Dalam sejarah industri mineral, terdapat kesalahpahaman antara individu di bidang Geologi, Tambang,
Metalurgi, dan Keuangan tentang tahapan evaluasi mineral. Karena setiap individu hanya
mengkonsentrasikan diri pada bidangnya masing-masing, maka hal mendasar dari evaluasi tambang
terlupakan. Seharusnya digalang kerja sama antar individu yang saling terkait ini untuk menciptakan
dasar evaluasi untuk suatu proyek dengan baik dan sistematis.
Peranan seorang insinyur tambang dalam suatu analisis investasi proyek adalah memberikan pendapat
teknikal dan informasi tentang parameter yang berhubungan dengan desain, metode ekstraksi, biaya
produksi, recovery, laju penambangan, dan informasi tentang variabel lainnya. Analisis teknik ini akan
berguna bagi proyek bila dilengkapi dengan analisis finansial. Karena analisis kelayakan tambang adalah
suatu proses iterative antar variabel utamanya, yang terdiri dari cadangan mineral (ore reserves), skala
tambang (mine size), biaya produksi (cost production) dan kadar batas pulang pokoknya (cut off grade).
Gambar di bawah ini memperlihatkan proses iteratif analisis kelayakan tambang (Gentry & O’Neil, 1984).
Meskipun industri pertambangan merupakan bagian dari dunia industri umum tetapi terdapat
karakteristik khusus dari investasi pada industri pertambanganyang berbeda dengan industri lainnya.
Pemahaman tentang karakteristik khusus ini penting untuk melakukan analisis kelayakan suatu proyek
tambang. Beberapa karakteristik tersebut adalah (Stermole & Stermole, 1996):
a. Modal Besar
Besarnya modal yang dibutuhkan untuk industri tambang bervariasi, tergantung dari jenis bahan
tambang, metode penambangan, skala penambangan, lokasi dan parameter lainnya.
Lama periode pra produksi tergantung dari metode penambangan, metode pengolahan, ukuran dan
letak deposit, kompleksitas operasi, dan kendala lingkungan. Periode pra produksi ini berkisar antara 3 –
12 tahun. Periode pra produksi yang panjang akan berdampak terhadap besar modal yang dibutuhkan
dan terhadap tingkat pengembalian modal.
c. Beresiko Tinggi
Disamping resiko yang berhubungan dengan kebutuhan modal yang besar serta masa pra produksi yang
lama, terdapat resiko lain yang mempengaruhi keputusan investasi pada industri tambang, yaitu : resiko
geologi, resiko engineering dan konstruksi, reiko ekonomi, resiko politik, dan resiko pasar mineral.
Dikarenakan letak aktivitas penambangan banyak terdapat di daerah terpencil, hal ini akan dapat
memberikan dampak positif terhadap aktivitas ekonomi masyarakat setempat sehingga dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Kegiatan eksploitasi bahan tambang akan mengubah bentang alam sehingga berdampak buruk terhadap
keadaan lingkungan. Oleh karena itu tingkat kepedulian industri tambang terhadap lingkungan harus
tinggi. Reklamasi merupakan salah satu upaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan
penambangan dan pengolahan.
Konsekuensi dari sifat ini adalah munculnya pasar sekunder dan dapat mengurangi prosentase
kebutuhan akan bijih/bahan tambang. Daur ulang logam sering dipertimbangkan lebih menguntungkan
dibandingkan menambang bijih untuk dijadikan logam.
Tujuan dilakukannya investasi adalah untuk memperoleh nilai lebih/keuntungan di masa depan dari
modal yang diinvestasikan. Modal yang dimaksud dapat berupa uang, barang modal, tanah, bangunan,
teknologi, ataupun sesuatu yang tidak riil, misalnya hak paten atau kemampuan manajerial. Dalam
bidang pertambangan, kapital umumnya berupa deposit bahan tambang dan modal. Menurut ekonom
Adam Smith, investasi kapital merupakan investasi utama yang banyak dilakukan oleh individu ataupun
perusahaan dalam rangka meningkatkan tingkat perekonomian mereka. Dan hal ini berlangsung sejak
dulu sampai sekarang.
