Besarnya sering disebut dengan istilah gain. Nilai dari gain yang
dinyatakan sebagai fungsi penguat frekuensi audio, gain power amplifier antara
100 kali sampai 200 kali dari sinyal output. Jadi gain merupakan hasil bagi dari
daya di bagian output dengan daya dibagian input dalam bentuk fungsi frekuensi.
Ukuran gain atau satuan gain adalah decibel (dB).
4.2.2 Op-Amp
Operasional Amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi
yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-
inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat
ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada
Operasional Amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier merupakan
suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output.
Op-Amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang
bermacam-macam atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan
seringkali disebut sebagai rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional
(Op-Amp) merupakan komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai
amplifier multiguna dalam bentuk IC.
Aplikasi dari rangkaian penyangga ini adalah sebagai penguat arus, karena
pada penguat penyangga tidak memiliki penguatan tegangan (A) atau penguatan
tegangan 1 kali (A = 1).
Tabel 4.10 Pengukuran Tegangan Input Negatif Untuk Amplifier Tak Membalik
1 Vi -0,1 -0,3 -0,5 -0,7 -1 -0,1
100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 0,3 . − = - 3V
10𝑘
100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 0,5 . − =-5V
10𝑘
100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 0,7 . − =-7V
10𝑘
100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 1 . − = - 10 V
10𝑘
Dari perhitungan secara matematis diatas dapat dibuat tabel secara teori
sebagai berikut :
Tabel 4.15 Amplifier Pembalik Input Positif Secara Teori
2 Vo -1 -3 -5 -7 -10 Volt
Bisa dilihat keluaran tegangan output pada tabel secara teori dan secara
pratikum tidak jauh berbeda ini menunjukan nilai tegangan output secara pratikum
sudah sesuai dengan teori dimana tegangan output bernilai negatif karena sesuai
dengan karakteristik inverting yaitu penguat sinyal dimana sinyal outputnya
berbalik dari sinyal input. Dari perhitungan persentase kesalahan dapat dilihat
bahwa semua persentase kesalahan pada saat pratikum rata – rata dibawah 10%
dapat disimpulkan bahwa alat yang digunakan saat pratikum masih layak pakai.
Dari perhitungan secara matematis diatas dapat dibuat tabel secara teori
sebagai berikut :
Tabel 4.16 Amplifier Pembalik Input Negatif Secara Teori
1 Vi -0,1 -0,3 -0,5 -0,7 -1 Volt
2 Vo 1 3 5 7 10 Volt
Dari data diatas dapat kita hitung persentase kesalahannya. Persentase
kesalahan digunakan untuk menyatakan kelayakan alat untuk digunakan saat
praktek. Mencari persentase kesalahan dengan menggunakan persamaan 4.10.
berdasarkan persamaan 4.10 didapatkan persentase kesalahan sebagai berikut :
1−1,056
%kesalahan = | | 𝑥 100% = 5,6%
1
3−3.064
%kesalahan = | | 𝑥 100% = 2,1%
3
5−5,014
%kesalahan = | 5
| 𝑥 100% = 0,28%
7−7,12
%kesalahan = | 7
|𝑥 100% = 1,7%
10−10,32
%kesalahan = | 10
|𝑥 100% = 3,2%
Bisa dilihat keluaran tegangan output pada tabel secara teori dan secara
pratikum tidak jauh berbeda ini menunjukan nilai tegangan output secara pratikum
sudah sesuai dengan teori dimana tegangan output bernilai negatif karena sesuai
dengan karakteristik inverting yaitu penguat sinyal dimana sinyal outputnya
berbalik dari sinyal input. Dari perhitungan persentase kesalahan dapat dilihat
bahwa semua persentase kesalahan pada saat pratikum dibawah 10% dapat
disimpulkan bahwa alat yang digunakan saat pratikum masih layak pakai.
