Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kantor Cabang
Kantor cabang adalah bagian entitas yang memiliki lokasi sendiri yang melakukan pencatatan
akuntansi secara terpisah. Akuntansi kantor cabang membagi sistem akuntansi perusahaan secara
terpisah antara kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat terdiri dari unit akuntansi pusat
untuk perusahaan, sedangkan kantor cabang terdiri dari tambahan sistem akuntansi untuk
mencatat kegiatan setiap cabang. Kantor cabang mempunyai kewenangan dalam melakukan
transaksi penjualan. Oleh karena itu, kantor cabang melaksanakan pembukuan tersendiri. Jadi
baik kantor pusat maupun kantor cabang menyelenggarakan pencatatan akuntansi sendiri-sendiri.
Pencatatan ini hanya berguna untuk pihak intern kantor pusat maupun kantor cabang. Untuk
kepentingan pihak ekstern kantor pusat menyiapkan laporan konsolidasi yaitu laporan keuangan
yang berisi kinerja keuangan gabungan dari kantor pusat dan kantor cabang.
Berbeda dengan investasi kantor pusat di kantor agen yang hanya berupa modal kerja awal saja,
investasi yang ditanamkan oleh kantor pusat ke kantor cabang meliputi semua kebutuhan awal
kantor cabang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kantor pusat bertindak sebagai Investor
(pihak penyandang dana) dan kantor cabang sebagai Investee (pihak penerima dana). Oleh karena
itu, diperlukan rekening yang bersifat Resiprokal (timbal balik) antara kantor pusat dan kantor
cabang untuk menampung transaksi yang bersifat resiprokal ini, kantor pusat menggunakan nama
rekening kantor cabang, sebaliknya kantor cabang menggunakan rekening kantor pusat.
Penerapan kegiatan akuntansi pada sebuah kantor cabang tergantung pada kebijaksanaan
perusahaan. Sistem akuntansi kantor cabang pada dasarnya dapat dilaksanakan menurut sistem
sentralisasi, desentralisasi atau kombinasi keduanya
a. Sistem Sentralisasi
Apabila sistem sentralisasi dilaksanakan maka pembukuan terhadap transaksi-transaksi yang
terjadi di kantor cabang diselenggarakan sepenuhnya oleh kantor pusat. Dicatat dalam buku
harian kantor pusat dan buku besar atau seperangkat catatan yang terpisah. Data diberikan
oleh cabang dalam bentuk dokumen asli yang membuktikan transaksi cabang didukung oleh
voucher asli. Pada prinsipnya sama dengan untuk agen penjualan dimana kantor cabang
membuat dokumen-dokumen dasar seperti faktur penjualan, catatan waktu kerja, dan bukti-
bukti pendukung transaksi lainnya yang tembusannya atau aslinya dikirimkan ke kantor pusat
untuk dicatat di dalam buku jurnal dan buku besar kantor pusat.
b. Sistem Desentralisasi
Jika menggunakan sistem desentralisasi maka setiap cabang dan kantor pusat
menyelenggarakan pembukuan atas transaksi yang terjadi pada cabang dan pusat
bersangkutan secara lengkap. Pada cara ini, setiap cabang membuat pembukuan atas
transaksi-transaksi yang terjadi pada kantor cabang secara lengkap yang meliputi jurnal, buku
besar dan buku-buku pembantu. Laporan keuangan disiapkan secara tahunan oleh kantor
cabang dan dikirimkan ke kantor pusat. Prinsip-prinsip akuntansi, sistem pengendalian
internal, format dan isi laporan keuangan ditentukan oleh kantor pusat. Laporan keuangan
yang terpisah antara kantor cabang dan kantor pusat digabungkan menjadi laporan keuangan
tunggal untuk tujuan pelaporan eksternal.
1
c. Sistem Kombinasi (Sentralisasi-Desentralisasi)
Jika menggunakan sistem kombinasi dari keduanya maka cabang dapat menyelenggarakan
catatan asli (books Original Entry) untuk semua transaksi sebagai salinan. Lalu salinan tersebut
dikirim ke kantor pusat, dimana data dibukukan pada perkiraan cabang yang diselenggarakan
tersendiri atau dibukukan dalam buku besar umum kantor pusat.
Kantor cabang dikelola oleh seorang pimpinan cabang atau direktur cabang yang bertanggung
jawab langsung kepada direktur utama (top management) di kantor pusat.
Kantor cabang berdiri karena didirikan oleh kantor pusat sehingga akan dibiayai oleh kantor
pusat misalnya diberikan modal kerja berupa uang tunai, diberikan aktiva tetap (gedung,
tanah, kendaraan) maupn aktiva lainnya hingga siap beroperasi.
