PENDAHULUAN
1
Glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang paling sederhana yang
diabsorbsi ke dalam cairan darah melalui sistem pencernaan. Konsentrasi
glukosa darah sangat penting dipertahankan pada kadar yang cukup tinggi dan
stabil sekitar 70-120 mg/dl untuk mempertahankan fungsi otak dan suplai
jaringan secara optimal. Kadar glukosa darah juga perlu dijaga agar tidak
meningkat terlalu tinggi mengingat glukosa juga berpengaruh terhadap
tekanan osmotik cairan ekstraseluler. Glukosa merupakan bentuk karbohidrat
yang paling sederhana yang diabsorbsi ke dalam cairan darah melalui sistem
pencernaan. Konsentrasi glukosa darah sangat penting dipertahankan pada
kadar yang cukup tinggi dan stabil sekitar 70-120 mg/dl untuk
mempertahankan fungsi otak dan suplai jaringan secara optimal. Kadar
glukosa darah juga perlu dijaga agar tidak meningkat terlalu tinggi mengingat
glukosa juga berpengaruh terhadap tekanan osmotik cairan ekstraseluler
(Ignatavicius & Walkman, 2006; Robbin, et al., 2007). Tehnik relaksasi
dengan gerakan dan instruksi yang lebih sederhana daripada tehnik relaksasi
lainnya, dapat dilakukan dengan posisi berbaring, duduk dikursi dan duduk
bersandar yang memungkinkan klien dapat melakukannya dimana saja tanpa
menyita banyak waktu adalah relaksasi autogenik dimana (Greenberg, 2002).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Konflik Dengan Lingkungan Sekitarnya. Apabila Konflik Tersebut Tidak
Dapat Diatasi Dengan Baik Maka Dalam Per-Kembangannya Dapat
Membawa Dampak Negatif (Amett, 1994). Delapan Puluh Persen Dari
Remaja Berusia 11-15 Tahun Dikatakan Pernah Menunjukkan Perilaku
Berisiko Tinggi Minimal Satu Kali Dalam Periode Tersebut, Seperti
Berkelakuan Buruk Di Sekolah, Penyalahgunaan Obat Terlarang, Serta
Perilaku Antisosial.menyebabkan perubahan pembuluh darah yang sering
mengakibatkatkan makin tingginya tekanan darah. Tekanan darah adalah
kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan
tekanan dari jantung.
2. Glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang paling sederhana yang
diabsorbsi ke dalam cairan darah melalui sistem pencernaan. Konsentrasi
glukosa darah sangat penting dipertahankan pada kadar yang cukup tinggi
dan stabil sekitar 70-120 mg/dl untuk mempertahankan fungsi otak dan
suplai jaringan secara optimal. Kadar glukosa darah juga perlu dijaga agar
tidak meningkat terlalu tinggi mengingat glukosa juga berpengaruh
terhadap tekanan osmotik cairan ekstraseluler. Untuk mencegah terjadinya
komplikasi DM, maka diperlukan pengontrolan yang terapeutik dan teratur
melalui perubahan gaya hidup pasien DMT2 yang tepat, tegas dan
permanen. Dalam melaksanakan pengontrolan kadar gula darah terdapat
beberapa cara diantaranya adalah dengan terapi relaksasi, yang diantaranya
terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah PMR, Benson, nafas
dalam, relaksasi autogenik dimana semua jenis relaksasi ini sudah di uji
coba melalui berbagai penelitian
4
2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh relaksasi
autogenik terhadap penurunan tekanan darah pada klien hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang tahun 2015.
3. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh relaksasi autogenik
terhadap penurunan kadar glukosa darah pada pasien DM Tipe 2.
1. Kriteria partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah; (1) Siswa
kelas VIII yang mendapat skor 50 terendah pada skala regulasi emosi. (2)
Usia 12 sampai 15 tahun, dan (3) Bersedia untuk mengisi informed
consent sebagai bukti tertulis kesediaan terlibat dalam penelitian. Kriteria
partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah; (1) Siswa kelas
VIII yang mendapat skor 50 terendah pada skala regulasi emosi. (2) Usia
12 sampai 15 tahun, dan (3) Bersedia untuk mengisi informed consent
sebagai bukti tertulis kesediaan terlibat dalam penelitian. Dalam penelitian
ini modifikasi yang dilakukan adalah memodifikasi materi pemahaman
yang berisi informasi menge-nai regulasi emosi, materi pemahaman pada
penelitian sebelumnya berisi informasi ten-tang stres. Modifikasi
berikutnya adalah menggunakan metode game saat membuka pertemuan,
pada penelitian sebelumnya pembukaan pertemuan dengan metode
ceramah. Selanjutnya melakukan modifikasi dengan pemberian tugas
rumah dengan cara memberikan formulir tugas rumah.
