Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung
konsentrasi nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk mempertahankan fungsi
normal sel. Kelangsungan hidup memerlukan lingkungan internal yang konstan
(homeostatis). Mekanisme regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume,
komposisi dan keseimbangan asam basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal atau
saat terjadi abnormalisasi seperti penyakit atau trauma.
Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya tetap
stabil adalah penting untuk homeostatis. Sistem pengaturan mempertahankan konstannya
cairan tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa, dan pertukaran
kompartemen cairan ekstraseluler dan intraseluler.
Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya
termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60%
berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang
mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam
tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang
lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai
lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai
jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel
lemak mengandung sedikit air.

1.2 Rumusan Masalah


1. PengertianKeseimbanganCairandan elektrolit tubuh
2. Masalah keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Asuhan keperawatan pada keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Masalah keseimbangan asam basa

[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 1


BAB II

PEMBAHASAN

Definisi cairan tubuh

Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk yang memiliki
fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter
penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol
volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai
kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam
tersebut. Tubuh manusia tersusun kira-kira 50%-60% cairan.

Definisi Elektrolit dan kebutuhan elektrolit

Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan
tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang
semuanya disebut ion. Beberpa jenis garam akan dipecah menjadi elektrolit. Contohnya NaCl
akan dipecah menjadi Na+ dan Cl–. Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat
mengahantarkan arus litrik. Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang
terdapat pada cairan. Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent
(mEq). Satu milliequivalent adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari hidrogen.

Masalah Keseimbangan Cairan

I. Dehidrasi
Hipovolume atau dehidrasi yaitu kekuranagan cairan eksternal terjadi karena
asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespons
kekurangan cairan tubuh dengan mengososngkan cairan vaskuler. Sebagai
kompensasi akibata penurunan cairan interstisial, tubuh akan mengalirkan
cairan keluar sel. Pengosongan cairan ini terjadi pada pasien diare dan muntah.
Ada tig macam kekurangan volume cairan ekstrasel, yaitu:

[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 2


a. Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan dan
elektrolit secara seimbang
b. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air
daripada elektrolit
c. Dehidrasi hipitonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak
elektrolit daripada air
Kehilangan cairan ekstrasel secara berlebihan menyebabkan volume ekstrasel
berkurang (hipovolume) dan perubahan hematokrit. Pada keadaan dini, tidak
terjadi perpindahan cairan daerah intersel ke permukaan, sebab osmolitasnya
sama. Jika terjadi kekurangan cairan ektrasel dalam waktu yang lama, kadar
urea, nitrogen dan kreatinin meningkat dan menyebabkan perpindahan cairan
ekstrasel ke pembuluh darah. Kekurangan cairan dalam tubuh dapat terjadi
secara lambat atau cepat dan tidak terlalu cepat di ketahui. Kelebihan asupan
pelarut seperti protein dan klorida/natrium akan menyebabkan ekskresi atau
pengeluaran urine secara berlebihan serta berkeringat dalam waktu lama terus-
menerus, hal ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami gangguan
hipotalamus, kelenjar gondok, ginjal,diare,muntah secara terus-menerus,
pemasangan drainase dan lain-lain.
Macam-macam dehidrasi berdasarkan derajatnya:
a) Dehidrasi berat,dengan ciri-ciri: pengeluaran/kehilangan cairan
sebanyak 4-6 lt; serum natrium mencapai 159-166 mEq/lt; hipotensi;
turgor kulit buruk; oliguria; nadi dan pernapasan meningkat serta
kehilangan cairan mencapai >10% BB.
b) Dehidrasi sedang, dengan ciri-ciri kehilangan 2-4 lt atau antara 5-10%
BB; serum natrium mencapai 152-158 mEq/lt serta mata cekung
c) Dehidrasi ringan, dengan ciri-ciri; kehilangan cairan mencapai 5% BB
atau 1,5-2 lt.
Hipervolume atau overhidrasi. Terdaapat 2 manifestasi yang
ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipervolume ( peningkatan
volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial).
Normalnya cairan interstial tidak terikat dengan air, tetapi elastic dan
hanya terdapat di antara jaringan. Pitting edema merupakan edema
[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 3
yang berada pada darah perifer atau akan berbentuk cekung setelah di
tekan pada daerah yang bengkak, hal ini disebabkan oleh perpindahan
cairan ke jaringan melalui titik tekan. Cairan dalam jaringan yang
edema tidak digerakkan ke permukaan lain dengan jari. Nonpitting
edema tidak menunjukkan tanda kelebihan cairan ekstrasel, tetapi
sering karena infeksi dan trauma yang menyebabkan membekunya
cairan pada permukaan jaringan. Kelebihan cairan vascular
meningkatkan hidrostatik cairan dan akan menekan cairan ke
permukaan interstisial. Edema anakarsa adalah edema yang terdapat di
seluruh tubuh. Peningkatan tekanan hidrostatik yang sangat besar
menekan sejumlah cairan hingga ke membrane kapiler paru sehingga
menyebabkan edema paru dan dapat mengakibatkan kematian.
Manifestasi edema paru adalah penumpukan sputum, dispnea, batuk
dan adanya suara napas ronchi basah. Keadaan edema ini di sebabkan
oleh gagal jantung sehingga dapat mengakibatkan peningkatan
penekanan pada kapiler darah paru dan perpindahan cairan ke jaringan
paru. Perawat harus melakukan observasi secara cermat bila
memberikan cairan intravena pada pasien yang mempunyai masalah
jantung, sebab kelebihan cairan pada kapiler paru terutama pada
anak/bayi dan orang tua dapat membahayakan. Pada anak, paru dan
kapasitas vaskularnya kecil sehingga tidak mampu menampung cairan
dalam jumlah besar. Pada pasien tua, elastisitas pembuluh darah
menurun dan hanyamampu menampung sedikit cairan. Kelebihan
cairan ekstrasel dihubungkan dengan gagal jantung, sirosis hati dan
kelainan ginjal. Pada kelebihan ekstrasel, gejala yang sering
ditimbulkan adalah edema perifer (pitting edema), asites, kelopak mata
membengkak, suara napas ronchi basah, penambahan berat badan
secara tidak normal/samgat cepat dan nilai hematokrit pada umumnya
normal, akan tetapi menurun bila kelebihan cairan bersifat akut.

Masalah keseimbangan elektrolit

[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 4


A. Hiponatremia
Hiponatremia merupakan suatau keadaan kekurangan kadar natrium dalam
plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang
dari 135 mEq/Lt,mual,munta,dan diare.
B. Hipernatremia
Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma
tinggi yang ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor
kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan,lidah kering
dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma
lebih dari 145 mEq/Lt. Kondisi demikian dapat di sebabkan oleh
dehidrasi,diare,dan asupan air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya
sedikit
C. Hipokalemia
Hipokalemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah.
Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien
yang mengalami diare berkepanjangan dan juga ditandai dengan lemahnya
denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah,
perut kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak beraturan
(aritmia), penurunan bising usus, kadar kalium plasma menurun kurang dari
3,5 mEq/L.
D. Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah
tinggi, sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis
metabolik, pemberian kalium berlebihan melalui intravena yang di tandai
dengan adanya mual, hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia, kelemahan,
jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan irritable(peka
rangsang), serta kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L.
E. Hipokalsemia
Hipokalsemia merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yang
di tandai dengan adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar
kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L dan kesemutan pada jari dan

