Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, yang
memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Disebut
campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-
bagian yang berlainan. Larutan terbentuk karena komponen-komponen larutan
terdispersi menjadi atom atau molekul atau ion sehingga dapat bercampur baur.
Fase larutan biasanya dapat berwujud gas, padat, dan cair. Dan komponen dari
lautan terdiri dari 2 jenis yaiitu pelarut (solvent) dan zat telarut (solute). Pelarut
(solvent) merupakan komponen yang lebih banyak,atau komponen yang
menentukan keadaan larutan, sedangkan zat terlarut adalah komponen dengan
jumlah yang lebih sedikit (Silsia, 2014).

1.2 Tujuan Percobaan


1. Menjelaskan Berbagai Satuan Kosentrasi Larutan.
2. Mampu Membuat Larutan Pada Berbagai kosentrasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Larutan
Larutan merupakan campuran yang homogen, yaitu campuran yang
memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Apa
saja komponen dari larutan? Suatu larutan mengandung dua komponen atau lebih
yang disebut zat terlarut (solut) dan pelarut (solven). Zat terlarut merupakan
komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang
terdapat dalam jumlah banyak. Pada contoh di atas, air merupakan pelarut
sedangkan gula merupakan zat terlarut (Baroroh, 2004).
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu
larutan. apabila zat terlarut banyak sekali, sedangkan zat pelarutnya sedikit, maka
dapat dikatakan bahwa larutan itu pekat atau konsentrasinya sangat tinggi.
sebaliknya bila zat yang terlarut sedikit sedangkan pelarutnya sangat banyak,
maka dapat dikatakan bahwa larutan itu encer atau konsentrasinya sangat rendah
(Dikdasmen, 1997).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air
yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena,
minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak
disebutkan (Gunawan, 2004).
Konsentrasi dari larutan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara.
Cara-cara ini dapat dibagi dua, yaitu :
1. Massa zat terlarut dalam sejumlah massa pelarut atau larutan, dan
2. Massa zat terlarut dalam sejumlah volume larutan.
Masing-masing mempunyai keuntungan, karena konsentrasi di sini tidak
dipengaruhi temperatur (Sukardjo, 1990).
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang
sebenarnya perlu dilakukan standarisasi.standar (David, 2001).
2.2 Sifat-sifat Larutan
Sifat-sifat larutan yang berwujud cair adalah sebagai berikut :
1. Ukuran partikel 1 Ao – 10 Ao atau 10-8 – 10-7 cm, sehingga tidak dapat
dipisahkan dengan kertas saring.
2. Ada yang berwarna dan ada yang tidak bewarna.
3. Tembus cahaya/ transparan
4. Larutan berupa ion
5. Dapat dipisahkan dengan cara destilasi, yaitu pemisahan berdasarkan titik didih
Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dapat dibedakan menjadi dua kategori
yaitu:
a. Larutan elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik yang baik.
b. Larutan non elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
yang baik, sebab zat terlarut tidak terionisasi menghasilkan ion-ion bebas.
Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik atau satuan
kimia. Secara fisik, konsentrasi dapat dinyatakan dalam % (persen),serta ppm
(part per million). Sedangkan secara kimia, konsentrasi larutan dinyatakan dalam
fraksi mol (X), molar (M), molal (m),serta normal (N).

