Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Penyakit


2.1.1 Definisi
Glomerulonefritis ialah reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau
virus tertentu. Terjadi akibat infeksi kuman streptococcus. Sering ditemukan
pada usia 3-7 tahun (pada awal usia sekolah). Lebih sering mengenai anak laki-
laki dari pada wanita dengan perbandingan 2 : 1 (Mansjoer, Arif, dkk. 2000 :
487). Glomerulonefritis kronik adalah peradangan lama di sel-sel glomerolus.
Kelainan ini dapat terjadi akibat glomerolus akut yang tidak membaik atau
timbul secara spontan (Arif muttaqin & kumala Sari, 2011). Glomerulonefritis
kronik ditandai oleh kerusakan glomerulus secara progresif lambat akibat
glomerulonefritis yang sudah berlangsung lama. Penyakit cenderung timbul
tanpa diketahui asal usulnya, dan biasanya baru ditemukan pada stadium yang
sudah lanjut, ketika gejala-gejala insufisiensi ginjal timbul. Pada pengkajian
ditemukannya klien yang mengalami glomerulonefritis kronik bersifat incidental
pada saat pemeriksaan dijumpai hipertensi atau peningkatan kadar BUN dan
kreatinin serum (Mutaqqin dan Sari, 2012).
Glomerulonefritis kronis (GNK) adalah suatu kondisi peradangan yang
lama dari sel-sel glomerulus dengan diagnosis klinis berdasarkan ditemukannya
hematuria dan proteinuria yang menetap. Glomerulonefritis kronis sering timbul
beberapa tahun setelah cedera dan peradangan glomerulus subklinis yang disertai
oleh hematuria (darah dalam urine) dan proteinuria (protein dalam urine) ringan
(Mutaqqin dan Sari, 2012; Mansjoer, et al., 2000). Jalan penyakit GNK dapat
berubah-ubah. Ada pasien yang mengalami gangguan fungsi minimal dan merasa
sehat. Perkembangan penyakitnya juga perlahan. Walaupun perkembangan
penyakit GNK perlahan atau cepat, keduanya akan berakhir pada penyakit ginjal
tahap akhir (Baradero, 2008).
2.1.2 Epidemiologi
Glomerulusnefritis sering ditemukan pada anak berumur antara 3-7 tahun
dan lebih sering mengani anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.
Perbandingan antara anak laki-laki dan perempuan adalah 2 : 1 dan jarang
menyerang anak dibawah usia 3 tahun. Hasil penelitian multisenter di Indonesia
pada tahun 1988, melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat di rumah sakit
pendidikan dalam 12 bulan. Pasien terbanyak dirawat di Surabaya (26,5%),
kemudian disusul berturut-turut di Jakarta (24,7%), Bandung (17,65%), dan
Palembang (8,2%).
Pasien laki-laki dan perempuan berbanding 2 : 1 dan terbanyak pada anak
usia antara 6-8 tahun (40,6%). Gejala glomerulusnefritis bisa berlangsung secara
mendadak (akut) atau secara menahun (kronis) seringkali tidak diketahui karena
tidak menimbulkan gejala. Gejalanya dapat berupa mual-mual, kurang darah
(anemia), atau hipertensi. Gejala umum berupa sembab kelopak mata, kencing
sedikit, dan berwarna merah, biasanya disertai hipertensi. Penyakit ini umumnya
(sekitar 80%) sembuh spontan, 10% menjadi kronis dan 10% berakibat fatal.

2.1.3 Etiologi
Penyebab dari penyakit glomerulunefritis kronik yaitu :
a. Lanjutan GNA (Glomerulusnefritis Akut), seringkali tanpa riwayat
infeksi (Streptococcus beta hemoliticus group A)
b. Keracunan (timah hitam, tridion)
c. Penyakit sipilis
d. Diabetes mellitus
e. Trombosis vena renalis
f. Hipertensi kronik
g. Penyakit kolagen
h. Penyebab lain yang tidak diketahui yang ditemui pada stadium lanjut.
Penyakit ini ditemukan pada semua usia, tetapi sering terjadi pada usia
awal sekolah dan jarang pada anak yang lebih muda dari 2 tahun. Lebih
banyak pria daripada wanita (2:1). Timbulnya GNC (Glomerulusnefritis
Cronic) didahului oleh akut (infeksi ekstra renal, terutama di traktus
respiratorius atau saluran napas bagian atas dan kulit oleh kuman
streptococus beta hemolitikus gol A). Faktor lain yang dapat
menyebabkan adalah faktor iklim, keadaaan gizi, keadaan umum dan
alergi.
2.1.4 Pathway

