Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS TERNAK

MANAJEMEN PETERNAKAN AYAM PETELUR

Di Susun Oleh

1. Andi Prasetyo (D1A017002)

2. Dwi Nur Cholis (D1A017164)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2018
1
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan
taufik-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MANAJEMEN
AGRIBISNIS TERNAK MANAJEMEN PETERNAKAN AYAM PETELUR”.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah manajemen
agribisnis ternak.
Pembuatan makalah ini tak lepas dari bantuan banyak pihak, untuk itu kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. Hudri Aunorrohman, M.P ,selaku dosen mata kuliah menejemen
agrisbisnis ternak
2. Orang tua yang selalu memberi doa dan dukungan
3. Semua pihak yang telah membantu kami
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah. Akhirnya semoga makalah
ini bermaanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman.

Hormat kami,

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................

PRAKATA...................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................

PENDAHULUAN.......................................................................

A. Latar belakang..................................................

B. Tujuan...............................................................

ISI................................................................................................

PENUTUP ..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan usaha ternak layer (ayam petelur) di Indonesia masih memiliki
prospek yang bagus, terlebih lagi konsumsi protein hewani masih kecil. Sesuai standar
nasional, konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55 g yang terdiri dari 80%
protein nabati dan 20% protein hewani (www.litbang.deptan.co.id). Hal itu berarti target
konsumsi protein hewani sekitar 11 g/hari/perkapita. Namun yang terjadi, konsumsi
protein hewani penduduk Indonesia baru memenuhi 4,7 g/hari/perkapita, jauh lebih
rendah dibanding Malaysia, Thailand dan Filipina.
Dalam dunia peternakan, kita tidak asing lagi dengan ayam yang sengaja diternakan
untuk dihasilkan daging atau telurnya, karena sudah banyak peternakan ayam yang
menyebar diseluruh Indonesia bahkan sampai diluar negeri, baik peternkan pabrik
ataupun peternakan individu. Seperti pada peternakan ayam petelur yang kami kunjungi,
yang dimana peternakan tersebut dimiliki individu.
Ayam itu sendiri terbagi ke dalam dua jenis yaitu ayam jenis pedaging dan ayam jenis
petelur. Ayam jenis pedaging, pastinya dibudidayakan karena untuk dihasilkan daging
dalam jumlah yang banyak dengan kualitas yang baik, sedangkan ayam petelur
dibudidayakan untuk dihasilkan telur dengan jumlah yang banyak dan kualitas yang baik.
Dalam beternak, kita perlu memperhatikan mulai dari pakan, kandang, penyakit serta
pengobatannya, sifat genetikanya, asal usulnya, vaksinasi dan sebagainya.
Kami melakukan kunjungan atau observasi ke peternak dengan maksut untuk
mengetahui situasi dalam membudidayakan ternak khususnya komoditi ayam petelur,
yang dipilih oleh peternaknya tersebut. Ayam Petelur tersebut dipilih untuk dijadikan
pilihan dalam beternak karena dirasa ayam petelur tersebut mampu untuk menghasilkan
telur dalam jumlah yang cukup dengan waktu yang cepat. Sehingga peternak tersebut
memilih komoditi ayam petelur untuk diternakan.
Dalam hal kandang yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu pendirian kandang yang
jauh dari pemukiman, tapi dekat dengan sumber pakan, air, dan pemasaran. Selain itu
yang perlu diperhatikan yaitu mengenai struktur atau desain kandang, bahan kandang
yang dipakai, memperhatikan sanitasi, sirkulasi udara, suhu pada kandang, kapasitas
yang baik untuk jumlah ternak yang dihuni didalamnya.

4
Dalam hal penyakit pada ayam petelur juga perlu diperhatikan karena sangat penting
juga dalam hal mengawinkan ternaknya, agar anakannya yang dihasilkan nanti dalam
kulaitas yang baik. Penyakit pada ayam umumnya sama, yaitu diantaranya penyakit
tetelo, pilek atau flu, cacar ayam dan sebagainya.

1.2 Tujuan
 Ingin mengetahui cara beternak Ayam Petelur.
 Ingin mengetahui cara pemeliharaan ayam petelur yang benar.
 Ingin mengetahui secara detail ayam petelur yang sehat.

