Anda di halaman 1dari 2

PENYEBAB LEPTOSPIROSIS

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang


disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Beberapa
jenis hewan yang dapat menjadi pembawa leptospirosis, yaitu anjing, hewan
pengerat seperti tikus, dan kelompok hewan ternak seperti sapi, serta babi.
Leptospirosis juga dapat menyerang manusia melalui kontak langsung
dengan air (air banjir, kolam, sungai, danau, atau air selokan) atau tanah yang
telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira. Leptospirosis
rentan menyerang orang-orang yang biasa berurusan dengan hewan. Jarang sekali
penyakit ini ditulari dari manusia.
Bakteri leptospira dapat masuk melalui mata, hidung, mulut, atau luka
terbuka pada kulit, terutama jika Anda sering menghabiskan waktu berada di
area, baik air maupun tanah, yang terkontaminasi bakteri ini.

GEJALA LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis memiliki gejala yang umumnya menyerupai flu, yaitu demam,
nyeri otot, dan pusing. Leptospirosis juga tidak memiliki gejala-gejala yang
signifikan sehingga sulit untuk terdiagnosis. Gejala leptospirosis umumnya
berkembang dalam waktu 1-2 minggu atau hingga satu bulan setelah penderitanya
terpapar bakteri ini dan cenderung membaik minimal dalam lima hari hingga
maksimal satu minggu setelah gejala muncul. Gejala lain yang mungkin muncul,
yaitu:
 Mual > Demam tinggi
 Muntah > Meriang
 Sakit kepala > Nyeri otot
 Sakit perut > Diare
 Ruam > Batuk
 Kulit atau area putih pada mata yang menguning
 Iritasi atau kemerahan di area mata
 Kehilangan nafsu makan
Gejala leptospirosis yang lebih berat bisa berujung kepada komplikasi yang
lebih serius, berupa pendarahan hingga gagal fungsi pada organ-organ tertentu.
Kondisi pasien secara umum akan membaik dari gejala awal yang muncul, namun
selanjutnya akan menjadi sakit kembali dan berkembang biak menjadi kondisi
yang lebih serius. Kasus leptospirosis yang memburuk ini dapat terjadi pada 1 dari
10 penderita pada 1-3 hari setelah gejala awal mereda. Jika tidak segera ditangani,
penderita dapat mengalami kerusakan otak, gagal fungsi ginjal, dan gangguan
fungsi paru-paru. Kasus ini cenderung dikenal dengan nama penyakit Weil.
Beberapa gejala yang mungkin dialami, yaitu:
 Sakit di area dada
 Napas yang pendek/kehabisan napas
 Pembengkakan pada pergelangan tangan atau kaki
 Warna kulit menguning atau bagian putih pada mata yang menguning
(penyakit kuning)
 Gejala yang menyerupai penyakit meningitis atau radang otak (ensefalitis),
seperti kejang, sakit kepala dan muntah
 Batuk darah
DIAGNOSIS LEPTOSPIROSIS
Diagnosis leptospirosis dapat dipastikan melalui gejala yang diderita,
riwayat pasien dan pemeriksaan fisik pasien. Biasanya terapi sudah mulai
diberikan jika memang sudah dicurigai leptospirosis pada tahap ini.
Pemeriksaan laboratorium biasanya dilakukan untuk mengonfirmasi
diagnosa dan menentukan derajat kerusakan organ serta derajat keparahan
komplikasi. Pemeriksaan darah dan urine untuk mengisolasi bakteri dari cairan
tubuh penderita sulit dilakukan. Oleh karena itu, tes serologi mungkin akan
dilakukan untuk membantu mengkonfirmasi diagnosa.

PENGOBATAN LEPTOSPIROSIS
Infeksi leptospirosis diobati dengan suntikan antibiotik untuk membasmi
bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat kondisi ini. Obat-
obatan antibiotik yang umumnya digunakan adalah penisilin dan tetracycline.
Antibiotik biasanya diberikan selama satu minggu dan proses pengobatan ini
harus diikuti hingga akhir demi memastikan semua bakteri hilang sehingga
mencegah kemungkinan terulangnya infeksi dari bakteri yang sama. Walau
demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan
efektivitas terapi antibotik terhadap leptospirosis.

PENCEGAHAN LEPTOSPIROSIS
Jika Anda berniat bepergian ke daerah yang memiliki angka leptospirosis
yang tinggi atau sering terlibat kontak dengan hewan secara langsung, maka Anda
memiliki risiko tertular yang lebih besar. Lakukan beberapa langkah pencegahan
berikut ini.
 Gunakan pakaian yang melindungi tubuh serta bersihkan dan tutup luka
dengan sebaik mungkin agar tidak terkena kontak langsung dengan hewan
pembawa bakteri leptospira.
 Gunakan juga pakaian yang layak saat akan berolahraga atau beraktivitas di
luar ruangan yang berisiko menimbulkan cedera atau luka ketika berada di
area yang rawan terdapat bakteri leptospira.
 Mandi setelah selesai melakukan aktivitas di lingkungan berair, terutama di
area yang berisiko.
 Jangan menyentuh bangkai hewan secara langsung.
 Gunakan sarung tangan ketika berniat membersihkan urine atau kotoran
hewan yang diduga terinfeksi bakteri leptospira.
 Biasakan mencuci tangan setelah terlibat kontak dengan hewan yang
terinfeksi leptospirosis.
 Bersihkan permukaan yang terkena urine atau kotoran hewan yang terinfeksi
leptospirosis dengan larutan pembersih antibakteri atau campuran air dan
pemutih dengan perbandingan volume air dan pembersih sebanyak 10:1.
 Waspadai air yang akan diminum, pastikan kemasan air tertutup dan tersegel
dengan baik atau air sudah direbus sebelumnya.
 Vaksinasi hewan piaraan atau ternak Anda agar terhindar dari leptospirosis.

Anda mungkin juga menyukai