2.3 Konsentrasi Larutan


Konsentrasi dapat dinyatakan dalam berbagai cara, yaitu :
1. Persen Berat
Menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam gram larutan
gram zat terlarut
% W/W = x 100 %
gram zat terlarut + gram zat pelarut
2. Persen Volume
Menyatakan volume (ml) zat terlarut dalam volume larutan (ml)
ml zat terlarut
% V/V= x 100 %
ml zat terlarut +ml z at pelarut
3. Persen berat per volume (% W/V)
Menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 ml larutan
gram zat terlarut
% W/V =
ml larutan
4. Part per Million ( ppm ) atau Part per Billion ( ppb )
Digunakan untuk larutan yang sangat encer.
mg zat terlarut berat zat terlarut
1ppm = atau ppm = x 10-6
1l larutan berat larutan
1 mikro zat terlarut berat zat terlarut
1ppb = atau ppm = x 10-9
1 llarutan berat larutan
5. Fraksi Mol ( X )
Menyatakan jumlah mol zat terlarut atau pelarut dalam larutan.
jumla h mol A
Fraksi mol A = XA =
jumla h mil semua komponen
jumla h mol zat terlarut
Fraksi Mol Zat Terlarut =
jumla h mol zat terlarut+ jumla h mol zat pelarut
jumla h mol zat pelarut
Fraksi mol pelarut =
jumla h mol zat terlarut+ jumla h mol zat pelarut
6. Molaritas ( M )
Menyatakan jumlah mol zat terlarut per liter larutan
mol zat terlarut
M=
liter larutan
gram zat terlarut
M=
Mr x liter larutan
7. Molalitas ( m )
Menyatakan mol zat terlarut per kilogram ( 1000 gram ) pelarut
mol zat terlarut
m== x 10-6
kg pelarut
8. Normalitas (N )
Menyatakan banyaknya mol ekivalen zat terlarut dalam liter larutan
mol ekivalen zat terlarut ( EK )
N= =
Llarutan
EK = ekivalen zat terlarut (gram zat terlarut/BE)
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Pipet Ukur 1. H2SO4

2. Pipet Gondok 2. NaCL

3. Neraca Analitik 3. NaOH

4. Botol Semprot 4 Etanol

5. Kaca arloji 5. KIO3

6. Labu Ukur 6. HCL

7. Bola hisap 7 Asam Oksalat

8. Sikat Tabung Reaksi 8. Urea

9. Corong

3.2 Cara kerja


3.2.1 Membuat larutan NaCl 10 %
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemuudian
dilarutkan dengan aQuades di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.2 Membuat larutan etanol 5 %
Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian
dimasukan ke dalam labu ukur 50 ml.ditambahkan dengan aquades sampai
tanda batas.kocok sampai homogen..
3.2.3 Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr 214 gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 denganneraca nalitik,kemudian
dimasukan kedalam labu ukur 50 ml,dilarutkan dengan aquades (aquades
ditambahkan sampai tanda batas).
3.2.4 Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr 98 gram/mol)
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4dengan pipet ukur, diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
Labu ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades,kira-kira25 ml,
selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 kedalam labu ukur,selanjutnya
ditambahkan lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini
berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basah kuat yang lain.
3.2.5 Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr 36,5 gram /mol)
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCI 37 ,kemudian diencerkan dengan aquades
dalam labu ukur 50 ml,sampai tanda batas.
3.2.6 Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr H2C2O4.2 H2O 126 gram/mol)
Ditimbang 0,3151 ml gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian
diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.7 Membuat larutan 1 N NaOH (Mr 40 gram/mol)
Ditimbang 0,2 gram NaOH,kemudian diencerkan dengan aquades dalam
labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.8 Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr urea 60 gram/mol)
Ditimbang 0,1086 gram urea, diencerkan dengan aquades dalam labu ukur
50 ml sampai tanda batas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
1. Membuat Larutan NaCl 1%
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik. Kemudian dilarutkan
dengan aquads di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
2. Membuat Larutan Etanol 5%
Dipipet sebanyak 50 ml etanol absolut dengan pipet ukur. Kemudian dimasukkan
ke dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquads sampai tanda batas
3. Membuat larutan 0,01 M KIO3
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan dilarutkan dengan aquades sampai
tanda batas
4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
5. Membuat Larutan 0,1 N HCl
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur kemudian diencerkan
dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
6. Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan
dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas
7. Membuat Larutan 1 N NaOH
Ditimbang 0,2 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan
dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas
8. Membuat Larutan 1000 ppm N2 dalam Urea
Ditimbang 0,1086 gram urea dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

PERHITUNGAN
1. Membuat larutan NaCl l%
Dik : zat terlarut 0,5 g, larutan 50 ml
Dit : berapa persen berat persen/volume larutan NaCl?
gram zat terlarut
W/V = X 100 %
ml larutan
0,5 gr
= X 100 %
50 ml
=1%