Infeksi/Penyakit

(Streptococcus beta hemoliticus grup A)

Migrasi sel-sel radang kedalam glomerular

Pembentukan kompleks antigen-antibodi dalam dinding kapiler

Deposit, complement dan ant trass netrofit, netrofil dan monosit

Fibrinogen dan plasma protein lain Enzim lisosomal merusak membrane


bermigrasi melalui dinding sel dasar glomerular
manifestasi klinis Proteinuria

Eritrosit bermigrasi melalui dinding


Ketidakseim hipoalbuminemia sel yang rusak. Manifestasi
bangan Hematuria Perubahan eliminasi
nutrisi urine
kurang dari Tekanan onkotik plasma
kebutuhan
tubuh Poliferasi sel A fibrin Gangguan Eliminasi
Hipovolemia
yg terakumulasi urine
dalam kapula
bowmans
Aktif renin
angiotensin
Menurunnya perfusi
kapiler glomerular.
Vasokonstriksi Manifestasi klinis
meningkatnya BUN dan
Creatinin, Retensi urine
Hipertensi

Meningkat sekret Edema pada daerah wajah (kelopak mata)


ADH dan Aldosteron
Kelebihan volume
cairan cairan
2.1.5 Manifestasi Klinik
Glomerulusnefritis kronis ditandai dengan kerusakan glomerulus secara
progresif lambat akibat glomerulusnefritis yang berlangsung lama. Gejala
utama yang ditemukan adalah :

a. Kadang-kadang tidak memberikan keluhan sama sekali sampai terjadi


gagal ginjal
b. Hematuria (kencing bercampur darah)
c. Edema pada bagian wajah biasanya sekitar mata (kelopak),
d. Penurunan kadar albumin (hipoalbuminemia)
e. Hipertensi
f. Peningkatan suhu badan
g. Sakit kepala, lemah, gelisah
h. Mual, tidak ada nafsu makan, berat badan menurun
i. Ureum dan kreatinin meningkat
j. Proteinurea
k. Suhu subfebril
l. Kolesterol darah naik
m. Fungsi ginjal menurun
n. Ureum meningkat + kreatinin serum
o. Anemia
p. Gagal jantung kematian
q. Selalu merasa haus dan miksi pada malam hari (nokturia)

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang


Adapun pemeriksaan penunjang untuk GNC menurut Beta Gelly &
Sowden Linda (2002) adalah
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. LED (Laju Endap Darah) meningkat.
b. Kadar Hb menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi garam dan
air).
c. Pemeriksaan urin menunjukkan jumlah urin menurun, Berat jenis
urine meningkat.
d. Hematuri makroskopis ditemukan pada 50% pasien, ditemukan
:Albumin (+), eritrosit (++), leukosit (+), silinder leukosit, eritrosit,
dan hialin.
e. Albumin serum sedikit menurun, komplemen serum (Globulin beta-
IC) sedikit menurun.
f. Ureum dan kreatinin meningkat.
g. Titer antistreptolisin umumnya meningkat, kecuali kalau infeksi
streptococcus yang mendahului hanya mengenai kulit saja.
h. Uji fungsi ginjal normal pada 50% pasien.
2. Test gangguan kompleks imun
3. Biopsi ginjal

2.1.7 Komplikasi
1. Oliguri sampai anuria
Oliguri dan anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagai
akibat berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti insufisiensi
ginjal akut dengan uremia, hiperfosfatemia, hyperkalemia dan hidremia.
Walaupun oliguria atau anuria yang lama jarang terdapat pada anak, jika
hal ini terjadi diperlukan peritoneum dialysis (bila perlu).
2. Ensefalopati hipertensi
Merupakan gejala serebrum karena hipertensi. Terdapat gejala berupa
gangguan penglihatan, pusing, muntah dan kejang-kejang. Hal ini
disebabkan karena spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan
edema otak.
3. Gangguan sirkulasi
Gangguan sirkulasi berupa dyspnea, ortopneu, terdapat ronki basah,
pembesaran jantung dan meningginya tekanan darah yang bukan saja
disebabkan oleh bertambahnya volume plasma. Jantung dapat membesar
dan kelainan di miokardiu. Anemia yang timbul karena adanya
hypervolemia disamping sintesis eritropoietik yang menurun.

2.1.8 Penatalaksanaan
1. Medik
Tidak ada pengobatan yang khusus yang mempengaruhi penyembuhan
kelainan di glomerulus.
a. Istirahat mutlak selama 3-4 minggu dahulu dianjurkan selama 6-8
minggu
b. Pemberian penisilin pada fase akut.
Pemberian antibiotic ini tidak mempengaruhi beratnya
glomerulonefritis, melainkan mengurangi penyebaran infeksi
streptococcus yang mungkin masih ada. Pemberian penisilin
dianjurkan hanya untuk 10 hari. Pemeberian profilaksis yang lama
sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak
dianjurkan, karena terdapat imunitas yang menetap.
c. Pengaturan dalam pemberian cairan (perlu diperhatikan
keseimbangan cairan dan elektrolit). Pemberian diet rendah protein (1
gr/kg BB/hari) dan rendah garam (1 gr/hari). Makanan lunak
diberikan pada pasien dengan suhu tinggi dan makanan biasa bila
suhu normal kembali. Bila ada anuria/muntah diberikan harus
dibatasi.
d. Pengobatan terhadap hipertensi
e. Bila anuria berlangsung lama (5-7) hari, maka ureum harus
dikeluarkan dari dalam darah. Dapat dengan cara peritoneum dialisis,
hemodialisis, transfuse tukar dan sebagainya.
f. Diuretikum dulu tidak diberikan pada glomerulusnefritis akut, tetapi
akhir-akhir ini pemberian furosemide (lasix) secara intravena (1
mg/kg BB/kali) dalam 5-10 menit tidak berakibat buruk pada
hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus.
g. Bila tidak timbul gagal gagal jantung, diberikan digitalis, sedativum
dan oksigen.
2. Keperawatan
a. Istirahat mutlak selama 2 minggu.
b. Pengawasan tanda-tanda vital secara 3x sehari
c. Jika terdapat gejala dyspnea/ortopnea dan pasien terlihat lemah adalah
kemungkinan adanya gejala payah jantung, segera berikan posisi
yang nyaman (semi fowler), berikan O2 dan hubungi dokter.
d. Diet protein 1 gr/kg BB/hari dan garam 1 gr/hari (rendah garam).

