Anda di halaman 1dari 5

AUDIT INTERNAL

Audit Internal merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan,


pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan suatu
pendapat. Pihak yang melaksanakan auditing disebut dengan auditor.
 Tahapan Audit
Tahapan Audit internal antara lain:
1. Persiapan penugasan
2. Survey audit pendahuluan
3. Pelaksanaan pengujian
4. Penyelesaian penugasan audit
5. Pelaporan hasil audit
6. Pemantauan tindak lanjut
 Fungsi audit internal
Fungsi audit internal yaitu:
1. Sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisien dan keefektifan
pelaksanaan struktur pengendalian intern perusahaan.
2. Untuk memberikan hasil berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah
bagi manajemen yang akan dijadikan landasan mengambil keputusan atau tindak
selanjutnya.
 Tujuan audit
Tujuan audit internal adalah:
1. Membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya
secara efektif.
2. Membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan
tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar
mengenai kegiatan yang diperiksanya.
 Pelaksanaan audit internal
Adapun pelaksanaan audit internal adalah:
1. Auditor internal harus mengidentifikasi informasi
2. Menganalisis
3. Mengevaluasi
4. Mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan.
 Laporan audit internal
1. Auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada tingkatan
manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final.
2. Laporan haruslah objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu.
3. Laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup, hasil audit, dan bila tepat laporan itu
juga harus berisi suatu pernyataan pendapat auditor.
4. Laporan dapat mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan mengakui
kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan.
5. Pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat disertakan dalam
laporan audit.
6. Direktur auditing internal harus mereview dan meyetujui laporan audit final sebelum
diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa laporan itu akan dibagikan.

AUDIT OPERASIONAL
Auditing operasional adalah pengkajian atas setiap bagian organisasi terhadap prosedur
audit operasional dan metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk
mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan keekonomian (3E).
 Tahap-tahap dalam Audit Operasional
Tahap-tahap dalam Audit Operasional antara lain yaitu:
a. Memilih auditee
b. Merencanakan audit
c. Melaksanakan audit
d. Melaporkan temuan
e. Melakukan tindak lanjut
 Tujuan audit operasional
Tujuan audit operasional yaitu:
1. Mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas pelaksanaan aktivitas suatu organisasi.
2. Mengidentifikasi timbulnya penyelewengan dan penyimpangan yang terjadi dan
kemudian membuat laporan yang berisi rekomendasi tindakan perbaikan selanjutnya.
3. Alat pengendalian untuk mengelola perusahaan dengan penggunaan sumber daya yang
ada dalam pencapaian tujuan perusahaan dengan efektif dan efesien.
 Manfaat audit operasional
Adapun Manfaat audit operasional adalah sebagai berikut:
1. Memberi informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan
2. Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-laporan dan pengendalian
3. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditetapkan, rencana-rencana,
prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah
4. Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan
preventif yang akan diambil
5. Menilai ekonomisasi dan efesiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil
pemborosan
6. Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah
ditetapkan
7. Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase operasi perusahaan
 Jenis-jenis Audit Operasional
1. Audit Fungsional, adalah sarana untuk mengkategorikan aktivitas perusahaan seperti
fungsi penjualan atau fungsi penagihan.
2. Audit Organisasional, audit operasional atas suatu organisasi menyangkut
keseluruhan organisasi seperti departemen, cabang atau anak perusahaan.
3. Penugasan Khusus, penugasan audit operasional khusus timbul atas permintaan
manajemen, misalnya : penentuan penyebab tidak efektifnya sistem PDE, penyelidikan
kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi dan membuat rekomendasi untuk
mengurangi biaya produksi suatu barang.
 Jenis-jenis Auditor yang melaksanakan audit operasional :
1. Auditor Intern
2. Auditor Pemerintah
3. Akuntan Publik Terdaftar.
 Perbedaan Antara Audit Operasional dan Audit Keuangan
1. Tujuan Audit
Audit keuangan menekankan pada ketepatan pencatatan informasi historis, sedangkan
audit operasional menekankan pada efektivitas dan efisiensi. Audit keuangan
berorientasi pada masa lampau, sementara audit operasional berfokus pada peningkatan
kinerja masa depan.
2. Distribusi Laporan
Laporan audit keuangan biasanya didistribusikan kepada pengguna laporan keuangan
eksternal, misalnya pemegang saham dan pihak bank, sedangkan laporan audit
operasional ditujukan terutama kepada manajemen
3. Area Non Keuangan
Audit keuangan terbatas hanya pada hal-hal yang langsung mempengaruhi kewajaran
laporan keuangan, sedangkan audit operasional meliputi aspek efektivitas dan efisiensi
dalam organisasi.

AUDIT KEUANGAN PEMERINTAH


Sumber utama literatur yang berpengaruh mengenai kinerja audit pemerintah yaitu
Standar Audit Pemerintah yang disebut dengan "Standar Buku Kuning" yang dikeluarkan oleh
GAO (General Accounting Office). Buku kuning dikeluarkan tahun 1972 dengan revisi
berikutnya tahun 1981, dan 1994. Audit keuangan menurut buku kuning meliputi audit laporan
keuangan unit pemerintah, kontrak-kontrak dan bantuan pemerintah, pengendalian intern,
kecurangan dan ketidaktaatan terhadap hukum dan perundang-undangan lainnya. Beberapa
tambahan dan modifikasi yang penting tentang SAK pada Buku Kuning diantaranya mengenai
materialitas dan signifikansi, pengendalian kualitas, audit ketaatan, pelaporan, dan berkas
audit.

 Standar Auditing Pemerintah yang Berlaku Umum (GAGAS)


a) Standar umum
Kategori umum dari GAGAS terutama berkaitan dengan kualifikasi auditor dan
organisasi audit. Standar ini berlaku untuk audit pemerintah. Ada empat standar dalam
kategori ini, yaitu:
- Kualifikasi
- Independensi
- Kemahiran profesional
- Pengendalian mutu
b) Standar pekerjaan lapangan untuk audit keuangan
Standar pekerjaan lapangan GAGAS memasukkan ketiga standar pekerjaan lapangan
AICPA tanpa modifikasi. Melalui referensi, juga dimasukkan semua SAS terkait yang
dikeluarkan oleh AICPA yang dapat dianggap sebagai interpretasi standar pekerjaan
lapangan. Untuk melengkapi standar-standar ini, GAGAS memasukkan lima standar
pekerjaan lapangan tambahan sebagai berikut :
- Komunikasi auditor
- Tindak lanjut audit
- Ketidaktaatan yang bukan tindakan ilegal
- Pendokumentasian penilaian risiko pengendalian untuk asersi-asersi yang secara
signifikan tergantung pada sistem informasi yang terkomputerisasi
- Kertas kerja
c) Standar pelaporan untuk audit keuangan
Untuk melengkapi keempat standar pelaporan yang berlaku umum yang dikeluarkan
AICPA serta SAS terkait, yang semuanya dimasukksn ke dalam GAGAS melalui referensi,
yellow book mencantumkan lima standar pelaporan tambahan berikut ini :
- Ketaatan pada GAGAS
- Ketaatan pada hukum dan peraturan serta pengendalian internal
- Informasi istimewa dan rahasia
- Pembagian laporan
 Pelaporan mengenai Pengendalian Internal
GAGAS mengharuskan auditor untuk melaporkan kekurangan-kekurangan dalam
pengendalian internal yang mereka anggap sebagai kondisi yang dapat dilaporkan. Contoh
kondisi yang dapat dilaporkan mencakup :

a. Tidak adanya pemisahan tugas yang baik dan konsisten dengan tujuan pengendalian
yang sesuai
b. Bukti gagalnya menjaga aktiva dari kehilangan, kerusakan, atau penyalahgunaan
c. Tidak cukupnya tingkat kesadaran pengendalian dalam organisasi
d. Kegagalan untuk menindaklanjuti dan mengoreksi kekurangan yang sebelumnya
teridentifikasi dalam pengendalian internal

Anda mungkin juga menyukai