1. Pengertian Tata cara permintaan pemeriksaan adalah mekanisme yang harus dipatuhi oleh tenaga
kesehatan yang berkompeten dibidangnya masing-masing disaat melakukan permintaan
pemeriksaan yang dilakukan secara tertulis dengan cara mengisi format/lembaran yang telah
disediakan.
2. Tujuan Agar seluruh tenaga kesehatan mematuhi prosedur tetap disaat melakukan permintaan
pemeriksaan.
3. Kebijakan SK. No. /UPTD.PKM.TAR/TU/VIII/2015. Kebijakan Pelayanan Klinis di Unit Laboratorium
Puskesmas Tarakan.
4. Referensi Pusat Laboratorium Kesehatan. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas. Jakarta. 1992.
5. Prosedur / Langkah-
langkah 1. Tenaga kesehatan yang akan meminta pemeriksaan terlebih dahulu mengisi identitas
pasien (nama, tanggal lahir, nomor rekam medik) yang akan diperiksa.
2. Selanjutnya, permintaan pemeriksaan ditulis pada kolom dalam lembaran/format yang
telah disediakan dengan tulisan dan huruf yang jelas.
3. Setelah mengisi permintaan, tenaga kesehatan dimaksud selanjutnya membubuhi
nama, waktu dan tanda tangannya.
4. Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan penulisan permintaan , maka dapat
dilakukan pembetulan.
5. Pembetulan tersebut hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa
menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf yang bersangkutan.
6. Unit Terkait
Laboratorium, Poli Umum, Poli Gigi, UGD
PENERIMAAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN
No. Dokumen : SPO/UKP-LAB/02 Ditetapkan Oleh
No. Revisi : 01 Kepala Puskesmas Tarakan
Tanggal Terbit : 01-08-2015
SPO
1. Pengertian Pengambilan spesimen merupakan langkah awal yang sangat menentukan hasil pemeriksaan dalam
rangka memperoleh jawaban yang menentukan penyebab infeksi.
Pengambilan sampel terdiri dari sampel darah, dahak dan sampel urine.
Sampel darah ada 2 yaitu darah kapiler dan darah vena.
Sampel Urine terbagi 3 yaitu sampel urine sewaktu, urine pagi dan urine postprantial
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pengambilan sample pasien untuk pemeriksaan.
3. Kebijakan SK. /UPTD.PKM.TAR/TU/VIII/2015. Kebijakan Pelayanan Klinis di Unit Laboratorium
Puskesmas Tarakan.
4. Referensi 1. Pusat Laboratorium Kesehatan. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas.
Jakarta. 1992.
2. Biomed, Chairlan M. Lestari, Estu. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium
Kesehatan. Jakarta. 2011.
5. Prosedur / 1. Menyiapkan alat dan bahan
Langkah-langkah a. Alat : lancet steril, pipet kapiler, pot (tempat urine dan dahak).
b. Bahan : tisu/kertas, alkohol 70%, jarum disposibel 2,5ml dan 5 ml
2. Instruksi :
DARAH
a. Darah Kapiler
1) Bersihkan tempat yang akan ditusuk (ujung jari) dengan kapas alkohol 70% Biarkan
sampai kering
2) Peganglah bagian yang akan ditusuk jarum supaya rasa nyeri berkurang
3) Tusuklah dengan cepat memakai lancet steril pada jari, tusuk dengan arah tegak lurus
pada garis-garis sisik jari.
4) Buanglah tetes darah yang pertama keluar dengan memakai tissue/kertas, saring
tetesan yang berikutnya boleh di pakai untuk pemeriksaan
5) Beri identitas pada sampel
b. Darah Vena
1) Bersihkan tempat/ bagian yang akan diambil, dengan alkohol 70% dan biarkan sampai
kering.
2) Jika memakai Vena Fossa Lugiti, pasanglah ikatan pemendung pada lengan atas
3) Mintalah pasien mengepal dan membuka tangannya berulang kali agar vena jelas
terlihat.
4) Tegangkan kulit di atas vena itu dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak dapat
bergerak.
