Anda di halaman 1dari 4

Pada awalnya, magma terbentuk secara alamiah

dalam waktu berjuta-juta tahun dan menjadi unsur


pembentuk lapisan inti bumi. Magma tidak terbentuk
di semua wilayah di bumi. Melainkan magma hanya
terdapat di beberapa tempat di bawah permukaan
yang disebut kamar magma. Karena sifatnya yang
dinamis, magma terus bergerak. Gerakan ini
membuat magma mengalir ke tempat yang suhunya
lebih rendah dari kamar magma. Akibatnya magma
mengalami kristalisasi dan sebagiannya membeku
menjadi batuan beku. Jika proses pembekuannya
berlangsung di bawah permukaan bumi disebut
batuan beku intrusif (misalnya batuan granit dan
diorit), sedangkan jika proses pembekuannya
berlangsung di permukaan disebut batuan beku
ekstrusif (misalnya basal dan andesit) (Baca juga 5
Proses pembentukan Batuan Beku Intrusif dan Ekstrusif).

Batuan beku yang terbentuk dari proses kristalisasi magma ini lama kelamaan akan mengalami
pelapukan. Pelapukan pertama kali terjadi pada batuan beku ekstrusif yang ada di atas permukaan bumi.
Hasil pelapukan batuan beku ini akan mengendap melalui proses yang disebut erosi (Silahkan baca
: Macam- macam Erosi Berdasarkan Penyebabnya). Endapan dari hasil pelapukan batuan beku itu akan
mengeras membentuk batuan sedimen. Sementara itu batuan beku intrusif yang ada di bawah permukaan
bumi akn terus bergerak sampai di permukaan bumi melalui serangkaian peristiwa tektonik dan vulkanik.
Sesampainya di permukaan bumi, ia juga akan menmgalami pelapukan dan pengendapan.

Sementara itu batuan beku intrusif yang tidak berhasil sampai di permukaan akan terus terkubur lebih
dalam akibat tekanan di atas. Semakin dalam posisinya, semakin besar tekanan dan suhu yang ia terima.
Akibatnya batuan beku ini akan mengalami perubahan baik dari bentuk maupun susunan kimianya
menjadi batuan metamorf (malihan).

Batuan sedimen yang berasal dari pengendapan sisa-sisa pelapukan batuan beku juga umumnya berada
dibawah permukaan bumi. Batuan sedimen ini juga akan terus bergerak semakin dalam karena di
permukaan bumi terus terbentuk lapisan sedimen baru. Lapisan batuan sedimen baru ini akan menghimpit
lapisan sedimen sebelumnya sehingga bergerak makin turun mendekati kamar magma. Akibatnya batuan
sedimen ini juga menerima tekanan dan suhu yang tinggi sehingga bermetamorfosis menajadi batuan
malihan.

Perubahan suhu dan tekanan juga mempengaruhi batuan sedimen. Batuan sedimen juga mengalami
perubahan secara perlahan-lahan dan berlangsung lama menjadi batuan metamorf. Sementara itu
sebagian dari batuan sedimen juga bisa melapuk karena waktu. Hasil pelapukannya mengendap dan
mengeras. Yang menghasilkan batuan sedimen jenis baru. Bisa sama dengan asalnya atau bisa berbeda
sama sekali.

Dalam perjalannnya, batuan metamorf juga mengalami pelapukan serupa dan berubah kembali menjadi
batuan sedimen. Selain itu batuan metamorf yang memiliki struktur kimia sangat berbeda dengan batuan
sedimen dan batuan beku akan meleleh dan kembali menjadi magma.

Proses yang sama berlangsung kembali.

Siklus ini telah terjadi sejak jutaan atau bahkan miliaran tahun yang lalu. Dan siklus ini akan terus
berlangsung. Setiap jenis batuan akan tetap tersingkap dan terangkat. Batuan itu akan melapuk dan
mengalami erosi. Batuan itu akan terus mengendap dan bermetamorfosis. Begitulah rancangan alam yang
luar biasa. Dengan begitu jumlah magma/batu di bumi akan tetap sama.
Secara sederhana hubungan antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan dapat
digambarkan dalamformula berikut :
Magma -> Batuan Beku -> Batuan Sedimen -> Batuan Malihan -> Magma
FBTwitterWALinePinterestG+LinkedIn
batuan, bumi, erosi, jenis, jenis batuan, lapisan bumi, magma, siklus batuan

Dengan demikian maka di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa
berubah menjadi batuan lainnya. . Kesemuanya ini disebut siklus batuan atau ROCK CYCLE.

Anda mungkin juga menyukai