Disusun Oleh :
Kelompok B
Segala puji serta syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan dan
rahmat serta karunia-Nya , sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini
merupakan salah satu dari bagian tugas mata kuliah Teknologi Bahan Konstruksi pada jurusan
Teknik Sipil Universitas Mercu Buana. Isi dari laporan ini membahas mengenai sejarah semen,
bahan pembuat semen, jenis semen, dan pegujian semen.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan bantuan sejak awal hingga
selesainya praktikum dan penulisan laporan ini yaitu:
1. Ibu Retna Kristiana,ST,MT selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu
memberikan beberapa teori dan penjelasan mengenai materi.
Akhir kata kami mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan laporan ini dan tentu saja kritik dan saran yang sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Hormat kami,
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................................iii
1. SEJARAH DAN DEFINISI SEMEN................................................................................................1
1.1. DEFINISI SEMEN..........................................................................................................................1
1.2. SEJARAH SEMEN..........................................................................................................................1
2. KANDUNGAN KIMIA SEMEN........................................................................................................3
3. PROSES PRODUKSI SEMEN.......................................................................................................5
3.1. LANGKAH UTAMA PROSES PEMBENTUKAN SEMEN....................................................................5
4. JENIS SEMEN..................................................................................................................................6
4.1. Semen abu-abu (Portland)..........................................................................................................6
4.2. Semen putih................................................................................................................................6
4.3. Semen sumur minyak..................................................................................................................7
4.4. Mixed & fly ash cement...............................................................................................................7
5. PENGUJIAN SEMEN......................................................................................................................8
5.1. Syarat mutu semen portland, SII.0013-81 (ASTM.C-150)............................................................8
5.2. Syarat Fisika.................................................................................................................................9
5.3. Standar Pengujian.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................11
LAMPIRAN..............................................................................................................................................12
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
1. SEJARAH DAN DEFINISI SEMEN
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako,
maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal
dari caementum (bahasa Latin), yang artinya "memotong menjadi bagian-bagian kecil
tak beraturan". Meski sempat populer pada zamannya, nenek moyang semen made
in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad
pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari
peredaran.
Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak
zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat
bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis.
Pertama kali ditemukan pada zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat
teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.
Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M),
John Smeaton - insinyur asal Inggris - menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat
luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan
tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.
1
Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan cikal
bakal semen ini. Adalah Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada
1824 mengurus hak paten ramuan yang kemudian dia sebut semen portland. Dinamai
begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat Pulau Portland, Inggris. Hasil
rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko bangunan.
Sebenarnya, adonan Aspdin tak beda jauh dengan Smeaton. Dia tetap
mengandalkan dua bahan utama, batu kapur (kaya akan kalsium karbonat) dan tanah
lempung yang banyak mengandung silika (sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium
oksida (alumina) serta oksida besi. Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan dan
dipanaskan pada suhu tinggi sampai terbentuk campuran baru.
Beton bisa disebut sebagai mahakarya semen yang tiada duanya di dunia. Nama
asingnya, concrete - dicomot dari gabungan prefiks bahasa Latin com, yang artinya
bersama-sama, dan crescere (tumbuh). Maksudnya kira-kira, kekuatan yang tumbuh
karena adanya campuran zat tertentu. Dewasa ini, nyaris tak ada gedung pencakar
langit berdiri tanpa bantuan beton.
Meski bahan bakunya sama, "dosis" semen sebenarnya bisa disesuaikan dengan
beragam kebutuhan. Misalnya, jika kadar aluminanya diperbanyak, kolaborasi dengan
bahan bangunan lainnya bisa menghasilkan bahan tahan api. Ini karena sifat alumina
yang tahan terhadap suhu tinggi. Ada juga semen yang cocok buat mengecor karena
campurannya bisa mengisi pori-pori bagian yang hendak diperkuat.
2
2. KANDUNGAN KIMIA SEMEN
Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, pasir
silika, tanah liat dan pasir besi. Total kebutuhan bahan mentah yang digunakan untuk
memproduksi semen yaitu:
a. Batu kapur digunakan sebanyak ± 81 %.
Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang mempumyai rumus CaCO3
(Calcium Carbonat),pada umumnya tercampur MgCO3 dan MgSO4. Batu kapur yang
baik dalam penggunaan pembuatan semen memiliki kadar air ± 5%.
b. Pasir silika digunakan sebanyak ± 9 % .
Pasir silika memiliki rumus SiO2 (silikon dioksida). Pada umumnya pasir silika
terdapat bersama oksida logam lainnya, semakin murni kadar SiO2 semakin putih
warna pasir silikanya, semakin berkurang kadar SiO2 semakin berwarna merah atau
coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena kadar airnya yang tinggi.
Pasir silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan kadar SiO2 ± 90%.
3
c. Tanah liat digunakan sebanyak ± 9 %.
Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen SiO2Al2O3.2H2O. Tanah
liat yang baik untuk digunakan memiliki kadar air ± 20 %, kadar SiO2 tidak terlalu tinggi
± 46 %.
4
3. PROSES PRODUKSI SEMEN
5
4. JENIS SEMEN
adalah semen bubuk berwarna abu-abu kebiruan, yang dibentuk dari batu kapur
berkadar kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi.
Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester.
Berdasarkan persentase kandungannya, semen ini terdiri atas lima tipe, yaitu tipe
1, 2, 3, 4, dan 5.
A. Tipe 1, semen Portland jenis umum, yaitu jenis semen Portland untuk
penggunaan dalam konstruksi beton secara umum yang tidak memerlukan sifat-
sifat khusus.
B. Tipe 2, semen jenis umum dengan perubahan-perubahan, yaitu jenis semen
yang tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
C. Tipe 3, semen Portland dengan kekuatan awal tinggi. Jenis ini untuk
membangun struktur bangunan yang menuntut kekuatan tinggi atau cepat
mengeras.
D. Tipe 4, semen Portland dengan panas hidrasi yang rendah. Jenis ini khusus
untuk penggunaan panas hidrasi serendah-rendahnya.
E. Tipe 5, semen Portland tahan sulfat. Jenis ini merupakan jenis khusus untuk
digunakan pada bangunan yang terkena sulfat seperti di tanah, atau di air yang
tinggi kadar alkalinya.
6
4.3. Semen sumur minyak
adalah semen khusus yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi
atau gas alam, baik di darat maupun di lepas pantai.
7
5. PENGUJIAN SEMEN
Semen portland yang digunakan untuk konstruksi sipil harus memenuhi syarat
mutu yang telah ditetapkan. Di In donesia, syarat mutu yang dipergunakan adalah
SII.0013-81, "Mutu dan Cara Uji Semen Portland". Syarat mutu yang ditetapkan oleh
SII ini diadopsi dari syarat mutu ASTM C-150.
JenisSe men
URAIAN
I II III IV V
MgO,%,maksimum 5.0 5.0 5.0 5 .0 5.0
SO3,%,maksimum
C3A £ 8.0% 3.0 3.0 3.5 2 .3 2.3
C3A ³ 8.0% 3.5 - 4.5 - -
Hilang pijar, % maksi mum 3.0 3.0 3.0 2 .5 3.0
Bagian tak larut, % m aksimum 1.5 1.5 1.5 1 .5 1.5
Alkali sebagai Na2O, %
maksimum*) 0.6 0.6 0.6 0 .6 0.6
C3S, % maksimum**) - - - 35 -
C2S, % maksimum**) - - - 40 -
C3A, % maksimum**) - 8 15 7 5
C3AF+2C3A, atau C4A F+C2F, - - - - 20++)
% maksimum**)
C3S+C3A, % maksimu m - 58+) -
Keterangan:
+) Nilai ini berlaku bila disyaratkan panas hidrasi sedang bagi semen yang sedang
diuji; pengujian panas hidrasi tidak diperiksa.
++) Syarat ini tidak berlaku apabila nilai pemuaian karena sulfat yang terdapat pada
syarat fisika diikutkan.
*) Hanya berlaku apabila digunakan dengan agregat beton yang reaktif terhadap alkali.