[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 5


sekitar mulut yang di sebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok
atau kehilangan kalsium karena sekresi intestinal.
F. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah
yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok
dan makanan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada
tulang, relaksi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam
plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
G. Hipomagnesia
Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang di
tandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan,
takikardi, hipertensi, disorientasi dan konvulsi. Kadar magnesium dalam darah
kurang dari 1,3 mEq/L.
H. Hipermagnesia
Hipermagnesia adalah kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah yang
ditandai dengan adanya, koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium
lebih dari 2,5 mEq/L.
ASKEP PADA MASALAH KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
A. Pengkajian keperawatan
1. Riwayat keperawatan. Pengkajian keperawatan pada masalah
cairan dan elektrolit meliputi jumlah asupan cairan yang di ukur
melalui jumlah pemasukan secara oral, parenteral atau enteral.
Jumlah pengeluaran dapat diukur melalui produksi urine, feses,
muntah atau pengeluaran lainnya, status kehilangan/kelebihan
cairan dan perubahan berat badan yang dapat menentukan tingkat
dehidrasi.
2. Faktor yang berhubungan. Meliputi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kebutuhan cairan seperti sakit, diet,
lingkungan, usia perkembangan dan penggunaan obat.
3. Pengkajian fisik. Meliputi system yang berhubungan dengan
masalah cairan dan elektrolit seperti system integument (status
[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 6
turgor kulit dan edema), system kardiovaskular (adanya distensi
vena jugularis, tekanan darah dan bunyi jantung), system
penglihatan (kondisi dan cairan mata), system neurologi (gangguan
sensorik/motorik, status kesadaran dan adanya refleksi) dan system
gastrointestinal (keadaan mukosa mulut, lidah dan bising usus).
4. Pemeriksaan laboratorium atau diagnostik lainnya. Dapat berupa
pemeriksaan kadar elektrolit (natrium, kalium, klorida, berat jenis
urine, analisis gas darah dan lain-lain).
B. Diagnosis keperawatan
1) Kekuran volume cairan berhubungan dengan:
Pengeluaran urine secara berlebihan akibat penyakit diabetes
melitus atau lainnya; peningkatan permeabilitas kapiler dan
hilangnya evaporasi pada pasien luka bakar atau meningkatnya
kecepatan metabolisme pengeluaran cairan secara berlebihan,
asupan cairan yang tidak adekuat serta pendarahan.
2) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan:
Penurunan mekanisme regulator akibat kelaianan pada ginjal,
penurunan curah jantung akibat penyakit jantung, gangguan aliran
balik vena akibat penyakit vacular perifer atau thrombus, retensi
natrium dan air akibat terapi kostikosteroid serta tekanan osmotic
koloid yang rendah.
C. perencanaan keperawatan
Tujuan: mempertahankan volume cairan dalam keadaan seimbang.
Rencana tindakan:
1. Monitor jumlah asupan dan pengeluaran cairan serta
perubahan status keseimbangan cairan.
2. Pertahankan keseimbangan cairan. Bila kekurangan
volume cairan lakukan:
a). Rehidrasi oral atau parenteral sesuia dengan kebutuhan
b). Monitor kadar elektrolit darah seperti urea nitrogen
darah, urine, serum, osmolaritas, kreatinin, hematokrit dan
Hb.
[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 7
c). Hilangkan factor penyebab kekurangan volume cairan,
seperti muntah, dengan cara memberikan minum secara
sedikit-sedikit tapi sering atau dengan memberikan teh.
Bila kelebihan volume cairan, lakukan:
d). Pengurangan asupan garam
e). Hilangkan factor penyebab kelebihan volume cairan
dengan cara melihat kondidi penyakit pasien terlebih dahul.
Apabila akibat bendungan aliran pembuluh darah, maka
anjurkan pasien untuk istirahat dengan posisi telentang,
posisi kaki ditinggikan, atau tinggikan ekstremitas yang
mengalami edema diatas posisi jantung, kecuali ada kontra
indikasi.
f). Kurangi konstriksi pembuluh darah seperti pada
penggunaan kaos kaki yang ketat.
3. Lakukan mobilisasi melalui pengaturan posisi
4. Anjurkan cara mempertahankan keseimbangan cairan.
D. Pelaksanaan (tindakan) keperawatan
1. Pemberian cairan melalui infuse. Merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan dengan cara memasukkan cairan melalui intravena dengan
abntuan infuse set, bertujuan memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makan.
Alat dan bahan: standar infuse, infuse set, cairan sesuai dengan kebutuhan
pasien, jarum infuse/abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran,
pengalas, tourniquet/pembendung, kapas alcohol 70%, plester, gunting,
kasa steril, betadineTM dan sarung tangan.
Prosedur kerja:
Cuci tangan; jelaskan prosedur yang akan dilakukan; hubungkan cairan
dan infuse set dengan menusukkan ke dalam botol infuse (cairan); isi
cairan ke dalam infuse set dengan menekan bagian ruang tetesan hingga
ruangan tetesan terisi sebagian dan buka penutup hingga selang terisi dan
udaranya keluar; letakkan pengalas; lakukan pembendungan dengan
tourniquet; gunakan sarung tangan; desinfeksi daerah yang akan ditusuk;
[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 8
lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas; cek apakah sudah mengenai
vena (cirinya adalah darah keluar melalui jarum infuse/abocath); tarik
jarum infuse dan hubungkan dengan selang infuse; buka tetesan; lakukan
desinfeksi dengan betadineTM dan tutup dengan kasa steril; beri tanggal
dan jam pelaksanaan infuse pada plester; lalu cuci tangan.