Seperti dalam teori penguat operasi secara ideal, arus masuk terminal
membalik dan tidak membalik adalah nol, dan tidak ada beda tegangan diantara
terminal ini. Sehingga dengan demikian Vin adalah sama tegangannya dengan
V1 terhadap virtual ground. Dengan demikian tegangan keluaran Vout akan
ditentukan sepenuhnya oleh besarnya resistansi R2 dan Rf. Pada akhirnya
rangkaian seri Rf dan R2 membentuk voltage devider (pembagi tegangan).
Dari gambar 4.15 rangkaian praktek kita bisa menghitung besar penguatan
dengan persamaan 4.8 didapatkan penguatannya sebesar :
100𝑘
Av = + 1 = 11 kali
10𝑘
Dengan mengetahui faktor penguatan (A). Besar tegangan output secara
matematis dapat kita hitung dengan persamaan 4.9. Sehingga untuk penguat tak
membalik input positif percobaan data yang didapatkan yaitu :
100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 0.1 . ( 10𝑘 + 1) = 1.1V
100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 0.3 . ( + 1)= 3.3 V
10𝑘
100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 0.5 . ( 10𝑘 + 1)= 5.5 V
100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 0.7 . ( 10𝑘 + 1)= 7.7 V
100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 1. ( 10𝑘 + 1)= 11 V
Dari perhitungan secara matematis diatas dapat dibuat tabel secara teori
sebagai berikut :
Tabel 4.18 Amplifier Tak Membalik Input Positif Secara Teori
1 Vi 0.1 0.3 0.5 0.7 1 Volt
2 Vo 1.1 3.3 5.5 7.7 11 Volt
Bisa dilihat keluaran tegangan output pada tabel secara teori dan secara
pratikum tidak jauh berbeda ini menunjukan nilai tegangan output secara pratikum
sudah sesuai dengan teori dimana tegangan output bernilai positif karena sesuai
dengan karakteristik Non - inverting itu sendiri yaitu penguat sinyal dengan
karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan
sinyal input. Faktor penguatan (A) berpegaruh dengan tegangan output sehingga
dapat disimpulkan faktor penguatan berbanding lurus dengan tegangan output.
Dari perhitungan presentase kesalahan dapat dilihat bahwa dari lima perhitungan
hanya satu yang menghasilkan hasil presentase kesalahan lebih dari 10 %. Jadi,
alat layak untuk digunakan
Bisa dilihat keluaran tegangan output pada tabel secara teori dan secara
pratikum tidak jauh berbeda ini menunjukan nilai tegangan output secara pratikum
sudah sesuai dengan teori dimana tegangan output bernilai negatif karena sesuai
dengan karakteristik non-inverting itu sendiri yaitu penguat sinyal dengan
karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan
sinyal input. Faktor penguatan (A) berpegaruh dengan tegangan output sehingga
dapat disimpulkan faktor penguatan berbanding lurus dengan tegangan output.
Dari perhitungan presentase kesalahan dapat dilihat bahwa dari lima perhitungan
hanya satu yang menghasilkan hasil presentase kesalahan lebih dari 10 %. Jadi,
alat masih layak untuk digunakan.
Jadi Amplifier tak membalik adalah penguat sinyal dengan karakteristik
dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input.
Penguat tak-membalik (non-inverting Amplifier) dapat dibangun menggunakan
penguat operasional, karena penguat operasional memang didesain untuk
penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik.
4.6.3 Voltage Follower
Pengikut tegangan biasanya didefinisikan sebagai rangkaian dengan
penguatan satu. Diantara masukan dan keluaran terdapat isolasi impedansi.
Keluaran dari Op-Amp terhubung pada masukan inverting dan tegangan masukan
dihubungkan pada masukan non inverting. Rangkaian penyangga dibangun
menggunakan penguat operasional (Op-Amp) dengan konfigurasi salah satu
inputnya digunakan sebagai jalur umpan balik secara langsung tanpa
menggunakan resistansi, sehingga nilai resistansi umpan balik adalah 0 Ohm.