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
Diperlukan pengkajian yang cermat dan teliti untuk mengetahui masalah
pasien dengan tepat, sebab pengkajian merupakan awal dari proses keperawatan.
Dan keberhasilan proses keperawatan tergantung dari pengkajian.
1. Pengkajian Umum
a. Keluhan Utama
Keluhan orang tua atau anak pada waktu ke rumah sakit Pasien
mengeluh mual, anoreksia, muntah, mengeluh
demam, mengeluh sakit kepala/pusing , mengeluh sesak
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Anak tampak odema, muntah, pada saat disentuh teraba hangat ,
mengalami, anak tampak lemah, adanya peningkatan tekanan darah
c. Riwayat kehamilan dan persalinan
1) Prenatal
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus
Streptococus), mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan obat-
obatan serta penyakit DM pada ibu.
2) Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
d. Riwayat Neonatus
Kaji riwayat neunatus saat bayi pertamakali lahir apa ada tanda atau gejala
yang mucul dari neunatus. Pada pasien GNC biasanya tidak ditemukan
tanda gejal pada usia nenatus.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami
Gluronefritis Cronic (GNC)
2) Penyakit keturunan atau diwariskan
3) Penyakit congenital atau bawaan
f. Riwayat pertumbuhan dan Perkembangan
Berat badan = umur (tahun) X 2 + 8 Tinggi badan = 2 kali tinggi badan
lahir.
1) Perkembangan psikoseksual : anak berada pada fase oedipal/falik
dengan ciri meraba-raba dan merasakan kenikmatan dari beberapa
daerah erogennya, senang bermain dengan anak berjenis kelamin beda,
oedipus kompleks untuk anak laki-laki lebih dekat dengan ibu, elektra
kompleks untuk anak perempuan lebih dekat dengan ayah.
2) Perkembangan psikososial : anak berada pada fase pre school
(inisiative vs rasa bersalah) yaitu memiliki inisiatif untuk belajar
mencari pengalaman baru. Jika usahanya diomeli atau dicela anak akan
merasa bersalah dan menjadi anak peragu.
3) Perkembangan kognitif : masuk tahap pre operasional yaitu mulai
mempresentasekan dunia dengan bahasa, bermain dan meniru,
menggunakan alat-alat sederhana.
4) Perkembangan fisik dan mental : melompat, menari, menggambar
orang dengan kepala, lengan dan badan, segiempat, segitiga,
menghitung jari-jarinya, menyebut hari dalam seminggu, protes bila
dilarang, mengenal empat warna, membedakan besar dan kecil, meniru
aktivitas orang dewasa.
2. Pengkajian Pola Gordon
a. Persepsi Kesehatan – Pola Manajemen Kesehatan
Mengkaji kemampuan pasien dan keluarga melanjutkan perawatan di
rumah.
b. Pola nutrisi – Metabolik
Pada pasien dengan GNC akan mengalami gangguan nutrisi metabolic
seperti anoreksia, mual muntah, pembengkakan ekstremitas bawah/edema,
terjadi penambahan berat badan karena adanya pembengkakan. Suhu
badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan
beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar
mata dan seluruh tubuh. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
c. Pola Eliminasi
Pada pasien. GNC biasanya ditemukan Oliguri dan anuria yang dapat
berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagai akibat berkurangnya filtrasi
glomerulus, Perubahan warna urine (kuning pekat, merah)
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Kelemahan otot dan kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam
perawatan klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung dan dan
tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk
dimulai bila tekanan ddarah sudah normaal selama 1 minggu.
e. Pola Persepsi Kognitif
Menjelaskan tentang fungsi penglihatan, pendengaran, penciuman, daya
ingatan masa lalu dan ketanggapan dalam menjawab pertanyaan.
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal.
Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.
f. Pola Tidur dan Istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan
tonus.
g. Konsep Diri dan Persepsi Diri
Menjelaskan konsep diri dan persepsi diri misalnya body image, body
comfort. Terjadi perilaku distraksi, gelisah, dan penolakan.
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema
dan perawatan yang lama.
h. Peran dan Pola Hubungan
Bertujuan untuk mengetahui peran dan hubungan sebelum dan sesudah
sakit. Perubahan pola biasa dalam tanggungjawab atau perubahan
kapasitas fisik untuk melaksanakan peran. Anak tidak dibesuk oleh teman
– temannya karena jauh serta anak mengalami kondisi kritis menyebabkan
anak banyak diam.
i. Pola Reproduktif dan Sexual
Pola ini bertujuan menjelaskan fungsi sosial sebagai alat reproduksi.
j. Pola Pertahanan Diri, Stress dan Toleransi
Adanya faktor stress lama, efek hospitalisasi, masalah keuangan, rumah.
k. Pola Keyakinan dan Nilai
Untuk menerangkan sikap, keyakinan klien dalam melaksanakan agama
yang dipeluk dan konsekuensinya dalam keseharian. Dengan ini
diharapkan perawat dalam memberikan motivasi dan pendekatan terhadap
klien dalam upaya pelaksanaan ibadah.
3. Pengkajian fisik
Keadaan umum klien lemah dan terlihat saki berat dengan tingkat
kesadaran biasanya composmentis. Pada TTV sering tidak didapatkan adanya
perubahan.
a. B1 (Breatihing). Biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola nafas
dan jalan nafas walau secara frekuensi mengalami peningkatan terutama
pada fase akut. Pada fase lanjut di dapatkan adanya gangguan pola nafas
dan jalan nafas yang merupakan respons edema pilmonerdan efusi fleura.
b. B2 (Blood ). Sering ditemukan penurunan cura jantung respons sekunder
dari peningkatan beban volume.
c. B3 (Branin). Didapatkan adanya edema wajah terutama periorbital,
seklera tidak ikteri status neurologi mengalami perubahan sesuai dengan
tingkat paranya azotemia pada sistem saraf pusat.
d. B4 (Bladder). Perubahan warna urine output seperti warna urune
warnanya kola.
e. B5 (Bowel). Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia sehingga
sering didapatkan penurunan intake nutrisi kurang dari kebutuhan.
Didapatkan asites pada abdomen.
f. B6 (Bone). Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum, efek
sekunder dari edema tungkai dari keletihan fisik secara umum.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan infeksi saluran kemih


b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
2.2.3 Perencanaan Keperawatan
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Gangguan Eliminasi  Urinanry elimination Urinary Retention
Urine  Urinary conntinuence Care
Definisi: disfungsi
pada eliminasi urine Kriteria hasil:  Lakukan
Batasan  Kandung kemih penilaian
Karakteristik: kosong secara penuh kemih yang
- Disuria  Tidak ada residu urine komprehdnsif
- Sering berkemih ≥100-200cc berfokus pada
- Anyang-  Intake cairan dalam inkontinensia
anyangan rentang normal (misalnya,
- Inkontinensia  Bebas dari ISK output urine,
- Nokturia pola berkemih,
 Tidak ada spasme
- Retensi fungsi
bladder
- Dorongan kognitif, dan
 Balance cairan
masalah
seimbang
Factor yang kencing
berhubungan praeksisten)
- Obstruksi  Memantau
anatomic penggunaan
- Penyebab obat dengan
multiple sifat
- Gangguan antikolinergik
sensori motorik atau property
- Infeksi saluran alpha agonis
kemih  Memonitor
efek dari obat-
obatan yang
diresepkan,
seperti calcium
channe
blockers dan
antikolinergik
 Menyediakan
penghapusan
privasi
 Gunakan
kekuatan
sugesti dengan
menjalankan
air atau
disiram toilet
 Merangsang
refleks
kandung
kemih dengan
menerapkan
dingin untuk
perut
membelai
tinggi batin,
atau air
 Sediakan
waktu yang
cukup untuk
pengosongan
kandung
kemih (10
menit)
 Gunakan spirit
wintergreen di
pispot atau
urinal
 Menyediakan
maneuver
crede, yang
diperlukan
 Gunakan
double-void
teknik
 Masukkan
kateter kemih
 Anjurkan
pasien/keluarg
a untuk
merekam
output urine
 Intruksikan
cara-cara
untuk
menghindari
konstipasi atau
impaksi tinja
 Memantau
asupan dan
keluaran
 Memantau
tingkat distensi
kandung
kemih dengan
palpasi dan
perkusi
 Membantu
dengan toilet
secara berkala
 Memasukkan
pipa ke dlaam
lubang tubuh
untuk sisa
 Menerapkan
katerissi
intermiten
 Merujuk ke
spesialis
kontinensia
kemih.

Kelebihan Volume  Electrolit and acid Fluid management


Cairan base balance
Definisi :  Fluid balance  Timbang
peningkatan retensi  Hydration popok atau
cairan isotonic. pembalut jika
Batasan Karakteristik Kriteria Hasil : diperlukan
 Bunyi nafas  Terbebas dari edema,  Pertahankan
adventisius efusi, anaskara catatan intake
 Gangguan  Bunyi nafas bersih, dan output
elektrolit tidak ada yang akurat
 Anasarka dyspnea/ortopneu  Pasang urin
 Ansietas  Terbebas dari distensi kateter jika
 Azotemia vena jugularis, reflek diperlukan
 Perubahan hepatojugular (+)  Monitor hasil
tekanan darah  Memelihara tekanan Hb yang sesuai
 Perubahan status vena sentral, tekanan dengan retensi
mental kapiler paru, output cairan (BUN,
 Perubahan pola jantung dan vital sign Hmt,
pernafasan dalam batas normal osmolalitas
 Penurunan  Terbebas dari urin)
hematocrit kelelahan, kecemasan  Monitor status
 Penurunan atau kebingungan hemodinamik
hemoglobin  Menjelaskan indikator termasuk CVP,
 Dyspnea kelebihan cairan MAP, PAP,
 Edema dan PCWP
 Peningkatan  Monitor vital
tekanan vena sign
sentral  Monitor
 Asupan melebihi indikasi
haluaran retensi/kelebih
 Distensi vena an cairan
jugularis (cracles, CVP,
 Oliguria edema,
distensi vena
 Ortopnea
leher, asites)
 Efusi pleura
 Kaji lokasi dan
 Refleksi
luas edema
hepatojugular
positif  Monitor
masukan
 Perubahan
makanan/caira
tekanan arteri
n dan hitung
pulmonal
intake kalori
 Kengesti
 Monitor status
pulmunal
nutrisi
 Gelisah
 Kaloborasi
 Perubahan berat pemberian
jenis urin diuretic sesuai
 Bunyi jantung S3 intruksi
 Penambahan  Batasi
berat badan masukan
dalam waktu cairan pada
sangat singkat keadaan
hiponatrermi
Factor – factor dilusi dengan
yang serum Na
berhubungan : <130 mEq/l
 Gangguan  Kolaborasi
mekanisme dokter jika
regulasi tanda cairan
 Kelebihan asupan berlebih
cairan muncul
 Kelebihan asupan memburuk
natrium
Fluid
Monitoring
 Tentukan
riwayat jumlah
dan tipe intake
cairan dan
eliminasi
 Tentukan
kemungkinan
factor resiko
dari
ketidakseimba
ngan cairan
(hipertermia,
terapi diuretic,
kelainan renal,
gagal jantung,
diaphoresis,
disfungsi hati
dll)
 Monitor berat
badan, BP,
HR, dan RR
 Monitor serum
dan osmilalitas
urin
 Monitor
tekanan darah
orthostatic dan
perubahan
irama jantung
 Monitor
parameter
hemodinamik
infasif
 Catat secara
akurat intake
dan output
 Monitor
adanya
distensi leher,
ronchi, oedem
perifer dan
penambahan
BB
 Monitor tanda
dan gejala
daro oedema
Ketidakseimbangan  Nutritional Status : Nutrition
nutrisi kurang dari  Nutritional Status : Management
kebutuhan tubuh food and fluid intake
Definisi : Asupan  Nutritional Status :  Kaji adanya
nutrisi tidak cukup nutrient intake alergi makanan
untuk memenuhi  Weight control  Kolaborasi
kebutuhan metabolic dengan ahli
Kriteria Hasil : gizi untuk
Batasan  Adanya peningkatan menentukan
Karakteristik berat badan sesuai jumlah kalori
 Kram abdomen dengan tujuan dan nutrisi
 Nyeri abdomen  Berat badan ideal yang
 Menghindari sesuai dengan tinggi dibutuhkan
makanan badan pasien
 Berat badan 20%  Mampu  Anjurkan
atau lebih mengidentifikasi pasien untuk
dibawah berat kebutuhan nutrisi meningkatkan
badan ideal  Tidak ada tanda-tanda intake Fe
 Kerapuhan malnutrisi  Anjurkan
kapiler  Menunjukkan pasien untuk
 Diare peningkatan fungsi meningkatkan
 Kehilangan pengecapan dari protein dan
rambut menelan vitamin C
berlebihan  Tidak terjadi  Berikan
 Bising usus penurunan berat badan substansi gula
hiperaktif yang berarti  Yakinkan diet
 Kurang makanan yang dimakan
 Kurang informasi mengandung
 Kurang minat tinggi serat
pada makanan untuk
 Penurunan berat mencegah
badan dengan konstipasi
asupan makanan  Berikan
adekuat makanan yang
 Kesalahan terpilih (sudah
konsepsi dikonsultasika
 Kesalahan n dengan ahli
informasi gizi)
 Membrane  Ajarkan pasien
mukosa pucat bagaimana
 Ketidakmampuan membuat
memakan catatan
makanan makanan
 Tonus otot harian
menurun  Monitor
 Mengeluh jumlah nutrisi
gangguan dan kandungan
makanan kurang kalori
dari RDA  Berikan
(recommended informasi
daily allowance) tentang
 Cepat kenyang kebutuhan
setelah makan nutrisi
 Sariawan rongga  Kaji
mulut kemampuan
 Steatorea pasien untuk
 Kelemahan otot mendapatkan
pengunyah nutrisi yang
 Kelemahan otot dibutuhkan
untuk menelan Nutrition
Factor yang Monitoring
berhubungan :  BB pasien
 Factor biologis dalam batas
normal
 Factor ekonomi
 Monitor
 Ketidakmampuan
adanya
untuk
penurunan
mengabsorbsi
berat badan
nutrient
 Monitor tipe
 Ketidakmampuan
dan jumlah
untuk mencerna
aktivitas yang
makanan
biasa
 Ketidakmampuan
dilakukan
menelan  Monitor
makanan interaksi anak
 Factor psikologis atau orang tua
selama
makan
 Monitor
lingkungan
selama
makan
 Jadwalkan
pengobatan
dan tindakan
tidak selama
jam makan
 Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
 Monitor
turgor kulit
 Monitor
kekeringan,
rambut
kusam, dan
mudah patah
 Monitor mual
muntah
 Monitor
kadar
albumin, total
protein, Hb,
dan kadar Ht
 Monitor
pertumbuhan
dan
perkembanga
n
 Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
 Monitor
kalori dan
intake nutrisi
 Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
papilla lidah
dan cavitas
oral
 Catat jika
lidah
berwarna
magenta
scarlet

Anda mungkin juga menyukai