Anda di halaman 1dari 5

1

I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah

Secara umum bentuk wajah (facial) dipengaruhi oleh bentuk kepala, jenis kelamin

dan usia. Bentuk wajah setiap orang berbeda karena ada kombinasi unik dari kontur nasal,

bibir, rahang atas dan rahang bawah yang memudahkan seseorang untuk mengenal satu sama

lain. Bagian - bagian yang dianggap mempengaruhi wajah adalah tulang pipi, hidung, rahang

atas, rahang bawah, mulut, dagu, mata, dahi dan supraorbital.(Hamilah, 2004).

Kraniofasial adalah kesatuan jaringan keras dan jaringan lunak yang tersusun atas tiga

komponen yaitu neurocranium, viscecranium, dan gigi geligi serta jaringan pendukungnya.

Neurocranium merupakan tulang penyusun kepala sedangkanviscecranium merupakan

tulang penyusun wajah (Spreber, 1991). Pertumbuhan kepala meliputi pertumbuhan cranium

dan tulang wajah. Wajah dapat dibagi tiga bagian yaitu sepertiga bagian atas, sepertiga

bagian tengah dan sepertiga bagian bawah. Bagian atas tersusun atas komponen

neurocranium, bagian tengah tersusun oleh basis cranii, os nasle, os zygomatikumdan

maxilla, sedangkan sepertiga bagian bawah tersusun oleh mandibula (Dixon,

1993).Pertumbuhan dan perkembangan kepala sangat menentukan bentuk dan ukuran wajah.

Basis Craniimerupakan penghubung antara kepala dengan wajah, sehingga wajah tidak dapat

lebih lebar dari basis cranii.Tinggi wajah meningkat lebih cepat dibanding lebar wajah sejak

lahir hingga dewasa. Kartilago, septum nasi, tulang wajah bagian atas dan kondilus

mandibula pada bagian tulang wajah menentukan arah pertumbuhan tinggi wajah (Shapiro

dkk, 1983). Peningkatan tinggi wajah merupakan hasil pertumbuhan prosesus alveolar

maksila dan mandibula yang berhubungan dengan erupsi gigi geligi (Bishara, 2001).

Berbagai faktor dapat mempengaruhi bentuk lengkung gigi seperti maloklusi, ukuran

gigi insisivus, rasio ukuran gigi rahang bawah dan rahang atas, bentuk kepala, kebiasaan

1
2

buruk, otot di sekitar mulut dan profil penderita (Bolton, 1958 cit Pambudi, 2005).Graber

(1994) menjelaskan hubungan antara morfologi struktur kraniofasial, bentuk wajah, lebar

dan bentuk lengkung gigi.Raberin dkk (1993) melaporkan bahwa ada hubungan bermakna

antara bentuk dan ukuran wajah terhadap lengkung rahang sedangkan Nabila Anwar

dkk(2001) menyatakan tidak adanya hubungan bentuk wajah dan ukuran lengkung rahang.

Variasi ukuran dan bentuk wajah yang paling besar dipengaruhi oleh 2 tulang maksila

dan mandibula hal ini karena tulang maksila mendukung lengkung gigi atas dan processus

alveolaris dan tulang mandibula mendukung lengkung gigi bawah dan processus

alveolaris.Mandibula adalah bagian wajah yang mempunyai struktur tulang paling kokoh di

antara struktur tulang wajah lainnya dan sangat individual. Setiap orang mempunyai pola

pertumbuhan yang berbeda, sehingga tidak ada satupun manusia yang akan mempunyai

ukuran lengkung gigi dan bentuk lengkung gigi yang sama persis. Pertumbuhan wajah tidak

dapat dipisahkan dari pengaruh perkembangan fungsi rahang, pertumbuhan sinus, kedudukan

dan bentuk serta perkembangan gigi, otot wajah dan faktor-faktor sekelilingnya (Sukadana,

1983).Penilaian bentukwajah perlu diperhatikan karena masing-masing bentuk wajah

menunjukkan karakteristik lengkung gigi yang berbeda. Menurut ( Moyer 1967) dikenal empat

macam bentuk lengkung gigi yaitu parabola , setengah elips, trapesoid dan U form.Genetik

dan lingkungan yang berbeda juga mempengaruhi perubahan lengkung gigi (Hayder, 2005).

Ukuran lengkung gigi biasanya akan berubah tergantung dari perubahan lebar inter

kaninus,lebar interpremolar, lebar intermolar, panjang dan tinggi lengkung gigi, dan keliling

lengkung gigi (Hussein, 2008; Sangwan, et al, 2011). Bentuk dan ukuran lengkung gigi

baik dari arah transversal dan sagital pada suatu individu berbeda dengan individu lainnya.

(Febrina 1997).

Raberin (1993) Mengatakan adanya peningkatan lebar interkaninus dan intermolar

sampai terbentuk secara lengkap periode gigi permanen. Perubahan lengkung gigi pada

2
3

masa tumbuh kembang, sangat dipengaruhi oleh tumbuh kembang dari prosesus alveolaris.