5
BAB II
ISI
1. Pakan
Pakan ayam Kandungan energi pakan ayam perlu memperhatikan kandungan
nutrien, meskipun energi terpenuhi tetapi apabila kebutuhan nutrien lainnya belum
terpenuhi sesuai kebutuhan ternak maka efisiensi penggunaan pakan rendah. Untuk
membuat formulasi ransum harus memperhatikan kandungan energi dan lain – lainya.
Pengaruh konsumsi pakan terhadap kandungan protein ransum ayam petelur sangat
penting. Selain tipe ayam, suhu lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap konsumsi
ransum. Suhu lingkungan yang tinggi akan menyebabkan ayam banyak minum dan
menguranggi konsumsi pakan. Akibat dari hal tersebut protein yang masuk ke dalam
tubuh ayam hanya sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut maka ransum ayam petelur di
indonesia harus mengandung protein yang tinggi . Ayam membutuhkan setidaknnya 40
senyawa kimia esensial yang harus ada dalam ransum ayam. Senyawa kimia tersebut
harus dalam jumlah yang cukup dalam perbandingan optimum satu terhadap lainnya dan
dalam bentuk yang mudah di dapat untuk merangsang pertumbuhan laju maksimum,
produksi telur. Apabila hal tersebut kurang di perhatikan oleh peternak maka
pertumbuhan ayam, produksi akan turun dan ayam akan mudah terserang penyakit.
Bentuk atap mempengaruhi sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam kandang, dan
sebaliknya. Oleh karena itu atap harus sesuai dengan penggunaan kandang dan fase
pemeliharaan ayam. Kandang yang mempunyai tipe atap A, ruangan kandang dalam lebih
panas dari pada kandang tipe monitor. Kandang tipe A cocok untuk pemeliharaan ayam
fase starter yang butuh keadaan lebih hangat.

2. Pemeliharaan
Perkandangan Secara makro kandang befungsi sebagai tempat tinggal ternak agar
terhindar dari pengaruh cuaca buruk (hujan, panas dan angin), hewan buas dan pencurian.
Secara mikro kandang berfungsi sebagai tempat untuk menyediakan lingkungan yang
nyaman agar terhindar dari stress sehingga kesehatan ternak dapat terjaga dan produksi
dapat maksimal. Prinsip dasar pembuatan kandang ayam petelur harus di perhatikan
untuk menghadapi beberapa perubahan lingkungan di lapangan. Beberapa prinsip dasar
tersebut antara lain sirkulasi udara di peternakan, kandang cukup sinar matahari pagi dan
jangan sampai terkena sinar matahari sepanjang masa, permukaan lahan peternakan,
sebaiknya kandang di bangun dengan sistim terbuka agar hembusan angin dapat
memberikan kesegaran di dalam kandang.

Pemeliharaan Ayam Petelur Fase Produksi (Layer) Setelah ayam fase pertumbuhan
mencapai umur 18 minggu, ayam ini sudah bisa dipindahkan ke kandang ayam petelur
(fase produksi), tidak memindahkan ayam yang sudah mulai berproduksi (jangan
terlambat). Pemeliharaan ayam petelur ini dapat dlakukan dalam kandang sistem litter
atau sistem cage (kandang baterai).

6
Pemeliharaan Ayam Petelur dalam Sistem Litter Luas kandang yang diperlukan
untuk tiap jenis ayam petelur berbeda, tergantung pada besar badan ayam dan temperatur
lingkungan. Untuk jenis ayam petelur tipe ringan cukup 5- 6 ekor/m2, untuk tipe medium
3 – 4 ekor/m2 dan untuk tipe berat 2 – 3 ekor/m2. Pemeliharaan ayam petelur dalam
kandang sistem litter tidak boleh terelalu padat, bila terlalu pada akan menyebabkan ayam
gemuk produksi rendah, kanibalisme dan angka kematian cukup tinggi. Bentuk fisik
ransum yang biasa diberikan pada fase bertelur biasanya dalam bentuk. Campuran bentuk
tepung dan biji-bijian, ransum seperti ini biasanya bila kita menyusun sendiri. Bentuk
bijinya biasanya berasal dari jagung giling pecah dan bagian halusnya biasanya dari
bungkil kelapa, bungkil kedele yang digiling halus serta dedak halus. Bentuk tepung
(mash), biasanya digunakan untuk tempat ransum yang menggunakan mesin otomatis di
perusahaan-perusahaan besar. Bentuk pellet, Bentuk ransum yang seperti ini lebih tahan
lama disimpan. Crumble, yaitu ransum berbentuk butiran tetapi ukurannya tidak sama
yang lebih menyerupai pecahan-pecahan dari pellet. Penggantian ransum fase
pertumbuhan oleh ransum layer, umumnya diberikan setelah ayam tersebut mencapai
produksi 5% yaitu dari ransum dengan energi 2900 kkal/kg dan protein 15% (ransum
grower) dengan ransum fase produksi yang energinya 2850 kkal/kg serta proteinnya 18%.
Selama fase produksi sebaiknya dalam kandang pemeliharaan diberikan cahaya rata-rata
16 jam/hari dan cahaya tambahan ini bisa menggunakan cahaya lampu yang tujuannya
untuk membantu meningkatkan produksi telur.

