PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesenambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir karitis merupakan konsep
dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu
sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berfikir kritis
dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari defenisi,elemen berfikir kritis,model berfikir
kritis,analisa berfikir kritis,berfikir logis dan kreatif, krakteristik berfikir kritis,pemecahan
masalahdan langka-langka pemecahan masalah,proses pengambilan keputusan,fungsi berfikir
kritis,model pebggunaan atribut,proses intuisi,indikator, dan prinsip utama .
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir kritis
dalam berbagai situasi. penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata
yang akan memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan keperawatan yang
komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap
masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan,
dengan tersedianya pengetahuan baru, seseorang profesional harus selalu melakukan sesuatu
dan mencari apa yang selalu efektif dan ilmia dan memberikan hasil yang lebih baik untuk
kesejateraan diri maupun orang lain. Proses berfikir ini dilakukan sepenjang waktu sejalan
dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki,
kita jadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat simpulan yang valid.
Semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Berpikir dan Belajar
2.1.1 Taksonomi
Terdapat enam tingkatan berpikir menurut taksonomi Bloom yaitu :
1) Mengetahui (knowing) adalah suatu proses berpikir yang didasarkan pada retensi
(menyimpan) dan retrieval (mengeluarkan kembali) sejumlah pengetahuan yang
pernah didengar atau dibacanya;
2) Memahami (understanding) adalah suatu proses berpikir yang sifatnya lebih
kompleks yang mempunyai kemampuan dalam penterjemahan, interpretasi,
ektrapolasi, dan asosiasi;
3) Menerapkan (application) adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan,
fakta, teori, dan lain-lain untuk menyimpulkan, memperkirakan, atau
menyelesaikan suatu masalah;
4) Menganalisis (analysis) juga berpikir secara divergen yaitu kemampuan
menguraikan suatu konsep atau prinsip dalam bagian-bagian atau komponen-
komponennya;
5) Mensintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk melakukan suatu generalisasi
atau abstraksi dari sejumlah fakta, data, fenomena, dan lain-lain; dan
6) Mengevaluasi (evaluation) disebut juga intelectual judment, yaitu pengetahuan
yang luas dan dalam tentang sesuatu pengertian dari apa yang diketahui serta
kemampuan analisa dan sintesis sehingga dapat memberikan penilaian atau
evaluasi. Dengan kata lain akumulasi dari semua kemampuan berpikir
dibawahnya merupakan kemampuan untuk menilai (evaluasi) (Mayasari, 2006)
2.2Peta Informasi
Menurut Nur, 2000 dalam Erman, 2003 yang termasuk kedalam peta informasi adalah
7
1) Pohon jaringan (network tree)
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dihubungkan
oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis penghubung memberikan hubungan antara
konsep-konsep.Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan
daftar konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu.Daftar dan mulailah dengan
menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke
khusus.Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan
hubungannya pada garis-garis itu.Pohon jaringan cocok digunakan untuk
memvisualisasikan hal-hal:
8
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat.Dalam melakukan curah
pendapat ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah
besar ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide-ide tersebut berkaitan dengan ide sentral
namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Kita dapat memulainya dengan
memisah-misahkan dan mengelompokkan istilah-istilah menurut kaitan tertentu sehingga
istilah itu menjadi lebih berguna dengan menuliskannya di luar konsep utama.Peta
konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
a) Tidak menurut hirarki, kecuali berada dalam suatu kategori
b) Kategori yang tidak paralel
c) Hasil curah pendapat
9
3) I (Inference) membuat kesimpulan yang beralasan atau menyungguhkan. Bagian
penting dari langkah penyimpulan ini adalah mengidenttifikasi asumsi dan
pencarian pemecahan, pertimbangan dari interpretasi akan disituasi dan bukti
4) S(Situation): memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berfikir akan
membantu memperjelas pertanyaan dan mengetahui arti istlah-istilah kunci (bagian-
bagian yang relevan sebagai pendukung.
5) C(Clarity): menjelaskan arti atau istilah-istilah yang digunakan.
6) O(Overview) : melangkah kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan yang
diambil.
2.3.3 Aspek prilaku dan keterampilan berpikir kritis
Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa
perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis
seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek:
1) Relevance
Relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.
2) Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
3) Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru
maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
4) Outside material
Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari
perkuliahan
5) Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan
6) Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari
informasi yang berhasil dikumpulkan.
7) Justification
Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan
yang diambilnya.Termasuk didalamnya senantiasa memberikan penjelasan
mengenai keuntungan dan kerungian dari suatu situasi atau solusi.
2) Vision model
Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide
tentang permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan
untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat
untuk merespon ekspresi
3) Exsamine model
Model ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi.Perawat menguji
ide dengan bantuan kriteria yang relevan.Model ini digunakan untuk mencari peran
yang tepat untuk analisis, mencari, meguji, melihat konfirmasi, kolaborasi,
menjelaskan dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.Model berfikir
kritis dalam keperawatan menurut para ahli.
Menurut costa and colleagues (1985), klasifikasi berpikir dikenal sebagai ‘the six
Rs” yaitu:
-Remembering ( mengingat)
-Repeating (mengulang)
-Reasoning (memberi alasan)
-Reorganizing (reorganisasi)
-Relating (berhubungan)
-Reflecting (merenungkan)
Kemudian Perkumpulan Keperawatan mencoba mengembangkan gambaran berpikir
dan mengklasifikasikan menjadi 5 model disebut T.H.I.N.K.
a)Total recall
Total Recall berarti mengingat fakta atau mengingat dimana dan bagaimana untuk
mendapatkan fakta/data ketika diperlukan. Data keperawatan bisa dikumpulkan
dari banyak sumber, yaitu pembelajaran di dalam kelas, informasi dari buku,
segala sesuatu yang perawat peroleh dari klien atau orang lain, data klien
dikumpulkan dari perasaan klien, instrument (darah, urine, feses, dll), dsb.
b)Habits ( kebiasaan)
11
Merupakan pendekatan berpikir ditinjau dari tindakan yang diulang berkali-kali
sehingga menjadi kebiasaan yang alami. Mereka menerima apa yang mereka
kerjakan menghemat waktu dan mudah untuk dilakukan. Manusia selalu
menggambarkan sesuatu yang mereka kerjakan sebagai kebiasaan seperti “saya
mengerjakan sesuatu di luar pikiran”. Hal ini bukan kebiasaan dalam keperawatan
karena tindakan yang dilakukan tidak menggunakan proses berpikir. Hal ini terjadi
jika proses berpikir sudah berakar dalam diri mereka dalam melihat sesuatu atau
kemungkinan yang terjadi, di bawah sadar.
c.Inquiry ( penyelidikan / menanyakan keterangan )
Merupakan latihan mempelajari suatu masalah secara mendalam dan mengajukan
pertanyaan yang mendekati kenyataan. Jika kita berada di tingkat pertanyaan ini
dalam situasi social, kita akan disebut “Mendesak”. Hal ini meliputi penggalian
data dan pertanyaan, khususnya pendapat dalam situasi tertentu. Ini berarti tidak
menilai dari raut wajah, mencari factor-faktor yang menyebabkan, keragu-raguan
pada kesan pertama, dan mengecek segalanya, tidak ada masalah bagaimana
memperlihatkan ketidaksesuaian.
d.New ideas and creativity
Ide baru dan kreativitas terdiri dari model berpikir unik dan bervariasi yang khusus
bagi individu. Kekhususan dalam berpikir ini akan selalu dibawa individu selama
hidupnya dan biasanya membentuk kembali norma. Seperti Inquiry, model ini
membawa kita sesuai ide dari literature. Berpikir kreatif merupakan kebalikan dan
akhir dari Habits Model (kebiasaan). Dari kalimat “melakukan sesuatu seperti
biasanya” menjadi “Mari mencoba cara baru”. Berpikir kreatif tidak untuk menjadi
pengecut, tetapi salah satu kadang-kadang akan terlihat bodoh dan tidak sesuai
dengan ketentuan yang ada. Pemikir kreatif menghargai kesalahan yang mereka
lakukan untuk mempelajari nilai.
a) Knowing how you think (mengetahui apa yang kamu pikirkan)
Knowing How You Think merupakan yang terakhir tetapi bukannya yang paling
tidak dihiraukan dari model T.H.I.N.K. yang berarti berpikir tentang apa yang
kita pikirkan. Berpikir tentang berpikir disebut “metacognition”. Meta berarti
“diantara atau pertengahan” dan cognition berarti “Proses mengetahui”. Jika
kita berada di antara proses mengetahui, kita akan dapat mengetahui bagaimana
kita berpikir.
e) Integritas
Pemikir kritis mempertanyakan dan menguji pengetahuan dan keyakinan pribadinya
seteliti mereka menguji pengetahuan dan keyakinan orang lain.integritas pribadi
membangun rasa percaya diri dejawat dan bawahan.orang yang mempunyai integritas
dengan cepat berkeinginan untuk mengakui dan mengevalusi segala ketidak
konsistenan dalam ide dan keyakinan.eksekitif keperawatan yang merupakan
pemimpin kuat belajar menerima ketika ide–ide mereka tidak lagi berfungsi untuk
memberikan arahan pada pelayanan keperawatan.mereka memberikan informasi baru
dan mendorong bahwa untuk memberikan jalan keluar pada masalah manajemen yang
sulit.
f) Ketekunan
Pemikir kritis terus bertekat untuk menemukan solusi yang efektif untuk masalah
perawatan klien.solusi yang cepat adalah hal yang tidak dapat diterima.perawat belajar
15
sebanyak mungkin mengenai masalah ,mencoba berbagi pendekatan untuk perawat
dan terus mencari sumber tambahan sebagai pendekatan yang tepat ditemukan.