Kantor cabang memiliki kewenangan untuk bertransaksi dengan pihak ketiga. Transaksi itu
baik yang menyangkut penghimpunan dana mapun penempatan dana (misalnya penempatan
kredit perbankan).
Dalam hal membelanjai aktivitas cabang, kantor cabang dapat mendanai dari sumber dana
yang dimiliki kantor cabang. Namun demikian bila tidak mencukupi akan meminta bantuan
kantor pusat
Kantor cabang mempunyai kewenangan untuk menganalisis permintaan kredit, memutuskan
pemberian kredit (sampai dengan volume tertentu menyelanggarakan administrasi kredit
sampai kembalinya kredit (dilunasi), serta hal yang menyangkut penyelamatan kredit di tingkat
cabang. Namun demikian keputusan kredit harus tunduk pada standar perkreditan yang telah
ditentukan oleh pusat.
Kantor cabang dapat mengelola uang tunai dari hasil penghimpunan dana maupun dari
pelunasan kredit serta melakukan transaksi-transaksi pembayaran atas nama inisiatif kantor
cabang.
Kantor pusat / Headquarters (HQ) menandakan lokasi fungsi terpenting dari suatu organisasi yang
dipimpin. Kantor pusat perusahaanadalah entitas di atas sebuah perusahaan yang memiliki tugas
penuh dalam mengelola seluruh aktivitas bisnis. Di Britania Raya, sebutan ‘head office’ lebih
umum digunakan untuk kantor pusat perusahaan-perusahaan besar.
2
E. Pembukuan Kantir Pusat
Pembukuan pada kantor pusat jika bertransaksi dengan agen tergantung pada tujuan pa yang
ingin dicapai dari pembukuan itu, maka ada dua alternatif yang tersedia yakni:
1. Laba/rugi yang didapat dari aktifitas penjualan melalui agen (tiap-tiap agen)tidak ditentukan
secara terpisah. Artinya: semua penerimaan maupun biaya-biaya dari agen-agen yang ada di
catat menjadi satu pembukuan (tidak dibedakan) dalam pembukuan yang ada seperti pada
kantor pusat.
2. Laba/rugi yang didapat dari aktivitas penjualan melalui agen ditentukan secara
terpisah. Artinya: pencatatan pemerimaan dan biaya-biaya dari setiap agen terpisah,
sehingga kantor pusat dapat membedakan penerimaan laba/rugi dari setiap agen yang ada
Perbedaan : Terletak kepada fungsi dan tingkat kebebasan dalaim kegiatan fungsi tersebut.
Agen
Kantor Cabang
Memiliki persediaan untuk barang – barang yang dijual, sebagian besar di kirim dari kantor pusat.
Memberikan persetujuan syarat penjualan. Administrasi piutang, pengumpulan piutar
diselenggarakan kantor cabang
Mengurus uang tunai dari hasil penjualan dan pengumpulan piutang, berinisiatif
melaksanakan transaksi pembayaran sendiri.
Baik agen maupun kantor cabang yang dibentuk oleh suatu perusahhan keduanya merupakan
sarana untuk meemperluas daerah pemasaran.
Adapun beberapa perbedaan pokok diantara kedua macam bentuk organisasi pemasaran itu ialah -:
3
Agen Kantor Cabang
1. Agen adalah suatu bentuk organisasi yang 1. Kantor cabang adalah suatu bentunk
hanya diberi fungsi untuk menerima pesanan organisasi yang menjual barang-barang
barang-barang dan bekrja di bawah dari persediaan yang dibentuknya (baik
pengawasan angsung oleh Kantor Pusat. dikirim dari kantour pusat maupun dibeli
Sedang transaksi dengan pihak ke tiga sendiri) dan di beri wewenang untuk
dilaksanakan secara langsung oleh Kantor melaksanakan transaksi-transaksi dengan
Pusat. pihak ke tiga, sehingga berfungsi sebagai
unit usaha yang berdiri sendiri.
Ada beberapa pokok bahasan penting yang perlu perhatikan sebelum membuka cabang usaha baru.
Ini mutlak diperlukan, karena akan menjadi faktor utama dalam menunjang perkembangan bisnis
selanjutnya. Faktor apa sajakah itu, perhatikan di bawah ini :
4
saya, sebaiknya persiapkan modal tersendiri dengan menyisihkan keuntungan sejak jauh hari.
Jangan sampai cabang bisnis baru tersebut justru membuat colaps bisnis utama teman-
teman.
5
DAFTAR PUTAKA
Ratnaningsih, Dewi. (2015), “Akuntansi Keuangan Lanjutan I (Buku Satu)”, Yogyakarta : Cahaya Atma
Pusaka