2. Desain penelitian yang digunakan yaitu Eksperimen Semu (Quasy
Eksperiment) yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu (Notoatmojo,
2005). Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan pre dan post
test only design. Penelitian ini memberikan intervensi dalam desain
penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol (Hidayat, 2008).
3. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
rancangan penelitian metode Quasi Eksperimendengan pre and post with
control group, untuk masing-masing kelompok terdiri 31 orang sampel
5
dengan tehnik consecutive sampling. Data dianalisis secara univariat dan
bivariat. Uji statistik yang digunakan Wilcoxon Sign Range Test dan Mann
Whitney U (Polite & Beck 2006)\
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
7
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa relaksasi autogenik
terbukti dapat meningkatkan regulasi emosi pada siswa SMP. Meningkatnya
kemam-puan regulasi emosi ditunjukkan oleh adanya peningkatan skor skala
regulasi emosi dari pretest ke posttest pada kelompok eksperimen, sedangkan
pada kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan dari skor pretest ke posttest.
Hasil pengukuran tekanan darah sebelum relaksasi autogenik adalah responden
yang menderita hipertensi sedang sebanyak 24 orang (48.0%). Sedangkan untuk
hipertensi ringan dan hipertensi berat masing-masing 38,0% dan 14,0%. Hasil
pengukuran tekanan darah sesudah relaksasi autogenik adalah responden
menderita hipertensi ringan sebanyak 36 orang (72.0%). Sedangkan untuk
hipertensi ringan dan hipertensi berat masing-masing sebanyak 11 orang (22,0%)
dan 3 orang (6,0%). Ada Perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sebelum
dan sesudah relaksasi. Adapun kesimpulan pada penelitian ini terdapatnya
perbedaan bermakna rata-rata KGD sebelum dan setelah relaksasi autogenik baik
pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol serta terdapat perbedaan
bermakna selisih rata-rata KGD a ntara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol, dan tidak ada pengaruh yang bermakna pada umur, jenis kelamin,
penyakit penyerta dan lamanya menderita DM Tipe 2 dengan rata-rata KGD
setelah relaksasi autogenik.
3.2 Saran
Diharapkan teknik relaksasi Autogenik dapat diterapkan untuk menurunkan
tekanan darah pada klien hipertensi pada Puskesmas 23 Ilir
Palembang. Serta dapat mensosialisasikan hasil penelitian ini kepada klien
hipertensi, sehingga penderita hipertensi tahu akan manfaat relaksasi autogenik
dalam menurunkan tekanan darah. Bagi Pendidikan diharapkan hasil penelitian ini
dapat menjadi bahan tambahan informasi data dan dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya. Peneliti menyarankan bagi peneliti berikutnya untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh relaksasi autogenik terhadap
penurunan tekanan
darah pada klien hipertensi dengan menggunakan desain penelitian yang
8
berbeda misalnya dengan menggunakan kelompok kontrol, dengan teknik sampel
yang berbeda atau dengan penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam.
Diharapkan relaksasi autogenik sebagai salah satu literatur dalam penanganan
klien DM Tipe 2 dalam menurunkan KGD yang tinggi. Dapat dimasukkan dalam
kurikulum mata ajar KMB pada sistem endokrin untuk dijadikan sebagai salah
intervensi keperawatan dalam penanganan klien DM Tipe 2. Diharapkan juga di
klinik terapi komplementer ada relaksasi autogenik sebagai salah satu bentuk
terapi yang dapat dimanfaatkan dalam menanggulangi masalah yang ada. Bagi
Peneliti Berikutnya hal ini dapat menjadi data dasar bagi penelitian-penelitian
berikutnya yang berhubungan dengan relaksasi autogenik, khususnya untuk
menggunakan sampel yang lebih besar dengan menggunakan waktu penelitian
yang lebih lama sehingga didapatkan suatu tren perubahan.