Anda di halaman 1dari 4

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE

Ethical Issues in Human Resource Management


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

DISUSUN OLEH :

Ica Damayanti (55117120114)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2018
FORUM

PT Indosat Tbk.

PT Indosat Tbk. telah dijual oleh Asia Mobile Holding Pte.Ltd kepada Qatar Telecom. Asia
Mobile merupakan anak perusahaan Temasek Holding. Perusahaan itu merupakan kongsi yang
didirikan oleh Qatar Telecom dan Singapore Technologies Telemedia dan mayoritas saham
kepemilikannya (75 persen) dimiliki Singapore Technologies Telemedia. Dengan pembelian
seluruh saham Asia Mobile oleh Qatar Telecom (40,8 persen), maka Temasek Holding tidak
memiliki keterlibatan di Indosat. Dari akuisisi itu, Asia Mobil menangguk untung hingga Rp 16
triliun lebih.

Mereka sejak awal sudah paham, bisnis telekomunikasi adalah bisnis masa depan, yang tak
akan segera padam bahkan bisa bertahan lama. Maka ketika Pemerintah Republik Indonesia di
zaman Presiden Megawati melalui Menteri BUMN Laksamana Sukardi menjual Indosat dengan
alasan penyehatan, Temasek menyambar kesempatan itu tanpa syarat. Harga Rp 5 triliun yang
oleh beberapa kalangan dikatakan terlalu murah saat itu tak digubris oleh Laksamana dan tentu
saja dibayar oleh Temasek. Sejak itu, separuh kepemilikan Indosat dikantongi oleh Temasek.
Sebelum itu Temasek juga sudah membeli saham PT telkomsel Tbk.

Kejadian pada penjualan Indosat itu seharusnya menyadarkan pemerintah yang sekarang,
bahwa menjual BUMN strategis bukanlah pekerjaan mendesak apalagi sebuah keharusan.
Banyak pemerintah di dunia ini memiliki BUMN yang strategis dan bagus karena memang ada
kemauan dari pemerintahannya untuk membuat bagus. Negara ini butuh BUMN yang
meminjam istilah Renald Kasali, bisa menjadi powerhouse, seperti halnya setiap negara
memilikinya. Bagi profesional yang bekerja BUMN, kasus Indosat seharusnya juga menjadi
cambuk, untuk antara lain mengelola BUMN secara profesional, tidak bersedia diintervensi oleh
pemerintah dan parlemen, dan memangkas biaya ekonomi tinggi dan perilaku tidak efisien.

PT. Freeport

Kedatangan PT. Freeport Indonesia di Mimika, Papua telah membawa perubahan yangcukup
besar bagi kehidupan masyarakat Papua pada umumnya dan masyarakat sukuKamoro pada
khususnya. Perubahan yang cukup besar tersebut dapat dilihat dari kehadiranPT. Freeport
telah menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial ini timbuldikarenakan Freeport
gagal dalam menepati janji untuk mensejahterakan hidup masyarakatSuku Kamoro dan Suku
Amungme, (yang merupakan penduduk asli Papua
dimana perusahaan ini melakukan penambangan).

Menurut data Freeport tahun 2005, hanya 20%dari tenaga kerja tambang yang berasal dari
Papua. Kebanyakan dari mereka bukanmerupakan suku asli pemilik tanah dataran tinggi (Suku
Amungme) dan dataran rendah(Suku Kamoro) sekitar situs tambang. Hal yang lebih
mencengangkan adalah jumlah pekerjatambang yang berasal dari Suku Kamoro, yang
merupakan pemilik tradisional dari tanah didataran rendah, yang harus menerima dampak
teberat akibat operasional tambang tersebut bagi sumber daya alam, produktif mereka hanya
dipekerjakan dalam jumlah yang sedikit.

Kehadiran perusahaan berskala internasional yang telah mengeksploitasi kekayaanalam Papua


ini beresiko tinggi terhadap lingkungan hidup. Karena sifat perusahaannyamengorbankan aspek
lingkungan hidup demi keberlangsungan kegiatan operasional perusahaan. Dimulai dari adanya
tindakan penebangan pohon untuk keperluan konstruksi, penggundulan hutan sampai pada
pembuangan limbah sisa hasil ekstraksi kedalam badansungai.Hal ini secara tidak langsung
telah mengacam kelestarian lingkungan hidup sekitar.Seiring dengan perkembangan
pembangunan dan perkembangan masyarakat semakinsadar akan hak-haknya, diantaranya
hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat (right toa decent environment). Dengan
keuntungan yang sedemikian besar, masyarakat Papua(khususnya suku Kamoro) yang terkena
dampaknya, sudah sewajarnya menuntut perhatian perusahaan untuk memberikan jaminan dan
pembagian keuntungan, baik itu dalam bentuk peningkatan kesejahteraan hidup bahkan
perbaikan kondisi sosial serta kelestarianlingkungan hidup yang mengalami perubahan besar
akibat kegiatan operasionalisasi tambang emas dan tembaga melalui kegiatan CSRnya. Karena
semangat pembangunan sendiri ditujukan untuk kepentingan rakyat dan dipergunakam
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, sesuai dengan bunyi pasal 33 ayat 3 UUD 1945:
“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat”.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di rapat kerja dengan
Komisi VII, Jakarta, mengatakan bahwa perundingan antara pemerintah dan PT Freeport
Indonesia terus berlangsung. Informasi terakhir, Ignasius Jonan, menyatakan Freeport sudah
bersedia mengubah status Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus
(IUPK). Dengan demikian Freeport bisa melakukan ekspor konsentrat lagi, dan operasinya bisa
berlanjut, setelah sebelumnya pemerintah melarang PT Freeport melakukan ekspor konsentrat.
Hingga kini, negosiasi antar pemerintah dan PT Freeport terus dilakukan. Termasuk salah
satunya divestasi saham hingga 51%. Meski keputusan divestasi saham 51% kepada
pemerintah ini belum bulat, pemerintah memiliki tawaran yang kuat. Pasalnya kepastian
perpanjangan kontrak Freeport di Indonesia yang akan habis 2021 akan diberikan pemerintah,
hanya jika Freeport tunduk pada peraturan pemerintah. keuntungan jika Freeport telah sepakat
melepas 51 saham ke pemerintah:

1. Memperkuat kontrol atas sumber daya alam di Indonesia


2. Memakmurkan suku dan pemerintah daerah Papua
3. Penegakan hukum untuk Freeport
4. Menujukkan Indonesia sebagai negara berdaulat
Meningkatkan pendapatan negara.

Irwan Khoiruddin, 2017. https://www.brilio.net/ekonomi/freeport-lepas-51-saham-ke-pemerintah-


ini-5-keuntungan-indonesia-170403m.html (diakses pada tanggal, 13 Oktober 2018)
Rusdi Mathari, 2014. https://pojanwibawa.wordpress.com/tag/awal-mula-indosat-di-jual/ (
diakses pada tanggal, 13 Oktober 2018. 12.00)

https://www.academia.edu/35965184/DAMPAK_BURUK_AKTIVITAS_PERTAMBANGAN_PT._
FREEPORT_INDONESIA

QUIZ

Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipe sumber
daya, seperti Finansial, Fisik, Manusia dan Kemampuan Teknologi. Sumber daya finansial
merupakan salah satu unsur penting dalam rangka membentuk perusahaan yang maju dan
terus berkembang karena berhubungan dengan saham yang merupakan modal utama dalam
membangun sebuah perusahaan dan mengembangkan serta melanjutkan perusahaan tersebut.

Etika adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab. Etika manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai ilmu yang
menerapkan prinsip-prinsip etika tehadap hubungan dengan sumber daya manusia dan
kegiataannya.

PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan


Copper & Gold Inc. PTFI menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih
yang mengandung tembaga, emas dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten
Mimika Provinsi Papua, Indonesia. Kami memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga,
emas dan perak ke seluruh penjuru dunia. PT Freeport Indonesia merupakan jenis perusahaan
multinasional (MNC),yaitu perusahaan internasional atau transnasional yang berkantor pusat di
satu negara tetapi kantor cabang di berbagai negara maju dan berkembang.
Contoh kasus pelanggaran etika yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia :
Mogoknya hampir seluruh pekerja PT Freeport Indonesia (FI) disebabkan perbedaan
indeks standar gaji yang diterapkan oleh manajemen pada operasional Freeport di seluruh
dunia. Pekerja Freeport di Indonesia diketahui mendapatkan gaji lebih rendah daripada pekerja
Freeport di negara lain untuk level jabatan yang sama. Gaji sekarang per jam USD 1,5–USD 3.
Padahal, bandingan gaji di negara lain mencapai USD 15–USD 35 per jam. Sejauh ini,
perundingannya masih menemui jalan buntu. Manajemen Freeport bersikeras menolak tuntutan
pekerja, entah apa dasar pertimbangannya.

Hapzi Ali, 2016. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana.

Ana solikhatun, 2016. http://anasolikhatun.blogspot.com/2016/10/norma-dan-etika-dalam-


manajemen-sumber.html (diakses pada tanggal 14 Oktober 2018)

Anda mungkin juga menyukai