g) Kreativitas
Kreativitas mencakup berpikir orisinal.hal ini berarti menemukan solusi di luar apa
yang dilakukan secara tradisional.sering kali klien menghadapi masalah yang
membutuhkan pendekatan unik.contoh,klien artritis mempunyai keterbatasan serius
pada gerakan pinggul dan lutut.salah satu pendekatan kreatif untuk membantu klien
tetap mobil adalah dengan menaikkan semua kursi di rumah di atas balok kecil yang
dipakukan pada kaki kursi, sehingga klien tidak perlu membungkuk dengan sudut
ekstream ketika duduk
2) Standar Berpikir Kritis
Paul (1993) menemukan bahwa standar intelektual menjadi universal uintuk berpikir
kritis.ketika perawat memikirkan masalah klien penting sekali artinya untuk
menggunakan standar ini untuk memastikan bahwa keputusan yang tepat telah
dibuat.Sebagai contoh, ketika berupaya untuk memahami keparahan dari nyeri yang
dirasakan klien, perawat mencari informasi yang jelas dari klien dan mengklarifikasi
segala bentuk kenyataan yang membingungkan.Segala pengukuran, seperti tingkat
pembengkakan disekitar area yang nyeri, dibuat dengan tepat.Perawat memeriksa klien
dan memastikan bahwa temuan tersebut telah secara spesifik ditentukan letaknya dan
telah diinterpretasikan dengan akurat.Sejalan dengan perawat mengumpulkan semua
informasi mengenai nyeri yang dirasakan klien, pertanyaan tambahan mungkin diajukan
untuk memastikan bahwa informasi telah digali cukup dalam dan lengkap.Standar
professional untuk berpikir kritis mengacu pada criteria etik untuk penilaian keperawatan
dan kriteria untuk tanggung jawab dan tanggung gugat professional.Standar ini
mengekspresikan tujuan dan nilai profesi keperawatan. Penerapan standar ini
mengharuskan perawat menggunakan berpikir kritis untuk kebaikan individu atau
kelompok (Kataoka-Yahiro & Saylor, 1994)
2.6 Kompetensi Berpikir Kritis dan Sintesa Berpikir Kritis
1) Kompetensi Berpikir Kritis
Kompetensi merupakan kemampuan individual yang dibutuhkan untuk mengerjakan
suatu tugas atau pekerjaan yang dilandasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
keras sesuai untuk kerja yang dipersyaratkan.Kompetensi berpikir kritis adalah proses
kogritif yang digunakan perawat untuk membuat penilaian keperawatan.Kompetensi
16
Berpikir Kritis mencakup beberapa hal yaitu membuat pendapat, membuat keputusan,
menarik kesimpulan, dan merefleksikan (Gordon, 1995 dalam Potter dan Perry, 2005).
Dalam kaitannya dengan keperawatan, berpikir kritis adalah reflektif, pemikiran yang
masuk akal tentang masalah keperawatan tanpa ada solusi dan difokuskan pada keputusan
apa yang harus diyakini dan dilakukan (Kataoka dan Saylor, 1994 dalam Potter dan Perry,
2005). Ada tiga tipe kompetensi yaitu berpikir kritis umum, berpikir kritis spesifik dalam
situasi klinis, dan berpikir kritis spesifik dalam keperawatan.Kompetensi berpikir kritis
umum mencakup metode ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan keputusan.
Pemecahan masalah mencangkup mendapatkan informasi ketika terdapat kesenjangan
antara apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi. Dalam pembuatan
keputusan, individu memilih tindakan untuk memenuhi tujuan. Untuk membuat
keputusan, seseorang harus mengkaji semua pilihan, menimbang setiap pilihan tersebut
terhadap serangkaian kriteria, dan kemudian membuat pilihan akhir (Potter dan Perry,
2005). Ketika dihadapkan pada suatu keputusan, penting sekali untuk mengidentifikasi
mengapa keputusan diperlukan.Kriteria untuk pembuatan keputusan harus ditegakkan
sehingga pilihan yang tepat dapat dibuat. Kriteria harus mencangkup hal berikut:
2) Sintesa Berpikir Kritis
Kemampuan untuk menggabungkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayan asuhan keperawatan.
Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prisip,
argumen, kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas. Model berpikir kritis
dikembangkan menjadi 5 model disebut T.H.I.N.K. pertama total recall (mengingat fakta),
habits ( kebiasaan), inquiry (penyelidikan / menanyakan keterangan), new ideas and
creativity (ide baru dan kreativitas), dan knowing how you think (mengetahui apa yang
kamu pikirkan).
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan.
Taksonomi Bloom yaitu, mengetahui (knowing), memahami (understanding), menganalisis
(analysis), mensintesis (synthesis), dan mengevaluasi (evaluation).
3.2. Saran
18
Demikian atas ulasan dari makalah ini dari penulis untuk memperjelas dalam
pembahasan “Berpikir Kritis Dalam Keperawatan”. apabila ada kekeliruan atau tidak
jelasnya dalam makalah ini dapat menghubungi penulis, dan apabila ada kekurangan dari
materi ini diharapkan pembaca dapat membantu dalam memperbaiki makalah
ini.terimakasih.
19