5) Tusuklah kulit dengan jarum dan semprit dalam tangan kanan sampai ujung
PENERIMAAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN
No. Dokumen : SPO/UKP-LAB/02 Ditetapkan Oleh
No. Revisi : 01 Kepala Puskesmas Tarakan
Tanggal Terbit : 01-08-2015
SPO
c. Urine
Sampel urine terbagi 3 yaitu sampel urine sewaktu, urine pagi dan urine postprantial
1) Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak
ditentukan secara khusus.
2) Urine pagi adalah urine yang dikeluarkan pertama kali setelah bangun tidur
3) Urine postprantial adalah urine yang pertamakali dikeluarkan 1 ½ -3 jam setelah
makan.
Cara penampungan urine :
1) Berikan wadah tempat penampungan urine
2) Pasien diminta untuk mengambil contoh urine ke kamar kecil/toilet sesuai yang
dikehendaki (Sewaktu, Pagi atau Postprantial) dan jenis pemeriksaan
3) Pasien diminta untuk menyerahkan urine yang diminta ke laboratorium
4) Beri identitas pada sampel
d. Dahak
Pengambilan Sample dahak pasien dilakukan 3 kali yaitu dahak Sewaktu – Pagi –
Sewaktu ( SPS ), ini dilakukan untuk kenyamanan penderita
( S ) Sewaktu: hari 1
1) Kumpulkan spesimen pertama pada saat penderita berkunjung ke puskesmas
2) Beri pot dahak pada saat penderita pulang untuk keperluan pengumpulan dahak
pada pagi hari kedua
( P ) Pagi: hari ke-2
Penderita mengumpulkan dahak di rumah pada pagi hari segera setelah
PENERIMAAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN
No. Dokumen : SPO/UKP-Lab/02 Ditetapkan Oleh
No. Revisi : 01 Kepala Puskesmas Tarakan
Tanggal Terbit : 01-08-2015
SPO
1. Pengertian
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penyimpanan reagen agar hasil pemeriksaan tepat dan efektif di unit
penunjang laboratorium.
3. Kebijakan SK. /UPTD.PKM.TAR/TU/VIII/2015. Kebijakan Pelayanan Klinis di Unit Laboratorium
Puskesmas Tarakan.
4. Referensi 1. Pusat Laboratorium Kesehatan. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas. Jakarta.
1992.
2. Biomed, Chairlan M. Lestari, Estu. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan.
Jakarta. 2011.
5. Prosedur / Langkah- a. Alat : tempat penyimpanan.
langkah b. Bahan : semua reagen.
c. Instruksi :
1. Alkohol 70%
a. Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat pada tempat yang dingin
terlindung dari cahaya matahari.
b. Wadah : Botol plastik / gelas tembus pandang
5. Larutan Eosin 2%
a. Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat pada tempat terlindung dari
cahaya matahari dan temperature 30C.
b. Wadah : Botol gelas berwarna coklat
PENYIMPANAN REAGEN
No. Dokumen : SPO/ SPO/UKP-LAB/03 Ditetapkan Oleh
5. Prosedur / Langkah-
langkah 6. Larutan NaCl 3,8 % (Natrium Clorida)
a. Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat pada temperatur kamar
terlindung dari cahaya matahari.
b. Wadah : Botol gelas berwarna coklat
7. Urin Strip
Simpan pada suhu 15C-30C, jangan simpan Strip di dalam lemari es/pembeku dan
tutup botol rapat-rapat.
8. SGOT / SGPT
Simpan reagensia pada suhu 2C - 8C stabil sampai batas kadaluarsa.
9. UREUM
Simpan reagensia pada suhu 2C - 8C stabil sampai batas ED / kadaluarsa.
10. CHOLESTROL
Simpan reagensia pada suhu 2C - 8C stabil sampai batas ED / kadaluarsa.
11. GLUKOSA
Simpan reagensia pada suhu 2C - 8C stabil sampai batas ED / kadaluarsa.
13. TRIGLISERID
Simpan reagensia pada suhu 2C - 8C stabil sampai batas ED / kadaluarsa.
14. CREATININ
Simpan reagensia pada suhu 18C - 20C stabil sampai batas kadaluarsa.
6. Dokumen terkait
7. Unit terkait Laboratorium.
PEMERIKSAAN PENGUKURAN SASARAN MUTU LABORATORIUM
No. Dokumen : SPO/ Ditetapkan Oleh
No. Revisi : 01 Kepala Puskesmas Tarakan
Tanggal Terbit : 01-08-2015
SPO
1. Pengertian Error Rate atau Angka Kesalahan Baca : yaitu angka kesalahan laboratorium yang menyatakan
presentase kesalahan pembacaan slide / sediaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa
pertama setelah diuji silang ( cross check ) oleh BLK atau laboratorium rujukan lain dimana
kesalahan < 5 % dari pemeriksaan sebelumnya .