*) Apabila perbandingan antara % Al2O3 dan % Fe2O3 lebih dari 0.64 maka
perbandingan C3S, C2S, C3A dan C4AF adalah sebagai berikut:
C3S = 3CaO.SiO2
= (4.071x%Ca O) – (7.600x%SiO2) – (6.718x%Al2O3) – (1.430x%Fe2O3) –
(2.852xSO3)
C2S = 2CaO.SiO2 = (2.867x%SiO2) - (0.7544x%C3S)
C3A = 3CaO. Al2O3 = (2.650x%Al2O3) - (1.692x%Fe2O3)
C4AF = 4CaO.Al2O3.Fe2O3 = 3.043x%Fe2O3
8
Apabila perbandingan Al2O3 dan Fe2O3 kurang dari 0.64 perbanding annya
adalah:
C4AF+C2F = 4CaO.Al2O 3.Fe2O3 + 2CaO. Fe2O3
Sehingga perhitungan C4AF+C2F dan C3Smenjadi:
C4AF+C2F = 2.100x% A l2O3+1.702x% Fe2O3
C3S = (4.071x%Ca O) - (7.600x%SiO2) - (4.479x% Al2O3) – (2.859x% Fe2O3) -
(2.852xSO3)
Dalam komposisi ini tidak ter dapat C3A dalam semen, sedangkan C2S dapat
dihitung seperti rumus di atas.
Tipe Semen
No. Ur aian
I II III IV V
Kehalusan
Sisa diatas aya kan 0,09 mm, % 10 10 10 10 10
1
Maksimum
Dengan alat Vic at Blainey 2800 2800 2800 2800 2800
Waktu Pengikatan (setting time),
Menggunakan a lat "Vicat"
Awal, menit min imum 45 45 45 45 45
Akhir, jam maks imum 8 8 8 8 8
2
Waktu Pengikatan (setting time),
menggunakan "Gillmore"
Awal, menit min imum 60 60 60 60 60
Akhir, jam maks imum 10 10 10 10 10
Kekalan; Pemu aian dalam 0,80 0,80 0,80 0 ,80 0,80
3
autoclave, mak simum
Kekuatan tekan: - - - - -
1 hari kg/cm2, minimum - - 125 - -
4 1 + 2 hari kg/cm 2, minimum 125 100 250 - 85
1 + 6 hari kg/cm 2, minimum 200 175 - 70 150
1 +27 hari kg/c m2, minimum - - - 1 75 210
Pengikatan sem u (false set) 50 50 50 50 50
5
Penetrasi akhir, % minimum
Panas hidrasi - - - - -
6 7 hari, cal/g, ma ksimum - 70 - 60 -
28 hari, cal/g, m aksimum - 80 - 70 -
Pemuaian kare na sulfat - - - - 0,45*)
7
14 hari, %maksimum
syarat ini berlaku sebagai ganti dari nilai batas kadar C3A dan C4AF+2C3A;seperti yang
disyaratkan di syarat kimia.
9
5.3. Standar Pengujian
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber: Sejarah dan definisi mengenai semen, [online],
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Semen diakses tanggal 6 September
2016)
2. Sumber: Hidayat Maul, Kandungan kimia pada semen, [online],
(https://maulhidayat.wordpress.com/2012/10/23/komposisi-kimia diakses
tanggal 11 September 2016)
3. Sumber: Proses produksi semen, [online],
(http://www.semenpadang.co.id/?mod=profil&kat=&id=4 diakses tanggal
9 September 2016)
4. Sumber: Jenis-jenis semen dan fungsinya, [online],
(http://civilkitatau.blogspot.co.id/2014/03/jenis-jenis-semen-dan-
fungsinya.html?m=1 diakses tanggal 7 September 2016)
5. Sumber: Metode pengujian kekuatan semen, [online],
(https://www.scribd.com/mobile/doc/151872551/SNI-03-6825-2002-
Metode-Pengujian-Kekuatan-Semen diakses tanggal 8 September
2016)
11
LAMPIRAN
12
METODE PENGUJIAN KEHALUSAN SEMEN PORTLAND
BAB I
DESKRIPSI
1.1.2 Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai kehalusan dari semen Portland. Pengujian
ini selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian mutu semen.
