Anda di halaman 1dari 13

A.

Judul
Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbantuan Media Flash Terhadap Hasil
Belajar Mata Pelajaran Pemeliharaan Chasis Siswa Kelas XI di SMK N
3 Singaraja.
B. Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang
diterapkan pada dunia pendidikan mulai tahun 2006. Tahun 2013 pemerintah
kembali menyusun kurikulum baru yang merupakan pengembangan dari
kurikulum KTSP. Kurikulum ini disebut dengan Kurikulum 2013. Salah satu ciri
utama kurikulum 2013 yaitu pada tahapan inti dalam proses pembelajaran.
Kegiatan inti pembelajaran pada kurikulum 2013 tidak lagi menggunakan EEK
(Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi), melainkan diganti dengan pemakaian
pendekatan ilmiah/pendekatan saintifik (Scientific Approach).
Pelaksanaan penerapan kurikulum 2013 di Indonesia tidak serempak. Tahun
2013 hanya beberapa sekolah saja yang ditunjuk untuk menerapkan kurikulum ini.
Tahun 2013 dianggap sebagai tahun uji coba pelaksanaan kurikulum 2013.
Pelaksanaan kurikulum 2013 baru dilakukan secara serentak di semua sekolah
negeri ataupun swasta pada tahun 2014, tepat pada masuknya siswa baru tahun
ajaran 2014/2015. Salah satu sekolah yang baru melaksanakan kurikulum 2013
pada tahun 2014 adalah SMK N 3 Singaraja.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK N 3 Singaraja, SMK N
3 Singaraja pada tahun 2013 belum melaksanakan kurikulum 2013. Penerapan
kurikulum 2013 baru dilaksanakan pada tahun 2014, bertepatan dengan
penerimaan siswa baru tahun ajaran 2014/2015. Sebelum melaksanakan
kurikulum 2013, proses pembelajaran yang dilakukan di SMK N 3 Singaraja
belum menggunakan pendekatan saintifik, tetapi masih menggunakan
pembelajaran konvensional. Ciri pembelajaran konvensional yaitu, selama
pembelajaran, guru terlalu mendominasi kelas, kelas tidak terkondisikan dengan
nyaman, serta terjadi inkongruensi antara belajar dan mengajar antara guru dan
siswa (Ahmad, 2014). Nilai mata pelajaran pemeliharaan chasis sepeda motor
siswa kelas XI TSM yang dilihat dari hasil Ulangan Harian Tertulis (UHT 1) pada
semester genap tahun ajaran 2016/2017 banyak yang belum mampu mencapai

1
KKM yang telah ditetapkan di sekolah, yaitu nilai ≥70 dengan jumlah minimal
≥75% siswa dalam satu kelas mencapai angka tersebut.
Nilai mata pelajaran pemeliharaan chasis sepeda motor pada semester genap
tahun ajaran 2016/2017 dari jumlah 3 kelas paralel berkisar antara 42-86 dengan
tingkat ketuntasan kelas antara 43,5% - 61,2%. Selain itu, berdasarkan hasil
wawancara langsung dengan beberapa siswa, didapatkan hasil bahwa mata
pelajaran pemeliharan chasis itu sulit karena terlalu banyak hafalan, sulit
dibayangkan dan bersifat abstrak, sehingga membuat sebagian siswa menjadi
tidak bersemangat dan cenderung pasif dalam pembelajaran pemeliharaan chasis.
Hanya beberapa siswa saja yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Maka dari itu,
perlu adanya variasi pendekatan dalam proses pembelajaran dengan disertai media
penunjang pembelajaran yang mampu memberikan pemahaman serta pengalaman
konkret pada siswa agar lebih mudah mempelajari pemeliharaan chasis.
Pendekatan saintifik (scientific approach) relevan dengan ide pembelajaran
yang mengutamakan proses. Hal yang pokok dari pendekatan saintifik adalah
pendekatan ini mampu meningkatkan kualitas belajar dan mengajar (Suharyadi,
2013). Pendekatan saintifik telah digunakan dalam bidang psikologi, antropologi,
sosiologi, kimia, penelitian, manajemen, pendidikan dan international relation.
Berdasarkan uraian di atas, pendekatan ilmiah atau Pendekatan Saintifik
adalah pendekatan yang paling sesuai untuk diterapkan, karena melalui
pendekatan ini siswa mampu mendapatkan lebih banyak pemahaman
dibandingkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Oleh karena itulah,
peneliti berniat untuk meneliti pengaruh Pendekatan Saintifik (Scientific
Approach) yang menuntut siswa untuk belajar mandiri dan lebih mengedepankan
penalaran induktif (inductive reasoning), yang menempatkan bukti-bukti spesifik
ke dalam relasi idea yang lebih luas, ketimbang penalaran deduktif (deductive
reasoning) yang melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan
yang spesifik (Kemendikbud, 2013 : 1).
Menurut Eilks (2009 : 146), penggunaan animasi seperti aplikasi
macromedia Flash mampu meningkatkan derajat visualitas dalam ilmu
pengetahuan. Aplikasi ini dapat digunakan oleh perencana kurikulum maupun
guru untuk mendukung pembelajaran karena media ini mampu memberikan