Manfaat lain dari pemberian cahaya tambahan ini, terutama pada malam hari yaitu
pada saat temperatur udara sudah menurun maka ayam bisa makan lebih banyak karena
pada saat udara panas (siang hari) ayam akan makan sedikit sehingga produksinya akan
turun. Pada saat permulaan bertelur, kadang-kadang timbul sifat kanibalisme yaitu
kebiasaan jelek untuk mematuk-matuk telur atau mematuk-matuk teman sendiri.

Pemeliharaan Ayam Petelur dalam Sistem Cage (baterai) Pada saat ayam menjelang
berproduksi (umur 18 minggu) selain dipindah ke kandang litter juga bisa dipindah
(dipelihara) ke sistem cage. Bahan kandang cage ini bisa dibuat dari bahan yang sangat
sederhana misalnya dari bambu/kayu atau dibuat dari besi beton. Dalam satu cage bisa
ditempati oleh satu ekor ayam petelur, 2 ekor atau lebih, Keuntungan dari ayam petelur
yang dipelihara dalam kandang sistem cage yaitu pemeliharaan lebih mudah, telur lebih
bersih, culling (afkir) dapat dilakukan dengan baik, sifat mengeram dapat dikurangi dan
lebih banyak yang dapat dipelihara (ditampung Untuk ayam-ayam yang dipelihara di
daerah panas, sebaiknya dalam kandang diberi lampu penerang pada malam hari. Hal ini
sangat bermanfaat untuk meningkatkan produksi telur dan memberikan kesempatan pada
ayam untuk makan pada malam hari. Ayam petelur pada umumnya mulai berproduksi
antara umur 22 –24 minggu dan ayam dikatakan mulai berproduksi apabila produksinya
telah mencapai 5 %.

7
3. Lingkungan

Lokasi yang dipilih harus merupakan perpaduan antara tempat yang cocok untuk
kehidupan ayam petelur, harga tanah relative murah serta mudah dijangkau alat
transportasi dan komunikasi. Memelihara ayam petelur sebaiknya dilakukan pada
ketingian 100-400 meter diatas permukaan laut. Kurang dari ketinggian 100 meter dari
permukaan laut maka ayam mudah stress karena pengaruh panas. Sementara ketinggian
diatas 400 meter akan berpengaruh buruk karena curah oksigen semakin rendah, sehingga
ayam akan rentan terhadap penyakit pernafasan maupun penyakit metabolisme
lainnya. Kasus-kasus yang sering terjadi didaerah dataran rendah adalah ayam mudah
mengalami panting (ayam bernafas dengan mulut) karena panas yang berlebihan, bobot
telur lebih ringan, kanibal dan tingkat kematian lebih tinggi. Kasus-kasus yang muncul di
dataran tinggi adalah ascites (perut kembung berisi cairan) dan penyakit pencernaan
lainnya akibat bakteri gram negative.

Disamping itu, syarat mutlak lainnya adalah tersedia sumber air yang cukup. Jenis
tanah yang dipilih adalah yang mudah menyerap air seperti tanah berpasir. Menurut
pengalaman, jika jenis tanah kandang mudah menyerap air maka air yang tersedia relative
lebih bersih dan tidak tercemar kuman penyakit. Karenanya ayam tidak mudah terserang
penyakit. Tanah yang sulit menyerap air seperti tanah lempung/ tanah liat sebaiknya
dihindari untuk lokasi kandang.