Cara Menghitung Tetesan Infuse


a. Dewasa:
Tetesan/Menit = Jumlah cairan yang masuk
Lamanya infuse (jam) x 3
Contoh: seorang pasien dewasa memerlukan rehidrasi dengan 1000 ml (2
botol) infuse dalam waktu satu jam, maka tetesan permenit adalah:
Jumlah Tetesan/Menit = 1000 = 20 tetes/menit
1x3
b. Anak:
Tetesan/Menit = Jumlah cairan yang masuk
Lamanya infuse (jam)
Contoh: seorang pasien neonatus memerlukan rehidrasi dengan 250 ml
infuse dalam waktu 2 jam, maka tetesan permenit adalah:
Jumlah Tetesan/Menit = 250 = 125 tetes mikro/menit
2
2. Tranfusi Darah. Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang membutuhkan darah dengan cara memasukkan darah melalui
vena dengan menggunakan alat tranfusi set. Tujuannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan.
Alat dan bahan: standar infuse, tranfusi set, NaCl 0,9 %, darah sesuai
dengan kebutuhan pasien, jarum infuse/abocath atau sejenisnya sesuai
dengan ukuran, pengalas, tourniquet/pembendung, kapas alcohol 70%,
plester, gunting, kasa steril, betadineTM dan sarung tangan.

Prosedur kerja:
Cuci tangan; jelaskan prosedur yang akan dilakukan; hubungkan cairan
[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 9
NaCl 0,9% dan tranfusi set dengan cara menusukkan; isi cairan NaCl 0,9%
ke dalam tranfusi set dengan menekan bagian ruang tetesan hingga
ruangan tetesan terisi sebagian dan buka penutup hingga selang terisi dan
udaranya keluar; letakkan pengalas; lakukan pembendungan dengan
tourniquet; gunakan sarung tangan; desinfeksi daerah yang akan ditusuk;
lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas; cek apakah sudah mengenai
vena (cirinya adalah darah keluar melalui jarim infuse/abocath); tarik
jarum infuse dan hubungkan dengan selang tranfusi; buka tetesan; lakukan
desinfeksi dengan betadineTM dan tutup dengan kasa steril; beri tanggal
dan jam pelaksanaan infuse pada plester; setelah NaCl 0,9% masuk,
kurang lebih 15 menit, ganti dengan darah yang sudah disiapkan; sebelum
dimasukkan, terlebih dahulu cek warna darah, identitas pasien, jenis
golongan darah dan tanggal kedaluwarsa; lakukan observasi tanda-tanda
vital selama pemakaian infuse; lalu cuci tangan.
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi terhadap gangguan kebutuhan cairan dam elektrolit secara umum
dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit dengan ditunjukkan oleh adanya
keseimbangan antara jumlah asupan dan pengeluaran, nilai elektrolit
dalam batas normal, berat badan sesuai dengan tinggi badan atau tidak ada
penurunan, turgor kulit baik, tidak terjadi edema dan lain sebagainya.

Masalah keseimbangan asam basa

A. Asidosis Respiratorik
1. Pengertian

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena


penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi
paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.

Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah


karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul
karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.

[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 1


0
Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang
mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan
lebih dalam.
2. Penyebab

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan


karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-
penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti :
a. Emfisema
b. Bronkitis kronis
c. Pneumonia berat
d. Edema pulmoner
f. Asma.

Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat


narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan Asidosis
respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau
otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.

3. Gejala

Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika


keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor
(penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam
beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat
terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu
terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan
menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa
jam bahkan beberapa hari.

4. Diagnose

Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH


darah dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri.

5. Pengobatan

Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi


dari paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa
diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti asma dan
emfisema.

Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang berat,


mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator
mekanik.

B. Asidosis Metabolik

[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 1


1
1. Pengertian

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang


ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila
peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan
benar-benar menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam


dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam
dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut


dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.

Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus


menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis
berat dan berakhir dengan keadaan koma.

2. Penyebab

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3


kelompok utama adalah :
a. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi
suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.

Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan


dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen
glikol).Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.

b. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui


metabolisme.Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai
suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah
diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik,
tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut
keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium
lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.

c. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk


membuang asam dalam jumlah yang semestinya.

Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika


ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal
sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal
ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal
untuk membuang asam.
1. Penyebab utama dari asidois metabolik : Gagal ginjal

[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 1


2
2. Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
3. Ketoasidosis diabetikum
4. Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
5. Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol,
paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
6. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan
karena diare, leostomi atau kolostomi.
3. Gejala

Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun


biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan
menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan
penderita tidak memperhatikan hal ini.

Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan


kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan
mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan
darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.

4. Diagnosa

Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran


pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan
tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena
tidak akurat untuk mengukur pH darah.

Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon


dioksida dan bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan
pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya.

Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin
biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya
bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik
yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-
kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan
pengukuran pH air kemih.

5. Pengobatan

Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya.


Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan
diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah.
Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis
atau keracunan yang berat.

[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 1


3
Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung.Bila terjadi
asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan
pengobatan terhadap penyebabnya.

Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara


intravena; tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara
dan dapat membahayakan.
C. Alkalosis Respiratorik

1. Pengertian

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi


basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan
kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

2. Penyebab

Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang


menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang
dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling
sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis
respiratorik adalah :

a. Rasa nyeri
b. Sirosis hati
c. Kadar oksigen darah yang rendah
d. Demam
e. Overdosis aspirin.

3. Gejala

Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan


dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika
keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan
kesadaran.

4. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar


karbondioksida dalam darah arteri. pH darah juga sering meningkat.

5. Pengobatan

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah


memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan,

[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 1


4
memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika
penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik)


bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita
menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.

Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya


selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan
kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam
satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida
meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi
kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis
respiratorik.

D. Alkalosis Metabolic

1. Pengertian

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam


keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.

2. Penyebab

Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.


Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama
periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot
dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di
rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).

Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang


yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda
bikarbonat.

Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium


atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan
ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.

Penyebab utama akalosis metabolik :

a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)


b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat
penggunaan kortikosteroid).

3. Gejala

[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 1


5
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah
tersinggung), otot berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama
sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi
(pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).

4. Diagnosa

Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam


keadaan basa.

5. Pengobatan

Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan


elektrolit (natrium dan kalium) . Pada kasus yang berat, diberikan
amonium klorida secara intravena.

[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 1


6
Daftar pustaka

Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit Asam dan Basa. Diunduh


darihttp://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-cairan-elektroli
(Diakses 14 November 2011)
Yasir. 2009. Keseimbangan Cairan Tubuh dan Asam-Basa. Diunduh
darihttp://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/02/keseimbangan-
cairan-tubuh-dan-asam-basa.html (Diakses 14 November 2011)

[Type the company name] | Error! No text of specified style in document. 1


7

Anda mungkin juga menyukai