Dari perhitungan secara matematis diatas dapat dibuat tabel secara teori
sebagai berikut :
Tabel 4.22 Pengikut Tegangan Input Positif
1 Vi 0.1 0.3 0.5 0.7 1 Volt
2 Vo 0.1 0.3 0.5 0.7 1 Volt
Bisa dilihat keluaran tegangan output pada tabel secara teori dan secara
pratikum tidak jauh berbeda ini menunjukan nilai tegangan output secara pratikum
sudah sesuai dengan teori. Dimana rangkaian penyangga ini adalah sebagai
penguat arus, karena pada penguat penyangga tidak memiliki penguatan
tegangan (A) atau penguatan tegangan 1 kali. Maka dapat disimpulkan pada
Voltage Follower Vin = Vout. Dari perhitungan persentase kesalahan dapat dilihat
bahwa semua persentase kesalahan pada saat pratikum dibawah 10% dapat
disimpulkan bahwa alat yang digunakan saat pratikum masih layak pakai.
Dari perhitungan secara matematis diatas dapat dibuat tabel secara teori
sebagai berikut :
Tabel 4.24 Pengikut Tegangan Input Negatif Secara Teori
1 Vi - 0.1 - 0.3 - 0.5 - 0.7 -1 Volt
Bisa dilihat keluaran tegangan output pada tabel secara teori dan secara
pratikum tidak jauh berbeda ini menunjukan nilai tegangan output secara pratikum
sudah sesuai dengan teori. Dimana rangkaian penyangga ini adalah sebagai
penguat arus, karena pada penguat penyangga tidak memiliki penguatan
tegangan (A) atau penguatan tegangan 1 kali. Maka dapat disimpulkan pada
Voltage Follower Vin = Vout. Berbeda dengan penguat penyangga positif, pada
penguat penyangga negatif ini memiliki kelemahan dengan impedansi masukan
yang menjadi rendah. Dari perhitungan persentase kesalahan dapat dilihat bahwa
dari lima kali percobaan hanya satu percobaan yang menghasilkan kesalahan
lebih dari sepuluh persen. Jadi alat masih tergolong layak untuk digunakan.
Jadi pengikut tegangan biasanya didefinisikan sebagai rangkaian dengan
penguatan satu. Diantara masukan dan keluaran terdapat isolasi impedansi.
Keluaran dari Op-Amp terhubung pada masukan inverting dan tegangan masukan
dihubungkan pada masukan non inverting. Rangkaian penyangga dibangun
menggunakan penguat operasional (Op-Amp) dengan konfigurasi salah satu
inputnya digunakan sebagai jalur umpan balik secara langsung tanpa
menggunakan resistansi, sehingga nilai resistansi umpan balik adalah 0 Ohm.
Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2,
V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2, R3.
Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena penguat
operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting). Besarnya penguatan
tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan Rf dan Resistor input
masing-masing (R1, R2, R3). Berikut merupakan tabel hasil pratikum
Tabel 4.25 Amplifier Penjumlah
V1(V) V2(V) Vout(V)
1 2 -3,037V
2 3 -5,120V
3 4 -7,010V
4 5 -9,310V
5 6 -11,120V
10𝑘 10𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ((2 . 10𝑘
)+ (3 . 10𝑘
)) =-5V
10𝑘 10𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ((3 . )+ (4 . )) =-7V
10𝑘 10𝑘
10𝑘 10𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ((4 . 10𝑘
)+ (5 . 10𝑘
)) =-9V
10𝑘 10𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ((5 . 10𝑘
)+ (6 . 10𝑘
)) = - 11 V
Dari perhitungan secara matematis diatas dapat dibuat tabel secara teori
sebagai berikut :
Tabel 4.26 Amplifier Penjumlah Secara Teori
V1 V2 Vout
1V 2𝑉 -3V
2V 3V -5V
3V 4V -7V
4V 5V -9V
5V 6V - 11 V
Bisa dilihat keluaran tegangan output pada tabel secara teori dan secara
pratikum tidak jauh berbeda ini menunjukan nilai tegangan output secara pratikum
sudah sesuai dengan teori. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai
negatif karena penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).
Dari perhitungan presentase kesalahan dapat dilihat bahwa semua persentase
kesalahan pada saat pratikum dibawah 10% dapat disimpulkan bahwa alat yang
digunakan saat pratikum masih layak pakai.