Keputusan investasi modal akan mempunyai dampak jangka pendek dan jangka panjang bagi
kelangsungan perusahaan untuk dapat berkompetisi ataupun untuk tetap berproduksi. Keputusan
investasi yang salah tidak saja dapat mengurangi keuntungan perusahaan tetapi juga dapat
menghentikan kegiatan perusahaan sama sekali. Keputusan investasi modal mempunyai dua bentuk
tindakan utama, yaitu :
1. mengalokasikan sejumlah modal untuk investasi proyek tertentu atau untuk menyediakan asset
produksi.
a. mendefinisikan masalah
b. menganalisa masalah
1. Analisis ekonomi
Evaluasi terhadap kemakmuran relatif dari situasi-situasi investasi dari sudut pandang laba dan ongkos.
2. Analisis finansial
Evaluasi terhadap bagaimana cara pendanaan terhadap investasi yang diusulkan. Terdapat beberapa
alternatif metode untuk pendanaan, di antaranya adalah dengan dana pribadi atau perusahaan,
meminjam dari bank, atau menawarkan saham pada publik.
3. Analisis intangible
Evaluasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi investasi tetapi sukar diukur secara kuantitatif.
Contoh faktor intangible antara lain perijinan, pertimbangan keamanan, opini publik, pertimbangan
politik, faktor ekologi dan lingkungan, dan ketidakpastian kondisi peraturan pajak.
Ketiga jenis analisis ini mutlak harus dilakukan, karena sering terjadi suatu alternatif yang hasil analisis
ekonominya baik, ternyata tidak cukup baik dilihat dari analisis finansial dan intangible-nya. Sebagai
contoh, suatu proyek ditolak dari analisis finansial bila dana internalnya tidak mencukupi untuk
membiayai proyek dan juga tidak dapat memperoleh pinjaman dana dari luar dengan tingkat bunga yang
sesuai. Faktor intangible yang dapat mengakibatkan suatu proyek ditolak secara analisis ekonomi pada
umumnya adalah karena opini publik dan masalah polusi udara, tanah, dan air. Karenanya pengaruh
analisis finansial dan intangible terhadap analisis ekonomi harus diperhatikan secara seksama karena
analisis-analisis tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pemilihan alternatif
investasi.Defenisi PERTAMBANGAN
“Industri yang melakukan eksploitasi dan mengekstraksi sumberdaya alam/ sumberdaya mineral yang
bersifat tidak terbarukan (unrenewable resources) karena sifat bahan bakunya yang tidak terbarukan itu
maka disetiap wilayah dimana industri ini berada, memiliki umur produksi yang terbatas “.
Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah mengacu pada konsep Pertambangan yang
berwawasan Lingkungan dan berkelanjutan, yang meliputi :
Pemasaran
Ilmu Pertambangan : ialah ilmu yang mempelajari secara teori dan praktik hal-hal yang berkaitan dengan
industri pertambangan berdasarkan prinsip praktik pertambangan yang baik dan benar (good mining
practice)
Pengusahaan sumber daya alam yang tidak terbarukan (non renewable resources)
Resiko Tinggi :
• Terdapat perbedaan sifat fisik & kimia endapan, baik secara horisontal, maupun vertikal.
• Penemuan, eksploitasi, dan evaluasi suatu endapan mineral sangat tergantung dari kompleksitas
genesanya.
• Endapan mineral berbeda lokasinya, dimensi, kualitas, kompleksitas, kedalaman, sehingga berbeda
potensi ekonomisnya.
• Terdapat tenggang waktu antara penemuan dan produksi pertama suatu endapan mineral.
Ÿ Akan menimbulkan masalah deplesi. Endapan mineral pada suatu daerah mempunyai jumlah tertentu
dan akan habis jika ditambang.
Ÿ Perlunya kebijakan nasional tentang konservasi mineral. Perusahaan tambang umumnya lebih
mendahulukan profit dengan produksi sebesar-besarnya.
– daur ulang
sehingga penyediaan (supply) mineral secara aggregat dapat dianggap selalu ada (tidak non-renewable)
3. KETERDAPATAN SUATU ENDAPAN MINERAL PADA KERAK BUMI BERSIFAT TAK MERATA
Ÿ Endapan mineral tidak terbagi secara merata dalam suatu daerah, negara, atau benua, baik dari segi
jenis endapan maupun kegunaan ekonomisnya.