2
ilustrasi dari apa yang sedang dipelajari. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka
dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbantuan
Media Flash Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Pemeliharaan Chasis Siswa
Kelas XI di SMK N 3 Singaraja”.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, adapun yang
disajikan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pemeliharaan chasis anatara
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan berbantuan media
flash dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa media
flash?

D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pemeliharaan chasis anatara
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan berbantuan media
flash dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa media
flash.

E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan hasilnya dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan,
khususnya dalam pencapaian hasil belajar siswa dengan pendekatan saintifik
berbantuan media flash.
2. Manfaat Praktis
(1) Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran Pemeliharaan Chasis, sehingga mampu

3
memikirkan berbagai persoalan dalam memecahkan persoalan dalam
kehidupan nyata
(2) Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan profesionalitas guru dalam mengelola dan mengeksplorasi
pembelajaran khususnya pada mata pembelajran pemeliharaan chasis.
(3) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam merancang program pembelajaran sehingga dapat memperbaiki
kualitas pembelajaran, khususnya pelajaran pemeliharaan chasis di SMK.
(4) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dalam
menerapkan pendekatan saintifik untuk menambah pengetahuan dan
kemampuan peneliti dalam mewujudkan suatu karya ilmiah.

F. Kajian Pustaka
Adapun kajian pustaka/teori yang mendukung dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Pengertian Pendekatan saintifik
“Saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang meminjam konsep-
konsep penelitian untuk diterapkan dalam pembelajaran” (Abidin,2014:127).
Nurul (dalam Marjan, 2014) juga menyatakan,
Pembelajaran berpendekatan saintifik merupakan pembelajaran
yang menggunakan pendekatan ilmiah dan inkuiri, dimana siswa
berperan secara langsung baik secara individu maupun kelompok
untuk menggali konsep dan prinsip selama kegiatan pembelajaran,
sedangkan tugas guru adalah mengarahkan proses belajar yang
dilakukan siswa dan memberikan koreksi terhadap konsep dan
prinsip yang didapatkan siswa.

Daryanto (2014:60) juga menyatakan,


Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan–tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau

4
merumuskan hipotetsis, mengumpulkan data, menarik kesimpulan
dan mengomonikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.

Dari ketiga pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa pendekatan saintifik


adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah dimana siswa
berperan secara langsung baik secara individu maupun kelompok untuk menggali
konsep dan prinsip selama kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan teori Dyer, dapat dikembangakan pendekatan saintifik
(scientific approach) dalam pembelajarana yang memiliki komponen proses
pembelajaran antara lain: 1) mengamati; 2) menanya; 3) mencoba/mengumpulkan
informasi; 4) menalar/asosiasi, 5) membentuk jejaring (melakukan komunikasi)
(Sani,2014:53).
Implementasi pendekatan dalam kurikulum 2013 dianggap sebagai tindakan
yang tepat untuk mengubah kebiasaan guru dalam memberikan ceramah, melatih
keterampilan siswa, menuntun siswa untuk lebih aktif mencari tahu sendiri
jawaban dari permasalahan yang diberikan. Dalam Permendikbud No. 81 A tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum dikemukakan bahwa dalam pendekatan
saintifik siswa dituntun untuk menggunakan lima pengalaman belajar yaitu
mengamati, menanya, menalar, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan.
Tabel 1. Uraian Pengalaman Pembelajaran Pendekatan Saintifik
No Pengalaman Belajar Penjelasan
1 Mengamati Metode yang mengutamakan
kebermaknaan proses
pembelajaran yang dilakukan
melalui kegiatan melihat,
menyimak, mendengarkan dan
membaca. Mengamati
menekankan pada proses
melihat objek secara nyata
sehingga siswa dapat
menemukan fakta-fakta yang
berhubungan dengan materi

