Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakikatnya malam atau wax / lilin merupakan salah satu bahan yang memegang
peranan penting di dalam ilmu bidang Kedokteran Gigi. Malam atau wax atau lilin
dipergunakan sejak pertama kali di dunia Kedokteran Gigi sekitar abad 18, untuk tujuan
pencatatan cetakan rahang yang tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan baru yang
lainnya, malam masih digunakan dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan
pekerjaan laboratorium. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut malam gigi biasanya dicampur
dari bahan alami dan sintetis. Karena penggunaan malam dalam kedokteran gigi ini maka
perlu untuk mengetahui segala aspek dalam malam atu wax terutama sifat-sifatnya sehingga
akan memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang
maksimal. Dan untuk lebih memahaminya maka perlu dilakukan suatu percobaan yang akan
memperlihatkan cara manipulasi malam yang benar serta pengaruh sifat sifatnya terhadap
hasil manipulasi.
Pada perkembangan selanjutnya, malam dental sebagian besar digunakan dalam proses
laboratorium, meskipun masih ada sebagian dari malam dental yang digunakan langsung
pada rongga mulut penderita misalnya malam onlay untuk mencetak atau mengecek hasil
dari preparasi sebuah gigi. Sebuah malam dental juga harus memiliki syarat-syarat tertentu
sehingga malam tersebut mampu memenuhi kebutuhan baik itu malam yang digunakan
secara direct ataupun indirect. Pada proses laboratorium malam dental digunakan dalam
banyak kepentingan, dan penggunaannya disesuaikan dengan jenis malam dan sifat dari
masing-masing malam dental.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dental wax?
2. Sebutkan jenis dan komposisi dental wax?
3. Apa karakteristik dental wax?
4. Apa saja syarat dental wax yang digunakan dalam kedokteran gigi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui berbagai macam malam yang digunakan di kedokteran gigi
2. Mengetahui sifat-sifat malam atau wax (lilin) dental di kedokteran gigi
3. Memahami kegunaan malam atau wax (lilin) dental
4. Memahami karakteristik dental wax

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wax atau lilin


Wax adalah bahan lentur yang diperoleh dari serangga dan tumbuh-tumbuhan atau dibuat
secara sintetik. Dental wax adalah campuran dua atau lebih bahan sintetis dan alami seperti
lilin, damar, zat pewarna dan bahan tambahan lainnya. Digunakan dalam bidang kedokteran
gigi untuk membuat catatan tentang hubungan rahang, sebagai bahan penolong kerja
laboratorium. (Dorland, 2002)

2.2 Macam-macam Wax


Berdasarkan sumbernya wax terdiri dari dua macam, yaitu:
1. Wax Alami
a. Animal Waxes
Contohnya itu pada bee, wax yang merupakan sekresi abdominal dari lebah
jenis Apis mellifera. Warna wax tergantung pada jenis bunga. Komponennya
berupa palmitat, palmitoleate, hidroksipalmitat, dan oleate ester dengan rantai
panjang alcohol. Digunakan sebagai bahan modeling dan memeliki titik leleh
62o-65oC.
b. Vegetal Waxes
Contohnya pada jenis carnauba wax dan candelila wax. Pada carnauba wax
juga dikenal sebagai queen of waxes, merupakan hasil sekret dari daun pohon
palem (Copernicia prunifera cerifera), tiap 100 gr untuk satu pohon dalam
satu tahun. Komposisinya terdiri dari fatty ester (80-85%), free alcohol (10-
15%), asam (3-6%), dan hidrokarbon (1-3%).
Untuk candelila wax merupakan hasil ekstraksi dari tumbuhan Euphorbia
cerifera dan Euphorbia antisyphilitica (Euphorbiaceae). Cara ekstraksinya
dengan merebus tanaman tersebut untuk memisahkan wax dan material
tanaman. Komposisinya berupa hidrokarbon (sekitar 50% dari C29 – C33), ester
(28-29%), alcohol, asam lemak bebas (7-9%), dan resin (12-14% triterpenoid
ester). Titik leleh candelila wax berada dalam rentang 66o-71oC.

3
c. Mineral Waxes
Contohnya pada paraffin yang merupakan hasil dari petroleum yang
mengalami pemanasan tinggi (penyulingan minyak tanah). Komposisinya
berupa campuran kompleks hidrokarbon sari metan, dengan sejumlah kecil
fase amorf atau mikrokristalin.
2. Wax Sintetik
Seperti wax alami yang serba guna, wax sintetik bisa tahan pada perubahan pada
kuliatas dan ketersediaan. Terbuat dari etil glikol diester atau triester dengan rantai
panjang asam lemah (C18 – C36). Titik lelehnya dalam rentang 60o – 70oC.