Secara umum lengkung gigi berkembang pada tahap gigi bercampur lalu cenderung stabil

sampai pada gigi tetap. Bishara dkk. (1998) menyatakan bahwa lengkung maksila akan terus

berkembang sampai dengan usia 13 tahun dan pada lengkung mandibula sampai dengan usia

8 tahun. Pertumbuhan maksila berhenti pada usia sekitar 15 tahun untuk wanita, sedangkan

pada pria sekitar usia 17 tahun. Tumbuh kembang lengkung gigi pada mandibula berlangsung

dari usia 4 hingga 8 tahun dan tunbuh kembang pada maksila berlangsung dari usia 4 hingga

13 tahun. Pertumbuhan maksila cenderung lebih stabil hingga dewasa (Cowles, 2008).

Setiap orang memiliki variasi tipe wajah meskipun kembar. Penilaian tipe

wajah perlu diperhatikan karena masing-masing tipe wajah menunjukkan

karakteristik lengkung gigi yang berbeda. Identifikasi tipe wajah dengan bentuk dan dimensi

lengkung gigi yang sesuai adalah salah satu kunci untuk mencapai bentuk

lengkung gigi yang stabil, fungsional, dan estetis dalam diagnosis dan penyusunan

rencanaperawatan ortodontik.Hubungan antara struktur kraniofasial dan dimensi lengkung

gigi penting untuk dikaji lebih mendalam untuk mendapatkan hasil perawatan ortodonti yang

optimal. Kegagalan dalam menyesuaikan bentuk lengkung gigi

dapat menyebabkan kemungkinan relaps dan dapat mempengaruhi prognosis hasil

perawatan. (Pambudi, 2008).

Struktur morfologi wajah mempunyai hubungan yang bermakna dengan

bentuk lengkung gigi. Sukadana (1983) dalam penelitiannya menyatakan bahwa, tipe

wajah manusia berhubungan dengan bentuk kepala dan lengkung gigi. Biasanya

orang dengan bentuk kepala brachychepalic mempunyai tipe wajah euryprosopic dan

bentuk lengkung gigi yang lebar (parabola).Tipe wajah leptoprosopic biasanya mempunyai

lengkung rahang yang menyempit ke dasar apikal (tapered).Salah satu tujuan dari pasien

melakukan perawatan ortodonti adalah untuk mendapatkan keserasian antara tipe wajah

3
4

dengan bentuk lengkung gigi sehingga tercipta kesan yang lebih estetis.Bentuk wajah dan

bentuk lengkung gigi mempunyai hubungan erat, bentuk muka mengalami pertumbuhan

dan perkembangan (Hamilah, 2004). Menurut Lunstrm (1986) rmenyatakan bahwa

ukuran lengkung gigi tidak tertgantung pada bentuk muka dan kepala tetapi oleh faktor

keturunan

Berbagai faktor dapat mempengaruhi bentuk lengkung gigi seperti maloklusi, ukuran

gigi, ratio ukuran gigi rahang bawah dan rahang atas, bentuk kepala, kebiasaan burukm otot

sekitar mulut, profil penderita dan bentuk wajah. Hubungan antara struktur kraniofasial dan

dimensi lengkung gigi penting untuk dikaji lebih mendalam untuk mendapatkan hasil

perawatan ortodonti yang optimal (Mundiyah, 1980)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

gambaran hubungan antara bentuk wajah dengan bentuk lengkung gigi dan ukuran

wajahdengan ukuran lengkung gigi untuk melihat variasi dari bentuk wajah dan bentuk

lengkung gigi dan ukuran lengkung gigi tersebut agar didapat keserasian antara wajah dan

lengkung gigi

B.Permasalahan

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan : Bagaimanakah hubungan

antaraukuran dan bentuk wajah dengan ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang atas?

C.Keaslian Penelitian

Luizz dkk ( 2014) telah meneliti hubungan antara tipe wajah dan lebar lengkung mandibula

pada oklusi normal mendapatkan hasil dalam penelitiannyabahwa tidak terdapat hubungan

antara tipe wajah dengan lengkung gigi pada oklusi normal.

4
5

Simone dkk (2013) yang meneliti ukuran tipe wajah mempengaruhi dimensi vertikal pada

oklusi normal dengan mendapatkan hasil hubungan negatif antara sudut fasial dan jarak

intermolar pada Rahang atas dan rahang bawah dan hubungan antara tinggi jarak inter-molar

pada kedua lengkung rahang

D.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

Hubungan antara ukuran dan bentuk wajah dengan ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang

atas

E.Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis dalam bidang

kedokteran gigi anak pada aspek keterkaitan wajah dengan dengan bentuk lengkung gig

rahang atas pada masa tumbuh kembang

2. Manfaat bagi klinisi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar pertimbangan dalam perawatan kasus

preventif ortho guna mencegah terjadinya kelainan dalam wajah dan lengkung gigi rahang

atas

3. Manfaat bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

terutama orang tua anak bahwa wajah berhubungan dengan pertumbuhan lengkung gigi

rahang atas

Anda mungkin juga menyukai