Anda di halaman 1dari 4

Kasus

Bisnis Ground Handling

1. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN


PT. Garda Angkasa merupakan ground handling patungan yang didirikan pada tanggal 26
Januari 1998 oleh BUMN yaitu PT. Garuda Indonesia, PT. Angkasa Pura, sehingga PT. Garda
Angkasa adalah Anak Perusahaan dari BUMN yang 100% sahamnya dimiliki oleh pemerintah,
namun statusnya bukan sebagai BUMN, meski cara kerja yang masih orientasi PNS (peg
negeri sipil), manajemen msh perlu perbaikan dan program customer retention yg perlu
perhatian.
Hampir 90% sumber daya manusia dan peralatan Ground Support Equipment (GSE) tersebut
berasal dari Garuda Indonesia, yang sdh berusia 17 tahun, karena pada dasarnya bisnis ground
handling berpindah dari Garuda Indonesia kepada Garda Angkasa.
Garda Angkasa sebagai perusahaan patungan mempunyai beberapa macam status
kepegawaian, yaitu:
 Pegawai Tetap (pengalihan dari Garuda)
 Pegawai Tetap rekrutmen oleh Garda
 Pegawai Perbantuan dari Angkasa Pura
 Pegawai Kontrak (pekerja perusahaan)
Dengan demikian perilaku organisasi (budaya perusahaan) yang dibutuhkan merupakan
gabungan perilaku organisasi dari perusahaan asalnya, sehingga diperlukan pemahaman
bersama tentang budaya perusahaan yang paling tepat untuk ketiga corak budaya perusahaan
induk agar dapat menjadi perekat bagi seluruh unsur di dalam organisasi serta merupakan
suatu ciri khas yang membedakan perusahaan ini dengan pesaingnya, sehingga mencapai
keunggulan kompetitifnya.

2. VISI DAN MISI PERUSAHAAN

Visi Perusahaan
VISI PT. Garda Angkasa yang telah ditetapkan oleh para pemegang saham adalah Menjadi
salah satu perusahaan ground handling terbaik di Asia, diharapkan akan berkembang
menjadi suatu perusahaan ground handling yang sejajar dengan perusahaan-perusahaan
ground handling lain di kawasan Asia yang telah memiliki reputasi internasional.
Pemahaman sebagai salah satu perusahaan ground handling terbaik Asia tidak hanya berdasar
kepada aspek operasional saja seperti: tidak ada delay keberangkatan pesawat ataupun tidak
terjadi kecelakaan dengan pesawat ground handling ataupun bagasi penumpang diterima
dengan baik, lengkap, tidak rusak dan pada waktu yang tepat di stasiun yang dituju oleh
penumpang tersebut; tetapi juga mampu bersaing dan dapat diandalkan dari aspek keuangan
seperti operating rasio, profitabilitas, dlsnya; aspek pemasaran seperti market share, kinerja
pelayanan terhadap masing-masing customer yang selalu menunjukkan hasil yang
memuaskan: aspek perawatan peralatan di mana tingkat serviceability yang tinggi, penampilan
peralatan yang cemerlang dan lain sebagainya.
Sedangkan pesaing utama yaitu PT.JAS dengan peralatan serba baru,yang dimiliki oleh swasta
murni mampu menunjukkan kinerjanya sehingga mampu bersaing malayani maskapai
penerbangan asing, dengan promosi gencar dan harga bersaing. Pesaing lain adalah
Kokapura, Koperasi karyawan bandara, kecil namun solid karena mereka adalah karyawan
pengelola bandara.

Misi Perusahaan
1. Berperan serta dalam membentuk sinergi bisnis perusahaan pemegang saham.
2. Memberi kontribusi positif dalam integrasi bisnis jasa penerbangan nasional
3. Meraih laba dan pertumbuhan
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan stakeholders
Bagi suatu perusahaan MISI diperlukan untuk menyamakan persepsi, menjamin adanya
kesamaan tujuan dalam organisasi dan mempertegas tujuan perusahaan agar seluruh sumber
dayanya dapat dikelola dengan baik.

3. KARAKTERISTIK
Produk perusahaan saat ini adalah jasa ground handling, dimana bagi suatu airlines bahwa
aktivitas ground handling merupakan pre-flight dan post-flight dari suatu penerbangan. Jadi
pada setiap penerbangan pasti memerlukan jasa ground handling hanya saja ada lingkup
kegiatannya dapat saja berbeda pada masing-masing penerbangan, yaitu tergantung
kebutuhan masing-masing penerbangan, yaitu tergantung kebutuhan masing-masing airlines.
Kegiatan ground handling adalah merupakan kegiatan pendukung jasa penerbangan di suatu
bandara, yaitu pelayanan kepada penumpang, bagasi, kargo serta pelayanan kepada
pesawatnya itu sendiri.

Bagi suatu airline, performansi pre-flight dan post-flight ini sangat menentukan, karena sangat
berpengaruh langsung kepada penumpangnya sehingga citra dari suatu airline sangat
ditentukan oleh kinerja pelayanan ground handling ini.
Sesuai dengan standard International Air Transport Association (IATA), maka ground handling
pada suatu penerbangan, pre flight dan post flight meliputi kegiatan sbb:
1. Section 1. Representation and Accomodation
2. Section 2. Load Control and communications
3. Section 3. Unit Load device control
4. Section 4. Passenger & Baggage
5. Section 5. Cargo and Post Office Mail
6. Section 6. Ramp
7. Section 7. Aircraft Servicing
8. Section 8. Fuel and Oil
9. Section 9. A/C Line Maintenance
10. Section 10. Flight Operation and Crew
11. Section Administration
12. Section 11. Surface transport
13. Section 12. Catering Service
14. Section 13. Supervision and Administration
14. Security
Produk PT. Garda Angkasa tersebut meliputi dua kegiatan pokok, yaitu:
▪ Produk Pokok (section 1-section 14). Seperti: Passenger Handling, baggage Handling,
Ramp Handling, Technical Handling dan Cargo/Warehouse Handling.
▪ Produk Pendukung, seperti: VIP Lounge dan sebagai kolektor PSC (Passenger Services
Charges). Area kerja atau bandara yang sudah dilayani oleh PT. Garda Angkasa yang
meliputi Bandara di Cengkareng, denpasar, Surabaya, Medan, Makassar, Yogyakarta,
Balikpapan, Banda Aceh, Padang, Pekan Baru, Palembang, Halim Perdanakusumah,
Semarang, Solo, Banjarmasin, Pontianak, Menado, Selaparang, Biak dan Jayapura.
Sedangkan customer menginginkan semua produk itu ada dalam satu pelayanan, sehingga
maskapai penerbangan mengajukan operasionalisasi Groundhandling sendiri. Sementara
pemerintah mengijinkan swasta asing masuk tanpa batasan kepemilikan.
Penghargaan dan sertifikat
Selama kurun waktu 1998 sampai dengan 2012 PT. Garda telah memperoleh penghargaan
dalam peningkatan hal pelayanan baik dari perusahaan penerbangan maupun pengelola
bandara. Penghargaan diperoleh dari perusahaan penerbangan KLM, JAL, Qantas, Silk Air,
Amlaysia Airline, Continental, maupun Garuda Indonesia, sedangkan dari pengelola bandara
berasal dari PT. Angkasa Pura di Cengkareng. Sertifikat yang diperoleh adalah:
▪ AHS 1000 IATA
▪ Approved Maintanance Organization (AMO)
▪ ISO 9001:2000 untuk kantor pusat, CGK, dan SUB

4. SASARAN PERUSAHAAN
Sasaran Perusahaan
Sasaran perusahaan yang diharapkan dapat dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah:
1. Mencapai Gross Profit Margin 20%
2. Meningkatkan ROI setiap tahun minimal 2%
3. Mencapai sasaran operasional tiap tahun
4. Meningkatkan pangsa pasar dari 49% menjadi 60% pada tahun 2012
5. Membuka 5 (lima) kantor perwakilan baru
6. Melakukan program peremajaan GSE mencapai 100% pada akhir tahun 2012
7. Mencapai sasaran administrasi tiap tahun
8. Membuat Sistem Informasi on line di seluruh cabang dan kantor pusat pada tahun 2012
9. Meningkatkan produktifitas sumber daya manusia dari 27 flight/employee menjadi 44
flight/employee

5. ORGANISASI PT. GARDA ANGKASA


Lingkup wilayah usaha PT. Garda Angkasa yang terdaftar sebgai anggota IATA, meliputi Kantor
Pusat Jakarta dan Cabang di banyak bandara di bawah ini, tentu harus dengan adaptasi yang
baik terhadap adanya regulasi yang berbeda karena OTODA.
1. Cabang Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh
2. Cabang Bandara Polonia Medan
3. Cabang Bandara Tabing Padang
4. Cabang Bandara Syarif kasim II Pekan Baru
5. Cabang Bandara Sutan Mahmud Badaruddin Palembang
6. Cabang Bandara Halim Perdanakusuma
7. Cabang Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng
8. Cabang Bandara Adi Sumarmo Solo
9. Cabang Bandara Achmad Yani Semarang
10. Cabang Bandara Adisutjipto Yogyakarta
11. Cabang Bandara Juanda Surabaya
12. Cabang Bandara Ngurah Rai Denpasar
13. Cabang Bandara Selaparang Mataram
14. Cabang Bandara Samsudin Noor Banjarmasin
15. Cabang Bandara Hasanuddin Makassar
16. Cabang Bandara Supadio Pontianak
17. Cabang Bandara Sam Ratulangi Manado
18. Cabang Bandara Sepinggan Balikpapan
19. Cabang Bandara Sentani Jayapura
20. Cabang Bandara Frans Kaisiepo Biak

PERTANYAAN

a. Saudara jelaskan karakteristik Produk/Bisnis Jasa Ground Handling tersebut.


b. Lakukan analisis eksternal dengan menggunakan Porter’s Five Forces Model.
c. Lakukan analisis internal dengan menggunakan Teori Resource-Based View (RBV).
d. Lakukan pemetaan perusahaan, melalui Analisis SWOT dengan membuat SWOT

Anda mungkin juga menyukai