2.3 Klasifikasi dan Komposisi Dental Wax


Klasifikasi dental wax menurut kegunaan dan pemakaiannya, yaitu :
A. Pattern Wax (lilin pola)
Digunakan untuk membuat pola restorasi gigi dengan ukuran dan bentuk yang sesuai.
 Inlay wax
Inlay wax digunakan untuk pembuatan inlay, mahkota dan jembatan (bridge)
yang akan dicor dengan logam, yang dapat dipergunakan langsung di dalam
mulut atau dengan model. Komposisinya terdiri dari paraffin wax 60%,
carnauba wax 25%, ceresin wax 10%, beeswax 5% serta zat warna.
 Casting wax
Digunakan untuk membuat pola lilin gigi tiruan rangka logam. Malam jenis
ini tersedia dalam bentuk lembaran dengan ketebalan tertentu. Casting wax
memiliki komposisi bahan-bahan yang serupa seperti yang terkandung dalam
inlay wax.
 Baseplate wax
Digunakan sebagai pattern untuk pembuatan prothesa dan digunakan untuk
mengukur dimensi vertikal rahang, plat dasar, GTS/GTL/orthodonsia.
Komposisinya terdiri dari ceresin wax 80%, beeswax 12%, carnauba wax
2,5%, synthetic resin 3%, mycrocristalin 2,5%.

4
B. Processing Wax (lilin proses)
 Boxing wax
Digunakan untuk memagar/membatasi cetakan sebelum diisi/dicor dengan
gips. Wax ini biasanya memiliki warna yang gelap dan sedikit lengket yang
mana dapat melekat satu sama lain atau untuk dental stone atau sendok cetak.
Disediakan dalam bentuk lembaran/batangan.
 Unility wax
Berguna untuk membantu pembuatan model, cetak, dan selama solder. Dapat
digunakan untuk kontur sendok cetak. Diperdagangkan dalam bentuk
lembaran/batangan (merah tua & oranye). Komposisinya terdiri dari beeswax,
petroleum, dan waxs softeners.
 Sticky wax
Sebagai bahan perekat pada logam atau potongan resin dalam memperbaiki
posisi sementara yang tetap, terutama sebenarnya digunakan pada dental stone
atau plaster. Dapat melekat baik pada gips, akrilik dan logam. Tersedia dalam
warna kuning, komposisinya mengandung resin, beeswax, dan getah damar.
Bahan ini hendaknya mudah dilepas dengan air mendidih dan memiliki
kontraksi minimal sewaktu pendinginan untuk mencegah bergeraknya bagian-
bagian yang hendak disambung.
C. Impression Wax (lilin cetak)
 Corrective wax
Berguna untuk pelapis cetakan asli untuk membentuk jaringan lunak dan
fungsinya. Komposisinya terdiri dari parafin wax, ceresin, dan beeswax dan
mungkin mengandung partikel logam.
 Bite wax
Berguna untuk membuat hasil yang tepat pada artikulasi model yang
melintang atau bertentangan. Umumnya komposisi lilin ini dibuat dari
lembaran lilin baseplate keras, tetapi ada komposisi lain terbuat dari beeswax
dan lilin hidrokarbon seperti parafin atu ceresin.

5
2.4 Karakteristik Dental Wax
Beberapa karakteristik dari dental wax, yaitu :
1. Wax mengalami ekspansi ketika temperatur meningkat dan kontraksi ketika temperatur
menurun. Umumnya dental wax memiliki koefisien thermal expansion terbesar dari
berbagai bahan yang digunakan pada restoratif.
2. Elastic Modulus, Proporsional Limit, dan Compresive strength dari wax rendah
dibandingkan dengan bahan lain dan sifat-sifatnya sangat tergantung pada temperatur.
3. Flow sangat tergantung pada temperatur dan waktu. Pada temperatur yang rendah, wax
sama sekali tidak mengalir, tetapi temperatur yang mendekati melting range wax, flow
meningkat secara dramatis.
4. Bila wax di carving atau di polis dibawah temperatur melting range wax maka akan
terbentuk residual stress. Residual stress adalah stress yang tersisa di wax sebagai hasil
manipulasi selama heating, cooling, bending, carving dan manipulasi lainnya.
5. Wax dengan temperatur yang meningkat menyebabkan ductility juga meningkat.

2.5 Syarat malam di Kedokteran Gigi


Malam yang dipergunakan di dunia kedokteran gigi harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Stabil pada suhu mulut
2. Non iritan dan non toxic
3. Harus mudah dibentuk dalam keadaan panas
4. Setelah dingin, harus dapat mempertahankan bentuk
5. Dalam keadaan keras harus dapat diukir
6. Mempunyai waktu pelunakan (melting range) yang relatif panjang

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Malam merupakan bahan termoplastik yang terdiri dari bahan organik dan alami yang
berasal dari mineral, hewan (serangga), dan tumbuhan. Klasifikasi dental wax:
A. Pattern Wax (lilin pola)
 Inlay wax
 Casting wax
 Baseplate wax
B. Processing Wax (lilin proses)
 Boxing wax
 Unility wax
 Sticky wax
C. Impression Wax (lilin cetak)
 Corrective wax
 Bite registration
Syarat malam di Kedokteran Gigi
Malam yang dipergunakan di dunia kedokteran gigi harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
1. Stabil pada suhu mulut
2. Harus mudah dibentuk dalam keadaan panas
3. Non iritan dan non toxic
4. Dalam keadaan keras harus dapat diukir
5. Mempunyai waktu pelunakan (melting range) yang relatif panjang

7
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/57589049/Laporan-skenario-2
http://amaliapradana.blogspot.com/2010/09/dental-wax-malam.html
http://email-dentin.blogspot.com/2011_01_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai