TESIS
Oleh
SUFRI HALWI
147032202/ IKM
TESIS
Oleh
SUFRI HALWI
147032202/ IKM
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Sufri Halwi
147032202/ IKM
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis
(FKTP) oleh Peserta BPJS Mandiri di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe
Tahun 2016”.
Utara.
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
1. Prof. Dr. Runtung, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan dan Ketua Program Studi S2 Ilmu
Sumatera Utara.
iii
3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes selaku dosen pembimbing I serta dr. Heldy BZ, M.P.H,
4. Prof. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu
Utara.
5. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M, selaku dosen penguji I dan Drs. Amru
Nasution, M.Kes selaku dosen penguji II yang telah banyak memberikan arahan
7. Teristimewa kepada Istri tercinta Nanda Novita, S.Pd, M.Si dan kedua orang tua
untuk cinta, doa, kasih sayang dan dukungannya yang tak tergantikan yang
9. Camat Banda Sakti Kota Lhokseumawe yang telah mendukung saya dan banyak
iv
10. Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe yang telah mendukung saya dalam
11. Kepala Kantor BPJS Cabang Kota Lhokseumawe yang telah mendukung saya dan
penelitian ini.
Kiranya Allah SWT akan membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah
penulis terima selama ini. Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan rahmat-Nya
itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
tesis ini dengan penuh harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.
Sufri Halwi
147032202/ IKM
v
vi
RIWAYAT HIDUP
Sufri Halwi dilahirkan pada tanggal 28 Mei 1984 dan sudah menikah dengan
Nanda Novita, S.Pd., M.Si. Penulis mulai sekolah dari Sekolah Dasar tahun 1990-
Kedokteran di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh pada tahun 2002-2006 dan
Utara dengan Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Penulis pernah
bekerja di RS PMI Kota Lhokseumawe pada tahun 2012-2013 dan dari tahun 2012-
vi
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
vii
viii
viii
ix
LAMPIRAN
ix
x
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
x
xi
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
diwajibkan untuk memberikan lima jaminan dasar bagi seluruh masyarakat Indonesia
yaitu jaminan kesehatan, kecelakaan kerja, kematian, pensiun dan tunjangan hari tua.
Jaminan dimaksud akan dibiayai oleh perseorangan, pemberi kerja dan/ atau
pemerintah.
yang masing-masing memiliki dana provinsi, mirip dengan situasi di Thailand dimana
tiga kelompok yang berbeda memiliki berbagai tingkat pendanaan yang mereka
pegawai negeri sipil, swasta, asuransi pekerja formal dan kelompok lainnya. Variasi
1
2
skema dalam hal manfaat, pemanfaatan, akses, insentif pembayaran dan obat-obatan
Fasilitas kesehatan tingkat pertama meliputi puskesmas, praktik dokter, dokter gigi,
klinik pratama atau yang setara dan rumah sakit kelas D atau yang setara (Kemenkes
RI, 2014).
Peserta program JKN merupakan setiap orang termasuk orang asing yang
bekerja minimal selama enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah. Peserta program JKN terdiri atas dua kelompok
yaitu: Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan peserta bukan PBI (non PBI).
Peserta PBI adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Peserta bukan PBI adalah
pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, pekerja bukan penerima upah dan
anggota keluarganya serta bukan pekerja dan anggota keluarganya. Iuran Jaminan
kesehatan untuk peserta pekerja penerima upah dibayarkan oleh pemberi kerja dan
pekerja sendiri sedangkan iuran peserta mandiri (pekerja bukan penerima upah dan
bukan pekerja) dibayarkan oleh peserta sendiri kepada BPJS Kesehatan sesuai kelas
dengan jumlah peserta PBI sebanyak 131.562 orang dan peserta mandiri (non PBI)
sebanyak 60.521 orang, sedangkan di Kecamatan Banda Sakti terdapat 45.043 peserta
Lhokseumawe terdiri atas 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Banda Sakti, Muara Dua,
Muara Satu dan Blang Mangat (BPS Kota Lhokseumawe, 2015). Berdasarkan data
jumlah peserta BPJS Mandiri di kecamatan ini hampir mencakup sebagian besar
jumlah peserta BPJS Mandiri yang ada di Kota Lhokseumawe dan di Kecamatan
Banda Sakti ini terdapat 2 FKTP milik pemerintah (puskesmas) dan 6 FKTP milik
Melihat jumlah peserta BPJS mandiri yang ada di Kecamatan Banda Sakti,
terdapat perbedaan jumlah peserta yang signifikan pada 8 FKTP tersebut, dimana
sedangkan pada FKTP milik swasta (klinik pratama dan praktik dokter) terdaftar
didasarkan atas beberapa faktor, diantaranya adalah faktor lokasi atau jarak FKTP
dengan tempat tingggalnya. Dengan luas wilayah Kota Lhokseumawe sebesar 181,06
Km2, dengan kepadatan penduduk pada tahun 2014 mencapai 1.225 jiwa per Km2.
4
Kecamatan yang memiliki wilayah terkecil (11,24 Km2) adalah Kecamatan Banda
Sakti, yang merupakan wilayah paling padat penduduk dengan kepadatan 7.186 jiwa
per Km2 (BPS Kota Lhokseumawe, 2015), sehingga masyarakat memiliki banyak
ternyata tidak sedikit masyarakat yang memilih FKTP yang letak/ lokasinya lebih
jauh dari tempat tinggalnya, walaupun sebagian besar lebih memilih FKTP terdekat.
Selain faktor jarak lokasi pelayanan kesehatan, terdapat faktor sosial ekonomi
FKTP, dimana diketahui sejak survei awal bahwa masyarakat dengan pendidikan dan
pendapatan tinggi cenderung memilih FKTP milik swasta dengan anggapan bahwa
fasilitas kesehatan dan pelayanan yang dimiliki lebih baik, dikarenakan dokter yang
bertugas selalu ada, bahkan terdapat lebih dari 1 dokter pada klinik swasta, serta
waktu pelayanan yang lebih dinamis, dimana masyakat bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan pada saat mereka sudah selesai dari pekerjaan hariannya (sore hingga
malam hari).
FKTP tersebut, faktor kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan dan faktor
hubungan kedekatan dengan dokter pemberi layanan menjadi alasan pasien memilih
ke FKTP milik pemerintah atas swasta. Berdasarkan survei awal sejak tahun 2015,
pelayanan yang terbaik serta kepuasan atas pelayanan kesehatan yang pernah didapat
sebelumnya.
5
kesehatan. Persepsi terhadap sakit sering kali menjadi faktor yang penting dalam
kesehatan antara lain: 1) Faktor sosiokultural meliputi aspek budaya, norma yang
lain; 1. Faktor sosiodemografi meliputi umur, jenis kelamin, ras, etnis, status
medis. 4) Faktor yang berhubungan dengan penyedia layanan kesehatan, antara lain
Menurut Mills dan Gilson (1990) hubungan antara teori permintaan dengan
kesehatan yang mudah dijangkau, dari sudut lokasi mudah dicapai oleh masyarakat.
Komponen kepuasan pasien menjadi salah satu komponen yang penting dari
mutu layanan kesehatan. Pasien atau masyarakat yang mengalami kepuasan dalam
6
kesehatan disertai dengan upaya aktif dari pemerintah menjadi suatu solusi yang
dianggap tepat atas permasalahan yang ada. Serta didukung oleh peningkatan
kesadaran dan kemauan pola konsumsi masyarakat terhadap layanan kesehatan yang
ada, sehingga terjadi pola permintaan dan penawaran kesehatan yang dinamis.
Penelitian yang dilakukan oleh Asrul (2012) diketahui bahwa penggunaan dan
variabel diantaranya biaya atau harga kunjungan dan kualitas layanan sedangkan
pendapatan keluarga, jarak atau aksesibilitas biaya atau harga obat alternatif dan jenis
kesehatan.
Berdasarkan hasil survei awal dan atas teori-teori preferensi yang telah
oleh Peserta BPJS Mandiri di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun
2016.
1.4 Hipotesis
Tingkat Pertama (FKTP) oleh Peserta BPJS Mandiri di Kecamatan Banda Sakti
Tingkat Pertama (FKTP) oleh Peserta BPJS Mandiri di Kecamatan Banda Sakti
Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2016, sehingga dapat menjadi suatu
perawat/ bidan dan tenaga kesehatan lain) di FKTP, sehingga dapat memberikan
pelayanan yang optimal bagi masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan
4 Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
tiga kategori: (1) pembayar tunggal (single payer), (2) pembayar ganda (two-tier) dan
(3) sistem mandat asuransi. Dalam praktik, pelayanan kesehatan universal dengan
sistem pembayar tunggal tidak selalu berarti bahwa pemerintah merupakan satu-
satunya pihak yang menyediakan dan/ atau membiayai pelayanan kesehatan untuk
semua warga. Beberapa negara dengan sistem pembayar tunggal, misalnya Inggris,
ganda (two-tier). Tetapi yang jelas dalam sistem pembayar tunggal, peran pemerintah
sangat dominan sebagai pembayar dan pembeli pelayanan kesehatan bagi warga
tunggal merupakan suatu bentuk ‘monopsoni’, karena hanya terdapat sebuah pembeli
(pemerintah) dan sejumlah penjual pelayanan kesehatan. Biaya kesehatan berasal dari
anggaran pemerintah yang diperoleh dari pajak umum (general taxation) atau pajak
khusus (misalnya, payroll tax). Sistem ganda (two-tier): Dalam sistem ganda (dual
11
12
cakupan asuransi katastrofik atau cakupan minimal untuk semua warga. Kemudian
swasta, baik melalui asuransi sukarela atau membayar langsung (direct payment).
semua warga memiliki asuransi dari perusahaan asuransi swasta, pemerintah atau
sosial dengan tujuan agar seluruh penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem
ini diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar
beberapa tempat dengan anggaran yang lebih terbatas, maka anggaran Jamkesda
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Sasaran program JKN ini adalah seluruh
komponen mulai dari pemerintah (pusat dan daerah), BPJS, faskes, peserta dan
2014).
kecelakaan kerja, kematian, pensiun dan hari tua. Secara eksplisit, Undang-Undang
SJSN menyatakan bahwa 4 (empat) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang
Republik Indonesia, PT Jamsostek dan PT Askes akan diambil alih oleh BPJS
Kesehatan. Pada Buku Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019
dinyatakan bahwa pada tahun 2014, pemerintah menargetkan sebanyak 121,6 juta
penduduk akan diberikan jaminan kesehatan oleh BPJS Kesehatan. Jumlah dimaksud
diasumsikan berasal dari program Jamkesmas (96,4 juta jiwa), peserta yang dikelola
oleh PT Askes (17,2 juta jiwa), peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK)
Jamsostek (5,5 juta jiwa) dan dari peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
Umum (PJKMU) dari pemerintah daerah (2,5 juta jiwa). Selanjutnya pada tahun
2019, pemerintah menargetkan seluruh masyarakat yaitu sebanyak 257,5 juta jiwa
kesehatan bagi pengguna JKN terdiri atas FKTP dan FKRTL. FKTP adalah faskes
dilaksanakan secara berjenjang yang dimulai dari FKTP yang diselenggarakan oleh
FKTP tempat peserta terdaftar. FKTP peserta JKN terdiri dari Puskesmas, dokter,
dokter gigi, klinik pratama dan Rumah Sakit Kelas D Pratama yang bekerja sama
Dokter praktik baik dokter umum maupun dokter gigi termasuk FKTP pada
program JKN dengan melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan dan memenuhi
dengan melayani pelayanan medis dasar dan/ atau spesialistik (Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan jenis pelayanan, klinik terdiri dari klinik pratama dan utama. Klinik
16
pratama merupakan klinik yang melaksanakan pelayanan medis dasar baik umum
(Kemenkes RI, 2013). Kriteria teknis digunakan untuk penetapan kerjasama dengan
BPJS Kesehatan, besaran kapitasi dan jumlah peserta yang bisa dilayani. Seluruh
FKTP milik TNI/ POLRI yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, pada masa
peralihan dinyatakan sebagai klinik pratama dan dalam jangka waktu dua tahun harus
memenuhi persyaratan sebagai klinik pratama sejak Permenkes No. 71 Tahun 2013
berlaku, serta FKTP yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dikecualikan dari
Peserta program JKN merupakan setiap orang termasuk orang asing yang
bekerja minimal selama enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah. Peserta program JKN terdiri atas dua kelompok
yaitu: Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan peserta bukan PBI (non PBI).
Peserta PBI adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Peserta bukan PBI adalah
pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, pekerja bukan penerima upah dan
anggota keluarganya serta bukan pekerja dan anggota keluarganya. Iuran Jaminan
17
kesehatan untuk peserta pekerja penerima upah dibayarkan oleh pemberi kerja dan
pekerja sendiri sedangkan iuran peserta mandiri (pekerja bukan penerima upah dan
bukan pekerja) dibayarkan oleh peserta sendiri kepada BPJS Kesehatan sesuai kelas
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jaminan
Kesehatan serta penduduk yang didaftarkan oleh pemerintah daerah sebesar dua
puluh tiga ribu rupiah (Rp. 23.000,00) per orang per bulan yang mulai diberlakukan
pada 1 januari 2016, sedangkan Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan
Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja yang mulai diberlakukan pada 1 april 2016
adalah:
a. Sebesar Rp 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah) per orang per bulan dengan
b. Sebesar Rp 51.000,00 (lima puluh satu ribu rupiah) per orang per bulan
c. Sebesar Rp 80.000,00 (delapan puluh ribu rupiah) per orang per bulan dengan
berusaha untuk memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa untuk kehidupan
pribadi atau kelompoknya. Konsumen juga dapat didefinisikan sebagai setiap orang
pemakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan
diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahkluk hidup lain dan tidak untuk
Perlindungan Konsumen).
dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah biaya. Tujuan utama dari mengkonsumsi
barang dan jasa adalah untuk memenuhi kebutuhan dan diukur sebagai kepuasan yang
diperoleh. Besarnya kepuasan konsumen diukur dari sejumlah nilai yang diperoleh
dari mengkonsumsi suatu barang dan jasa terhadap biaya yang dikeluarkan (Kotler,
2000).
dianggap penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
19
Definisi lain dari perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang
mengatur barang dan jasa (Simamora, 2004), sedangkan menurut Sumarwan (2004)
perilaku konsumen adalah semua kegiatan tindakan serta proses psikologis yang
menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau
kegiatan mengevaluasi.
pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita yaitu tempat manusia
utama yang mempengaruhi perilaku pembelian antara lain sebagai berikut: faktor
budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis (Thamrin Abdullah dan
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010) dalam bukunya yang berjudul Perilaku
Konsumen menyebutkan ada tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen dalam
mengambil keputusan, yaitu: faktor psikologis, faktor situasional dan faktor sosial.
1. Faktor psikologis
2. Faktor sosial
3. Faktor situasional
2.7 Preferensi
didahulukan dan diutamakan dari pada yang lain, pilihan yang lebih diprioritas,
kecenderungan dan kesukaan dalam memilih sesuatu (Alwi, H., dkk, 2003).
Preferensi (preference) adalah sesuatu yang lebih diminati, suatu pilihan utama atau
penilaian atas suatu hal dan memberi keuntungan yang lebih baik (Pradhanawati,
2011). Preferensi digambarkan sebagai sikap konsumen terhadap produk dan jasa
sebagai evaluasi dari sifat kognitif seseorang, perasaan emosional dan kecenderungan
suatu barang sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Preferensi dapat terbentuk melalui
pola pikir konsumen yang didasari oleh beberapa alasan, antara lain (Simamora,
2004):
kecocokan dalam mengkonsumsi produk yang dibelinya, maka konsumen akan terus-
b. Kepercayaan turun-temurun
tersebut, setia terhadap produk yang selalu dipakainya karena manfaat dalam
seseorang, dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial budaya dan sosial ekonomi
orang tersebut. Bila tingkat pendidikan, sosial budaya dan sosial ekonomi baik maka
pelayanan tersebut. Menurut Robbins yang dikutip oleh Juliwanto (2009), faktor-
faktor personal sangat menentukan apa yang diputuskan itu, termasuk dalam
sikap. Kognisi artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki. Motif sangat
2. Dapat diterima dan wajar, artinya tidak bertentangan dengan adat istiadat dan
kepercayaaan masyarakat.
masyarakat.
konsumen.
salahsatunya adalah faktor akses secara geografis (Dever, 1984) yang dapat
digambarkan dengan dengan menggunakan jarak yang dapat diukur, waktu tempuh
yang ditentukan oleh serangkaian variabel seperti keadaan demografi (umur, jenis
kelamin, status perkawinan), keadaan sosial (pendidikan, ras, jumlah keluarga, etnik,
tenaga kerja, perilaku masyarakat terhadap sehat dan sakit); faktor pemungkin yaitu
dan tabungan keluarga, asuransi/ sumber pendapatan lain, jenis pelayanan kesehatan
23
yang tersedia serta keterjangkauan pelayanan kesehatan baik segi jarak maupun harga
pelayanan), sumber daya yang ada di masyarakat yang tercermin dari ketersediaan
memadai dan sesuai dengan kemampuan mereka); faktor kebutuhan yaitu faktor yang
ditunjukkan dengan adanya kebutuhan karena alasan yang kuat seperti pendekatan
terhadap penyakit yang dirasakan serta adanya jawaban atas penyakit tersebut dengan
Menurut Mills and Gilson (1990), hubungan antara teori permintaan dengan
faktor:
berpendapatan tinggi.
menurunkan permintaan.
24
oleh Karma (2003) menyatakan bahwa faktor-faktor sosial demografis dan ekonomis
yaitu jenis kelamin (gender), jarak tempat tinggal, umur, pendidikan, pengeluaran per
ketimpangan akses pelayanan kesehatan antara kaum wanita dan pria cukup kecil,
Kota Semarang. Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis
anggota keluarga inti, pendapatan, jumlah anak usia rawan, biaya kunjungan, kualitas
pelayanan dan lingkungan kerja dipakai untuk menduga variabel dependen intensitas
variabel jumlah anggota keluarga inti, jumlah anak usia rawan dan kualitas pelayanan
pasien dalam memilih faskes, sosial dan budaya, dimana terkadang pasien memilih
tenaga kesehatan berdasarkan jenis kelamin pemeriksa, umur pemeriksa, etnis dan
pelayanan yang didapatkan dan kemampuan pasien dalam membayar, hal ini dapat
dilihat dari pasien yang menggunakan asuransi cenderung lebih aktif memanfaatkan
1984).
lebih banyak. Pendidikan adalah salah satu karakteristik demografi yang penting.
Pendidikan formal penting dalam membentuk pribadi dengan wawasan berfikir yang
lebih baik.
3. Biaya waktu (time cost), termasuk di dalamnya adalah biaya (uang) untuk
perjalanan termasuk muatan bis atau bensin di tambah biaya pengganti untuk
waktu.
7. Status kesehatan.
pasar yang dapat dibagi dalam empat kategori yaitu demografi, perilaku, profil
dari umur, jenis kelamin, pendapatan, agama, status perkawinan, pendidikan, etnik
dan kebangsaan, memiliki dua manfaat penting dalam proses segmentasi. Pertama,
hal itu dapat digunakan baik secara terpisah maupun dikombinasikan untuk
2006).
variabel tingkat pendidikan, jumlah keluarga, biaya dan resiko lingkungan kerja tidak
yaitu pendapatan, biaya kunjungan layanan kesehatan, jarak tempat tinggal dengan
sarana kesehatan.
28
2.8.3 Kepuasan
ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan
kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa aspek yaitu:
1. Kualitas produk atau jasa. Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi
2. Kualitas pelayanan. Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika
diharapkan.
3. Faktor emosional. Pasien yang merasa yakin bahwa orang lain kagum
terhadap pasien yang memilih rumah sakit dengan kategori rumah sakit mahal
5. Faktor Biaya. Pasien yang mendapatkan produk atau jasa dengan tidak
tersebut.
Menurut Yola (2013), kepuasan dapat dilihat dari beberapa indikator seperti:
Kepuasan pasien sangat dipengaruhi oleh mutu pelayanan yang diberikan oleh
merupakan bagian dari FKTP yang bertanggung jawab atas kendali mutu dan kendali
biaya. Pasien yang merasa puas dengan suatu pelayanan kesehatan yang diberikan
tidak puas maka pasien cenderung beralih tempat serta menceritakan pada orang lain
Penelitian oleh Ayubi (2004) yang menyatakan bahwa waktu tunggu menjadi
masalah utama dalam pelayanan kesehatan, karena banyak pasien yang menumpuk
dan menunggu untuk mendapatkan pelayanan sedangkan jumlah staf sangat terbatas.
30
ruangan, menjadi atribut yang perlu diprioritaskan karena pasien sangat mudah
melihat dan menilai. Penelitian oleh Ramadhan (2012) tentang Hubungan Persepsi
Dimensi Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Pasien Askes Sosial pada Pelayanan
Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya Tahun 2012
menunjukan bahwa ada hubungan antara persepsi daya tanggap petugas terhadap
Lee, et. al. (2000) menyatakan ada lima dimensi kualitas dalam pelayanan
individual atau pribadi yang diberikan kepada para pasien dengan berupaya
memahami keinginannya.
sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai
sama untuk semua pelanggan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yang
tinggi.
31
tanpa adanya suatu alasan yang jelas dapat menyebabkan persepsi yang
proses pelayanan yang diberikan akan membentuk persepsi yang lebih positif.
prasarana fisik rumah sakit dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti
nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi fasilitas
antara tenaga pelayanan kesehatan dan faskes (rumah sakit, klinik dan laboratorium
klinis). Faktor yang mempengaruhi supply terhadap pelayanan kesehatan adalah Man,
Faktor-faktor dimaksud dikenal dengan 6M, 2T, dan 1I. Penjelasan dan contoh dari
lainnya. Hal ini dapat dipahami karena determinan lain disediakan dan dikelola oleh
determinan man. Secara umum kondisi atau kualitas dari determinan dimaksud akan
keberhasilan konsep SJSN turut dipengaruhi oleh kinerja supplier dari pelayanan
kesehatan maka BPJS Kesehatan perlu mengendalikan semua determinan dari supply
kesehatan. Persepsi terhadap sakit sering kali menjadi faktor yang penting dalam
kesehatan antara lain: 1) Faktor sosiokultural meliputi aspek budaya, norma yang
lain; 1. Faktor sosiodemografi meliputi umur, jenis kelamin, ras, etnis, status
medis. 4) Faktor yang berhubungan dengan penyedia layanan kesehatan, antara lain
34
2. Dapat diterima dan wajar, artinya tidak bertentangan dengan adat istiadat dan
kepercayaaan masyarakat.
masyarakat.
konsumen.
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara beberapa variabel
dari masalah penelitian yang ingin diteliti. Berdasarkan kerangka teori yang sudah
dijabarkan pada sub bab 2.9, maka kerangka konsep pada penelitian ini dapat
Jarak FKTP
Kepuasan
atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini juga dikenal dengan nama
variabel bebas artinya bebas dalam mempengaruhi variabel lain (Rianto, 2011).
Dalam penelitian ini variabel jarak FKTP, status sosial ekonomi keluarga,
karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas terhadap
METODE PENELITIAN
Tingkat Pertama (FKTP) oleh Peserta BPJS Mandiri di Kecamatan Banda Sakti Kota
Lhokseumawe Tahun 2016, dimana pengukuran atau pengamatan dilakukan pada saat
peserta BPJS Mandiri di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2016.
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan terhitung dari Bulan Januari 2016
sampai dengan Bulan Juli 2016, yang dimulai dengan pengusulan judul penelitian,
pelaksanaan penelitian, analisa data dan penyusunan laporan akhir serta ujian
komprehensif.
37
38
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Peserta BPJS Mandiri pada 8
FKTP di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe yang berjumlah 45.043 orang
3.3.2 Sampel
besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel
untuk data pada populasi terbatas adalah sebagai berikut (Rianto, 2011):
NΖ (1−α 2 )2
P(1 − P )
n=
(N − 1)d 2 + Ζ (1−α 2 )2
P(1 − P )
Keterangan:
n : besar sampel
N : besar populasi
TK 99% = 2,57
Diketahui:
N : 60.521
39
P : 0,5
d : 10% = 0,1
Maka :
n=
(45043)(1,96)2 (0,5)(1 − 0,5) = 95,84 digenapkan menjadi 96
(45043 − 1)(0,1)2 + (1,96)2 (0,5)(1 − 0,5)
Jadi besar sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 96 orang.
berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan oleh peneliti pada saat peneliti
2009).
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden (sampel) secara
telah disusun. Data primer yang dikumpulkan adalah semua data yang termasuk
dari kuesioner akan diolah dengan uji statistik menggunakan software SPSS. Uji
n(∑XY)-(∑X∑Y)
r=
√[n∑X2-(∑X)2][n∑Y2-(∑Y)2
Keterangan:
n = jumlah sampel
nilai r kritis. Syarat minimal pertanyaan dinyatakan valid adalah jika r hitung > dari r
kritis ( r hitung > 0,3). Jika r hitung berada di bawah 0,3 maka pertanyaan tersebut
tidak valid. Uji reliabilitas menggunakan uji Alpha Cronbach, dengan rumus:
Keterangan:
σ t 2 = total varians
Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai r hitung yang dilihat dari nilai alpha lebih
besar dari 0,7 (alpha > 0,7), sebaliknya dikatakan tidak reliabel jika nilai alpha lebih
mengumpulkan dan mempelajari data yang diperoleh dari profil kesehatan, catatan
berupa laporan bulanan, triwulan dan tahunan, sedangkan data demografi dan
geografi diperoleh dari Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Lhokseumawe,
Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Variabel bebas penelitian ini adalah jarak FKTP, status sosial ekonomi
1. Jarak adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang menggambarkan panjang
dalam satuan ukuran (meter, kilometer) atau digambarkan dalam hal lamanya
2. Status sosial dan ekonomi keluarga diketahui dari pendidikan, pekerjaan dan
menggunakannya.
5. Preferensi adalah sesuatu yang lebih diminati, suatu pilihan utama atau
penilaian atas suatu hal dan memberi keuntungan yang lebih baik, diketahui
1. Jarak FKTP
Skala : Ordinal
Kategori :
penelitian dilakukan.
Skala : Ordinal
Kategori :
B. Pekerjaan
Skala : Nominal
Kategori :
lain-lain
c. Tidak Bekerja
C. Pendapatan, yaitu penghasilan yang diperoleh oleh keluarga inti setiap bulan.
Skala : Interval
Kategori :
44
Skala : Ordinal
Kategori :
Skala : Ordinal
Kategori :
Skala : Nominal
Kategori :
a. FKTP pemerintah
b. FKTP swasta
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada
responden dengan tidak ada unsur paksaan. Responden akan diberikan kuesioner
saat pengumpulan data peneliti memperhatikan waktu dan kondisi responden, selain
itu peneliti memeriksa setiap isian kuesioner apakah sudah dijawab atau belum.
Data yang terkumpul dari lembar kuesioner kemudian akan diolah dengan
1. Editing
2. Coding
3. Tabulasi
frekuensi dan proporsi yang disajikan secara deskriptif. Selanjutnya dilakukan cross
tabulation untuk menilai variabel mana yang memiliki nilai ekstrim (tertinggi-
terendah) serta dilakukan uji statistik menggunakan uji regresi multinominal yang
bertujuan untuk melihat variabel mana yang paling berhubungan dan paling dominan
HASIL PENELITIAN
Timur dan 0405’ - 05018’ Lintang Selatan, dengan luas wilayah keseluruhan
mencapai 11,24 km2 dan diapit oleh 4 Kecamatan lainnya dalam Wilayah Kota
Kecamatan Muara Dua dan sebelah Utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka.
meter dari permukaan laut. Lokasi kecamatan yang berbatasan dengan Selat Malaka
namun apabila dilihat dari sisi topografi semua desa memiliki topografi datar.
Wilayah ini juga memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau
dengan curah hujan rata-rata tertinggi 129,91 mm. Suhu harian rata-rata 19,60 - 34,20
0
C. Jarak dari kantor Kepala Desa/ Lurah ke ibukota kecamatan relatif dekat,
Penduduk juga merupakan elemen penting dalam satu wilayah kecamatan. Dari 4
kecamatan yang ada di Kota Lhokseumawe, maka Kecamatan Banda Sakti yang
memiliki luas wilayah terkecil tetapi memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu
47
48
Kecamatan Banda Sakti terdapat 2 puskesmas yang terletak di Desa Mon Geudong
dan Hagu Barat Laut. Selain fasilitas dan kualitas pelayanan kesehatan yang baik,
juga menjadi faktor yang penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Jumlah
tenaga kesehatan baik dokter, perawat, bidan maupun tenaga medis lainnya yang ada
FKTP yang dilakukan pasien yaitu jarak FKTP, status sosial ekonomi keluarga,
kepuasan dan kualitas pelayanan kesehatan. Jarak akan dikategorikan menjadi tiga
yaitu jarak dekat (<500 meter), jarak sedang (500-1000 meter), jarak jauh ( >1000
meter). Pendidikan akan dikategorikan menjadi tiga yaitu pendidikan tinggi (tamat
perguruan tinggi), pendidikan menengah (tamat SMP dan SMA) dan pendidikan
Kepuasan akan dikategorikan menjadi 3 yaitu sangat puas (skor 13-15), cukup
puas (skor 9-12) dan tidak puas (skor 5-8). Kualitas pelayanan kesehatan akan
dikategorikan menjadi tiga yaitu kualitas pelayanan kesehatan sangat baik (skor 59-
75), cukup baik (skor 42-58) dan tidak baik (skor 25-41). Preferensi pemanfaatan
FKTP akan dibedakan menjadi FKTP pemerintah dan FKTP swasta. Faktor-faktor
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jarak FKTP, Status Sosial Ekonomi Keluarga,
Kepuasan, Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Preferensi FKTP
Jumlah
Variabel
F %
Jarak
- Dekat 31 32.3
- Sedang 39 40.6
- Jauh 26 27.1
Total 96 100
Pendidikan
- Pendidikan Dasar 14 14.6
- Pendidikan Menengah 49 51.0
- Pendidikan Tinggi 33 34.4
Total 96 100
Pekerjaan
- Tidak Bekerja 12 12.5
- Pekerja Swasta 53 55.2
- Pegawai Pemerintah 31 32.3
Total 96 100
Pendapatan
- Pendapatan Rendah 18 18.8
- Pendapatan Menengah 53 55.2
- Pendapatan Tinggi 25 26.0
Total 96 100
Kepuasan
- Tidak Puas 16 16.7
- Cukup Puas 41 42.7
- Sangat Puas 39 40.6
Total 96 100
50
dari tabel diatas diketahui jumlah responden dengan kategori pendidikan dasar
dengan kategori pekerja swasta sebanyak 53 responden (55,2%) dan dengan kategori
tabel diatas diketahui jumlah responden dengan kategori pendapatan rendah sebanyak
responden (42,7%) dan dengan kategori sangat puas sebanyak 39 responden (40,6%).
(20,8%), sementara jumlah responden dengan kategori kualitas pelayanan cukup baik
terhadap FKTP sebanyak 34 responden (35,4%) dan dengan kategori sangat baik
dependen maka selanjutnya akan dilakukan distribusi tabulasi silang antara masing-
variabel jarak FKTP dengan kategori jauh, sedang dan dekat dengan variabel
preferensi FKTP dengan kategori swasta dan pemerintah yang menggunakan cross
tabulation. Untuk melihat distribusi tabulasi silang antara jarak dengan preferensi
Preferensi FKTP
No Jarak Swasta Pemerintah Total
% % %
1 Dekat 10 32,3 21 67,7 31 100
2 Sedang 23 59 16 41 39 100
3 Jauh 18 69,2 8 30,8 26 100
responden yang tergolong jarak dekat dengan FKTP sebanyak 31 orang, dimana 10
(67,7%) memilih FKTP pemerintah. Jumlah responden yang tergolong jarak sedang
responden yang tergolong jarak jauh dengan FKTP sebanyak 26 orang, dimana 18
dengan variabel preferensi FKTP dengan kategori swasta dan pemerintah yang
pendidikan dengan preferensi FKTP akan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Preferensi FKTP
No Pendidikan Swasta Pemerintah Total
% % %
1 Dasar 5 35,7 9 64,3 14 100
2 Menengah 28 57,1 21 42,9 49 100
3 Tinggi 18 54,5 15 45,5 33 100
pegawai pemerintah, pekerja swasta dan tidak bekerja dengan variabel preferensi
FKTP dengan kategori swasta dan pemerintah yang menggunakan cross tabulation.
Untuk melihat distribusi tabulasi silang antara pekerjaan dengan preferensi FKTP
Preferensi FKTP
No Pekerjaan Swasta Pemerintah Total
% % %
1 Tidak Bekerja 1 8,3 11 91,7 12 100
2 Pekerja Swasta 32 60,4 21 39,6 53 100
3 Pegawai Pemerintah 18 58,1 13 41,9 31 100
jumlah responden yang tidak bekerja sebanyak 12 orang, dimana 1 responden (8,3%)
preferensi FKTP dengan kategori swasta dan pemerintah yang menggunakan cross
Preferensi FKTP
No Pendapatan Swasta Pemerintah Total
% % %
1 Rendah 5 27,8 13 72,2 18 100
2 Menengah 28 52,8 25 47,2 53 100
3 Tinggi 18 53,1 7 46,9 25 100
tidak puas, cukup puas dan sangat puas dengan variabel preferensi FKTP dengan
kategori swasta dan pemerintah yang menggunakan cross tabulation. Untuk melihat
distribusi tabulasi silang antara kepuasan dengan preferensi FKTP dapat dilihat pada
Preferensi FKTP
No Kepuasan Swasta Pemerintah Total
% % %
1 Tidak Puas 3 18,8 13 81,3 16 100
2 Cukup Puas 24 58,5 17 41,5 41 100
3 Sangat Puas 14 61,5 15 38,5 39 100
jumlah responden dengan kategori tidak puas terhadap FKTP sebanyak 16 orang, 3
(81,3%) memilih FKTP pemerintah. Jumlah responden dengan kategori cukup puas
akan dikategorikan menjadi kualitas pelayanan tidak baik, kualitas pelayanan cukup
baik dan kualitas pelayanan sangat baik dengan variabel preferensi FKTP dengan
kategori swasta dan pemerintah yang menggunakan cross tabulation. Untuk melihat
distribusi tabulasi silang antara kualitas pelayanan dengan preferensi FKTP dapat
Preferensi FKTP
No Pelayanan Swasta Pemerintah Total
% % %
1 Tidak Baik 5 35 15 75 20 100
2 Cukup Baik 19 55,9 15 44,1 34 100
3 Sangat Baik 27 64,3 15 35,7 42 100
jumlah responden dengan kategori pelayanan FKTP tidak baik sebanyak 20 orang, 5
nilai probabilitas (p-value) dari suatu variabel bebas lebih kecil dari tingkat
signifikansi, yakni 0,05, maka variabel bebas tersebut memiliki hubungan yang
signifikan secara statistik terhadap variabel tidak bebas. Pada analisis multivariat
variabel tidak bebas, dan variabel jarak, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kepuasan
nilai Exp (β) sebesar 3,087 sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan yang
tinggi mempunyai kemungkinan 3,087 kali lebih besar preferensi FKTP swasta
kemungkinan 1,853 kali lebih besar preferensi FKTP swasta dibandingkan kualitas
pelayanan rendah.
Masyarakat yang memiliki kepuasan yang baik memiliki kemungkinan 1,378 kali
lebih besar preferensi FKTP swasta dibandingkan kepuasan rendah. Variabel jarak
pelayanan FKTP yang jauh memiliki kemungkinan 1,345 kali lebih besar preferensi
PEMBAHASAN
implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Bentuk nyata dari tujuan
kesehatan primer sesuai dengan tuntutan dalam program JKN, selain itu jarak antara
Pada penelitian ini diketahui bahwa faktor jarak FKTP yang jauh berpengaruh
secara signifikan terhadap preferensi masyarakat dengan nilai p=0,046. Hasil analisis
regresi multinominal memperlihatkan bahwa variabel jarak memiliki nilai Exp (β)
sebesar 1,345 sehingga dapat disimpulkan bahwa jarak yang jauh mempunyai
kemungkinan 1,345 kali lebih besar preferensi FKTP swasta dibandingkan jarak
dekat.
60
61
kesehatan di Kota Semarang salah satunya dipengaruhi oleh jarak tempat tinggal ke
pelayanan kesehatan. Hasil penelitian WRI (2015) juga menunjukkan bahwa peserta
JKN tidak memanfaatkan layanan kesehatan di FKTP milik pemerintah, hal ini
disebabkan masyarakat lebih memilih pergi ke klinik swasta milik bidan. Mayoritas
sebagai fasilitas kesehatan terdekat, hal ini tidak terlepas karena jarak ke fasilitas
kesehatan sangat jauh, untuk mencapai fasilitas kesehatan bisa membutuhkan waktu
Menurut Leveratt (2006) menyebutkan bahwa jarak yang jauh menuju fasilitas
kesehatan akan berdampak kepada biaya yang dikeluarkan akan semakin besar, hal
kesehatan yang mudah dijangkau, dari sudut lokasi mudah dicapai oleh masyarakat.
dianjurkan untuk kecamatan kota minimal 500 meter dan kecamatan non kota
berpengaruh negatif terhadap jumlah pelayanan kesehatan. Hal ini dapat terjadi
karena semakin jauh jarak tempat tinggal ke fasilitas kesehatan akan membuat biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh pelayanan kesehatan akan semakin mahal. Ini
telah sesuai dengan teori permintaan yaitu jka barang yang diminta semakin mahal,
sulit untuk mengaksesnya namun FKTP bantuan milik pemerintah tersebut memiliki
jadwal kerja yang tidak pasti karena tenaga kesehatan yang sering tidak berada di
tempat, tidak dapat berkonsultasi dengan dokter karena dokter tidak bertugas di Pustu
atau FKTP yang cenderung terlalu lama dibuka dan terlalu cepat ditutup. Untuk
jam kerja yang terbatas, dimana FKTP yang ada hanya buka pada jam 08.00 hingga
kesehatan setelah mereka pulang dari bekerja sehingga ketika masyarakat ingin
berobat ternyata FKTP pemerintah sudah tidak buka lagi. FKTP swasta meskipun
memiliki jarak yang jauh dari pemukiman masyarakat namun FKTP swasta memiliki
jam kerja 24 jam dengan sistem kerja pegawai menggunakan shift kerja. Masyarakat
yang ingin menggunakan pelayanan kesehatan dengan jarak yang jauh tentu lebih
memilih FKTP yang memiliki jam bekerja 24 jam sehingga mereka pasti akan
63
jika jarak FKTP pemerintah terlalu jauh, maka mereka cenderung memilih FKTP
swasta sedangkan jika jarak FKTP pemerintah dekat dengan perumahan masyarakat
maka mereka akan memilih FKTP pemerintah. Sebenarnya FKTP memiliki peran
sebagai ujung tombak dalam pemberian pelayaan kesehatan dalam era JKN saat ini.
penting kerena FKTP relatif lebih murah dan terjangkau untuk masyarakat. Jika
terdistribusikan dengan baik maka dengan jarak FKTP pemerintah yang dekat dengan
kesehatan keliling yang dilakukan FKTP milik pemerintah dari satu desa ke desa
yang lain menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam
dan menentukan sesuatu. Hal tersebut berkaitan dengan status ekonomi dan status
dengan nilai p=0,017. Hasil uji analisis regresi multinominal memperlihatkan bahwa
variabel pekerjaan memiliki nilai Exp (β) sebesar 0,229 sehingga dapat disimpulkan
bahwa masyarakat yang bekerja mempunyai kemungkinan 0,229 kali lebih besar
bekerja akan cenderung menggunakan FKTP swasta baik itu klinik swasta dan dokter
dalam memanfaatkan puskesmas. Hasil penelitian lainnya yang tidak jauh berbeda
pekerja pada sektor swasta dan pemerintah lebih memilih sarana pelayanan kesehatan
pekerja swasta dan pegawai pemerintah juga memiliki banyak pilihan ketika
Lhokseumawe yang tidak bekerja merasa mereka tidak memiliki kesanggupan dari
segi ekonomi jika harus melakukan pengobatan ke FKTP swasta jika memerlukan
bekerja sebagai pekerja swasta dan pegawai pemerintah juga lebih memiliki akses
informasi karena memiliki lebih banyak teman dalam bergaul dan berkomunikasi.
Masyarakat yang bekerja juga memiliki waktu yang lebih sedikit untuk
Masyarakat yang bekerja harus melakukan pekerjaan dari pagi hingga sore hari
sedangkan ketika masyarakat tidak bekerja dikarenakan hari libur ternyata FKTP
66
pemerintah juga libur, sedangkan FKTP milik swasta terjadi perbedaan, masyarakat
yang bekerja dapat pergi ke FKTP swasta kapanpun mereka inginkan terutama ketika
selesai bekerja di sore atau malam hari dimana FKTP swasta masih memberikan
pelayanan kesehatan selama 24 jam, hal ini menjadi salah satu faktor penentu para
pengobatan yang diberikan FKTP swasta jauh lebih baik pelayanannya dibandingkan
FKTP milik pemerintah. Adanya anggapan seperti ini tidak terlepas dari banyak
pelayanan kesehatan ternyata FKTP miliik pemerintah segera akan ditutup yang
disebabkan habis jam kerja dan tenaga kesehatan sudah hendak akan pulang. Untuk
FKTP swasta ketika pekerja pemerintahan dan swasta yang hendak melakukan
pelayanan kesehatan pada jam tertentu seperti pulang mereka bekerja atau malam hari
ternyata FKTP masih memberikan pelayanan yang optimal sehingga masyarakat yang
berdampak terhadap status pekerjaan dan biaya hidup yang harus dikeluarkan sehari-
hari untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keluarga yang memiliki pendapatan yang
dengan nilai p=0,002. Hasil uji analisis regresi multinominal memperlihatkan bahwa
variabel pendapatan memiliki nilai Exp (β) sebesar 3,087 sehingga dapat disimpulkan
bahwa pendapatan yang tinggi mempunyai kemungkinan 3,087 kali lebih besar
dan Kabupaten Bandung. Hasil penelitian yang tidak jauh berbeda diungkapkan
yang disediakan untuk kesehatan, dimana pada kalangan masyarakat dengan status
68
kesejahteraan yang kurang baik sebagai akibat dari tingkat pendapatan yang rendah
ekonomi yang dimiliki sebuah keluarga akan berdampak kepada pelayanan kesehatan
yang akan diambilnya, hal ini semakin diperkuat oleh pandangan Andersen (1975)
pelayanan kesehatan antara lain meliputi umur, jenis kelamin, ras, etnis, status
pendapatan juga dapat dilihat sebagai suatu aspek yang menggambarkan suatu peran
yang terjadi. Hal tersebut berkaitan dimana masyarakat dengan tingkat pendapatan
rendah lebih cenderung tidak memiliki tuntutan yang terlalu tinggi terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan sehingga bagi masyarakat
pada golongan ini urgensi pemilihan sarana pelayanan kesehatan tidak menjadi
pendapatan rendah akan cenderung menggunakan FKTP milik pemerintah. Hal yang
69
tinggi, dimana masyarakat pada golongan tersebut lebih selektif dalam memilih
preferensi FKTP swasta atau FKTP pemerintah yang mereka nilai lebih baik dalam
yang maksimal dengan cara memilih sarana pelayanan kesehatan yang dianggap lebih
menderita sakit.
kesehatan yang mereka miliki merukan investasi yang mereka miliki untuk
mendapatkan uang kembali sehingga semakin cepat mereka sembuh dari penyakit
maka akan semakin besar peluang mereka untuk bekerja kembali dan mendapatkan
uang kembali. Masyarakat yang memiliki pendapatan tinggi berfikir mereka akan
lebih cepat sembuh jika melakukan pengobatan ke FKTP swasta karena FKTP swasta
memiliki tenaga kesehatan, obat dan fasilitas yang jauh lebih berkualitas
70
dibandingkan FKTP milik pemerintah sehingga sudah selayaknya jika ingin lebih
berkaitan dengan status sosial yang mereka miliki sehingga jika seseorang yang
swasta karena mereka akan dinilai mampu secara ekonomi jika melakukan
FKTP pemerintah menjadi satu-satunya tempat paling nyaman dan aman bagi mereka
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, hal ini berkaitan dengan FKTP swasta yang
selalu dianggap sebagai tempat untuk status sosial pendapatan tinggi atau FKTP
datang berobat ke puskesmas dengan pelayanan medis yang diterima. Kepuasan yang
timbul merupakan konsekwensi dari mutu dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh
bahwa variabel kepuasan memiliki nilai Exp (β) sebesar 1,378 sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien yang memiliki kepuasan yang tinggi terhadap FKTP milik
71
swasta, kemungkinan akan memilih FKTP swasta 1,378 kali lebih besar
dibandingkan dengan mereka yang tidak puas atas pelayanan kesehatan yang didapat.
pengobatan dan kembali lagi ke tempat pelayanan kesehatan tersebut. Hasil penelitian
kesehatan di tempat pemberi pelayanan kesehatan. Salah satu sasaran yang ingin
dicapai dalam pengembangan JKN adalah kepuasan pasien, dimana dalam peta jalan
(road map) JKN disebutkan bahwa pasien yang menyatakan puas akan pelayanan
fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS pada tahun 2019 adalah sebesar
pelayanan yang tidak menunjukkan kualitas yang baik, maka akan berdampak pada
Pohan (2006) bahwa komponen kepuasan pasien menjadi salah satu komponen yang
72
penting dari mutu layanan kesehatan. Pasien yang mendapatkan kepuasan terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan akan membuat pasien mengikuti nasihat dan taat
miliki dengan memperbaiki berbagai sarana dan prasarana menjadi semakin modern
dan canggih agar masyarakat yang memiliki pendapatan yang tinggi akan tetap
Kota Lhokseumawe yang merasa memiliki kepuasan yang baik terhadap pelayanan
yang diberikan FKTP swasta dan FKTP pemerintah akan tetap menggunakan fasilitas
kesehatan tersebut.
kesehatan yang akan mereka berikan jika sudah mau memasuki habis jam kerja
sehingga pasien akan disuruh untuk datang berobat besok pagi ketika akan buka
pelayanan kembali. Kekecewaan yang sering dirasakan oleh pasien BPJS akan
membuat mereka memiliki kepuasan yang rendah terhadap pelayanan yang diberikan
FKTP milik pemerintah sehingga mereka akan lebih memilih preferensi ke FKTP
Kepuasan menjadi dasar yang baik bagi masyarakat Kecamatan Banda Sakti
kesehatan tersebut dan mereka akan membentuk sebuah rekomendasi dalam bentuk
cerita dari mulut ke mulut yang akan menguntungkan suatu fasilitas kesehatan. Jika
masyarakat tidak merasakan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan FKTP baik
FKTP swasta maupun FKTP milik pemerintah, maka akan membuat pasien beralih ke
pelayanan kesehatan lainnya meskipun mereka harus membayar lebih banyak dengan
pemenuhan kebutuhan dan keinginan masyarakat sesuai dengan standard yang telah
ditetapkan selanjutnya akan diukur dari bukti fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Fasilitas kesehatan harus selalu
berupaya untuk menjaga agar cakupan dan kualitas layanan tidak menurun bahkan
ditingkatkan agar semakin besar cakupannya dan semakin bagus kualitas layanan.
variabel kualitas pelayanan memiliki nilai Exp (β) sebesar 1,853 sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien yang mendapatkan kualitas pelayanan yang baik dari
FKTP milik swasta akan memiliki kemungkinan 1,853 lebih besar preferensi FKTP
pemilihan pelayanan kesehatan yang akan digunakan. Hasil penelitian Affandi (2011)
menunjukkan bahwa semakin tinggi mutu pelayanan maka semakin tinggi kesetiaan
pasien terhadap fasilitas kesehatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Haqi (2011) yang menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang
baik akan berpengaruh terhadap loyalitas pasien pada pelayanan instalasi rawat inap
RSU Surabaya.
waktu sejalan dengan kemajuan teknologi dan informasi kesehatan yang dimiliki oleh
pelanggan.
Banda Sakti Kota Lhokseumawe yang merasakan FKTP yang memberikan kualitas
pelayanan yang baik akan menjadi tempat pilihan mereka dalam melakukan
lebih merasakan kualitas pelayanan yang baik diberikan FKTP swasta sehingga
sedangkan jika kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan tidak baik maka
kesehatan, bukti fisik berupa fasilitas kesehatan yang baik, ketanggapan tenaga
kesehatan yang baik, jaminan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang baik dan
kepada pasien, hal ini dapat terjadi terutama ketika masa awal memasuki jam kerja,
ketika pelayanan kesehatan akan memasuki jam istirahat makan siang dan ketika
pelayanan akan segera memasuki masa akhir jam kerja. Tenaga kesehatan di FKTP
pemerintah juga cenderung tidak melakukan komunikasi yang baik kepada pasien
sehingga pasien merasa takut dan malas untuk melakukan pengobatan kembali di
FKTP pemerintah. Komunikasi tenaga kesehatan yang dibina dengan baik akan
membuat tenaga kesehatan FKTP pemerintah akan semakin dipercaya oleh pasien
76
dan pasien akan merasa adanya jaminan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
Harapan dari setiap pasien untuk mendapatkan pelayanan yang baik dari
petugas kesehatan dan menjadi tanggung jawab penyedia jasa dalam hal ini petugas
petugas kesehatan merespon setiap keluhan dan keinginan pasien dengan cepat dan
sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Hal ini tentunya akan
meningkatkan rasa senang pasien pada pelayanan kesehatan yang diberikan yang
berdampak kepada preferensi mereka dalam menggunakan fasilitas kesehatan baik itu
6.1 Kesimpulan
Lhokseumawe.
adalah variabel pendapatan karena memiliki korelasi regresi paling besar yaitu
3,087.
77
78
6.2 Saran
desa secara berkala sehingga masyarakat dapat mengakses dan merasakan manfaat
2. FKTP milik pemerintah untuk menerapkan secara menyeluruh dan maksimal atas
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang baik berdasarkan kualitas dan mutu
SDM serta terpenuhinya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai dan modern,
Alwi, H., et al., 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Hal. 894. Jakarta:
Balai Pustaka
Andersen, Ronald, et al., 1975. Equity In Health: Empirical Analysis in Social Policy.
London: Cambridge Mall Bailinger Publishing
Asrul, Ahmad. 2012. Faktor Penentu Permintaan Layanan Kesehatan Pada Rumah
Sakit Umum Pemerintah Kota Makassar. Tesis: Fakultas Ekonomi.
Azwar, A., 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Sinar Harapan
Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Bruto Per Kapita, Produk Nasional
Bruto Per Kapita dan Pendapatan Nasional Per Kapita, 2000-2013.
Diakses 22 April 2016; www.bps.go.id
Buku Pedoman Penulisan Proposal Penelitian dan Tesis Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara Tahun 2014
Engel, James F., dan Blackwell, Roger D., dan Miniarad, Paul, W. 1994, Perilaku
Konsumen. Jilid II. Edisi keenam. Jakarta Barat: Binarupa Aksara
79
80
Intiasari A.D., Trisnantoro, L., Hendrartini, J., 2015. Jurnal Kebijakan Kesehatan
Indonesia: Potret Masyarakat Sektor Informal Di Indonesia: Mengenal
Determinan Probabilitas Keikutsertaan Jaminan Kesehatan Sebagai
Upaya Perluasan Kepesertaan Pada Skema Non PBI Mandiri. Volume 04
No. 04 Halaman 126 – 132. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Janis, Novijan. 2014. BPJS Kesehatan, Supply dan Demand Terhadap Layanan
Kesehatan. Jakarta
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi Millenium. Jakarta: Jakarta
Prenhallindo
Krowinski, W.J., dan Steiber, S.R., 1996. Measuring & managing patient satisfaction
(2nd ed). American Hospital Publishing. USA
Langenbrunner, J., dan Cashin, C., 2013. Pembiayaan Kesehatan dan Cakupan
Kesehatan Semesta. Program Australia Indonesia Partnership for Health
Systems Strengthening (AIPHSS). Lokakarya National Health Accounts
2013 dan Statistik OECD 2012
Lee, H., Lee, Y., Yoo, D., 2000. The determinants of perceived service quality and its
relationship with satisfaction. Journal of Services Marketing. Vol. 14 Iss:
3, pp.217 – 23
Lestari W.P, dkk. 2008. Analisa Faktor Penentu Tinkat Kepuasan Pasien di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, [Jurnal], JKKI-Jurnal Kesehatan dan
Kedokteran Indonesia.
Leveratt M (2006) Rural and Remote Australia - Equity of access to health care
services. The Australian Health Consumer 2006, 2..
Mariyono, Joko. et al., 2005. Ketimpangan Jender dalam akses Pelayanan Kesehatan
Rumah Tangga Petani Pedesaan: Kasus Dua Desa di Kabupaten Tegal,
Jawa Tengah. Penelitian Sosio-Ekonomi
Merkouris, M., Ifantopoulos, L.M., Lemonidou, M., 1999. Patient satisfaction: a key
concept for evaluating and improving nursing services. Journal of
Nursing Management. Volume 7. Issue 1. pages 19-28
Mills, Anne and Lucy Gilson. 1990. Ekonomi Kesehatan untuk Negara-Negara
Berkembang (Terjemahan). Jakarta: Dian Rakyat
Miranti, S.R., 2009. Analisis Intensitas Layanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Semarang. Skripsi: Fakultas Ekonomi. Universitas
Diponegoro. Semarang
Mowen, John, C., dan Minor, M., 2002. Perilaku Konsumen Jilid 1. Edisi Kelima
(terjemahan). Jakarta: Erlangga
Pablo Gottret and George Schieber. 2006. Health Financing Revisited: A Practioner’s
Guide. The International Bank for Reconstruction and Development/ The
World Bank. Washington DC
Pohan, Imbalo S., 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC
Pradhanawati, A., 2011. Jurnal: Potensi Dan Preferensi Terhadap Perilaku Memilih
Pegadaian Syariah. Departemen Manajemen dan Bisnis Fakultas
Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung
Putra, A.W., 2010. Analisis Permintaan Penggunaan Layanan Kesehatan Pada Rumah
Sakit Umum Milik Pemerintah Di Kabupaten Semarang. Tesis: Fakultas
Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang
Sangadji, E.M., dan Sopiah. 2010. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Penerbit Andi
Santerre and Neun. 2000, Health Economics: Theories, Insights and Industry Studies,
United States of America
Simamora, B., 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Siregar, Putra Apriadi. 2015. Determinan Perilaku Merokok Anak Sekolah Dasar Di
Desa Simatahari Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Tahun 2015. Tesis. USU Medan.
Sumarni, Murti. 2002. Manajemen Pemasaran Bank. Edisi V. Hal. 233. Yogyakarta:
Liberty
Sumarwan, U., 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Tim Penyusun. 2012. Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019.
Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta
Tjiptono, F., 2011. Service, Quality And Satisfaction. Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Yola, M., 2013. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan dan
Harga Produk Pada Supermarket dengan Menggunakan Metode
Importance Performance Analysis. Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol.
12 No.12. April 2013:301-309. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim. Riau
________, 2016. Data Peserta Bukan PBI BPJS Kesehatan. Kantor BPJS Cabang
Lhokseumawe
Dalam rangka penyusunan Tesis yang menjadi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Pascasarjana (S2) pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara (FKM USU). Maka saya meminta bantuan bapak/ ibu/
saudara/ i untuk berkenan menjawab pertanyaan pada kuesioner di bawah ini:
Petunjuk pengisian:
• Titik-titik dijawab dengan cara mengisi.
• Pilihlah jawaban sesuai dengan pendapat Anda dengan melingkari pada opsi
jawaban yang disediakan.
• Opsi jawaban dalam kotak dijawab dengan cara mencontreng ( ).
• FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) terdiri dari: Puskesmas,
Klinik dan Praktik Dokter.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1) Nama : ........................................................................................
2) Alamat : ........................................................................................
Kecamatan : ........................................................................................
3) Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2.Perempuan
4) Status : 1.Kawin 2.Belum kawin 3.Janda/ Duda
5) Umur : ............ Tahun
6) Jumlah Anggota Keluarga Inti: ............................Orang
86
87
7) Pendidikan terakhir:
SD/ MI/ Sederajat, kelas ............................................................................
SLTP/ MTs/ Sederajat, kelas ...................................................................
SLTA/ SMA/ Sederajat,kelas ...................................................................
Perguruan Tinggi, program studi ............................................................
Lainnya, sebutkan .................................................................................
8) Pekerjaan:
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pekerja Swasta
Tidak Bekerja
Lainnya,sebutkan.........................................................................................
10) Berapa jauh jarak tempat tinggal Anda dengan Puskesmas terdekat?
a. < 500 meter b. 500 meter – 1 kilometer c. > 1 kilometer
11) Berapa jauh jarak tempat tinggal Anda dengan FKTP (Klinik, Praktik Dokter)
terdekat selain Puskesmas?
a. < 500 meter b. 500 meter – 1 kilometer c. > 1 kilometer
88
B. Kepuasan
Terdiri atas 5 pertanyaan dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Jika menjawab Sangat Puas diberi skor 3
b. Jika menjawab Cukup Puas diberi skor 2
c. Jika menjawab Tidak Puas diberi skor 1
V. Empati/ Perhatian
1 Dokter dapat menenangkan pasien terhadap penyakit yang diderita
2 Perawat/ bidan meluangkan waktu khusus berkomunikasi dengan pasien
3 Perawat/ bidan memberikan informasi yang diperlukan pasien
Memberikan kemudahan untuk dihubungi setiap saat jika pasien
4
membutuhkan
Menghibur dan memberikan dorongan kepada pasien supaya cepat sembuh
5 dan mendoakan mereka
LAMPIRAN
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.906 5
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
P1 10.1333 2.878 .686 .902
P2 9.9000 2.714 .790 .880
P3 9.8667 2.602 .896 .856
P4 10.2333 3.151 .567 .923
P5 9.8667 2.602 .896 .856
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.989 25
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
P1 53.7000 184.148 .815 .989
P2 53.6333 181.137 .957 .988
P3 53.6000 181.145 .939 .988
P4 53.7667 185.357 .793 .989
P5 53.6000 181.766 .902 .988
P6 53.7000 183.941 .828 .989
92
ANALISIS UNIVARIAT
Jarak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dekat 31 32.3 32.3 32.3
Sedang 39 40.6 40.6 72.9
Jauh 26 27.1 27.1 100.0
Total 96 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PendidikanDasar 14 14.6 14.6 14.6
PendidikanMenengah 49 51.0 51.0 65.6
PendidikanTinggi 33 34.4 34.4 100.0
Total 96 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TidakBekerja 12 12.5 12.5 12.5
PekerjaSwasta 53 55.2 55.2 67.7
PegawaiPemerintah 31 32.3 32.3 100.0
Total 96 100.0 100.0
Pendapatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PendapatanRendah 18 18.8 18.8 18.8
PendapatanMenengah 53 55.2 55.2 74.0
PendapatanTinggi 25 26.0 26.0 100.0
Total 96 100.0 100.0
94
Kepuasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TidakPuas 16 16.7 16.7 16.7
CukupPuas 41 42.7 42.7 59.4
SangatPuas 39 40.6 40.6 100.0
Total 96 100.0 100.0
KualitasPelayanan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TidakBaik 20 20.8 20.8 20.8
CukupBaik 34 35.4 35.4 56.3
SangatBaik 42 43.8 43.8 100.0
Total 96 100.0 100.0
Preferensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid FKTP Swasta 51 53.1 53.1 53.1
FKTP Pemerintah 45 46.9 46.9 100.0
Total 96 100.0 100.0
95
ANALISIS BIVARIAT
Jarak * PreferensiCrosstabulation
Preferensi
FKTP
FKTP Swasta Pemerintah Total
Jarak Dekat Count 10 21 31
% within Jarak 32.3% 67.7% 100.0%
Sedang Count 23 16 39
% within Jarak 59.0% 41.0% 100.0%
Jauh Count 18 8 26
% within Jarak 69.2% 30.8% 100.0%
Total Count 51 45 96
% within Jarak 53.1% 46.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Pendidikan * PreferensiCrosstabulation
Preferensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 2.049a 2 .359
Likelihood Ratio 2.060 2 .357
Linear-by-Linear Association .776 1 .378
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 6.56.
Pekerjaan * PreferensiCrosstabulation
Preferensi
FKTP
FKTP Swasta Pemerintah Total
Pekerjaan TidakBekerja Count 1 11 12
% within Pekerjaan 8.3% 91.7% 100.0%
PekerjaSwasta Count 32 21 53
% within Pekerjaan 60.4% 39.6% 100.0%
PegawaiPemerintah Count 18 13 31
% within Pekerjaan 58.1% 41.9% 100.0%
Total Count 51 45 96
% within Pekerjaan 53.1% 46.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 11.091a 2 .004
Likelihood Ratio 12.486 2 .002
Linear-by-Linear Association 4.830 1 .028
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 5.63.
97
Pendapatan * PreferensiCrosstabulation
Preferensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 8.222a 2 .016
Likelihood Ratio 8.487 2 .014
Linear-by-Linear Association 8.056 1 .005
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 8.44.
Kepuasan * PreferensiCrosstabulation
Preferensi
FKTP
FKTP Swasta Pemerintah Total
Kepuasan TidakPuas Count 3 13 16
% within Kepuasan 18.8% 81.3% 100.0%
CukupPuas Count 24 17 41
% within Kepuasan 58.5% 41.5% 100.0%
SangatPuas Count 24 15 39
% within Kepuasan 61.5% 38.5% 100.0%
Total Count 51 45 96
% within Kepuasan 53.1% 46.9% 100.0%
98
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 9.183a 2 .010
Likelihood Ratio 9.660 2 .008
Linear-by-Linear Association 6.192 1 .013
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 7.50.
KualitasPelayanan * PreferensiCrosstabulation
Preferensi
FKTP
FKTP Swasta Pemerintah Total
KualitasPelayanan TidakBaik Count 5 15 20
% within KualitasPelayanan 25.0% 75.0% 100.0%
CukupBaik Count 19 15 34
% within KualitasPelayanan 55.9% 44.1% 100.0%
SangatBaik Count 27 15 42
% within KualitasPelayanan 64.3% 35.7% 100.0%
Total Count 51 45 96
% within KualitasPelayanan 53.1% 46.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 8.558a 2 .014
Likelihood Ratio 8.806 2 .012
Linear-by-Linear Association 7.420 1 .006
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 9.38.
99
ANALISIS MULTIVARIAT
Marginal
N Percentage
Valid 96 100.0%
Missing 0
Total 96
Subpopulation 14a
Model
Fitting
Criteria Likelihood Ratio Tests
-2 Log
Model Likelihood Chi-Square df Sig.
MASTER TABEL
X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y
No Jenis Kelamin Status Jarak Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Kepuasan Kualitas Pelayanan Preferensi
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 3 2 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 3 2 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 3 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 0
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 2 1 1 1 0
16 1 1 1 1 2 1 3 3 0
17 1 1 1 1 2 1 3 3 0
18 1 1 1 1 2 1 3 3 0
19 1 1 1 2 2 2 3 3 0
20 1 1 1 2 2 2 3 1 0
21 1 1 1 2 2 2 1 1 0
22 1 1 1 2 2 2 2 1 1
23 1 1 1 2 2 2 2 1 1
24 1 1 1 2 2 2 2 1 0
25 1 1 1 2 2 2 2 2 1
26 1 1 1 2 2 2 2 2 0
27 1 1 1 2 2 2 2 2 1
28 1 1 1 2 2 2 2 2 1
29 1 1 1 2 2 2 2 2 1
30 1 1 1 2 2 2 2 2 1
31 1 1 1 2 2 2 2 2 1
32 1 1 2 2 2 2 2 2 0
33 1 1 2 2 2 2 2 2 0
34 1 1 2 2 2 2 2 2 1
35 1 1 2 2 2 2 2 2 0
36 1 1 2 2 2 2 2 2 1
37 1 1 2 2 2 2 2 2 0
38 1 1 2 2 2 2 2 2 1
39 1 1 2 2 2 2 2 2 0
40 1 1 2 2 2 2 2 2 0
41 1 1 2 2 2 2 2 2 0
42 1 1 2 2 2 2 2 2 0
43 1 1 2 2 2 2 2 2 1
44 1 1 2 2 2 2 2 2 1
45 1 1 2 2 2 2 2 2 1
46 1 1 2 2 2 2 2 2 1
47 1 1 2 2 2 2 2 2 1
48 1 1 2 2 2 2 2 2 0
49 1 1 2 2 2 2 2 2 0
50 1 1 2 2 2 2 2 2 0
51 1 1 2 2 2 2 2 2 0
52 1 1 2 2 2 2 2 2 1
53 0 1 2 2 2 2 2 2 0
54 0 1 2 2 2 2 2 2 0
55 0 1 2 2 2 2 2 2 0
56 0 1 2 2 2 2 2 2 0
57 0 1 2 2 2 2 2 2 0
58 0 1 2 2 2 2 2 2 0
59 0 1 2 2 2 2 2 3 0
60 0 1 2 2 2 2 2 3 0
61 0 1 2 2 2 2 2 3 0
62 0 1 2 2 2 2 2 3 0
63 0 1 2 2 2 2 3 3 0
64 0 1 2 2 2 2 3 3 1
65 0 1 2 2 2 2 3 3 1
102
66 0 1 2 2 3 2 3 3 1
67 0 1 2 2 3 2 3 3 1
68 0 1 2 3 3 2 3 3 1
69 0 2 2 3 3 2 3 3 1
70 0 2 2 1 3 2 3 3 1
71 0 2 3 1 3 2 3 3 1
72 0 2 3 1 3 3 3 3 1
73 0 2 3 1 3 3 3 3 1
74 0 2 3 3 3 3 3 3 0
75 0 2 3 3 3 3 3 3 0
76 0 2 3 3 3 3 3 3 0
77 0 2 3 3 3 3 3 3 0
78 0 2 3 3 3 3 3 3 0
79 0 2 3 3 3 3 3 3 0
80 0 2 3 3 3 3 3 3 0
81 0 2 3 3 3 3 3 3 0
82 0 2 3 3 3 3 3 3 0
83 0 2 3 3 3 3 3 3 0
84 0 2 3 3 3 3 3 3 0
85 0 2 3 3 3 3 3 3 1
86 0 2 3 3 3 3 3 3 0
87 0 2 3 3 3 3 3 3 1
88 0 3 3 3 3 3 3 3 0
89 0 3 3 3 3 3 3 3 1
90 0 3 3 3 3 3 3 3 0
91 0 3 3 3 3 3 3 3 1
92 0 3 3 3 3 3 3 3 0
93 0 3 3 3 3 3 3 3 1
94 0 3 3 3 3 3 3 3 0
95 0 3 3 3 3 3 3 3 0
96 0 3 3 3 3 3 3 3 0