1. Kerajaan Kutai
b. Kehidupan ekonomi
Kehidupan masyarakat Kerajaan Pajajaran bersumber dari kegiatan pertanian dan perdagangan.
Masyarakat yang tinggal di pedalaman dari kegiatan pertanian, sedangkan masyarakat yang hidup
di daerah pantai hidup dari hasil perdagangan.
Mereka sudah melakukan hubungan dagang tidak saja antardaerah, tetapi juga dengan luar negeri,
yaitu dengan para pedagang yang berasal dari Asia Tenggara dan India (Kambay). Mereka telah
mengenal mata uang sebagai alat pembayaran, yaitu mata uang Cina.
Di kerajaan Pajajaran ada 6 pelabuhan penting yang berkembang pada saat itu. Pelabuhan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Banten, dipimpin oleh seorang Syahbandar. Pelabuhan ini menjadi pusat ekspor beras, bahkan
makanan dan lada.
2. Pontang, hampir sama dengan Banten.
3. Cigede, wilayah perdagangannya meliputi Pariaman, Andalas, Tulang Bawang, dan Sekampang.
4. Tamgara, tidak diketahui daerah perdagangannya.
5. Kalapa, merupakan pelabuhan yang terpenting dan terbesar yang hubungan dagangnya sudah
mencapai Sumatra, Palembang, Lawe, Tanjung Pura, Malaka, Makasar, Jawa Tengah, Jawa Timur
dan Madura.
6. Cimamuk, sebagai pelabuhan Pajajaran yang paling timur dan para pedagangnya sudah banyak
yang masuk Islam.
8. Kerajaan Majapahit
Setelah Kerajaan Singasari dan Kerajaan kendiri jatuh maka berdirilah Kerajaan
Majapahit yang berpusat di Jawa Timur antara abad ke-14 - ke-15 M. Terletak di Mojokerto
sekitar delta sungai Brantas. Raja Majapahit yang pertama adalah Raden
Wijaya (menantu Kertanegara) dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Setelah Raden
Wijaya meninggal, Majapahit diperintah oleh Jayanegara. Dalam masa pemerintahannya timbul
beberapa pemberontakan antara lain, pemberontakan Nambi, Semi, Ranggalawe, Lembu Sora
dan Kuti.Pemberontakan Kuti adalah yang dianggap paling berbahaya karena berhasil
menduduki ibu Kota Majapahit dan Jayanegara terpaksa mengungsi ke daerah Badander.
Akhirnya pemberontakan Kuti berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada, dan berkat jasanya, dia di
angkat menjadi Patih Kahuripan. Pengganti Jayanegara adalahTribuwana Tungga Dewi. Ketika
pemerintahannya timbul pemberontakan Sadeng, pemberontakan ini juga berhasil ditumpas
oleh Gajah Mada sehingga dia di angkat menjadi Mahapatih Majapahit. Pada waktu pelantikan
dia mengucapkan sumpah yang dikenal dengan Sumpah Palapa. Isi sumpahnya adalah tidak
akan merasakan palapa (istirahat) sebelum menyatukan nusantara di bawah Majapahit
Setelah Tribuwana Tungga Dewi meninggal dia digantikan putranya yaitu Hayam
Wuruk. Majapahit mencapai masa keemasan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, di
dampingi mahapatih Gajah Mada. Keruntuhan Majapahit antara lain akibat tidak ada tokoh
yang cakap dan berwibawa sesudah wafatnya Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Terjadi Perang
paregrek (perang saudara) antara Bhre Wirabumi dan Wikrama Wardhana, Banyak negeri
bawahan Majapahit yang berusaha melepaskan diri, dan Berkembangnya agama Islam di pesisir
Pantai Utara Jawa.