Ÿ Permintaan endapan mineral ini tidak sama secara geografis. Permintaan-penawaran ini menyebabkan
mineral-mineral akan berbeda dalam alirannya ke suatu daerah atau negara (internasional).
Ÿ Beberapa mineral akan terkena persetujuan internasional, atau sasaran kebijakan perdagangan,
sumber petumbuhan ekonomi suatu daerah atau negara, atau bahkan menjadi sumber pertikaian antar
negara.
Permintaan jangka panjang untuk mineral diharapkan terus naik dengan laju cepat, sehingga selalu ada
tantangan pada penyediaan yang dapat mengimbangi permintaan tersebut.
Sebaliknya kelebihan penyediaan dalam jangka pendek selalu menjadi tantangan pemerintah ®
proteksi harga.
Resiko Teknologi: hanya perusahaan yang memiliki teknologi dan sumberdaya yang baik serta mampu
menekan biaya produksi akan dapat bertahan.
Resiko Geologi / Eksplorasi: setiap lubang bor eksplorasi memerlukan biaya sekitar $100,000
Rasio sukses (dari prospek menjadi studi kelayakan) di Indonesia di bawah 1%.
Resiko Lingkungan: biaya untuk memenuhi ketentuan peraturan terus meningkat setiap tahunnya.
Resiko Politik: ketidakstabilan politik serta inkonsistensi peraturan dan kebijakan Pemerintah.
Resiko Sosial: tuntutan masyarakat setempat yang tinggi dapat mengakibatkan ketidakstabilan sosial
yang akhirnya dapat mengganggu operasi pertambangan.
INDUSTRI PERTAMBANGAN
Modal awal tinggi : à biaya explorasi untuk Grasberg $300 juta; post-Grasberg $250 juta belum
menemukan cadangan sekelas
Proyek-proyek pertambangan hanya memakai kurang dari 0,1 % dari luas daratan Indonesia…
termasuk:
US$ 239,2 juta untuk pengembangan pendidikan, kesehatan, pelatihan bagi masyarakat.
Prosentase produksi pertambangan Indonesia relatif naik (1997 – 2007) dibanding produksi Dunia
kecuali beberapa kelompok mineral.
Kegiatan usaha pertambangan di KTI memiliki peranan yang besar dalam pengembangan ekonomi di
daerah wilayah usaha pertambangan.
Sabuk Mineral (“Ring of Fire”): Potensi Mineral Tinggi definisi dari finansial dan ekonomi. Hal ini dapat
menyebabkan kekeliruan dan kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi. Maka perlu ditekankan
kembali bahwa finansial yang berasal dari kata finance mempunyai ari sebagai studi yang mempelajari
bagaimana sejumlah uang di masa sekarang dikonversikan pada masa yang akan datang. Analisis
finansial terbagi lagi menjadi tiga pengambilan keputusan penting yang harus dilakukan oleh sebuah
perusahaan, yaitu :
a. Keputusan deviden
b. Keputusan keuangan
c. Keputusan investasi
Ketiga keputusan ini saling terkait satu sama lain dan mempengaruhi analisis investasi secara
keseluruhan. Sedangkan analisis ekonomi mempunyai pengertian sebagai studi evaluasi terhadap
keuntungan dari alternatif proyek. Pengertian terhadap terminology kata-kata tersebut merupakan
konsep dasar untuk memahami hubungan berbagai faktor dengan transaksi aliran kas, waktu,
pendapatan dan resiko.
Defenisi PERTAMBANGAN
“Industri yang melakukan eksploitasi dan mengekstraksi sumberdaya alam/ sumberdaya mineral yang
bersifat tidak terbarukan (unrenewable resources) karena sifat bahan bakunya yang tidak terbarukan itu
maka disetiap wilayah dimana industri ini berada, memiliki umur produksi yang terbatas “.
Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah mengacu pada konsep Pertambangan yang
berwawasan Lingkungan dan berkelanjutan, yang meliputi :
Penyelidikan Umum (prospecting)
Pemasaran
Ilmu Pertambangan : ialah ilmu yang mempelajari secara teori dan praktik hal-hal yang berkaitan dengan
industri pertambangan berdasarkan prinsip praktik pertambangan yang baik dan benar (good mining
practice)
Pengusahaan sumber daya alam yang tidak terbarukan (non renewable resources)
Resiko Tinggi :
• Terdapat perbedaan sifat fisik & kimia endapan, baik secara horisontal, maupun vertikal.
• Penemuan, eksploitasi, dan evaluasi suatu endapan mineral sangat tergantung dari kompleksitas
genesanya.
• Endapan mineral berbeda lokasinya, dimensi, kualitas, kompleksitas, kedalaman, sehingga berbeda
potensi ekonomisnya.
• Terdapat tenggang waktu antara penemuan dan produksi pertama suatu endapan mineral.
Ÿ Akan menimbulkan masalah deplesi. Endapan mineral pada suatu daerah mempunyai jumlah tertentu
dan akan habis jika ditambang.
Ÿ Perlunya kebijakan nasional tentang konservasi mineral. Perusahaan tambang umumnya lebih
mendahulukan profit dengan produksi sebesar-besarnya.
– daur ulang
sehingga penyediaan (supply) mineral secara aggregat dapat dianggap selalu ada (tidak non-renewable)
3. KETERDAPATAN SUATU ENDAPAN MINERAL PADA KERAK BUMI BERSIFAT TAK MERATA
Ÿ Endapan mineral tidak terbagi secara merata dalam suatu daerah, negara, atau benua, baik dari segi
jenis endapan maupun kegunaan ekonomisnya.
Ÿ Permintaan endapan mineral ini tidak sama secara geografis. Permintaan-penawaran ini menyebabkan
mineral-mineral akan berbeda dalam alirannya ke suatu daerah atau negara (internasional).
Ÿ Beberapa mineral akan terkena persetujuan internasional, atau sasaran kebijakan perdagangan,
sumber petumbuhan ekonomi suatu daerah atau negara, atau bahkan menjadi sumber pertikaian antar
negara.
Permintaan jangka panjang untuk mineral diharapkan terus naik dengan laju cepat, sehingga selalu ada
tantangan pada penyediaan yang dapat mengimbangi permintaan tersebut.
Sebaliknya kelebihan penyediaan dalam jangka pendek selalu menjadi tantangan pemerintah ®
proteksi harga.
Resiko Teknologi: hanya perusahaan yang memiliki teknologi dan sumberdaya yang baik serta mampu
menekan biaya produksi akan dapat bertahan.
Resiko Geologi / Eksplorasi: setiap lubang bor eksplorasi memerlukan biaya sekitar $100,000
Rasio sukses (dari prospek menjadi studi kelayakan) di Indonesia di bawah 1%.
Resiko Lingkungan: biaya untuk memenuhi ketentuan peraturan terus meningkat setiap tahunnya.
Resiko Politik: ketidakstabilan politik serta inkonsistensi peraturan dan kebijakan Pemerintah.
Resiko Sosial: tuntutan masyarakat setempat yang tinggi dapat mengakibatkan ketidakstabilan sosial
yang akhirnya dapat mengganggu operasi pertambangan.
INDUSTRI PERTAMBANGAN
Modal awal tinggi : à biaya explorasi untuk Grasberg $300 juta; post-Grasberg $250 juta belum
menemukan cadangan sekelas
Proyek-proyek pertambangan hanya memakai kurang dari 0,1 % dari luas daratan Indonesia…
dan setiap tahunnya menyediakan :
termasuk:
US$ 239,2 juta untuk pengembangan pendidikan, kesehatan, pelatihan bagi masyarakat.
Indonesia memiliki potensi Mineral yang tinggi (masuk di dalam Ring of Fire).
Prosentase produksi pertambangan Indonesia relatif naik (1997 – 2007) dibanding produksi Dunia
kecuali beberapa kelompok mineral.
Kegiatan usaha pertambangan di KTI memiliki peranan yang besar dalam pengembangan ekonomi di
daerah wilayah usaha pertambangan.