5
No Pengalaman Belajar Penjelasan
pelajaran.
2 Menanya Kegiatan yang memberikan
kesempatan ada siswa untuk
memenuhi rasa ingin tahunya.
Mengajukan pertanyaan
menjadi dasar untuk mencari
informasi yang lebih lanjut.
Kegiatan tetang Informasi yang
tidak dipahami dari hal-hal
yang sudah diamati atau untuk
mendapatkan informasi
tambahan.
3 Menalar Kegiatan ini dilakukan dengan
menggali dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber
melalui berbagai cara.
4 Mengasosiasikan Memproses informasi yang
sudah dikumpulankan dari
kegiatan mengamti, menanya
dan mengumpulkan informasi
yang dilakukan untuk
menemukan keterkaitan satu
informasi dengan informasi
lainnya, menemukan pola dan
keterkaitan satu infomasi
dengan informasi antar
informasi. Dalam kegiatan
siswa dilative untuk berfikir
logis dan sistematis untuk
memperoleh pengetahuan.
5 Mengkomunikasikan Kegiatan menyampaikan

6
No Pengalaman Belajar Penjelasan
kembali pengetahuan yang telah
diperoleh siswa dari proses
mengamati hingga
mengasosiasikan yang dapat
dilakukan dengan menuliskan
ataupun mencerikan kembali
secara lisan.
(sumber :Daryanto, 2014:60)

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik yaitu,


berpusat kepada siswa, melibatkan keterampialan proses sains dalam
mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melibatkan proses-proses kognitif
yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa dan dapat mengembangkan karakter siswa.

Tujuan pembelajaran saintifik menurut (Daryanto,2014:54) meliputi : 1)


untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa, 2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik, 3) terciptannya kondisi pembelajaran yang mana
membuat siswa merasa bahawa belajar adalah suatu kebutuhan, 4) diperolehnya
hasil belajar yang optimal, 5) untuk melatih siswa mengkomunikasikan ide-ide,
dan 6) untuk mengembangkan karakter siswa.

2. Hasil Belajar
2.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana
Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono
(2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

7
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan
enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan
fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal
yang dipelajari.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya
mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya
kemampuan menyusun suatu program.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan
evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif sistem
pengereman yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman
(C2), dan penerapan (C3). Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di
kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.
Sugihartono, dkk. (2007: 76- 77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar, sebagai berikut:

8
a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor
psikologis.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor
eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
masyarakat.

3. Pengertian Macromedia Flash


Macromedia Flash adalah salah satu Future Splash animator yang
memudahkan pembuatan animasi pada layar komputer dalam menampilkan
gambar secara visual dan lebih menarik. Flash adalah salah satu software yang
merupakan produk unggulan pembuat animasi gambar vektor, sehingga sangat
membantu guru dalam membuat instrumen pembelajaran. Cara kerja Macromedia
Flash ini berupa penyajian animasi secara visual dalam bentuk tulisan, gambar
dan lain-lain yang dapat digerakkan sesuai yang diinginkan berdasarkan konsep
yang dipakai (Salim, 2011 : 2).
Banyak program aplikasi yang dapat digunakan dalam pembuatan suatu
media pembelajaran berbantuan komputer baik media berupa media interaktif
ataupun media linier. Salah satu program yang sering digunakan dalam pembuatan
suatu media pembelajaran, khususnya media pembelajaran berbantuan computer
adalah Macromedia Flash 8 Professional. Produk andalan dari macromedia ini
adalah animasi Flash yang merupakan standar profesional yang digunakan untuk
membuat animasi baik animasi interaktif maupun animasi non interaktif.
(Taharudin, 2012 : 27).
Software Flash mengenal 3 jenis animasi, yaitu :
1. Frame by frame animation, yaitu gambar diubah sedikit demi sedikit
pada setiap frame sehingga pada saat dimainkan gambar seakan - akan
bergerak
2. Motion tweened animation, digunakan untuk membuat animasi gerakan
gerakan, seperti bola menggelinding dan sebagainya
3. Shape tweened animation, digunakan untuk merubah bentuk suatu
obyek secara perlahan.

9
G. Penelitian yang Relevan

1) Penelitan yang dilakukan oleh Johari Marjan (2014) Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ghanesha, dengan judul ”Pengaruh Pembelajaran
Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan
Proses Sains Siswa MA Mu’allimat NW Pancor Selong Kabupaten
Lombok Timur Nusa Tenggara Barat” mengatakan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar dan keterampilan proses sains antar siswa yang
mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik dengan siswa yang
mengikuti pendekatan pembelajaran lansung.
2) Penelitian yang dilakukan oleh I G. P Habibi Mudi Sucipta (2014)
Universitas Pendidikan Ganesha, dengan judul ”Pengaruh Pendekatan
Scientific Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas X
SMA Laboraturium UNDIKSHA Singaraja” mengatakan bahwa
kemampuan komunikasi matematika siswa yang dibelajarkan dengan
pendekatan scientific lebih daripada kemampuan komunikasi mateatika
siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvesional.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Puryati (2015) Universitas Negeri
Semarang, dengan judul ” Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbantuan
Flash Pada Hasil Belajar Siswa Materi Invertebrata” mengatakan bahwa
terdapat pengaruh berupa peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM
dan peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik berbantuan Flash.

10
H. Kerangka Berfikir

Bagan 1. Skema kerangka berpikir pada penelitian penerapan pendekatan saintifik


berbantuan Flash mata pelajaran pemeliharaan chasis

I. Hipotesis
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, maka dapat dikemukakan hipotesis
penelitian sebagai berikut.
- Terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran pemeliharaan chasis
antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan berbantuan
media flash dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa
berbantuan dengan media flash.

11
J. Metode Penelitian
a) Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian ekperimen. Pada
penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment).
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen), karena
tidak semua variabel yang muncul dan kondisi ekperimen dapat diatur atau
dikontrol secara ketat.
Quasi Exsperiment adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
membagi kelompok tanpa membedakan satu dengan yang lainnya. Satu kelompok
dipilih sebagai kelompok eksperimen. Sedangkan kelompok lain dipilih sebagai
kelompok control.
b) Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK N 3 Singaraja yang
sudah menerapkan kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan dengan rentang
waktu semester Genap (II) pada tahun pelajaran 2016/2017
c) Rancangan Penelitian
Penelitian ini mengikuti desain penelitian kuasi eksperimen dengan
rancangan Post Test Only Control Group Design. Design, ini secara prosedural
mengikuti pola seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rancangan Penelitian Post Test Only Control Group Design
Kelompok Perlakuan Tes akhir (Post-test)
KE X O1
KK – O2
Keterangan :
KE : kelompok eksperimen
KK : kelompok kontrol
X : perlakuan kelompok eksperiment.
– : kelompok kontrol
O1 : post-test terhadap kelompok eksperimen
O2 : post-test terhadap kelompok control

12
Berdasarkan rancangan penelitian di atas, kelompok eksperimen (KE)

diberikan perlakuan media flash (X). Setelah diberikan perlakuan, selanjutnya

kelompok eksperimen diberikan tes akhir ( O1 ). Di sisi lain, Kelompok kontrol

(KK) tidak diberikan perlakuan media flash (-). Selanjutnya tes akhir ( O2 ) juga

diberikan kepada kelompok kontrol. Kedua hasil tes tersebut dianalisis untuk

mengetahui tingkat keberhasilan perlakuan (X).

13

Anda mungkin juga menyukai