pelaksanaan program PKM:
Persiapan
Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi
Pembuatan Laporan
Penyampaian Materi 1 ;
Menjelaskan Ulasan
materi SOP Ketua dan
keselamatan Listrik Anggota Tim
PKM
(Pemeliharaan
Preventif dan Bahaya
listrik).
Hasill
Sebelum dilakukan kegiatan PKM, Puskesmas Kecamatan Ciledug belum memiliki
SOP keselamatan Tenaga Listrik pada tiap ruangan yang ada di Puskesmas Ciledug Kota
Tangerang. Kegiatan PKM yang diadakan di Puskesmas Cileduk Kota Tangerang ini
telah menghasilkan SOP keselamatan kerja listrik. SOP ini diperlukan karena intensitas
orang yang ada di puskesmas sangat tinggi. Selain itu tingkatan usia yang berada di
lingkungan ruangan puskesmas juga beragam. Anak-anak ataupun Balita adalah tingkat
usia yang sangat rentan terhadap keselamatan bahaya listrik. Dengan adanya SOP
keselamatan tenaga listrik ini diharapkan seluruh pegawai Puskesmas Cileduk, Kota
tangerang dapat bersisnergi dalam membangun dan mengedepankan keselamatan an
menunjang kinerja peralatan kesehatan di Puskesmas Ciledug Kota Tangerang..
Adapun SOP yang telah disusun adalah sebagai berikut:
LAMPIRAN
Nomor: 1
Revisi Ke: 0
Berlaku Tgl: 2 Januari 2016
Instrumen
Ditetapkan Oleh:
NIP: 196501041994032002
Nomor SPO :
Tanggal : 2 Januari 2016
Pembuatan
Tanggal Revisi :
Tanggal Efektif : 2 Januari 2016
Disahkan Oleh : Kepala UPT Puskesmas Ciledug
Kota Tangerang
3. Tindakan
2.1 Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik
(stop-kontak dan circuit breaker) dan cara menyala-
matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi
menimbulkan bahaya, laporkan Kepala Puskesmas
2.2. Hindari daerah atau benda yang berpotensi
menimbulkan bahaya listrik (sengatan listrik/ strum) secara
tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas
dll.
2.3. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan
bahaya listrik pada diri sendiri atau orang lain
2.4. Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya,
keringat atau sisa air wudhu
2.5. Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap
aktivitas Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering
terjadi adalah tersengat arus listrik.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti jika hal itu terjadi:
1. Jangan panik
2. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik
di meja masing-masing yang tersengat arus listrik
3. Bantu orang yang tersengat arus listrik untuk
melepaskan diri dari sumber listrik
4. Beritahukan dan minta bantuan orang di sekitar anda
tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik
Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan
- Lembar SOP
- ATK
- Lembar Pemantauan
Peringatan Pencatatan dan Pendaftaran
Kegiatan Pemantauan dilakukan pertahun dengan menggunakan
lembar pemantauan
Daftar Pustaka
[1] Kementerian Kesehatan, “LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT,” 2014.
[2] Arillia Pitaloka Kurniasih, “KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
(K2) - PLN,, my job ^^,” blogspot, 2010. [Online]. Available:
http://inasugiarto.blogspot.co.id/2010/11/keselamatan- ketenagalistrikan-
k2.html. [Accessed: 21-Nov-2016].
[3] Hartoyo, “Keselamatan Penggunaan Tenaga Listrik,” 1996.
[4] M. Ketenagakerjaan, “Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Listrik Di
Tempat Kerja.” 2015. [5] SCORE, “Keselamatan dan Kesehatan
Kerja,” 2013.
[6] DPR RI, “Undang-Undan RI No. 30 Tahun 2009,” 30 Tahun 2009, 2009.
[7] Wikipedia, “Pusat Kesehatan Masyarakat - Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas,” Wikipedia, 2014. [Online]. Available:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kesehatan_Masyarakat. [Accessed: 16-
Feb-2017].
[8] GA. Bassett, Personal System and Data management. Newyork: American
Management Association Inc, 1971.
[9] Margono, “Managemen Pemeliharaan dan Perawatan Mesin,” vol. 4, no. 1, pp.
42–48, 2006.
[10] Berkah Mulia Group, “KESELAMATAN KERJA PADA KELISTRIKAN -
Berkah Mulia Group,” sepatusafetyonline, 2016. [Online]. Available:
http://sepatusafetyonline.com/blog/keselamatan-kerja- pada-kelistrikan/.
[Accessed: 21-Nov-2016].
[11] Dunia Listrik, “SISTEM TENAGA LISTRIK: Syarat -Syarat Pemasangan
Instalasi Rumah/Gedung,”Blogspot.com, 2010. [Online]. Available:
http://akbarrusdiy.blogspot.co.id/2010/04/syarat-syarat- pemasangan-
instalasi.html. [Accessed: 21-Nov-2016].