Melakukan usaha ternak ayam petelur didataran tinggi yang ideal dan sumber air
diambil dari sumur bor yang relative bersih masih beresiko jika tanahnya tidak mudah
menyerap air. Kenyataan di lapangan membuktikan ayam yang dipelihara sering
terserang penyakit pernafasan. Seperti CDR, Snot serta penyakit pencernaan seperti coli
dan penyakit enteritis lainnya. Akibatnya, peternak didaerah yang tipelogi tanahnya
seperti itu sering mengalami kasus dan jumlah kematian yam jauh lebih banyak dari pada
ayam yang dipelihara di lokasi yang ideal.

Selain ketinggian tempat, sumber air dan tipe tanah, memilih lokasi harus
mempertimbangkan kelembapan lokasi. Kelmbapan idela untuk ayam sekitar 50-70%.
Kelembapan ini akan membantu perkembangan bulu akan semakin baik. Lingkungan
dengan kelembapan rendah akan menyebabkan perkembangan dan bentuk bulu menjadi
jelek. Sebaliknya kelembapan tinggi akan menyebabkan masalah seperti kadar amoniak
yang tinggi diikuti masalah gangguan pernafasan.

Lokasi yang ideal memang akan memudahkan dan menguntungkan peternak dalam
bisnis ayam petelur. Tetapi jangan melupakan harga tanah. Untuk peternakan pemula
sangat tidak disarankan membeli tanah kecuali mereka yang sejak awal sudah memiliki
lahan. Sebaiknya mereka menyewa tanah untuk jangka waktu pendek seperti 5 tahun atau
3 periode pemeliharaan. Alasannya untuk menekan modal investasi awal (putaran modal
lebih ringan) dan melihat keaadan lokasi tersebut cocok dan layak untuk
memelihara ayam atau tidak. Selain itu, perkembangan harga di lokasi calon peternakan
8
yang terletak didaerah kurang produktif sehingga keiakan lebih lambat dibandingkan
lokasi tanah yang berada ti tepi jalan besar atau tanah yang produktif.

4. VAKSINISASI

Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menular
dengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting
untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:

1. Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan


yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
2. Vaksin inaktif adalah vaksin yang mengandung virus yang telah
dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu
membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya
disuntikan pada ayam yang diduga sakit.

Manfaat vaksinasi pada ayam petelur yakni:

1. Memberikan kekebalan tubuh pada ayam petelur


2. Guna meningkatkan daya tahan tubuh ayam terhadap penyakit tertentu
3. Untuk mengurangi kemungkinan serangan penyakit yang cukup serius
4. Agar tidak terjangkit suatu penyakit sesuai dengan vaksin yang diberikan
5. Untuk meningkatkan kesehatan ternak ayam petelur

Dengan memberikan vaksin, peternak juga akan mendapatkan beberapa


keuntungan meliputi:

1. Mampu menekan biaya lebih hemat karena melakukan


vaksinasi/pencegahan penyakit hanya memerlukan biaya lebih murah dan mudah dari
pada mengobati penyakit
2. Kesehatan pada ternak juga akan lebih meningkat baik
3. Tenaga kerja seperti karyawan atau anda sendiri menjadi lebih efisien

5.PEMASARAN

Pemasaran telur ayam ras yang dilakukan di Desa Pasir Utama yaitu dengan cara
diantarkan, dijemput oleh pedagang pengecer dan ada juga konsumen membeli ataupun
datang langsung ke pengecer, khususnya pedagang yang berada di Desa Pasir Utama.
Selain mengecerkan telur di Desa Pasir Utama, pengecer juga memasarkan telur di luar
desa tersebut. Selain memasarkan telur di warung-warung, pengecer juga memasarkan
telur ke PT, diantaranya dipasarkan ke PT SAI, PT PIS guna untuk memenuhi kebutuhan
gizi karyawannya. Dalam kegiatan pemasaran ini pengecer menggunakan sepeda motor
dalam memasarkan telur. Pendistribusian agak terhambat pada saat musim hujan.

9
Saluran Pemasaran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di ketahuilah
bahwa saluran pemasaran telur ayam ras di Desa Pasir Utama yaitu

 Responden I : Peternak produsen → pedagang menengah → pengecer →


konsumen.
 Responden II : Peternak produsen → pedagang kecil → pengecer → konsumen.
Analisis faktor eksternal :

Pesaing Pesaing pemasaran telur ada, karena ada pedagang lain yang menjual telur
ke warung yang sama. Cara yang di lakukan responden menyikapi hal tersebut dengan
cara berusaha menjalin kerja sama dengan pemilik warung agar usaha telurnya diterima.