2. Membuat larutan etanol 5 %


Dik : zat terlarut=2,5 ml, larutan=50 ml
Dit : Berapa persen volume larutan etanol?
Jawab :
zat ter larut
% V/V= X 100 %
pelarut
2,5
= X 100 % = 50 %
2,5 ml +50 ml

3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr 214 gram/mol)


Dik :m=0,107 gram, V=50 ml = 0,05 L
Dit : Berapa molaritas KIO3(Mr 214 gram/mol) ?
Jawab :
gram zat terlarut mol zat terlarut
n= M=
Mr z at terlarut L larutan

0,107 0,0005
n= = 0,0005 = = 0,01 M
214 0,05

4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr 98 gram /mol)


Dik : M= 0,1, Mr H2SO$= 98 gram/mol
L terlarut= 0,5 ml, L larutan= 50 ml = 0,05 L
Dit : Berapa massa H2SO4 ?
Jawab :
gram zat terlarut
M=
Mr zat terlarut x Ll arutan
0,5 gr
=
98 x 0,05
Gram zat terlarut (m) = 0,1 M

5. Membuat larutan 0,1 N HCl (Mr 36,5 gram/mol)


Dik : v zat terlarut 0,415 HCl 37 %, Mr HCl 36,5 gram/mol, L larutan 50 ml
Dit : Berapa Normalitas HCl?
Jawab :
mol ekivalen zat terlarut ( EK )
N=
Llarutan
Ek = gram zat terlarut/BE
Mr 36,5
BE = = = 36,5
n 1
Ek = 0,15355/36,5 = 0,0042
EK 0,0042
N= = = 0,08N
L larutan 0, o 5

6. Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr H2C2O4. 2 H2O. 126


gram/mol)
Dik : m zat terlarut= 0,3151 gram, Mr 126 gram/mol), L larutan= 50 ml
Dit : Berapa normalitas H2C2O4 ?
Jawab :
mol ekivalen zat terlarut ( EK )
N=
Llarutan
Ek = gram zat terlarut/BE
Mr 126
BE = = = 63,
n 2
gram zat terlarut 1
N= X
BE L larutan
0,3151 1
= X = 0,1 N
63 0,05

7. Membuat larutan 1 N NaOH (Mr 40 gram/mol)


Dik : m zat terlarut = 0,2, Mr NaOH= 40, L larutan = 50 ml = 0,05 L
Dit : Berapa Normalitas (N) NaOH ?
Jawab :
mol ekivalen zat terlarut ( EK )
N=
L larutan
Ek = gram zat terlarut/BE
Mr 40
BE = = = 40
n 1
gram zat terlarut 1
N= X
BE Llarutan
0,2 1
= X =1 N
40 0,05

8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr urea 60 gram/mol)


Dik : massa zat terlarut adalah 0,1086 gram =108,6 miligram
Mr urea = 60 gram/mol, L larutan = 50 ml = 0,05 L
Dit : Hitunglah nilai ppm Nitrogen (N2) ?
Jawab :
mg zat terlarut 108,6
Ppm = = = 2172
Liter larutan 0,05