Pengukuran Sasaran Mutu Laboratorium (Error Rate < 5%).
Cara Pengambilan Data
Setiap 3 bulan sekali, hasil pemeriksaan BTA di kirim ke Sudinkesmas Jakarta Selatan untuk
diteruskan ke laboratorium Dinas Kesehatana DKI Jakarta
Hasil diperoleh dari Dinas kesehatan DKI Jakarta yang akan dikirim balik ke Puskesmas, melalui
Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Selatan
Jumlah spesimen yang dikirim ke Sudin Kesmas yaitu :
~ Semua spesimen BTA yang Positif di kirim untuk crosscheck
~ Spesimen yang negatif di kirim 10 % dari semua BTA untuk crosscheck
Formula Rumus
Pengukuran dilakukan oleh Laboratorium Dinas kesehatan DKI Jakarta :
1. Pengertian
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan sediaan hapus
dahak di unit penunjang laboratorium.
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur / A. Alat : mikroskop.
Langkah-langkah B. Bahan : specimen.
C. Instruksi :
1. Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan yang diadakan instansi Sudinkesms/Dinas
Kesehatan/Lainnya
2. Pelaksanaan pemantapan mutu internal
Persiapan penderita :
a) Pengambilan dan penanganan spesimen sesuai prosedur
b) Pemeliharaan alat / mikroskop
c) Pemantauan suhu kulkas
d) Uji kualitas reagen / larutan pewarna
e) Penyusunan protab
f) Pencatatan sistem pelaporan
3. Melakukan validasi pemeriksaan / cross check
4. Melaksanakan audit internal
5. Mengikuti kegiatan pemantapan mutu internal
6. Melaksanakan instruksi pembuatan reagen zinch nealson yang benar
1. Pengertian
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pemeriksaan urine lengkap di unit penunjang laboratorium.
3. Kebijakan SK. /UPTD.PKM.TAR/TU/VIII/2015. Kebijakan Pelayanan Klinis di Unit Laboratorium
Puskesmas Tarakan.
4. Referensi 5. Pusat Laboratorium Kesehatan. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas.
Jakarta. 1992.
6. Biomed, Chairlan M. Lestari, Estu. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium
Kesehatan. Jakarta. 2011.
5. Prosedur / Langkah- D. Alat : pot, botol.
langkah E. Bahan : specimen urine dan strip urine.
F. Instruksi :
1. Minta form pemeriksaan atau surat pengantar dan bukti pembayaran
2. Baca permintaan pemeriksaan laboratorium
3. Ambil sampel urine sesuai prosedur klinis
4. Pasien dipersilahkan menunggu sesuai waktu tunggu
5. Keluarkan strip dari botol dan tutup botol itu kembali rapat-rapat secepat mungkin.
6. Periksa strip tersebut, perubahan warna pada daerah reagen strip tersebut
menandakan strip tersebut tidak dapat digunakan lagi.
7. Celupkan strip seluruhnya selama tidak lebih dari 1 detik ke dalam spesimen yang
baru diaduk dengan baik.
8. Tidak diendapkan secara mekanis, urin yang berlebihan pada strip uji dapat
memberi hasil salah.
9. Bandingkan hasil pemeriksaan dengan cermat terhadap teal warna pada etiket
botol
10. Pembacaan yang tepat 30-60 detik adalah penting untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Dengan membandingkan pada warna standar yang tersedia pada etiket
botol.
11. Pegang strip dalam posisi datar untuk menghindari kemungkinan interaksi antara
zat kimia dengan urine yang berlebihan.
6. Dokumen Terkait 1. Form pemeriksaan laboratorium
2. Surat Pengantar pemeriksaan laboratorium ( Luar Puskesmas )
3. Form hasil pemeriksaan urine
4. Register laborat
7. Unit terkait Laboratorium, Poli Umum, KIA.
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
No. Dokumen : SPO/ Ditetapkan Oleh
No. Revisi : 01 Kepala Puskesmas Tarakan
Tanggal Terbit : 01-08-2015
SPO
1. Pengertian Pemeriksaan golongan darah dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara
menggunakan kaca objek dan dengan memakai kartu golongan darah.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan golongan darah untuk mengetahui golongan
darah seseorang.
