Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOLOGI

“PENGARUH KERAPATAN TANAMAN TERHADAP


TUMBUHAN SEJENIS PADA TANAMAN KEDELAI”
TAHUN 2015-2016

DOSEN PENGAMPU :
IDA SUGENG SUYANI,SP,MP
NIS.840.360.134

DISUSUN OLEH :
1. INDRA YULIANTOKO PUTRA 15.141.0009
2. DWI SYAHRONI 15.141.0013
3. ALFIAN HIDAYATULLAH 15.141.0015
4. CANDRA DANDI CAHYADI 15.141.0041

Program Agroteknologi
Universitas Panca Marga Kabupaten Probolinggo
Jalan Yos Sudarso Pabean Dringu Kabupaten Probolinggo
Telp.(0335) 422715 Fax.(0335) 427923
Email :baak@upm.ac.id – Website : www.upm.ac.id
Kabupaten Probolinggo
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum agroekologi tentang “PENGARUH
KERAPATAN TANAMAN TERHADAP TUMBUHAN SEJENIS PADA TANAMAN KEDELAI” ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Ida Sugeng
Suyani,SP,MP. selaku Dosen mata kuliah Praktikum agroekologi di Universitas Panca Marga Probolinggo
yang telah memberikan tugas praktikum ini kepada kami.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai interspesifik . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan laporan praktikum yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan praktikum sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Probolinggo , 16 Desember 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Apabila ditinjau dari segi proses alam. Manusia, seperti halnya makhluk-makhluk hidup
lainnya selalu berinteraksi dengan lingkungannya, demikian juga interaksi yang terjadi antar setiap
organisme dengan lingkungannya merupakan proses yang tidak sederhana melainkan suatu proses
yang kompleks. Karena didalam lingkungan hidup terdapat banyak komponen yang disebut
komponen lingkungan (Soemarwoto, 1983). Berdasarkan konsep dasar pengetahuan ekologi,
komponen lingkunganyang dimaksud tersebut juga dinamakan komponen ekologi karena setiap
komponen lingkungan tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dan saling memengaruhi
baiksecara langsung maupun tidak langsung (Odum, 1993) .
Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling berinteraksi antar satu
spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi positif yang saling
menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti kompetisi. Kompetisi tumbuhan dalam suatu
spesies mampu di liat pada jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang paling keras
terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat
jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi
pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Makhluk hidup dalam mempertahankan hidupnya memerlukan komponen lain yang terdapat
dilingkungannya. Misalnya udara dan air yang sangat mereka perlukan untuk bernafas dan minum
dan kebutuhan lainnya. Seperti oksigen yang dihirup oleh hewan dari udara untuk pernafasan,
sebagian besar berasal dari tumbuhan yang melakukan proses fotosintesis. Sebaliknya,
karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan oleh hewan digunakan oleh tumbuhan untuk proses
fotosintesis. Proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan selain memanfaatkan karbondioksida,
juga memerlukan bahan-bahan lainnya yang diperlukan oleh tumbuhan untuk proses tumbuh dan
berkembang. Seperti energi dari radiasi matahari, air dan zat-zat hara.
Salah satu bentuk interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau antara satu individu
dengan individu lain adalah bersifat persaingan (kompetisi). Persaingan terjadi bila kedua individu
mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan
kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau
menghambat pertumbuhan individu-individu yang terlibat.
Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama (intraspesific
competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific competition).
Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih
buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda. Sarana pertumbuhan yang
sering menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya,
karbon dioksida, dan ruang. Persaingan terhadap air dan nutrisi umumnya lebih berat karena terjadi
pada waktu yang lebih awal. Faktor utama yang mempengaruh persaingan antar jenis tanaman yang
sama diantaranya kerapatan. Pengaruh persaingan dapat terlihat pada laju pertumbuhan (misalnya
tinggi tanaman dan diameter batang), warna daun atau kandungan klorofil, serta komponen dan daya
hasil.
Beberapa waktu terakhir, berbagai upaya memaksimalkan hasil tanaman budidaya telah
banyak dilakaukan. Upaya-upaya tersebut dapat berupa penggunaan bibit unggul atau mengatur jarak
tanam. Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang nantinya
akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan cahaya matahari. Jika hal
tersebut tidak diatur dengan baik, hasil tanaman akan ikut terpengaruh. Jarak tanam rapat akan
mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik inter maupun intraspesies. Beberapa penelitian
tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman
tersebut dan secara nyata akan berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun dan
pertumbuhan tanaman (Budiastuti , 2009).
Mengingat pentingnya mengengetahui jarak tanaman ideal untuk pertumbuhan tanaman ini,
maka dilakukan praktikum tentang kompetisi yang terjadi pada tanaman yang sejenis maupun yang
berbeda spesies. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya pengamatan kompetisi pada
tanaman ini.

1.2 Manfaat dan Tujuan


Manfaat dan tujuan dilaksankannya praktikum pengaruh kerapatan tanaman terhadap
tumbuhan sejenis ini adalah agar mahasiswa mampu untuk mengetahui pengaruh kompetisi
interspesifik terhadap pertumbuhan yang sejenis pada tanaman kedelai .

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons tanaman sebagai akibat
faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
disini terlihat bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya.Begitu pula biasanya vegetasi yang
tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu.Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja
yang dapat hidup berdampingan.Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak
disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan
allelopat (Irwan,2007).

Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman misalnya untuk keperluan estetika, perlu diketahui bahwa
hubungan sesama tanaman tertentu memerlukan bantuan tanaman tertentu pula, misalnya untuk perlindungan.
Tumbuh-tumbuhan dapat mengahasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain.
Senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang ada disekitarnya (Irwan,2007). Ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya hubungan sesama tanaman yaitu:

 Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber daya lainnya yang terbatas
seperti sinar matahari, unsur hara, dan air.Kompetisi ini disebut juga alelospoli.

 Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa kimia yang dapat
mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut disebut allelopat.

 Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dap[at mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak sebagai tuan rumah atau inang (Irwan,2007).

Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang
bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu
penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002) kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang
berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan
antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik.

Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling
memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak
negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut,
contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).

Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai sumber yang
diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan
permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing
berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba
menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan
bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton,1990).

Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi
diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi
dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama.
Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi
pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan
dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal
tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles ) .Kompetisi dalam suatu
komunitas dibagi menjadi dua , yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau exploitative
competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas Inferensi
(inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian
pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai
dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain.
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan
sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara individu yang berbeda
jenis.Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan
persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik .
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya,
dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya
alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar
matahari, dan lain – lain (Setiadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam
individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi.Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di
maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).

Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk menggambarkan adanya
persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan intraspesifik terdiri atas :

1. Persaingan aktivitas

2. Persaingan sumber daya alam

Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya secara bebas di kendalikan oleh hal –
hal sebagai berikut:

1. Perbedaan unsur hara

2. Perbedaan sebab – sebab kematian

3. Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun

4. Kepekaan terhadap faktor – faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang berbeda.

Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :

1. Jenis tanaman

Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis.Misalnya adalah
pada tanaman ilalang yang memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam
memperebutkan unsure hara.

2. Kepadatan tumbuhan

Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini
karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.

3. Penyebaran tanaman

Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas).Tanaman
yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang
menyebar dengan rimpang.

Adanya lebih dari satu spesies dalam suatu habitat menaikkan ketahanan lingkungan kapan pun spesies lain
bersaing secara serius dengan spesies pertama untuk beberapa sumber penting, hambatan pertumbuhan terjadi
dalam kedua spesies. Hukum Gause menyatakan bahwa tidak ada spesies dapat secara tak terbatas menghuni
tempat yang sama secara serentak. Salah satu dari spesies-spesies itu akan hilang atau setiap spesies menjadi makin
bertambah efisien dalam memanfaatkan atau mengolah bagian dari lahan tersebut, dengan demikian keduanya akan
mencapai keseimbangan. Dalam situasi terakhir, persaingan interspesifik berkurang karena setiap spesies menghuni
suatu lahan mikro yang terpisah (Michael, 1994).

Persaingan diantara tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi lingkungan. Di dalam tanah,
sistem-sistem akan bersaing untuk mendapatkan air dan bahan makanan, dan karena mereka tak bergerak, ruang
menjadi faktor yang penting. Di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi mengurangi jumlah sinar yang mencapai
tumbuhan yang lebih rendah dan memodifikasi suhu, kelembapan serta aliran udara pada permukaan tanah
(Michael, 1994).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum pengaruh kerapatan tanaman terhadap tumbuhan sejenis pada tanaman kedelai
dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Rabu , 21 Oktober 2015 – 16 Desember 2015
Waktu : 10.30 s/d 12.30 WIB
Tempat : Ruang 19 dan Laboraturium di Universitas Panca Marga, Fakultas Pertanian ,
Kabupaten Probolinggo

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang diperlukan antara lain:
1. Alat tulis
2. Penggaris
3. Lembar kerja
4. Biji kedelai
5. Polibek berdiameter 30cm
6. Alat ukur (meteran)
7. Label nama
8. Tanah dan pupuk 2:1

3.3 Cara Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Sediakan polibek berdiameter 30 cm sejumlah 1
3. Mengisi polibek dengan tanah dan pupuk 2:1
4. Memilih benih yang baik
5. Menanam 4 buah benih kedelai didalam polibek
6. Menyirami setiap hari sampai berumur 6 minggu
7. Membandingkan pertumbuhan tinggi tanaman pada setiap jenis tanaman yang memiliki kerapatan
berbeda
8. Menyiapkan lembar kerja dan membuat tabel dengan format No, Minggu ke , Tinggi tanaman
(kedelai 1,kedelai 2,kedelai 3 dan kedelai 4 )
9. Lakukan pengamatan sesuai lembar kerja .

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


Data pengamatan pengaruh kerapatan tanaman terhadap tumbuhan sejenis pada tanaman
kedelai atau data praktikum tentang intraspesifik (persaingan antar tanaman sejenis ) .
Tinggi Tanaman (cm)
No Minggu Ke
Kedelai 1 Kedelai 2 Kedelai 3 Kedelai 4

1 I 17 27 0 28

2 II 0 27 0 29

3 III 0 27,5 0 30

4 IV 0 28 0 31

5 V 0 29 0 32

6 VI 0 31 0 33

7 VII 0 32 0 33,5

8 VIII 0 35 0 34

Jumlah 17 236,5 0 250,5

Rata-Rata 2,125 29,5625 0 31,3125

4.2 Pembahasan
Telah dilakukan percobaan persaingan intraspesifik tanaman dengan penanaman kedelai dengan
jumlah 4(empat). Penanaman dilakukan pada satu polibek dengan dilakukan perlakuan yang sama pada
empat kedelai yaitu dengan penjagaan kelembapan , oksigen , suhu , air , udara dan cahaya . Percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman antara tanaman yang bersaing dengan
tanaman sejenis.Pemberian pupuk dilakukan pada dosis yang sama sehingga diharapkan tidak terjadi
perbedaan pertumbuhan tanaman karena pengaruh dosis pupuk.
Dalam percobaan ini empat bibit yang ditanam pada satu polibek sudah memiliki berbagai
perbedaan ukuran dan tinggi tanaman antara benih yang satu dengan benih yang lain sehingga saat kedelai
tumbuh dalam satu polibek terjadi perbedaan ukuran yang bervariasi antara tanaman kedelai satu dengan
kedelai yang lainnya.Pengamatan percobaan dilakukan dengan pencatatan tinggi kedelai setiap minggunya
untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman.Dari praktikum yang dilakukan didapatkan data tinggi
tanaman, dengan perbedaan hasil antara 4 tanaman kedelai . Dari data tinggi tanaman yang didapatkan
dapat dilihat bahwa interval tinggi tanaman setiap minggunya pada tanaman kedelai.Dari data yang
diperoleh dapat dilihat laju pertumbuhan disetiap minggunya sehingga perbedaan kondisi awal bibit dapat
teratasi dengan melakukan pengamatan pertumbuhan disetiap minggunya.Dari satu polibek yang
diperlakukan yang sama pada keempat kedelai rata-rata tinggi tanaman kedelai 1 sebesar 2,125 cm ,
sedangkan pada kedelai 2 rata-rata tinggi tanaman sebesar 29,5625 cm , kemudian kedelai 3 rata-rata tinggi
tanaman sebesar 0 cm (tidak mengalami pertumbuhan ) dan kedelai 4 rata-rata tinggi tanaman sebesar
31,3125 cm . dari variable tinggi tanaman tersebut sudah membuktikan bahwa pada tanaman yang terjadi
persaingan interspesifik terjadi tidak pertumbuhan tanaman kedelai 3 karena terjadi persaingan antara
tanaman satu dengan kedelai yang lainnya .
Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa pada tanaman yang terjadi persaingan dengan
tanaman lain pertumbuhannya lebih lambat dan tidak bisa tumbuh karena pada tanaman yang bersaing
dengan tanaman kedelai yang lain dikarenakan tanaman tersebut terjadi perebutan unsure hara.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum , kami dapat menyimpulkan bahwa :
 Tanaman kedelai 4 yang memenangkan persaingan perebutan unsur hara antara tanaman
kedelai 1,kedelai 2 dan kedelai 3
 Tanaman kedelai 3 yang kalah dalam persaiangan perebutan unsur hara antara tanaman
kedelai 1 , kedelai 2 dan kedelai 4
 Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin terhambat dan tidak
bisa tumbuh karena persaingan mendapatkan unsur hara dari tanah yang semakin ketat
 Cepat atau lambatnya tumbuhan pada tanaman juga berpengaruh terhadap menangnya suatu
tanaman dalam berkompetisi.

DAFTAR PUSTAKA
 http://ACARA%20II%20PERSAINGAN%20INTERSPESIFIK%20TANAMAN%20(%20ANTAR
%20TANAMAN%20BEDA%20JENIS%20)%20«%20U_Miia04%20'Blog.html
 http://Persaingan%20Interspesifik%20Dan%20Intraspesifik%20~%20Scientific%20Comunity.html
 http://bhimashraf.blogspot.com/2010/10/kompetisi-interspesifik.html

Anda mungkin juga menyukai