Jadi rangkaian adder atau penjumlah sinyal dengan Op-Amp adalah
konfigurasi Op-Amp sebagai penguat dengan diberikan input lebih dari satu untuk
menghasikan sinyal output yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal
input dan faktor penguatan yang ada.
4.7 Pertanyaan dan Jawaban
4.7.1 Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan OP-AMP?
2. Sebutkan fungsi dan karakteristik dari sebuah OP-AMP!
3. Buatlah symbol skematis dari sebuah OP-AMP dan sebutkan masing –
masing bagiannya!
4. Jelaskan fungsi dari masing – masing kaki OP-AMP (pada OP – AMP 741)
menurut datasheet yang anda peroleh!
5. Tentukan besarnya gain bagi Amplifier membalik dan tak membalik!
6. Bagaimana prinsif kerja dari pengikut tegangan (Voltage Follower)!
7. Bagaimana sifat-sifat op-am ideal dan hubungannya dengan Op-Amp
nyata!
8. Bagaimana hubungan tegangan input dan output dari Amplifier
penjumlah/adder!
9. Apa yang dimaksud dengan frekuensi cut-off atau putus dan berapa
besarnya gain pada kondisi ini?
10. Berapa frekuensi cut-off dari filter-filter pada percobaan yang anda lakukan
dan bandingkan hasil ini dengan perhitungan/teorinya!
4.7.2 Jawaban
1. Operasional Amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi
yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-
inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat
ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada
operasional Amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional Amplifier (Op-Amp)
merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output.
Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin output,
satu pin NC (No Connection), dan dua pin offset null. Pin offset null memungkinkan
kita untuk melakukan sedikit pengaturan terhadap arus internal di dalam IC untuk
memaksa tegangan output menjadi nol ketika kedua input bernilai nol.
5. Gain Amplifier membalik
𝑅𝑓
𝐴=−
𝑅𝑖𝑛
Gain Amplifier tak membalik
𝑅𝑓
𝐴= +1
𝑅𝑖𝑛
http://elektronika-dasar.web.id/operasional-Amplifier-Op-Amp/
(Diakses pada tanggal 27 Mei 2018 Pukul 20.03)
http://palleko.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-Amplifier.html
(Diakses pada tanggal 27 Mei 2018 Pukul 20.06)
http://elektronika-dasar.web.id/karakteristik-penguat-membalik-inverting-
Amplifier/
(Diakses pada tanggal 27 Mei 2018 Pukul 20.07)
http://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-Amplifier/
(Diakses pada tanggal 27 Mei 2018 Pukul 20.09)
http://elektronika-dasar.web.id/penguat-penyangga-pengikut-tegangan/
(Diakses pada tanggal 27 Mei 2018 Pukul 20.15)
http://elektronika-dasar.web.id/adder-penjumlah-dengan-Op-Amp/
(Diakses pada tanggal 27 Mei 2018 Pukul 20.20)
http://ilham-kn.blogspot.co.id/2013/12/penguat-Op-Amp-inverting-Op-Amp-dan-
non.html
(Diakses pada tanggal 27 Mei 2018 Pukul 20.26)
http://bsiswoyo.lecture.ub.ac.id/2012/06/teori-elektronika-penguat-operasi-tak-
membalik/
(Diakses pada tanggal 27 Mei 2018 Pukul 20.30)
http://elektronika-dasar.web.id/operasional-Amplifier-Op-Amp-sebagai-buffer/
(Diakses pada tanggal 27 Mei 2018 Pukul 20.37)
https://sendiyafernanda.wordpress.com/2014/09/07/operational-Amplifier-Op-
Amp/
(Diakses pada tanggal 27 Mei 2018 Pukul 20.40)
http://taofiq042.blogdetik.com/2011/01/19/rangkaian-filter
(Diakses pada tanggal 27 Mei 2018 Pukul 20.48)
http://gede-pasca14.web.unair.ac.id/
(Diakses pada tanggal 27 Mei 2018 Pukul 21.07)