4.2 Pembahasan
Pada percoban pertama untuk membuat larutan NaCl 1 % dengan
menimbang 0,5 gram NaCl dan melarutkannya dengan aquades.Setelah itu lalu
masukkan aquades kedalam labu ukur hingga tanda batas, lalu kita kocok – kocok
labu ukur hingga larutan homogen maka akan terbentuk larutan NaCl 1 %,Untuk
membuktikan kebenaran bahwa larutan itu 1 % atau tidak , harus diuji dengan
rumus konsentrasi larutan yaitu rumus persen berat per persen volume (%V/V).
Karena rumus persen berat per persen volume menyatakan banyaknya gram zat
terlarut dalam ml larutan maka setelah kami uji, dapat dibuktikan larutan
larutan itu sesuai dengan ketentuan yaitu larutan NaCl 1 %.
Pada percobaan kedua dipipet sebanyak 2,5 mL etanol absolut dengan
pipet tetes, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dan diencerkan
dengan aquades sampai tanda batas. Untuk membuktikan kebenaran bahwa
larutan itu memang 5 % atau tidak , harus diuji dengan rumus konsentrasi larutan
yaitu rumus persen volume , karena rumus persen volume menyatakan volume zat
terlarut dalam volume larutan maka kami mengujinya dan dibuktikan
bahwabuktikan larutan itu sesuai dengan ketentuan yaitu larutan etanol 5 %.
Pada percobaan ketiga Menimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan
neraca analitik, kemudian larutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 mL,
sampai tanda batas. Untuk membuktikan kebenaran bahwa larutan itu memiliki
0,01 Molaritas maka harus diuji dengan rumus mol per liter larutan. Dan ternyata
setelah dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan rumus, bahwa memang
benar larutan itu memiliki molaritas 0,01 M.
Pada percobaan yang keempat dipipet sebanyak 0,5 mL H2SO4 dengan
pipet tetes, kemudian masukkan ke dalam labu ukur 50 mL dan diencerkan
dengan aquades sampai tanda batas. Tuangkan 25 ml aquades ke dalm labu ukur ,
lalu ambil larutan H2SO4 dengan memakai pipet tetes lalu ukur hingga 2,5 mL lalu
teteskan kedalam labu ukur ukuran 50 mL , setelah itu untuk membuat larutan 0,1
M H2SO4 yang homogen encerkan larutan itu kembali dengan hingga tanda batas
yang ditunjukkan oleh labu ukur itu . setelah itu diamkan beberapa saat lalu
jadilah larutanlarutan 0,1 M H2SO4.Untuk membuktikan kebenaran bahwa larutan
itu memiliki 0,1 Molaritas atau tidak digunakan rumus perbandingan mol zat
terlarut dengan liter larutan, setelah dibuktikan bahwa memang benar larutan
tersebut memiliki molaritas 0,1 M.

Pada percobaan kelima kami memipet 0,415 ml HCl dan diencerkan


dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas, maka harus diuji
percobaan ini dengan membandingkan mol ekuivalen zat terlarut (EK) dengan
liter larutan, namun setelah diuji, mungkin ini ada kesalahan dalam ketentuan
larutan karena saya mendapat larutan tersebut memiliki 0,08 N.
Untuk percobaan yang keenam, kami menimbang 0,3151 gr asam oksalat
dengan menggunakan neraca analitik dan mengencerkannya dengan aquades di
dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas. Setelah kami mengujinya kami
mendapat hasil yang sama, yaitu 0,1 N, dengan cara membandingkan mol
ekuivalen zat terlarut (EK) dengan liter larutan.

Pada percobaan ketujuh, kami menimbang 0,2 gram NaOH dan


mengencerkannya dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas,
setelah kami mengujinya dengan membandingkan mol ekuivalen zat terlarut (EK)
dengan liter larutan, dan kamipun mendapat hasil yang sesuai yaitu 1N.
Pada percobaan yang terakhir, kami menimbang 0,1086 gram urea,
kemudian mengencerkannya dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda
batas. Kami memperoleh 2172 ppm.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
1. Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, yang memiliki
komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Beberapa cara
untuk menyatakan konsentrasi larutan : persen berat (% W/W), persen volume
(% V/V), Persen berat per volume (% W/V), dan part per million(ppm) dan
part per billion (ppb), fraksi mol (x), molaritas (M), molalitas (m),dan
Normalitas (N).
2. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam sejumlah tertentu
larutan

5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan ini, praktikan harus teliti untuk mengukur
suatu zat yang akan dipakai dalam percobaan. Ketika mengukur volume larutan,
sebaiknya kita menambahkan larutan yang kita buat menggunakan pipet tetes agar
didapat larutan yang memiliki volume yang lebih akurat dan tidak berlebih atau
kurang larutan yang akan dipakai. Praktikan juga harus mampu menghafal rumus-
rumus untuk menghitung suatu zat senyawa. Serta praktikan harus mengikuti
aturan praktikum dengan baik agar praktikum berjalan dengan kondusif.
DAFTAR PUSTAKA

Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarbaru.
David, W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Dikdasmen. 1997. Cara Menentukan Larutan. Medan. PT Sentosa Jaya.
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika. Surabaya.
Sukardjo. 1990. Kimia Larutan. Bandung. PT Citra Aditya Bakti.
Silsia, Devi dan Syafnil. 2014. Penuntun Praktikum kimia Anorganik.
Laboratorium Teknologi Pertanian. Universitas Bengkulu.
JAWABAN PERTANYAAN
1. 80 Gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.
Diketahui : Mr H2S04 98 g/mol
Mr Air (H2O) 18 g/mol
BJ H2SO4 1,303 g/ml
BJ air 1 g/ml
Konsentrasi H2SO4 100 %
Tanya: Persen Berat
Molalitas
Molaritas
Fraksi Mol Zat Terlarut
Fraksi mol pelarut
Penyelesaian:
a. Persen Berat
gram zat terlarut
% W= x 100 %
gram zat terlarut + gram zat pelarut
80 gr
= x 100 %
80 gr +120 gr
= 40 %

b. Molalitas
mol zat terlarut
m=
kg pelarut
80 gr /98 gr /mol
=
0.12 kg
= 6.802 mol/kg

c. Molaritas
Gr zat terlarut
Mol Zat Terlarut =
Mr zat terlarut
80 gr
=
98 gr /mol
= 0.81 mol

jumla h mol zat terlarut


d. Fraksi Mol Zat Terlarut=
jumla h mol zat terlarut+ jumla h mol zat pelarut
80 gr / 98 gr /mol
= =
80 g /98 g /mol+120 g/18 g /mol

0,81 mol
0,81+ 6,7
= 0.107

jumla h mol zat pelarut


e. Fraksi mol pelarut=
jumla h mol zat terlarut+ jumla h mol zat pelarut
120 gr /18 gr /mol 6,7 mol
= =
120 g/ 18 g/mol+ 80 g /98 g /mol 6,7 +0,81
= 0,89 mol

2. Lengkapi tabel di bawah ini :


Zat Terlarut Gram zat Mol Zat Volume Molaritas
terlarut terlarut larutan
NaNO3 25 A B 1,2
NaNO3 C D 16 L 0,023
KBr 91 E 450 ml F
KBr G 0,42 H 1,8

A. Mol zat terlarut (n) NaNO3


gram zat terlarut 25 25
= = = = 0,29
Mr zat terlarut 23+ 14+ 48 85
B. Volume larutan (V) NaNO3
molzattelarut 0,29
= = = 0,241 L
molaritas(M ) 1,2

C. Gram zat terlarut NaNO3


= mol zat terlarut x Mr zat terlaut = 0,368 x 85 = 31,28 gram

D. Mol zat terlarut (n) NaNO3


= volume larutan x molaritas = 16 x 0,023 = 0,368

E. Mol zat terlarut (n) KBr


gramzatterlarut 91
= = = 0,765
Mrzatterlarut 39+ 79,9

molzattelarut 0,765
F. M= = = 1,7 molar
volumelarutan 0,45

G. Gram zat terlarut KBr


= mol zat terlarut x Mr zat terlarut = 0,42 x 118,9 = 49,938 gram

H. Volume larutan (V) KBr


molzatterlarut 0,42
= = = 0,23 L
molaritas(M ) 1,8
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

Disusun Oleh :

Nama : ZULVAN ALZUKRI


NPM : E1G016090
Prodi : Teknologi Industri pertanian
Kelompok : 3 (TIGA)
Hari/jam : Jumat/14.00 – 15.40 WIB
Tanggal : 21 oktober 2016
Ko-Ass : Elfredi sembiring
: Syeba zamardia
Dosen : Dra. Devi Silsia,M.Si
: Drs. Syafnil,M.Si
Objek Praktikum : CARA CARA MENYATAKAN
KONSENTRASI LARUTAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

Anda mungkin juga menyukai