Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Krisis energi yang berkelanjutan kian mengemuka di ranah global. Krisis
energi terjadi di berbagai negara di dunia bahkan di Indonesia. Berdasarkan
Indonesia Energy Outlook 2011 dijelaskan bahwa konsumsi energi pada kurun
waktu 2000 – 2009 meningkat dari 709,1 juta SBM pada tahun 2000 menjadi
865,4 juta SBM pada tahun 2009 atau meningkat rata-rata 2,2% pertahun dan
sumber energi yang digunakan sebagian besar masih bergantung dari energi yang
berasal dari fosil. Tidak heran jika ketidakseimbangan antara konsumsi dan
produksi bahan bakar minyak dan fosil akan menjadi sebab utama kelangkaan
energi di Indonesia kelak. Oleh karena itu,dibutuhkan energi terbarukan yang
dapat mengatasi ketergantungan manusia terhadap energi fosil.
Menurut Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2007
mengenai energi, energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber energi
terbarukan. Sedangkan sumber energi baru adalah sumber energi yang dapat
dihasilkan oleh teknologi baru baik yang berasal dari sumber energi terbarukan
maupun sumber energi tak terbarukan, antara lain nuklir, hidrogen, gas metana
batubara (coal bed methane), batu bara tercairkan (liquified coal), dan batu bara
tergaskan (gasified coal). Salah satu energi terbarukan adalah energi hidrogen.
Hidrogen sangat melimpah di alam semesta ini kira-kira 75% dari total massa
unsur alam semesta. Contohnya dapat kita temui pada senyawa – senyawa
diantaranya H2O, CH4, senyawa – senyawa asam seperti HCl, H2SO4 dan masih
banyak lagi, hidrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis,
sehingga energi hidrogen ini berpotensi menjadi sumber energi terbarukan yang
dapat bermanfaat bagi manusia.
Piranti yang mengubah hidrogen menjadi energi listrik adalah fuel cell .
Berdasarkan atas perbedaan elektrolit yang digunakan, fuel cell dapat dibagi
menjadi lima tipe, yaitu polymer electrolyte fuel cell (PEMFC), alkaline fuel cell
(AFC), phosphoric acid fuel cell (PAFC), molten carbonate fuel cell (MCFC), dan

1
solid oxide fuel cell (SOFC). Kelima tipe tersebut, mempunyai suhu dan skala
energi yang berbeda. Lima tipe tersebut kemudian dipisah menjadi dua, yaitu fuel
cell yang bekerja pada suhu tinggi dan fuel cell yang bekerja pada suhu rendah.
Salah satu tipe fuel cell yang sedang dikembangkan di banyak negara pada saat ini
adalah PEMFC karena tipe ini memiliki keunggulan yaitu temperature range atau
suhu operasi yang relatif rendah (dibawah 100oC) jika dibandingkan dengan tipe
fuel cell lainnya. Selain itu waktu start up yang lebih cepat.
Komponen utama dari PEMFC adalah membran, elektroda dan pelat bipolar.
Prinsip kerja dari PEMFC adalah mengkonversi hidrogen menjadi energi listrik
dengan cara memecah hidrogen menjadi konfigurasi proton dan elektron yang
dilakukan oleh katalis, selanjutnya proton dialirkan melalui membran dan elektron
mengalir melalui current collector menghasilkan arus listrik searah. Kemudian
proton dan elektron dari hidrogen bereaksi dengan udara sehingga menghasilkan
air.
Satu buah sel PEMFC akan menghasilkan tegangan ideal 1,23 V. Namun pada
kenyataannya terjadi irreversible losses atau rugi – rugi potensial yang terjadi
pada tiga daerah yaitu activation losses, ohmic losses dan difusion losses.
Sehingga potensial listrik yang dapat dihasilkan oleh satu sel PEMFC hanya
sekitar 1 V, ini sangat rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan listrik
dalam skala besar. Oleh karena itu,perlu dilakukan upaya agar kapasitasnya bisa
bertambah salah satunya dengan penambahan jumlah sel yang dirangkai seri yang
disebut fuel cell stack. Potensi listrik dari setiap sel kemudian dijumlahkan untuk
memberikan potensi listrik dari seluruh tumpukan.
Pada tugas akhir ini akan dibahas mengenai pembuatan fuel cell stack dan
pengaruh jumlah sel terhadap performansi PEMFC dengan melihat parameter
irreversible losses yang dapat diketahui dengan cara analisis parameter
irreversible losses dari data kurva karakteristik menggunakan metode trendline.
Setelah itu parameter irreversible losses yang mewakili data ekperimen
dibandingkan dengan parameter irreversible losses model ideal yang dirancang
menggunakan Graphical User Interface (GUI) Matlab 7.

