KDDK Kelompok III
KDDK Kelompok III
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk yang memiliki
fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter
penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol
volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai
kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam
tersebut. Tubuh manusia tersusun kira-kira 50%-60% cairan.
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan
tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang
semuanya disebut ion. Beberpa jenis garam akan dipecah menjadi elektrolit. Contohnya NaCl
akan dipecah menjadi Na+ dan Cl–. Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat
mengahantarkan arus litrik. Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang
terdapat pada cairan. Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent
(mEq). Satu milliequivalent adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari hidrogen.
I. Dehidrasi
Hipovolume atau dehidrasi yaitu kekuranagan cairan eksternal terjadi karena
asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespons
kekurangan cairan tubuh dengan mengososngkan cairan vaskuler. Sebagai
kompensasi akibata penurunan cairan interstisial, tubuh akan mengalirkan
cairan keluar sel. Pengosongan cairan ini terjadi pada pasien diare dan muntah.
Ada tig macam kekurangan volume cairan ekstrasel, yaitu:
Prosedur kerja:
Cuci tangan; jelaskan prosedur yang akan dilakukan; hubungkan cairan
[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 9
NaCl 0,9% dan tranfusi set dengan cara menusukkan; isi cairan NaCl 0,9%
ke dalam tranfusi set dengan menekan bagian ruang tetesan hingga
ruangan tetesan terisi sebagian dan buka penutup hingga selang terisi dan
udaranya keluar; letakkan pengalas; lakukan pembendungan dengan
tourniquet; gunakan sarung tangan; desinfeksi daerah yang akan ditusuk;
lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas; cek apakah sudah mengenai
vena (cirinya adalah darah keluar melalui jarim infuse/abocath); tarik
jarum infuse dan hubungkan dengan selang tranfusi; buka tetesan; lakukan
desinfeksi dengan betadineTM dan tutup dengan kasa steril; beri tanggal
dan jam pelaksanaan infuse pada plester; setelah NaCl 0,9% masuk,
kurang lebih 15 menit, ganti dengan darah yang sudah disiapkan; sebelum
dimasukkan, terlebih dahulu cek warna darah, identitas pasien, jenis
golongan darah dan tanggal kedaluwarsa; lakukan observasi tanda-tanda
vital selama pemakaian infuse; lalu cuci tangan.
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi terhadap gangguan kebutuhan cairan dam elektrolit secara umum
dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit dengan ditunjukkan oleh adanya
keseimbangan antara jumlah asupan dan pengeluaran, nilai elektrolit
dalam batas normal, berat badan sesuai dengan tinggi badan atau tidak ada
penurunan, turgor kulit baik, tidak terjadi edema dan lain sebagainya.
A. Asidosis Respiratorik
1. Pengertian
3. Gejala
4. Diagnose
5. Pengobatan
B. Asidosis Metabolik
2. Penyebab
4. Diagnosa
Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin
biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya
bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik
yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-
kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan
pengukuran pH air kemih.
5. Pengobatan
1. Pengertian
2. Penyebab
a. Rasa nyeri
b. Sirosis hati
c. Kadar oksigen darah yang rendah
d. Demam
e. Overdosis aspirin.
3. Gejala
4. Diagnosa
5. Pengobatan
D. Alkalosis Metabolic
1. Pengertian
2. Penyebab
3. Gejala
4. Diagnosa
5. Pengobatan