3. Kebijakan SK. /UPTD.PKM.TAR/TU/VIII/2015. Kebijakan Pelayanan Klinis di Unit Laboratorium
Puskesmas Tarakan.
4. Referensi 7. Pusat Laboratorium Kesehatan. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas.
Jakarta. 1992.
8. Biomed, Chairlan M. Lestari, Estu. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium
Kesehatan. Jakarta. 2011.
5. Prosedur / Langkah- A. Alat :
langkah Objeck glass/ kaca objek.
Kartu golongan darah.
Batang pengaduk
B. Bahan :
1. Spesimen darah
2. Reagen anti A monoclonal
3. Reagen anti B monoclonal
4. Reagen anti AB monoclonal
5. Reagen anti D (IgG/ IgM Blend)/ Rhesus
C. Instruksi :
Dengan Kaca Objek
1. Taruh disebelah kiri kaca objek 1 tetes serum Anti A.
2. Taruh disebelah kanan 1 tetes serum Anti B.
3. Teteskan setetes darah kepada serum Anti A dan serum Anti B
4. Campur dengan batang pengaduk
5. Goyangkan kaca dengan membuat gerakan lingkaran.
6. Perhatikan adanya aglutinasi dengan mata belaka.
7. Pastikan juga pendapat itu dengan menggunakan mikroskop.
1. Pengertian
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan kadar haemoglobin dalam darah
seseorang.
3. Kebijakan
4. Referensi Pusat Laboratorium Kesehatan. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas. Jakarta.
1992.
5. Prosedur / Langkah- A. Alat :
langkah 1. Automatic Electric Haemoglobin meter ( HbMeter).
2. Tabung reaksi kecil.
3. Rak tabung reaksi
4. Mikropipet 1000 ul
5. Mikropipet 500 ul
6. Mikropipet 10 ul
7. Yellow tip dan blue tip
B. Bahan :
1. Spesimen darah
2. Reagen Haemoglobin Cianida
C. Instruksi :
1. Hidupkan alat dan kemudian hisap aquades untuk membilas alat dengan
menekan tombol TEST, biarkan 30 menit dan alat bisa mulai beroperasi.
2. Tekan tombol TEST, hisap aquadest. Kemudian tekan tombol PRESET ZERO,
maka alat akan memulai dengan angka 0.Hal ini bisa dilakukan beberapa kali
dalam sehari.
3. Ambil 20 ul sampel darah, masukkan ke dalam 5 ml reagen atau 10 ul darah
ke dalam 2,5 ml reagen, campur merata dan biarkan selama 5 menit.Tekan
tombol TEST, hisap sampel tersebut.Bilas dengan aquadest.
4. Baca hasil/ kadar haemoglobin yang tertera pada alat tersebut.
1. Pengertian Pemeriksaan tes kehamilan adalah pemeriksaan untuk mengetahui apakah seseorang hamil atau
tidak.
Tes haruslah disimpan pada suhu 2-25ºC (jangan dibekukan) berlaku sampai tanggal kadaluarsa.
Urin haruslah ditampung dalam wadah pot yang bersih dan kering
Urin pertama pada pagi hari akan memberikan hasil yang terbaik karena mengandung konsentrasi
HCG yang tertinggi.
Sampel urin yang keruh atau menunjukkan adanya zat pada dalam jumlah yang besar sebaiknya di
saring atau didiamkan beberapa saat sampai jernih sebelum dilakukan analisa.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan tentang hamil atau tidaknya seseorang di unit
penunjang laboratorium.
3. Kebijakan
4. Referensi Pusat Laboratorium Kesehatan. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas. Jakarta. 1992.
5. Prosedur / 1. Baca form pemeriksaan laboratorium.
Langkah- 2. Ambil sampel urine sesuai prosedur klinis.
langkah 3. Letakkan alat test kehamilan pada permukaan datar.
4. Ambil contoh urine dengan menggunakan pipet kecil.
5. Teteskan 3 tetes ( 90 mikron ) contoh urine pada lubang sampel.
6. Tunggu 5 – 30 menit.
7. Baca hasil test kehamilan.
8. Tulis hasil pada form hasil pemeriksaan dan buku register.
9. Pasien diminta tanda tangan pada buku register laborat.
10. Berikan pada pasien
1. Pengertian Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosa (adanya kuman TBC atau tidak),
menilai kemajuan pengobatan dan menentukan tingkat penularan penyakit TB Paru.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan BTA.
3. Kebijakan
4. Referensi Pusat Laboratorium Kesehatan. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas. Jakarta.
1992.
5. Prosedur / A. Alat
Langkah-langkah Kaca Obyek glass
Sengkelit / Ose / lidi
Lampu spiritus / lampu bunsen
Penjepit/Fiksasi
Rak pewarnaan
Rak pengering
Botol berisi alkohol dan pasir
Bahan
Sputum
Reagen Ziehl Neelsen
Instruksi :
Pengambilan Sample dahak pasien dilakukan 3 kali yaitu dahak Sewaktu – Pagi –
Sewaktu
( SPS ), ini dilakukan untuk kenyamanan penderita.
1. Pengertian
2. Tujuan Sebagai acuan dalam membandingkan hasil pemeriksaan laboratorium seseorang dengan
nilai standar.
3. Kebijakan
4. Referensi Pusat Laboratorium Kesehatan. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas. Jakarta.
1992.
5. Prosedur / D. Alat : semua alat pemeriksaan di laboratorium.
Langkah-langkah E. Bahan : spesimen darah, urine, dan dahak.
F. NIlai standar :
a. CHOLESTEROL Nilai normal : < 200 (mg/dL)
b. TRIGLISERIDA Nilai normal : 36 – 165 (mg/dL)
c. URIC ASID Nilai normal : 2,5 – 7,7 (mg/dL)
d. UREUM Nilai normal : 15 – 38 (mg/dL)
e. CREATIN Nilai normal : 0,4 – 1,4 (mg/dL)
f. SGOT Nilai normal: 37°C :< 40 (IU/L)
30°C :< 28 (IU/L)
g. SGPT Nilai normal : 37°C :< 38 (IU/L)
30°C :< 26 (IU/L)
h. GULA DARAH SEWAKTU Nilai normal: 70 – 160 (mg/dL)
i. GULA DARAH PUASA Nilai normal: 70 – 110 (mg/dL)
j. GULA DARAH 2 JAM PP Nilai normal: < 140 (mg/dL)
k. LAJU ENDAP DARAH :
1. Laki - laki Nilai normal : 0 – 10 mm/jam.
2. Perempuan Nilai normal : 0 – 20 mm/jam.
l. Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis :
1. BTA Negatif : Tidak ditemukan BTA minimal/ 100 LP.
2. Tulis jumlahBTA/100 LP : 1-9 BTA/ 100 LP
1+ : 10-99 BTA/ 100 LP
2+ : 1-10 BTA/LP, min. 50 LP.
3+ : > 10 BTA/ LP, min 20 LP.
6. Dokumen Terkait Form pemeriksaan laboratorium.
Surat Pengantar pemeriksaan laboratorium ( Luar Puskesmas ).
Form hasil pemeriksaan .
Register laborat
7. Unit Terkait Laboratorium.
RAPID TEST
No. Dokumen : SPO/ / Ditetapkan Oleh
No. Revisi : 01 Kepala Puskesmas Tarakan
Tanggal Terbit : 01-08-2015
SPO
1. Pengertian
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Rapid Tes HIV AIDS
3. Kebijakan
4. Referensi Pusat Laboratorium Kesehatan. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas.
Jakarta. 1992.
5. Prosedur / ALAT :
Langkah-langkah ONE STEP Anti HIV ½ Test
Lanset/jarum khusus dengan standar diagnostik
Kapas alkohol
BAHAN :
Specimen darah kapiler
SD BIOLINE (SD Standar Diagnostik INC)
PROSEDUR :
Sampel darah kapiler diambil 2 tetes kemudian diteteskan pada lubang alat tes
HIV-1/2 3.0 standar kemudian diteteskan 2 tetes SD BIOLINE dan dibiarkan
bereaksi selama 5-15 menit. Kemudian baca hasilnya.
HASIL :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur /
Langkah-langkah
6. Dokumen Terkait
7. Unit Terkait