2
1.2 Tujuan Penelitan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah membuat stack PEMFC satu sel, dua
sel dan tiga serta menganalisis parameter irreversible losses dalam fuel cell
tersebut. Dalam membuat stack PEMFC, tujuan yang ingin dicapai yaitu :
1. Memahami prinsip dasar dan mekanisme sistem Polymer Electrolyte
Membrane Fuel cell (PEMFC) stack.
2. Mendapatkan parameter operasi PEMFC yang tepat agar menghasilkan
performansi yang optimal.
3. Mendapatkan data kurva karakteristik sebagai hasil uji karakterisasi dan
evaluasi terhadap PEMFC yang telah dibuat.
4. Memodelkan kurva karakteristik fuel cell berdasarkan parameter ideal.
5. Mendapatkan nilai parameter irreversible losses berupa nilai parameter
kehilangan aktivasi, parameter resistansi fuel cell, dan parameter kehilangan
transport massa dari PEMFC dari eksperimen.
6. Mengetahui pengaruh jumlah sel terhadap parameter irreversible losses.

1.3 Perumusan Masalah


Masalah yang akan diteliti dalam tugas akhir ini, yaitu :
1. Bagaimana pengintegrasian Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cel
(PEMFC) stack yang baik agar tidak mengalami kebocoran saat pengujian.
2. Bagaimana menentukan parameter operasi PEMFC optimal.
3. Bagaimana pengujian karakterisasi Polymer Electrolyte Membrane Fuel cell
(PEMFC) stack yang telah terintegrasi.
4. Bagaimana mendapatkan nilai parameter irreversible losses dalam Polymer
Electrolyte Membrane Fuel cell (PEMFC).

1.4 Batasan Masalah


Berkaitan dengan persamaanan masalah diatas, maka fokus tugas akhir ini
adalah membuat fuel cell stack yang terdiri dari beberapa sel polymer electrolyte
membrane fuel cell (PEMFC) dan menganalisis parameter irreversible losses serta
pengaruh banyaknya jumlah sel dalam satu stack berdasarkan data kurva

3
karakteristik yang dihasilkan oleh PEMFC tersebut. Dengan demikian terdapat
beberapa batasan masalah, antara lain :
1. Fuel cell yang akan dibuat merupakan Polymer Electrolite Membrane Fuel
cell (PEMFC).
2. Komponen PEMFC disediakan oleh Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI).
3. Membran yang akan digunakan adalah membran Nafion 117.
4. Pembuatan fuel cell mengikuti metode yang sudah ada sebelumnya dengan
memodifikasi metode pelapisan Nafion Solution pada Gas Difusion
Electrode (GDE) menggunakan metode screen printing.
5. Uji performansi data karakteristik fuel cell dilakukan di Lab. Hidrogen
BPPT Serpong Tangerang.
6. Analisis dilakukan dengan melihat nilai parameter irreversible losses yang
didapatkan dengan metode trendline kurva karakteristik hasil eksperimen
PEMFC yang telah melalui proses integrasi.

1.5 Metode Penelitian


Metode penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Proses pembelajaran teori-teori yang digunakan dan pengumpulan
literatur-literatur berupa buku referensi, artikel, serta jurnal untuk
mendukung dalam penyusunan tugas akhir ini.
2. Studi Lapangan
Melakukan konsultasi kepada orang-orang yang berpengalaman di bidang
energi dan pemodelan khususnya dalam hal Polymer Electrolyte
Membrane Fuel cell.
3. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode pencocokan
kurva atau metode trendline data.
4. Eksperimen untuk mandapatkan data kurva karakteristik
Pada tahap ini akan dilakukan proses pengukuran untuk mendapatkan data
potensial dan rapat arus secara manual.
5. Analisis dan Penulisan laporan tugas akhir.

4
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 1 memaparkan latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan
masalah yang akan dibahas, pembatasan masalah, tujuan yang ingin dicapai
melalui penelitian ini, metode penyelesaian masalah, dan sistematika penulisan.
Pada BAB 2 memuat berbagai teori yang mendukung dan mendasari penulisan
tugas akhir ini. BAB 3 menjelaskan tentang sistem dan metode yang digunakan
yang mendukung tugas akhir ini. Pada BAB 4 akan menjelaskan mengenai hasil
optimasi parameter operasi pada polymer electrolyte membrane fuel cell (PEMFC)
yang telah diintegrasi, hasil analisis parameter irreversible losses pada stack
PEMFC berdasarkan data kurva karakteristik hasil eksperimen, dan hasil analisis
pengaruh penambahan sel terhadap performansi fuel cell berdasarkan nilai
irreversible losses ideal yang tertera pada Graphical User Interface (GUI) dan
irreversible losses eksperimen. BAB 5 berisi kesimpulan dari hasil penelitian
yang didapat dari analisis data, serta saran agar penelitian ini dapat diteruskan
kearah yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai