Anda di halaman 1dari 8

KERAJAAN-KERAJAAN HINDU BUDHA DI INDONESIA:

1. Kerajaan Kutai

* Kehidupan Sosial dan Ekonomi


Dalam kehidupan sosial terjalin hubungan yang harmonis antara
Raja Mulawarman dengan kaum Brahmana. Seperti yang dijelaskan dalam prasasti Yupa, bahwa
raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di tanah suci yang
bernama Waprakeswara.
Waprakeswara adalah tempat suci untuk memuja dewa Siwa. Di pulau Jawa
disebut Baprakewara.
Dalam kehidupan ekonomi, tidak diketahui secara pasti, kecuali disebutkan dalam salah
satu prasasti bahwa Raja Mulawarman telah mengadakan upacara korban emas
dan menghadiahkan 20.000 ekor sapi untuk golongan Brahmana.Tidak diketahui secara pasti
asal emas dan sapi tersebut diperoleh, apabila emas dan sapi tersebut di datangkan dari tempat
lain, bisa disimpulkan bahwa kerajaan Kutai telah melakukan kegiatan perdagangan.
2. Kerajaan Tarumanegara

*Kehidupan Sosial dan Ekonomi


Dalam kehidupan agama, sebagian besar masyarakat Tarumanegara memeluk agama
Hindu. Sedikit yang beragama Budha dan masih ada mempertahankan agama nenek moyang
(animisme). Berdasarkan berita dari Fa-Hein, di To-lo-mo (Tarumanegara) terdapat tiga agama,
yakni agama Hindu, agama Budha, dan kepercayaan Animisme. Pada prasasti Ciaruteun ada
tapak kaki raja yang diibaratkan tapak kaki Dewa Wisnu. Sumber Cina lainnya menyatakan
bahwa, pada masa Dinasti T'ang terjadi hubungan perdagangan dengan jawa. Barang-barang
yang diperdagangkan adalah kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gajah. Dituliskan
juga bahwa pemeluk daerah itu pandai membuat minuman keras yang terbuat dari bunga kelapa.
Rakyat Tarumanagara hidup aman dan tentram. Pertanian merupakan mata pencaharian pokok.
Disamping itu, perdagangan juga berkembang. Kerajaan Tarumanegara mengadakan hubungan
dagang dengan Cina dan India. Untuk memajukan bidang pertanian, raja memerintahkan
pembangunan irigasi dengan cara menggali sebuah saluran sepanjang 6112 tumbak (11 km).
Saluran itu disebut dengan Sungai Gomati. Saluran itu selain berfungsi sebagai irigasi juga
untuk mencegah bahaya banjir.
3. Kerajaan Mataram Kuno

*Kehidupan Sosial dan Ekonomi


Raja Sanjaya bersikap arif, adil dalam memerintah, dan memiliki pengetahuan luas. Para
pujangga dan rakyat hormat kepada rajanya. Oleh karna itu, di bawah pemerintahan Raja
Sanjaya, kerajaan menjadi aman dan tentram, rakyat hidup makmur. Mata pencaharian penting
adalah pertanian dengan hasil utama padi. Sanjaya juga dikenal sebagai raja yang paham akan
isi kitab-kitab suci. Bangunan suci dibangun oleh Sanjaya untuk memajukan lingga di atas
Gunung Wukir, sebagai lambang telah ditaklukkannya raja-raja kecil disekitarnya yang dulu
mengakui kemaharajaan Sanna.
4. Kerajaan Sriwijaya

* Kehidupan Sosial dan Ekonomi


Kerajaan Sriwijaya memiliki letak strategis di jalur pelayaran dan perdagangan
Internasional Asia Tenggara, maka Sriwijaya berkembang menjadi pusat perdagangan dan
menjadi pelabuhan Transito. Hal ini juga didukung oleh pemerintahan raja yang cakap dan
bijaksana seperti BalaPutraDewa. Pada masanya Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat
yang mampu menjamin keamanan di jalur-jalur pelayaran yang menuju Sriwijaya, sehingga
banyak pedagang dari luar yang singgah dan berdagang di wilayah kekuasaan Sriwijaya. Dengan
adanya pedagang-pedagang dari luar yang singgah maka penghasilan Sriwijaya meningkat
dengan pesat. Peningkatan diperoleh dari pembayaran upeti, pajak maupun keuntungan dari
hasil perdagangan dengan demikian Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan yang besar dan
makmur. Faktor lain yang menjadikan Sriwijaya menjadi kerajaan besar adalah kehidupan sosial
masyarakatnya meningkat dengan pesat terutama dalam bidang pendidikan sehingga Sriwijaya
terbukti menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di Asia Tenggara.
Hal ini sesuai dengan berita I-Tshing pada abad ke 8 bahwa di Sriwijaya terdapat 1000
orang pendeta yang belajar agama Budha di bawah bimbingan pendeta Budha terkenal
yaitu Sakyakirti. Pemuda-pemuda Sriwijaya juga mempelajari agama Budha dan ilmu lainnya di
India, hal ini tertera dalam prasasti NalandaBahwa raja Sriwijaya
yaitu BalaPutraDewa mempunyai hubungan erat dengan raja DewaPalaDewa (India). dan
Kemajuan dalam bidang budaya sampai sekarang dapat diketahui melalui peninggalan-
peninggalan suci seperti stupa, candi atau patung/arca Budha seperti ditemukan di Jambi,
Muaratakus, dan Gunung Tua (Padang Lawas) serta di Bukit Siguntang (Palembang).Dengan
demikian kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Sriwijaya sangat baik dan makmur.
Keruntuhan Sriwijaya terjadi pada tahun 1477 ketika Majapahit mengirimkan tentaranya
untuk menaklukan Sumatera termasuk Sriwijaya.
5. Kerajaan Kendiri (PANJALU)