Pelanggan untuk saat ini pelanggan telur ayam ras yang berada di Desa Pasir Utama
sebanyak 60 warung. Sedangkan 2 warung di PT SAI dan 2 warung di PT PIS Namun
ada juga warung-warung baru yang ingin berlangganan telur. Analisa Strategi Analisa
SWOT atau TOWS Analisa SWOT atau TOWS adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi pemasaran telur ayam ras di Desa Pasir Utama.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght) dan
peluang (Opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weakness) dan ancaman (Threat). Berikut ini adalah rincian mengenai kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman.

a. Faktor internal
Adapun ringkasan analisis faktor-faktor strategi internal dari pemasaran telur
ayam ras di Desa Pasir Utama
Kekuatan :
1. Pemasarannya luas.
2. SDM yang terampil, disiplin dan ulet.
3. Perputaran telur yang cepat.
4. Penyimpanan telur bersih.
5. Letaknya strategis.
Kelemahan :
1. Modal usaha terbatas.
2. Kurang tenaga kerja.
3. Pendistribusian telur agak terhambat pada saat musim hujan.
4. Rekan kerja dalam hal penambahan modal sangat terbatas.
5. Tidak memiliki kontrak tertulis dalam hal pemasaran.

b. Faktor eksternal
10
Adapun ringkasan analisis faktor-faktor strategi eksternal dari pemasaran telur
ayam ras di Desa Pasir Utama adalah:
Peluang :
1. Permintaan telur yang tinggi.
2. Pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat.
3. Adanya warung-warung baru.
4. Adanya muncul usaha kuliner baru menggunakan telur.
5. Bertambahnya jumlah penduduk.
Ancaman :
1. Adanya saingan.
2. Keterlambatan pendistribusian akibat hujan.
3. Akses jalan berlumpur saat hujan.
4. Fluktuasi harga.
5. Pasokan bahan baku terhambat saat jalan longsor atau putus.

11
III. PENUTUP

KESIMPULAN
1. Segitiga Produksi sangatlah mempengaruhi hasil peternakan .
2. Segitiga produksi meliputi pakan, pemeliharaan serta lingkungan.
3. Pakan yang baik baki ayam petelur ialah dengan nutrisi yang cukup tinggi agar
produktifitas meningkat.
4. Pemeliharaan yang baik ditandai dengan perkandangan yang sesuai dengan
ukuran tubuh ayam peterlur mulai dari tipe ringan, medium serta berat.
5. Vaksinisasi bertujuan agar tenak lebih kebal dari penyakit agar menaggulangi
dari kerugian yang cukup besar
6. Pemasaran dengan metode yang baik seperti distribusi yang baik serta lanacar
akan sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang didapatkan

SARAN
Manajemen yang diterapkan pada ayam petelur seharusnya dipililah yang terbaik
sebab, dengan menejemen yang teratur akan sangat membantu peternak dalam mengelola
peternakan tersebut khususnya peternakan ayam petelur. Manajemen yang baik juga akan
mempermudah peternak dalam mengevaluasi dari pakan sampai pemasaran.

12
DAFTAR PUSTAKA
Anggrodi, R., 1985. Kemajuan Mutahir Dalam Ilmu Makanan Ternak Indonesia.
UUI Pres. Jakarta.
Ferdinan,M. Y. , I. Gunawan, R. Febrinova .2010. STRATEGI PEMASARAN TELUR
AYAM RAS DI DESA PASIR UTAMA KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN
ROKAN HULU.agribisnispeternakan .3(9) 78-86.
Kartasujana, R. dan E. Suprijatna. 2005. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya.
Jakarta
Rasyaf. 1993. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur. Kanisius. Yogyakarta.

https://agribisnispeternakan.wordpress.com/2013/05/01/64/
https://kambingjoynim.com/4-manajemen-keberhasilan-ternak-ayam-petelur/
http://arenahewan.com/cara-pemberian-vaksin-ayam-petelur
http://dokterternak.com/2012/01/15/persyaratan-ideal-pemilihan-lokasi-kandang-ayam-
petelur-layer-dan-broiler/

13

Anda mungkin juga menyukai