1.3 Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1) Kehalusan semen Portland adalah perbandingan berat benda uji yang tertahan di atas
saringan nomor 100 dan 200 dengan berat benda uji semula;
2) Benda uji adalah sejumlah semen dengan berat tertentu yang disiapkan dari contoh Portland
semen;
3) Contoh adalah sejumlah semen Portland dengan berat tertentu yang diambil dari tempat
penyimpanan secara acak serta dianggap mewakili sejumlah semen Portland yang akan
digunakan sebagai bahan struktur.
13
BAB II
PERSYARATAN PENGUJIAN
14
2.1 Jumlah Contoh
Ikhwal yang dipersyaratkan sebagai berikut :
1) Jumlah contoh yang diperlukan, untuk pengujian, kehalusan semen ditetapkan berdasarkan
ketentuan yang berlaku;
2) Jika suatu struktur akan menggunakan lebih dari satu tipe semen, maka setiap tipe semen harus
dilakukan pengujian kehalusan;
3) Pengambilan contoh-contoh untuk setiap tipe semen dilakukan secara acak berdasarkan
ketentuan yang berlaku;
4) Berat atau volume setiap contoh ditetapkan berdasarkan jumlah dan berat benda uji.
3.2 Peralatan
Peralatan untuk pengujian kehalusan semen portland, terdiri dari :
1) Saringan standard ASTM;
(1) nomor 100;
(2) nomor 200;
(3) pan;
(4) penutup.
2) Timbangan analitik kapasitas 200 gram dengan ketelitian 0,1%;
3) Kuas atau sikat dengan bulu halus
3.3 Perhitungan
Perbandingan berat benda uji yang lewat saringan dihitung dengan rumus :
W100
P100 = 100% - x 100% … (1)
W
dan
W200
P200 = 100% - x 100% …… (2)
W
P100 = perbandingan berat benda uji yang lewat saringan No. 100 dengan berat benda uji,
dinyatakan dalam %.
P200 = perbandingan berat benda uji yang lewat saringan No. 200 dengan berat benda uji,
dinyatakan dalam %.
W100 = berat bagian benda uji yang tertahan di atas saringan No. 100, dinyatakan dalam gram.
W200 = berat bagian benda uji yang tertahan di atas saringan No. 200, dinyatakan dalam gram.
W = berat benda uji, gram.
BAB IV
CARA UJI
BAB V
LAPORAN UJI
1) Identitas contoh;
(1) nomor contoh;
(2) tipe contoh;
(3) asal contoh;
(4) proyek yang akan menggunakan.
2) Laboratorium/instansi yang melakukan pengujian;
(1) nama teknisi penguji;
(2) nama penanggung jawab penguji;
(3) tanggal pengujian.
3) Hasil pengujian;
4) Kelaianan/kegagalan selama pengujian
5) Rekomendasi dan saran-saran.
LAMPIRAN A
LAIN - LAIN
Penguji : Spd
Kehalusan
19
TAMBAHAN MATERI
1. Raw Mill
Raw Mill adalah tahapan awal dari proses semen. Bahan baku yang sudah
dicampur pada tahap crushing, dimana perbandingan berat umpan
disesuaikan dengan jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian
digiling sampai kehalusan yang diinginkan.
2. Preheater
Tahap ini bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-
heater, yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian
siklon. Ketika terjadi perpindahan panas, antara umpan campuran bahan
baku dengan gas panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial
terjadi pada proses ini.
3. Kiln & Cooler
Kiln atau tanur putar merupakan tahapan terpenting dalam proses semen.
Ketika bahan baku berubah menjadi agak cair, dengan sifat seperti semen
pada kiln yang bersuhu 1400 °C, bahan berubah menjadi bongkahan padat
berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan
ke tahapan cooler, tempat udara pendingin akan menurunkan suhu klinker
hingga mencapai 100 °C.
4.Cement Mill
Merupakan tahap terakhir dalam proses semen, klinker ditambahkan
gipsum dan bahan-bahan aditif. Dihancurkan dengan sistem tertutup
dalam penggiling akhir untuk mendapatkan kehalusan yang dikehendaki.
Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo semen. Yang siap
untuk dikemas dalam kantong atau truck balk.
20