Bindo
Bindo
nim: 1606090054
bahasa indonesia
Pengembangan Kota Wisata akan menjadi propek yang menjanjikan dimasa yang akan datang untuk
dikembangkan di Indonesia dengan berbagai alasan yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan
baik secara ilmiah maupun non ilmiah. Kecenderungan bahwa kota cenderung menjadi pusat
perhatian pembangunan termasuk juga pembangunan sektor pariwisata. Kecenderungan tersebut
dilatarbelakangi oleh faktor sosial demografi penduduk kota jauh lebih mudah menerima isu-isu
terkini yang terkait modernisasi dan pemberdayaan ekonomi karena memang kaum terpelajar lebih
dominan berada di daerah perkotaan. Sementara jika dilihat dari trend pertumbuhan wilayah, ada
kecenderungan jumlah kota semakin meningkat dari masa ke masa, namun perdesaan semakin
menyempit karena arus modernisasi dan konversi perdesaan menjadi daerah perkotaan baru.
Beberapa unsur pendukung pariwisata justru lebih tersedia jika dibandingkan dengan unsur
pendukung pariwisata di perdesaan, misalnya unsur aksesibiltas, di mana bandara, infrastruktur jalan
raya, fasilitas publik lebih banyak temukan lebih baik daripada daerah perdesaan. Sementara jika
dilihat dari unsur atraksi atau daya tarik, hampir sebagaian besar objek dan atraksi wisata berada di
daerah perkotaan. Lalu jika dilihat dari unsur amenitas, sangat jarang seorang pebisnis atau investor
mau membangun hotel atau restoran di daerrah perdesaan. Dan pada akhirnya jika dilihat dari unsur
ensileri atau kelembagaan kepariwisataan, nyaris sebagaian besar berpusat di daerah perkotaan.
Berikut Sumberdaya yang melekat pada sebuah kota yang dapat dikemas menjadi daya tarik
wisata, yakni: (1) Balai Kota: hampir setiap kota memiliki Balai Kota yang sengaja dibangun untuk di
gunakan sebagai jantung pemerintahan kota. Bangunan ini biasanya dibangun dengan arsitektur yang
sangat indahnya dan memiliki karakteristik tertentu sesuai ciri khas sebuah kota. (2) Kawasan Jalan
tertentu yang biasanya memiliki mitologi tertentu seperti horor, nostalgia, historis, heroik, dan
sebagainya yang biasanya melekat dan menjadi ciri khas tersendiri bagi setiap kota. (3) Monumen
Kota, yang memiliki pesan edukasi historis atau sosial atau religius yang biasanya juga dimiliki oleh
kota-kota di Indonesia. (4) Kuliner juga menjadi daya tarik tersendiri yang dapat dikemas oleh setiap
kota di Indoonesia untuk menjadi daya tarik wisata yang menarik. (5) Kampus atau Universitas yang
memang dirancang dan citrakan sebagai aset kota yang dapat dijadikan daya tarik wisata edukasi, dan
ciri ini juga dimiliki hampir sebagian besar kota-kota di Indonesia. (6) Mall atau Pusat perbelanjaan
atau Pasar Tradisional juga menjadi ciri khas bagi setiap kota dan akan menjadi daya tarik yang amat
penting untuk dikemas menjadi daya tarik wisata kota. (7) Alun-alun dan Taman Kota adalah ruang
terbuka yang biasanya menjadi daya tarik wisata kota dan juga melekat pada identitas sebuah kota.
(8) Museum Kota juga dimiliki sebagian besar kota-kota didunia yang biasanya dikelola sebagai bagian
dari wujud pelestarian terhadap benda-benda purbakala warisan sebuah kota yang mungkin bernilai
mitos, atau warisan budaya. (9) Pasar Malam juga menjadi ciri khas sebuah kota dan pasar malam
merupakan denyut jantung perekonomian sebuah kota, dan jika dapat dikelola secara profesional
akan dapat menjadi daya tarik wisata kota. Dan banyak lagi potensi daya tarik wisata kota yang dapat
dikembangkan seperti misalnya taman rekreasi dan sebagainya mengikuti kreatifitas dan daya inovasi
pemerintah kota setempat.
Pengembangan Wisata Kota akan menjadi trend menarik dimasa depan berdasarkan banyak
alasan yang rasional, namun demikian potensi yang bagus akan lebih berhasil jika dapat dikembangkan
dan dikelola dengan manajemen kota yang terintegrasi dalam konsep totalitas produk wisata yang
saling terkait dengan yang lainnya. Minimal ada empat unsur yang harus diintegrasikan yakni unsur
atraksi atau daya tarik wisata, unsur amenitas atau infrastruktur dan fasilitas pendukung, unsur
aksesibilitas berupa publik transportasi yang baik, manajemen transportasi yang efesien dan efektif.
Dan integrasi yang tidak kalah pentingnya adalah unsur ensileri yang merupakan softkills dari totalitas
produk wisata kota sebagai pengendali, pengeoperasi, dan evaluator yang menerapkan etika
pembangunan yang berkelanjutan. Unsur ensilari dapat dibentuk dalam sebuah badan khusus atau
komite atau apalah namanya yang penting ada yang merencanakan, ada yang menjalankan, dan harus
ada yang mengontrolnya agar apa yang diharapkan dari pengembangan wisata kota dapat berhasil
dan bijak dalam pengelolaannya.