* Kehidupan Sosial dan Ekonomi


Kehidupan sosial masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan rakyat meningkat
masyarakat hidup tenang, hal ini terlihat dari rumah-rumah rakyatnya yang baik, bersih, dan
rapi, dan berlantai ubin yang berwarna kuning, dan hijau serta orang-orang Kediri telah
memakai kain sampai di bawah lutut. Dengan kehidupan masyarakatnya yang aman dan damai
maka seni dapat berkembang antara lain kesusastraan yang paling maju adalah seni sastra. Hal
ini terlihat dari banyaknya hasil sastra yang dapat Anda ketahui sampai sekarang.
6. Kerajaan Singasari (KERAJAAN JENGGALA/TUMAPEL)

*Kehidupan Sosial dan Ekonomi


Pada masa pemerintahan Kertanegara, agama Hindu maupun Budha berkembang
dengan baik dan Bahkan terjadi Sinkretisme menjadi bentuk Siwa-Buddha.
Keruntuhan kerajaan Singasari karena mendapat serangan Jayakatwang dari
Kerajaan Kediri. Dengan terbunuhnya Kertanegara maka berakhirlah Kerajaan Singhasari.
7. KERAJAAN PAJAJARAN (SUNDA)

KEHIDUPAN EKONOMI KERAJAAN PAJAJARAN

Pada umumnya masyarakat Kerajaan Pajajaran hidup dari pertanian, terutama


perladangan. Di samping itu, Pajajaran juga mengembangkan pelayaran dan perdagangan.
Kerajaan Pajajaran memiliki enam pelabuhan penting, yaituPelabuhan Banten, Pontang,
Cigede, Tamgara, Sunda Kelapa (Jakarta), dan Cimanuk (Pamanukan)

b. Kehidupan ekonomi

Kehidupan masyarakat Kerajaan Pajajaran bersumber dari kegiatan pertanian dan perdagangan.
Masyarakat yang tinggal di pedalaman dari kegiatan pertanian, sedangkan masyarakat yang hidup
di daerah pantai hidup dari hasil perdagangan.

Mereka sudah melakukan hubungan dagang tidak saja antardaerah, tetapi juga dengan luar negeri,
yaitu dengan para pedagang yang berasal dari Asia Tenggara dan India (Kambay). Mereka telah
mengenal mata uang sebagai alat pembayaran, yaitu mata uang Cina.

Di kerajaan Pajajaran ada 6 pelabuhan penting yang berkembang pada saat itu. Pelabuhan
tersebut adalah sebagai berikut :

1. Banten, dipimpin oleh seorang Syahbandar. Pelabuhan ini menjadi pusat ekspor beras, bahkan
makanan dan lada.
2. Pontang, hampir sama dengan Banten.
3. Cigede, wilayah perdagangannya meliputi Pariaman, Andalas, Tulang Bawang, dan Sekampang.
4. Tamgara, tidak diketahui daerah perdagangannya.
5. Kalapa, merupakan pelabuhan yang terpenting dan terbesar yang hubungan dagangnya sudah
mencapai Sumatra, Palembang, Lawe, Tanjung Pura, Malaka, Makasar, Jawa Tengah, Jawa Timur
dan Madura.
6. Cimamuk, sebagai pelabuhan Pajajaran yang paling timur dan para pedagangnya sudah banyak
yang masuk Islam.
8. Kerajaan Majapahit

Setelah Kerajaan Singasari dan Kerajaan kendiri jatuh maka berdirilah Kerajaan
Majapahit yang berpusat di Jawa Timur antara abad ke-14 - ke-15 M. Terletak di Mojokerto
sekitar delta sungai Brantas. Raja Majapahit yang pertama adalah Raden
Wijaya (menantu Kertanegara) dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Setelah Raden
Wijaya meninggal, Majapahit diperintah oleh Jayanegara. Dalam masa pemerintahannya timbul
beberapa pemberontakan antara lain, pemberontakan Nambi, Semi, Ranggalawe, Lembu Sora
dan Kuti.Pemberontakan Kuti adalah yang dianggap paling berbahaya karena berhasil
menduduki ibu Kota Majapahit dan Jayanegara terpaksa mengungsi ke daerah Badander.
Akhirnya pemberontakan Kuti berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada, dan berkat jasanya, dia di
angkat menjadi Patih Kahuripan. Pengganti Jayanegara adalahTribuwana Tungga Dewi. Ketika
pemerintahannya timbul pemberontakan Sadeng, pemberontakan ini juga berhasil ditumpas
oleh Gajah Mada sehingga dia di angkat menjadi Mahapatih Majapahit. Pada waktu pelantikan
dia mengucapkan sumpah yang dikenal dengan Sumpah Palapa. Isi sumpahnya adalah tidak
akan merasakan palapa (istirahat) sebelum menyatukan nusantara di bawah Majapahit
Setelah Tribuwana Tungga Dewi meninggal dia digantikan putranya yaitu Hayam
Wuruk. Majapahit mencapai masa keemasan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, di
dampingi mahapatih Gajah Mada. Keruntuhan Majapahit antara lain akibat tidak ada tokoh
yang cakap dan berwibawa sesudah wafatnya Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Terjadi Perang
paregrek (perang saudara) antara Bhre Wirabumi dan Wikrama Wardhana, Banyak negeri
bawahan Majapahit yang berusaha melepaskan diri, dan Berkembangnya agama Islam di pesisir
Pantai Utara Jawa.

Anda mungkin juga menyukai